Nama: Agnes Yuhestifiani
NPM: 2213031045
A. Petani Cabai di Jawa Barat
Petani cabai di Jawa Barat beroperasi dalam struktur pasar persaingan sempurna. Ribuan petani memproduksi komoditas yang bersifat homogen, yaitu cabai segar, tanpa diferensiasi produk yang signifikan. Mereka tidak memiliki kekuatan untuk menetapkan harga karena harga ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan permintaan dan penawaran. Informasi pasar relatif terbuka, dan hambatan masuk rendah, sehingga siapa pun dapat menjadi produsen. Kelebihan dari struktur ini adalah efisiensi harga dan keterbukaan akses pasar, namun kelemahannya terletak pada rendahnya daya tawar petani, fluktuasi harga yang tajam, dan ketidakstabilan pendapatan. Dalam jangka panjang, jika terjadi konsolidasi usaha, penguasaan distribusi oleh korporasi besar, atau diferensiasi produk melalui teknologi dan branding, sektor ini berpotensi bergeser menjadi pasar oligopoli. Proses ini dapat terjadi melalui integrasi vertikal, penguasaan rantai pasok, dan dominasi platform digital oleh segelintir entitas.
B. PT PLN (Persero) sebagai Penyedia Listrik Nasional
PT PLN (Persero) beroperasi dalam struktur pasar monopoli alami. Sebagai satu-satunya penyedia listrik di sebagian besar wilayah Indonesia, PLN memiliki kontrol penuh atas produksi, distribusi, dan penetapan harga listrik. Hambatan masuk sangat tinggi karena investasi infrastruktur yang besar dan kompleksitas teknis. Kelebihan dari struktur ini adalah stabilitas pasokan dan efisiensi skala, namun kekurangannya meliputi minimnya pilihan bagi konsumen, potensi eksploitasi harga, dan rendahnya insentif untuk berinovasi. Untuk mengatasi ketimpangan pasar, saya merekomendasikan kebijakan pembukaan pasar energi terbarukan bagi swasta, penguatan regulasi tarif melalui lembaga independen, dan transparansi kinerja PLN melalui audit publik. Berdasarkan teori kelembagaan dan efisiensi Pareto, intervensi pemerintah diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara efisiensi produksi dan kesejahteraan konsumen.
C. Gojek dan Grab dalam Sektor Transportasi Online
Gojek dan Grab mencerminkan struktur pasar oligopoli, di mana dua perusahaan besar mendominasi layanan transportasi berbasis aplikasi. Produk yang ditawarkan relatif serupa, dan keputusan strategis dari satu perusahaan langsung memengaruhi perilaku pesaing. Kelebihan dari struktur ini adalah tingginya inovasi, peningkatan kualitas layanan, dan efisiensi operasional. Namun, kelemahannya adalah potensi kolusi, dominasi pasar, dan hambatan masuk bagi pemain baru. Untuk mengatasi ketimpangan, saya merekomendasikan kebijakan antitrust, transparansi algoritma penentuan tarif, dan dukungan terhadap startup transportasi digital melalui insentif fiskal dan akses teknologi. Berdasarkan teori pasar contestable, kebijakan ini bertujuan menciptakan kondisi pasar yang terbuka dan kompetitif meskipun jumlah pemain terbatas.