Posts made by Ridho Azhari Putra Ridho Azhari Putra

NAMA : RIDHO AZHARI PUTRA
NPM : 2415061039
KELAS : PSTI-D

Video yang membahas peristiwa bersejarah penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 dan dampaknya terhadap kemerdekaan Indonesia memberikan pemahaman tentang bagaimana momen tersebut menjadi titik balik bagi bangsa Indonesia. Dalam narasi ini, peristiwa tersebut dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila yang relevan. Pada 6 dan 9 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, menyebabkan ratusan ribu korban jiwa dan menandai berakhirnya Perang Dunia II di kawasan Pasifik. Dampak besar dari peristiwa ini tidak hanya dirasakan Jepang, tetapi juga negara-negara yang dijajah, termasuk Indonesia. Kekalahan Jepang menciptakan kekosongan kekuasaan yang dimanfaatkan oleh para pemimpin Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya persatuan yang tercantum dalam sila ketiga Pancasila. Ketika Jepang menyerah, bangsa Indonesia bersatu untuk memanfaatkan kesempatan tersebut demi masa depan yang lebih baik. Ini mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi tantangan besar, solidaritas dan kerjasama antarwarga negara sangat penting. Dengan memahami konteks sejarah ini, kita dapat lebih menghargai kemerdekaan yang kita nikmati sekarang dan berkomitmen untuk menjaga serta memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nama : Ridho Azhari Putra
NPM : 2415061039
Kelas : PSTI D

Video tersebut menunjukkan aksi protes warga Desa Pegaden Tengah, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap pencemaran lingkungan akibat limbah dari pabrik pakaian. Warga merasa terganggu oleh bau tidak sedap dan dampak buruk limbah yang dibuang ke sungai, sehingga mereka menutup saluran pembuangan sebagai bentuk protes. Dalam video tersebut, pemilik pabrik mengaku tidak tahu cara mengelola limbah dengan benar, yang mencerminkan kurangnya kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Dari perspektif Pancasila, perjuangan warga Desa Pegaden Tengah mencerminkan usaha untuk menjaga martabat manusia dan lingkungan demi masa depan yang lebih baik. Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan dunia industri untuk menjaga kelestarian alam serta menghormati hak-hak individu. Aksi ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga berkenaan dengan keadilan sosial yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab serta dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan. Di tengah pesatnya pertumbuhan industri di Indonesia, protes semacam ini semakin sering muncul sebagai respons terhadap praktik industri yang tidak mematuhi regulasi lingkungan. Pencemaran limbah industri tidak hanya merusak alam, tetapi juga menurunkan kualitas hidup masyarakat, yang menjadi tantangan besar yang perlu segera ditangani.
Nama : Ridho Azhari Putra
NPM : 2415061039
Kelas: PSTI-D

Pancasila adalah dasar negara yang menjadi landasan moral, etika, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai kristalisasi nilai budaya dan agama, Pancasila juga memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia. Jurnal ini menekankan bahwa IPTEK yang dikembangkan harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila agar tidak menjadi ancaman bagi nilai kemanusiaan, moralitas, dan budaya bangsa.

1. Pancasila Sebagai Dasar Nilai IPTEK
- Nilai-nilai Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial, menjadi kerangka normatif dalam pengembangan IPTEK.
- IPTEK harus mendukung keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai moral, budaya, serta agama.

2. Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Moral
- Dalam setiap pengembangan IPTEK, penting untuk mempertimbangkan nilai moral dan humanisme agar tidak terjadi dehumanisasi.
- Sila-sila Pancasila memberikan panduan dalam menciptakan IPTEK yang meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjaga martabatnya.

3. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis
- Secara historis, nilai-nilai Pancasila telah tertanam dalam pembukaan UUD 1945.
- Secara sosiologis, masyarakat Indonesia sangat sensitif terhadap isu-isu moral, agama, dan lingkungan dalam pengembangan IPTEK.
- Secara politis, Pancasila digunakan dalam kebijakan pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak era kemerdekaan.

Pancasila harus menjadi dasar utama dalam pengembangan IPTEK di Indonesia dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. IPTEK harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Pancasila dijadikan panduan normatif untuk mengontrol perkembangan IPTEK.
3. Pengembangan IPTEK di Indonesia harus mengakar pada budaya bangsa dan menghindari sekularisme ekstrem.
Nama : Ridho Azhari Putra
NPM : 2415061039
Kelas : PSTI-D

A. Menurut saya, sistem etika perilaku di Indonesia belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila karena masih banyak pelanggaran yang terjadi. Pancasila menuntut agar pemerintah mengutamakan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam penerapannya, masih ada kesenjangan antara prinsip-prinsip tersebut dan kenyataan di lapangan. Beberapa masalah utama dalam etika politik di Indonesia meliputi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, kurangnya transparansi dan akuntabilitas, praktik politik uang, diskriminasi dalam pelayanan publik, dan lain sebagainya.
Secara keseluruhan, sistem etika politik di Indonesia masih belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih kuat untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik politik, guna mewujudkan pemerintahan yang baik dan benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya menunjukkan adanya perubahan budaya. Banyak di antara mereka yang memiliki minat besar terhadap teknologi, inklusi sosial, dan perkembangan inovasi digital. Namun, pengaruh negatif budaya asing juga terlihat, yang mengakibatkan penurunan nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat.
Beberapa solusi untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi saat ini antara lain: Pendidikan karakter di sekolah dan lingkungan keluarga, pemberdayaan pemuda dalam kegiatan sosial, pemanfaatan teknologi untuk tujuan positif, dan pembinaan nilai-nilai keagamaan.