Nama : Adelia Aura Nabilla
NPM : 2415061035
Kelas : PSTI A
Jurnal ini membahas urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai sarana membangun karakter bangsa, terutama dalam kaitannya dengan demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan masyarakat madani. Dengan menelusuri perkembangan demokrasi Indonesia pasca-Orde Baru, jurnal ini menekankan bahwa PKn seharusnya tidak lagi menjadi alat indoktrinasi politik, melainkan sebuah medium yang mampu melahirkan warga negara yang berpikir kritis, aktif berpartisipasi, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Meskipun sistem otoriter telah ditinggalkan, demokrasi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti praktik politik transaksional dan penyelesaian konflik yang cenderung koersif. Dalam situasi ini, PKn diharapkan mampu menjadi benteng intelektual yang membentuk generasi muda agar tidak mudah terjebak dalam pragmatisme politik yang hanya berorientasi pada proses pemilu tanpa memahami esensi demokrasi yang sebenarnya.
Namun, jurnal ini belum secara detail membahas bagaimana PKn dapat beradaptasi dengan era digital. Meskipun telah menyoroti ancaman seperti radikalisme dan penyebaran disinformasi, jurnal ini belum mengulas secara mendalam strategi konkret yang dapat diterapkan agar PKn lebih efektif dalam menghadapi tantangan zaman. Dalam era informasi yang serba cepat, mahasiswa tidak cukup hanya memahami teori demokrasi dan HAM, tetapi juga harus memiliki kemampuan memilah informasi secara kritis, menganalisis konteks sosial-politik dengan mendalam, serta mampu berdialog secara konstruktif terhadap isu-isu global dan nasional. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam metode pengajaran PKn agar lebih interaktif dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa masa kini, misalnya dengan integrasi teknologi digital dan studi kasus yang lebih kontekstual.
NPM : 2415061035
Kelas : PSTI A
Jurnal ini membahas urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai sarana membangun karakter bangsa, terutama dalam kaitannya dengan demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan masyarakat madani. Dengan menelusuri perkembangan demokrasi Indonesia pasca-Orde Baru, jurnal ini menekankan bahwa PKn seharusnya tidak lagi menjadi alat indoktrinasi politik, melainkan sebuah medium yang mampu melahirkan warga negara yang berpikir kritis, aktif berpartisipasi, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Meskipun sistem otoriter telah ditinggalkan, demokrasi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti praktik politik transaksional dan penyelesaian konflik yang cenderung koersif. Dalam situasi ini, PKn diharapkan mampu menjadi benteng intelektual yang membentuk generasi muda agar tidak mudah terjebak dalam pragmatisme politik yang hanya berorientasi pada proses pemilu tanpa memahami esensi demokrasi yang sebenarnya.
Namun, jurnal ini belum secara detail membahas bagaimana PKn dapat beradaptasi dengan era digital. Meskipun telah menyoroti ancaman seperti radikalisme dan penyebaran disinformasi, jurnal ini belum mengulas secara mendalam strategi konkret yang dapat diterapkan agar PKn lebih efektif dalam menghadapi tantangan zaman. Dalam era informasi yang serba cepat, mahasiswa tidak cukup hanya memahami teori demokrasi dan HAM, tetapi juga harus memiliki kemampuan memilah informasi secara kritis, menganalisis konteks sosial-politik dengan mendalam, serta mampu berdialog secara konstruktif terhadap isu-isu global dan nasional. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam metode pengajaran PKn agar lebih interaktif dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa masa kini, misalnya dengan integrasi teknologi digital dan studi kasus yang lebih kontekstual.