གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Rizky Ahmad Fahrezi

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Soal-2

Rizky Ahmad Fahrezi གིས-
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
Npm : 2415061031
Kelas : PSTI D

A. Peran Pancasila sebagai Paradigma Ilmu

1. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa): Dalam pengembangan teknologi, sila ini menuntun pada penciptaan inovasi yang tetap menjunjung nilai-nilai moral dan agama. Teknologi seharusnya tidak digunakan untuk tujuan ilegal atau tindakan yang tidak etis.


2. Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab): Teknologi harus dikembangkan untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, seperti menciptakan solusi inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas.


3. Sila 3 (Persatuan Indonesia): Mendorong pengembangan teknologi yang dapat memperkuat persatuan bangsa, misalnya platform digital yang mempromosikan budaya lokal dan keanekaragaman Indonesia.


4. Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan): Mengembangkan teknologi yang melibatkan partisipasi masyarakat, seperti aplikasi berbasis komunitas untuk mendukung pengambilan keputusan bersama.


5. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia): Teknologi dapat digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial, contohnya aplikasi pendidikan gratis atau solusi digital untuk mendukung UMKM.



B. Harapan terhadap Pemimpin, Warga, dan Ilmuwan Pancasilais
Pemimpin Pancasilais diharapkan memiliki karakter bijaksana, transparan, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk membangun bangsa secara adil dan inklusif. Di sisi lain, warga negara Pancasilais perlu menyadari tanggung jawab sosial mereka dalam menggunakan teknologi, seperti menyebarkan informasi yang benar dan menghindari penyalahgunaan media untuk konten negatif. Sementara itu, ilmuwan Pancasilais idealnya menjadi inovator yang mengembangkan teknologi tanpa melupakan nilai-nilai moral dan budaya bangsa. Mereka juga diharapkan dapat bekerja sama dalam menciptakan solusi teknologi yang relevan, bermanfaat, dan berdampak positif bagi masyarakat luas.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Soal-1

Rizky Ahmad Fahrezi གིས-
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
NPM : 2415061031
Kelas : Psti D

Mengatasi Hoaks, Etika Digital, dan Konsumerisme Teknologi di Indonesia

A. Dampak Hoaks di Era Media Sosial
Penyebaran berita palsu atau hoaks menjadi isu yang semakin serius di era media sosial. Masalah ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya literasi digital, tetapi juga oleh kecenderungan bias pribadi yang memperkuat keyakinan individu, termasuk di kalangan berpendidikan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan peningkatan literasi digital secara menyeluruh serta kampanye masif untuk melawan hoaks, sehingga masyarakat dapat lebih kritis dalam menyaring informasi.

B. Pengembangan IPTEK Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila berpotensi memunculkan masalah seperti polarisasi sosial, penyebaran kebencian, dan degradasi nilai-nilai kemanusiaan. Media sosial sering kali menjadi alat untuk menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian ketika digunakan tanpa memperhatikan etika. Beberapa solusi yang dapat diterapkan meliputi:

1. Pemanfaatan Teknologi untuk Kebaikan: Mendorong penggunaan teknologi yang mendukung keadilan dan persatuan.


2. Penegakan Etika Digital: Memberikan edukasi tentang etika bermedia sosial serta penegakan hukum terhadap pelanggaran.



C. Mengurangi Konsumerisme Teknologi dalam Teknik Informatika
Sikap konsumtif terhadap teknologi sering kali menjadikan Indonesia sebagai pasar utama produk asing. Untuk mengatasi hal ini, langkah-langkah berikut dapat diambil:

1. Inovasi Material Lokal Berbasis Teknologi: Mengembangkan bahan bangunan lokal agar mampu bersaing secara global.


2. Penerapan Teknologi Bangunan Hijau: Merancang bangunan ramah lingkungan dengan memanfaatkan teknologi lokal.


3. Kampanye Mendukung Produk Lokal: Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa produk lokal memiliki kualitas yang kompetitif dengan produk asing.



Kesimpulan
Hoaks, penyalahgunaan teknologi, dan konsumtivisme teknologi adalah tantangan yang memerlukan solusi nyata. Dengan memperkuat literasi digital, menerapkan nilai-nilai Pancasila, dan memanfaatkan potensi lokal, Indonesia dapat membentuk masyarakat yang kritis, etis, dan mandiri dalam menghadapi era globalisasi.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Video-2

Rizky Ahmad Fahrezi གིས-
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
NPM : 2415061031
Kelas : PSTI- D

Video ini mengupas momen penting dalam sejarah Indonesia, yaitu penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, yang menjadi salah satu latar belakang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Berikut analisis singkat isi video tersebut:

Perang Dunia II dan Dampaknya
Video ini memaparkan latar belakang Perang Dunia II, termasuk serangan Jepang ke Pearl Harbor pada Desember 1941. Peristiwa ini memicu keterlibatan Amerika Serikat bersama sekutunya untuk melawan Jepang dan negara-negara Axis, seperti Jerman dan Italia.


Pemboman Hiroshima dan Nagasaki
Dibahas pula serangan bom atom di Jepang, yang menjadi faktor utama kekalahan negara tersebut. Pemboman di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 menewaskan sekitar 140.000 jiwa, diikuti serangan kedua di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Kedua peristiwa ini mendorong Jepang untuk segera menyerah.


Penyerahan Jepang
Pada 15 Agustus 1945, Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu. Penyerahan ini ditandai dengan penandatanganan dokumen oleh Menteri Luar Negeri Jepang di atas kapal perang USS Missouri.


Pengaruh di Indonesia
Kekalahan Jepang menyebabkan kekosongan kekuasaan di Indonesia, yang sebelumnya berada di bawah kendali Jepang. Situasi ini dimanfaatkan oleh para tokoh bangsa untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.



Melalui video ini, terlihat bagaimana peristiwa besar di akhir Perang Dunia II, khususnya penyerahan Jepang, membuka peluang bagi Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Hubungan erat antara kedua peristiwa ini menunjukkan betapa krusialnya momen tersebut dalam perjalanan sejarah bangsa.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Video-1

Rizky Ahmad Fahrezi གིས-
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
NPM : 2415061031
Kelas : PSTI D

Protes yang terjadi di Pegaden Tengah tidak hanya sekadar respons terhadap pencemaran lingkungan, tetapi juga menjadi cerminan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Warga desa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan, sehingga mereka berupaya melindungi hak mereka sekaligus menjaga kelestarian lingkungan demi kesejahteraan bersama.

Aksi ini adalah wujud nyata dari hak asasi manusia untuk hidup di lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan tegas, warga menuntut tanggung jawab pabrik-pabrik atas dampak pencemaran yang mereka sebabkan. Mereka memperjuangkan hak dasar sebagai manusia untuk menikmati lingkungan yang layak, yang mencerminkan nilai keadilan dan keberadaban.

Melalui tuntutan yang mereka ajukan, warga desa menitikberatkan pada prinsip keadilan sosial. Mereka meminta pabrik-pabrik bertanggung jawab atas limbah yang dihasilkan demi memastikan setiap orang, tanpa terkecuali, berhak merasakan lingkungan yang bersih dan sehat. Sikap ini selaras dengan prinsip keadilan sosial yang tercantum dalam sila kelima Pancasila.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Jurnal

Rizky Ahmad Fahrezi གིས-
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
NPM : 2415061031
Kelas : PSTI-D

1. Relevansi Pancasila dalam Pengembangan Iptek
Pancasila memiliki peran krusial dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila menjadi rambu moral yang mencegah dehumanisasi dan sekularisme yang kerap terjadi pada perkembangan Iptek di negara lain. Dengan berlandaskan Pancasila, Iptek tidak hanya bertujuan pada kemajuan material tetapi juga harus menjaga keseimbangan spiritual, sosial, dan budaya.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, memberikan landasan spiritual agar Iptek menghormati martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini penting untuk menghindari eksploitasi teknologi yang tidak etis, seperti rekayasa genetik tanpa pertimbangan moral.

Sila kedua dan kelima, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial, memastikan bahwa pengembangan Iptek harus membawa manfaat bagi seluruh masyarakat, bukan hanya segelintir kelompok. Misalnya, Iptek harus digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial melalui pemerataan pendidikan dan akses teknologi.

2. Tantangan dalam Implementasi Nilai Pancasila pada Pengembangan Iptek
Meskipun Pancasila menjadi pedoman normatif, implementasinya sering menghadapi berbagai tantangan:

Globalisasi: Dominasi teknologi dan ilmu pengetahuan dari negara-negara Barat sering kali tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal. Tanpa penyaringan yang tepat, hal ini dapat mengancam budaya dan identitas bangsa.

Kesenjangan Iptek: Perbedaan akses teknologi antarwilayah di Indonesia masih menjadi masalah. Hal ini dapat menghambat pemerataan manfaat Iptek sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila.

Krisis Moral dalam Iptek: Pengembangan Iptek yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi sering kali mengabaikan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan lingkungan, seperti kasus limbah industri yang merusak ekosistem.


3. Urgensi Integrasi Pancasila dalam Pendidikan Iptek
Pembukaan UUD 1945 yang mengamanatkan “Mencerdaskan kehidupan bangsa” menegaskan pentingnya pendidikan sebagai sarana utama pengembangan Iptek berbasis Pancasila. Pendidikan tinggi, khususnya, harus menjadi wadah bagi intelektual muda untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam penelitian dan inovasi teknologi. Seminar-seminar yang membahas “Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu”, seperti yang dilakukan pada 1980-an, perlu digiatkan kembali untuk menghadapi tantangan globalisasi.

4. Perspektif Sosiologis dan Etika Pengembangan Iptek
Sikap masyarakat Indonesia yang peka terhadap isu moral dan kemanusiaan memperkuat relevansi Pancasila dalam pengembangan Iptek. Misalnya, rencana pembangunan tenaga nuklir di Semenanjung Muria ditentang karena dianggap mengabaikan prinsip keselamatan manusia dan keberlanjutan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan Iptek yang tidak hanya canggih, tetapi juga etis dan adil.