Posts made by Muhammad Imran Harun 2415061013

Nama : Muhammad Imran Harun

Kelas : PSTI C

NPM ; 2415061013

 

Berikut adalah analisis saya tentang jurnal berikut:

Filsafat berasal dari kata philos yang artinya cinta dan shopia yang artinya hikmat atau kebijaksanaan Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.

  • Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
  • Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
  • Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila:

  • Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
  • Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
  • Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
  • ·Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Nilai-nilai Pancasila merupakan ide atau konsep penting yang ada dalam hati nurani manusia sebagai dasar akhlak dan standar keindahan serta efisiensi, yang harus dipahami, dihayati, dan dilaksanakan melalui keluarga, masyarakat, dan sekolah, dengan pengamalan yang bersifat objektif melalui hukum dan peraturan serta subjektif melalui tingkah laku individu, mencakup pengakuan terhadap Tuhan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai pedoman moral dan etika bagi masyarakat Indonesia.

 Pendidikan di Indonesia merupakan proses pembelajaran yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi, dan administrasi, dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai kepribadian peserta didik. Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai Pancasila, yang harus ditanamkan dalam semua level pendidikan. Terdapat dua pandangan dalam landasan filosofis pendidikan: pertama, manusia Indonesia dilihat sebagai makhluk Tuhan, individu dengan hak dan kewajiban, serta makhluk sosial yang bertanggung jawab dalam masyarakat yang pluralistik. Kedua, pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang berinteraksi dengan lembaga sosial lainnya.

Beberapa teori pendidikan yang berpengaruh termasuk:

  • empirisme (pengalaman membentuk pendidikan),
  • nativisme (pembawaan sejak lahir),
  • naturalisme (menyerahkan pertumbuhan anak kepada alam),
  • konvergensi (pengaruh pembawaan dan lingkungan).

Pendidikan di Indonesia berfungsi untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan mewariskan ideologi bangsa, dengan Pancasila sebagai dasar dan ideologi yang mendasari sistem pendidikan. Filsafat pendidikan Pancasila harus mencerminkan identitas bangsa dan berfungsi untuk membangun potensi serta melestarikan kebudayaan dan kepribadian bangsa.

Karakter, menurut Pusat Bahasa Depdiknas, mencakup bawaan, hati, jiwa, kepribadian, dan perilaku, yang mencerminkan bagaimana seseorang menerapkan nilai kebaikan dalam tindakan. Pendidikan karakter merupakan proses penanaman budi pekerti yang baik, berdasarkan nilai-nilai Pancasila, untuk membentuk individu yang baik sebagai warga masyarakat dan negara. Pendidikan karakter memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak, bertujuan membina kepribadian generasi muda dengan nilai-nilai luhur dari budaya bangsa.

Pendidikan karakter di Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila untuk menciptakan individu yang cerdas, berperilaku baik, dan mampu menjalankan hak serta kewajiban sebagai warga negara. Untuk menerapkan pendidikan karakter, pendidik harus memahami nilai-nilai Pancasila, menjadikannya aturan hukum dalam kehidupan, dan memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Melalui langkah-langkah ini, cita-cita pendidikan berkarakter sesuai dengan falsafah Pancasila diharapkan dapat terwujud, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berlangsung.


Studi tentang Pancasila dengan memanfaatkan lensa filsafat ilmu merupakan kerangka yang sangat penting untuk memahami nilai-nilai fundamental Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh sekadar menjadi hiasan tetapi harus menjadi sistem nilai yang perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengadopsi perspektif filsafat ilmu, kita berada dalam posisi untuk melakukan perlakuan yang lebih komprehensif mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat atau telah diterima dan diimplementasikan dalam konteks bangsa. Filsafat ilmu sebagai disiplin yang mengkritik metode dan pendekatan penelitian memiliki potensi untuk meningkatkan evaluasi tentang bagaimana Pancasila seharusnya dipahami dan dampak apa yang seharusnya dimilikinya. Archie J. Bahm menekankan perlunya sikap ilmiah ketika menyelesaikan suatu masalah. Sikap tersebut mencakup rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap ide-ide baru, dan bahkan ketidakterpihakan. Mengingat konteks Pancasila, sikap ilmiah menghimbau kita untuk bertanya tidak hanya bagaimana Pancasila seharusnya dipraktikkan tetapi bahkan di awalnya mengapa nilai-nilai yang dianggap benar seringkali diabaikan atau disalahgunakan. Erosi pemahaman Pancasila yang bertahap dapat dijelaskan dengan beberapa alasan termasuk sejarah politik yang rumit dan gejolak sosial yang sedang berlangsung. Banyak yang perlu diungkapkan sehubungan dengan sikap yang ditampilkan oleh orang-orang seperti yang diungkapkan oleh Koento Wibisono, banyak yang dapat dipahami merasa kehilangan tentang Pancasila karena sejumlah kekuatan pengalaman negatif yang mendalam yang telah mereka alami dan yang belum terselesaikan.
Filsafat berasal dari Bahasa Yunani “philosophia” terdiri dari kata Phile artinya cinta dan Sophia artinya kebijaksanaan. Cinta artinya Hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar dan atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati, atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian yang mendasar dan menyeluruh.

Dengan Mempelajari filsafat, seseorang dapat melatih berpikir dan bertinfak bijaksana, melatih berpikir rasional dan komprehensif, melatih kemampuan berfikir logis, dan menyeimbangkan antara pertimbangan dan Tindakan sehingga diperoleh keselarasan hidup menghasilkan Tindakan yang bijaksana.
Wawasan filsafat mengandung tiga aspek yaitu antologis, epistemologis, dan aksiologis:
• Antologis, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika,
• Epistemologi, adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan metode, dan validasi ilmu pengetahuan.
• Aksiologis, istilah aksiologis berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

1.Menurut saya kasus penolakan jenazah korban covid 19 sangat tidak berperikemanusiaan dan tidak etis terutama yang menjadi korban bukan hanya orang sipil biasa tetapi juga tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menangulangi kasus virus covid 19 ini. Hal ini sangat tidak mengimplementasikan nilai pancasila terutama sila nomor dua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dimana hal ini sangat tidak beradab terutama kepada orang yang menjadi garda terdepan dalam menangani kasus covid 19.


2.Saran saya sebagai mahasiswa adalah dengan mengajarkan pentingnya nilai nilai pancasila. cara yg bisa dilakukan itu yaitu dengan mengajarkan dan mengimplementasikan nilai pancasila di kehidupan keluarga dan masyarakat karna anak kecil sangat mudah mencontoh apa yang dilakukan org dewasa jadi kita harus menjadi contoh yang benar.


3.hal itu adalah pelanggaran nilai pancasila sila ke-2 karna semua manusia memiliki hak asasinya sebagai manusia termasuk jenazah. setiap orang berhak mendapatkan perlakuaan adil karna orang yang sudah meninggal tidak bisa meminta keadilan tapi kita perlu memberikan keadilan kepada mereka.