གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Erma Oktaviani 2423031004

ECOPEDAGOGYIPS25 -> Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

Erma Oktaviani 2423031004 གིས-
Diskusi panel pada Hari 5 Desember membahas penerapan ekopedagogi di berbagai satuan pendidikan (seperti SDN 2 Sinarogan, Lampung Selatan, dan SMPN 17 Tulang Bawang Barat) sebagai upaya menjawab meningkatnya permasalahan lingkungan serta membangun karakter peduli lingkungan peserta didik. Sekolah-sekolah yang dipresentasikan dalam diskusi berfungsi sebagai contoh praktik, yang pada dasarnya menunjukkan bahwa penerapan ekopedagogi di berbagai sekolah memiliki pola dan karakteristik yang relatif serupa.

Secara umum, ekopedagogi di sekolah diterapkan melalui integrasi nilai-nilai lingkungan ke dalam kurikulum, perangkat pembelajaran, dan kegiatan sekolah. Nilai kepedulian terhadap lingkungan tidak hanya diajarkan secara konseptual di dalam kelas, tetapi juga diwujudkan melalui pembiasaan sehari-hari yang melibatkan seluruh warga sekolah. Pembelajaran dirancang kontekstual dengan mengaitkan materi pelajaran dengan isu lingkungan di sekitar sekolah, sehingga peserta didik dapat memahami permasalahan ekologis secara nyata dan relevan dengan kehidupan mereka.

Implementasi ekopedagogi juga terlihat melalui berbagai program pendukung sekolah, seperti pendidikan lingkungan hidup, perilaku hidup bersih dan sehat, sekolah ramah anak, program adiwiyata, serta kegiatan rutin berbasis kepedulian lingkungan. Program-program tersebut mendorong terbentuknya budaya sekolah yang bersih, sehat, aman, dan berkelanjutan. Guru berperan penting sebagai teladan dalam menanamkan sikap dan perilaku ramah lingkungan, baik melalui proses pembelajaran maupun dalam aktivitas keseharian di sekolah.

Dari hasil diskusi, disepakati bahwa dampak utama penerapan ekopedagogi adalah meningkatnya kesadaran ekologis peserta didik, perubahan perilaku menuju kebiasaan yang lebih ramah lingkungan, serta berkembangnya kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu lingkungan. Peserta didik tidak hanya memahami pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga mulai terlibat dalam aksi nyata, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Meskipun demikian, diskusi panel juga mengidentifikasi beberapa kendala umum dalam penerapan ekopedagogi, antara lain belum meratanya pemahaman dan komitmen seluruh warga sekolah, keterbatasan sarana dan prasarana pendukung, serta konsistensi pembiasaan yang masih perlu diperkuat. Oleh karena itu, diskusi merekomendasikan perlunya penguatan kebijakan sekolah, peningkatan kompetensi guru, penyediaan fasilitas yang memadai, serta pelibatan orang tua dan masyarakat agar pendidikan lingkungan hidup dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, hasil diskusi panel menegaskan bahwa ekopedagogi merupakan pendekatan yang relevan dan aplikatif untuk diterapkan di berbagai jenjang pendidikan. Dengan integrasi yang konsisten antara kurikulum, pembelajaran, dan budaya sekolah, ekopedagogi berpotensi menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang sadar lingkungan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.