Posts made by RAFEYFA ASYLA 2415061107

NAMA : RAFEYFA ASYLA
NPM : 2415061107
KELAS : PSTI-C

penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 dimanfaatkan Indonesia untuk meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Peristiwa ini tidak hanya menjadi sejarah politis, tetapi juga pelajaran moral tentang pentingnya kebebasan, persatuan, dan hak asasi manusia dalam membangun bangsa yang berkeadilan dan sejahtera. Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 adalah salah satu momen penting dalam sejarah dunia yang mengakhiri Perang Dunia II di kawasan Pasifik. Penyerahan ini dipicu oleh pemboman Hiroshima dan Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah tanpa syarat. Selain mengakhiri pendudukan Jepang di Asia, kekalahan ini juga membuka jalan bagi negara-negara jajahan untuk memperjuangkan kemerdekaan, termasuk Indonesia. Perang dan pemboman besar-besaran tersebut menunjukkan kehancuran yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata, termasuk korban jiwa masyarakat sipil yang tidak bersalah. Hal ini menjadi pengingat akan pentingnya membangun perdamaian dunia. Setelah Jepang menyerah, terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Jepang yang sebelumnya menduduki wilayah ini tidak lagi memiliki otoritas penuh. Kekosongan ini menjadi peluang strategis bagi para pemimpin Indonesia untuk mengambil tindakan cepat menuju kemerdekaan. Para tokoh seperti Soekarno dan Mohammad Hatta memanfaatkan momen ini untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Momentum ini mencerminkan kecerdasan dan keberanian para pemimpin dalam membaca situasi geopolitik yang tidak stabil untuk mengambil langkah historis yang mengubah nasib bangsa. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukan hanya simbol kebebasan dari penjajahan, tetapi juga wujud tekad bangsa untuk menentukan masa depan sendiri. Dengan membacakan teks Proklamasi, Soekarno dan Mohammad Hatta menegaskan bahwa Indonesia tidak lagi tunduk pada kekuatan asing. Peristiwa ini juga menunjukkan kerja sama dan semangat persatuan seluruh elemen bangsa. Nilai-nilai seperti musyawarah, gotong royong, dan persatuan sangat kental dalam perjuangan menuju kemerdekaan. Proklamasi bukanlah keputusan sepihak, melainkan hasil konsensus di antara para pemimpin bangsa. Proklamasi bukan hanya sebuah deklarasi politik, tetapi juga sebuah pernyataan moral dan spiritual tentang hak untuk menentukan nasib sendiri, membangun keadilan sosial, dan menciptakan masyarakat yang sejahtera. Peristiwa ini mengajarkan bahwa kemerdekaan diraih melalui kerja keras, semangat persatuan, dan keberanian untuk memanfaatkan peluang di tengah tantangan besar.
NAMA : RAFEYFA ASYLA
NPM : 2415061107
KELAS : PSTI-C

pencemaran limbah pabrik di sungai Pekalongan menjadi masalah besar yang merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Limbah cair dan padat dari industri mengandung zat berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia, yang menurunkan kualitas air, mengurangi oksigen di sungai, dan mengancam kehidupan biota air. Warga yang bergantung pada sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti air bersih, pertanian, dan perikanan sangat terdampak. arga Desa Pegaden Tengah melakukan protes dengan menutup saluran pembuangan limbah dari beberapa pabrik pakaian. Mereka memprotes bau busuk dan kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah tanpa pengolahan. Tuntutannya jelas, pabrik yang tidak memiliki pengolahan limbah harus ditutup. Para pemilik pabrik mengaku tidak paham cara mengelola limbah, tetapi kelalaian ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Kasus ini menunjukkan lemahnya penegakan hukum dan kurangnya kesadaran industri terhadap lingkungan. Banyak pabrik tidak mengikuti aturan pengelolaan limbah, sehingga memperparah kerusakan ekosistem. Pemerintah perlu bertindak tegas untuk memastikan semua pabrik menggunakan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, edukasi kepada pemilik pabrik tentang pentingnya pengolahan limbah juga perlu ditingkatkan. Sebagai mahasiswa dan masyarakat, kita punya tanggung jawab untuk ikut menjaga lingkungan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengawasi pelaksanaan regulasi, memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan, dan mendukung aksi nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.
NAMA : RAFEYFA ASYLA
NPM : 2415061107
KELAS : PSTI-C


A. Peran Pancasila sebagai Paradigma Ilmu dalam Teknik Informatika
Pancasila memberikan dasar filosofis dan etika yang membimbing pengembangan ilmu Teknik Informatika.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Teknik Informatika dikembangkan dengan memperhatikan etika moral, seperti menciptakan teknologi yang tidak melanggar norma agama atau merugikan masyarakat. Teknologi yang dikembangkan harus mendukung nilai-nilai kebaikan, seperti sistem keamanan data untuk melindungi privasi masyarakat dari penyalahgunaan teknologi.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pengembangan teknologi harus memperhatikan kemanusiaan, misalnya dengan menciptakan akses teknologi yang inklusif untuk semua kalangan, termasuk yang kurang mampu. Menghindari eksploitasi dalam pengembangan teknologi, seperti penggunaan data pribadi untuk keuntungan sepihak. Dalam era global, menciptakan teknologi yang menghormati hak asasi manusia seperti sistem keadilan digital atau alat bantu bagi penyandang disabilitas dapat memperkuat posisi Indonesia.
3. Persatuan Indonesia
Mengembangkan teknologi yang mempererat persatuan bangsa, seperti aplikasi yang mempromosikan budaya lokal atau sistem informasi terpadu yang memfasilitasi komunikasi antarwilayah. Teknologi harus mendorong solidaritas, bukan menjadi alat untuk memecah belah masyarakat. Di tengah persaingan global, teknologi lokal yang unik dan berbasis nilai kebangsaan, seperti media sosial lokal yang memprioritaskan harmoni, bisa menjadi ciri khas Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sistem teknologi informasi harus transparan, demokratis, dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, seperti e-voting atau e-government. Teknologi tidak boleh digunakan untuk manipulasi atau monopoli informasi oleh pihak tertentu.
Proses: Dalam persaingan global, pengembangan teknologi demokratis seperti platform diskusi kebijakan dapat meningkatkan partisipasi publik dan pengakuan internasional.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pengembangan teknologi harus berorientasi pada pemerataan akses teknologi, terutama di daerah terpencil. Tidak boleh ada diskriminasi dalam pemanfaatan teknologi, misalnya memastikan infrastruktur internet yang merata. Dalam persaingan global, teknologi yang mempromosikan keadilan sosial seperti aplikasi pendidikan gratis atau layanan kesehatan digital dapat menjadi model bagi negara lain.

B. Harapan Mengenai Model Pemimpin, Warga Negara, dan Ilmuwan yang Pancasilais
1. Pemimpin yang Pancasilais
Pemimpin harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan, seperti memprioritaskan teknologi yang mendukung keadilan sosial dan meminimalkan dampak negatif persaingan global.
Mereka harus berinovasi dalam membangun kemandirian teknologi nasional tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dan moral bangsa.
2. Warga Negara yang Pancasilais
Warga negara harus memiliki literasi digital tinggi agar dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan tidak menyebarkan informasi yang merusak stabilitas sosial dan politik. Mereka juga harus mendukung produk teknologi lokal dan mengapresiasi inovasi anak bangsa.
3. Ilmuwan yang Pancasilais
Ilmuwan harus mengembangkan teknologi berbasis kebutuhan masyarakat dan memastikan bahwa teknologi yang dihasilkan tidak merusak tatanan sosial, budaya, atau lingkungan. Mereka harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan teknologi yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan mampu bersaing di tingkat global.
NAMA : RAFEYFA ASYLA
NPM : 2415061107
KELAS : PSTI-C

Jurnal berjudul Pancasila sebagai Filsafat Ilmu dan Implikasinya terhadap Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjelaskan bagaimana Pancasila, sebagai dasar negara dan pedoman hidup bangsa Indonesia, dapat menjadi landasan filosofis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pancasila diuraikan sebagai hasil dari proses berpikir mendalam yang mengakar pada nilai-nilai budaya nusantara, bertujuan untuk menjaga persatuan, identitas nasional, serta memberikan panduan moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam jurnal ini, penulis menyoroti bahwa perkembangan IPTEK membawa kemajuan besar di berbagai bidang, seperti efisiensi aktivitas manusia dan kemudahan berinteraksi lintas wilayah. Namun, kemajuan ini juga menimbulkan tantangan besar, seperti penurunan moralitas, individualisme, hedonisme, dan potensi lunturnya nilai-nilai sosial serta budaya bangsa. Oleh karena itu, pengembangan IPTEK perlu dilandasi nilai-nilai Pancasila agar tidak hanya berorientasi pada kemajuan teknologi semata, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Setiap sila Pancasila memberikan kontribusi penting dalam pengembangan IPTEK, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, menekankan pentingnya aspek spiritual dalam pengembangan IPTEK, seperti menjaga keseimbangan antara akal dan rasa, serta menanamkan nilai religius dalam pendidikan teknologi.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengarahkan IPTEK untuk kemaslahatan manusia, menghindari diskriminasi, dan menjaga moralitas dalam proses pengembangan teknologi.
3. Persatuan Indonesia, IPTEK harus menjadi alat untuk mempererat persatuan bangsa, misalnya melalui teknologi yang mendukung komunikasi dan kerja sama antarwilayah.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mendorong pengembangan IPTEK secara demokratis, dengan kebebasan ilmiah yang bertanggung jawab, serta keterbukaan terhadap kritik dan masukan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memastikan akses IPTEK yang adil dan merata, sehingga manfaat teknologi dapat dinikmati oleh seluruh rakyat tanpa terkecuali.

Jurnal ini juga menyoroti bahwa IPTEK tanpa landasan moral dapat menjadi alat penghancur bangsa, terutama jika digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu atau mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. oleh karena itu, penanaman nilai-nilai Pancasila dalam IPTEK dapat menjadi filter yang mencegah dampak negatif modernisasi, seperti eksploitasi sumber daya, polarisasi sosial, dan ketergantungan terhadap teknologi asing.
Sebagai filsafat ilmu, Pancasila tidak hanya membimbing pengembangan teknologi di Indonesia, tetapi juga mempersiapkan bangsa untuk menjadi pemain aktif di kancah global. Dengan menjadikan Pancasila sebagai filter moral dalam pengembangan IPTEK, Indonesia dapat menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian nilai-nilai luhur bangsa, sekaligus menciptakan IPTEK yang membawa manfaat bagi seluruh umat manusia.
NAMA : RAFEYFA ASYLA
NPM : 2415061107
KELAS : PSTI-C


A. Berita tersebut menyoroti dampak besar yang ditimbulkan oleh kombinasi hoaks dan media sosial. Salah satu poin pentingnya adalah bahwa pendidikan atau latar belakang seseorang tidak menjamin kebal terhadap hoaks. Fenomena ini dipengaruhi oleh bias konfirmasi, di mana seseorang cenderung mempercayai informasi yang sesuai dengan keyakinannya, meskipun tidak valid.
penyebaran hoax dapat diantisipasi dengan cara seperti :
- mengedukasi masyarakat tentang cara membedakan berita palsu dan valid dengan metode seperti pengecekan fakta, memahami sumber informasi, dan berhati-hati terhadap judul sensasional.
- meningkatkan regulasi terhadap platform media sosial untuk mengurangi penyebaran berita hoaks
- dukungan terhadap organisasi media untuk terus memverifikasi informasi dan memberikan klarifikasi kepada masyarakat.

B. Pengembangan IPTEK yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila di media sosial dapat mempengaruhi penggunaan teknologi tanpa memprioritaskan kepentingan bersama dan menciptakan perpecahan di masyarakat, hal ini menentang sila ketiga dalam Pancasila.
pengaruh perkembangan IPTEK yang bertentangan dengan nilai Pancasila ini dapat ditangani dengan cara :
- mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan literasi digital dan IPTEK
- mendorong perusahaan teknologi untuk menerapkan etika dalam desain algoritma media sosial, misalnya, dengan menekan konten provokatif.
- pemerintah harus memprioritaskan undang-undang yang mendukung inovasi tetapi tetap berlandaskan nilai-nilai moral bangsa.

C. Sikap konsumerisme yang tinggi membuat Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara maju. Hal ini disebabkan kurangnya inovasi lokal dalam bidang teknologi. Solusi yang dapat dilakukan :
- mendorong penelitian dan pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia
- membuat aplikasi seperti marketplace untuk produk lokal atau aplikasi pengelolaan bisnis yang dapat diakses oleh pelaku UMKM.
- menciptakan perangkat lunak berbasis open source yang dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat Indonesia
- menjalin kerja sama antara universitas dengan industri lokal untuk mengembangkan produk teknologi yang dapat bersaing dengan produk asing