Posts made by Suci Tri Wahyuni 2313031012

MPPE A2025 -> CASE STUDY

by Suci Tri Wahyuni 2313031012 -
Nama: Suci Tri Wahyuni 
Npm: 2313031012

1. Teori-Teori yang Relevan untuk Landasan Teori
Untuk penelitian “Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Hasil Belajar Mahasiswa di Masa Pascapandemi COVID-19”, beberapa teori yang dapat dijadikan landasan teori adalah sebagai berikut:

a. Teori Belajar (Learning Theories)
• Teori Konstruktivisme (Piaget, Vygotsky)
Menyatakan bahwa mahasiswa membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi aktif dengan lingkungan belajar, termasuk dalam pembelajaran daring.
→ Relevan karena pembelajaran daring menuntut kemandirian belajar dan konstruksi pengetahuan mandiri.

• Teori Behaviorisme (Skinner)
Menjelaskan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh stimulus dan respons yang diperoleh selama proses pembelajaran.
→ Dalam konteks daring, pemberian umpan balik dan reinforcement (misal kuis online, poin, sertifikat) dapat memengaruhi hasil belajar.

• Teori Humanistik (Rogers & Maslow)
Menekankan pentingnya motivasi, kebutuhan aktualisasi diri, dan pengalaman belajar bermakna.
→ Relevan karena pembelajaran daring sering kali memerlukan motivasi intrinsik yang tinggi dari mahasiswa.

b. Teori Teknologi Pembelajaran
• Teori Community of Inquiry (Garrison, Anderson, & Archer, 2000)
Menjelaskan bahwa efektivitas pembelajaran daring tergantung pada tiga elemen: cognitive presence, social presence, dan teaching presence.
→ Cocok untuk memahami bagaimana lingkungan daring mempengaruhi hasil belajar.

• Teori TAM (Technology Acceptance Model – Davis, 1989)
Menjelaskan bahwa penerimaan teknologi oleh pengguna dipengaruhi oleh perceived usefulness dan perceived ease of use.
→ Relevan untuk menilai bagaimana mahasiswa menerima dan menggunakan sistem daring.

c. Teori Hasil Belajar (Learning Outcome Theory)
• Menurut Bloom (1956), hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
→ Ini membantu menentukan indikator hasil belajar mahasiswa.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir menggambarkan hubungan logis antara pembelajaran daring (variabel X) dan hasil belajar mahasiswa (variabel Y).
Uraian Logika:
1. Masa pascapandemi membuat sebagian besar perguruan tinggi masih memanfaatkan sistem daring karena fleksibilitasnya.
2. Pembelajaran daring memberikan berbagai kemudahan (akses materi, waktu fleksibel, media interaktif), namun juga menghadirkan tantangan seperti motivasi rendah dan keterbatasan interaksi.
3. Efektivitas penggunaan pembelajaran daring—dilihat dari kesiapan teknologi, interaksi dosen-mahasiswa, dan kemandirian belajar—diduga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.
4. Jika pembelajaran daring dilakukan dengan efektif (teknologi mudah diakses, interaksi aktif, umpan balik cepat), maka hasil belajar mahasiswa akan meningkat.
5. Sebaliknya, jika pembelajaran daring tidak optimal (kurang interaksi, kesulitan teknis, rendahnya motivasi), hasil belajar akan menurun.

Diagram Kerangka Pikir (sederhana)
Sistem Pembelajaran Daring (X)

(Melalui faktor-faktor seperti:
- Kualitas media pembelajaran
- Interaksi dosen-mahasiswa
- Kemandirian belajar
- Akses teknologi)

Hasil Belajar Mahasiswa (Y)

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dapat diuji secara ilmiah adalah:
Hipotesis Utama:
• H₁: Pembelajaran daring berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
• H₀: Pembelajaran daring tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis Turunan (jika variabel X memiliki beberapa indikator):
• H₁a: Kualitas media pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa.
• H₁b: Interaksi dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa.
• H₁c: Kemandirian belajar mahasiswa dalam sistem daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa.

MPPE A2025 -> Menulis Summary e-journal

by Suci Tri Wahyuni 2313031012 -
Nama : Suci Tri Wahyuni 
NPM : 2313031012

Jurnal tersebut membahas tentang perbedaan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam konteks penelitian akademis. Banyak mahasiswa sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan ketiga konsep ini, padahal ketiganya memiliki peran yang berbeda dalam sebuah penelitian. Dalam dunia akademik, ketiga elemen ini penting untuk diperjelas agar penelitian dapat tersusun secara sistematis dan logis.

Teori didefinisikan sebagai serangkaian abstraksi yang menghubungkan konsep-konsep dan variabel untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena. Teori bersifat umum dan digunakan untuk menggambarkan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian saling berhubungan. Sebagai dasar ilmiah, teori membantu peneliti dalam memahami fenomena secara lebih menyeluruh. Dalam hal ini, teori juga digunakan sebagai landasan untuk pengembangan kerangka teoretis yang menjadi panduan dalam analisis data dan penarikan kesimpulan.

Kerangka teoretis adalah struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan berfungsi untuk mendukung analisis data serta interpretasi hasil penelitian. Kerangka ini membantu peneliti menjelaskan bagaimana data yang dikumpulkan sejalan dengan teori-teori yang relevan. Penelitian yang baik, terutama di tingkat lanjut seperti disertasi PhD, harus memiliki kerangka teoretis yang kuat. Kerangka ini memberikan dasar ilmiah yang kokoh untuk analisis data dan memastikan bahwa interpretasi hasil penelitian dapat diandalkan.

Kerangka konseptual, memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan kerangka teoretis. Kerangka konseptual mencakup seluruh proses penelitian mulai dari pemilihan topik, formulasi masalah, pertanyaan penelitian, hingga metodologi dan interpretasi hasil. Kerangka ini bertindak sebagai peta logis yang memandu seluruh tahapan penelitian. Perbedaan utama antara kerangka teoretis dan kerangka konseptual terletak pada fokusnya: kerangka teoretis lebih spesifik dalam hal analisis data, sedangkan kerangka konseptual mencakup keseluruhan desain penelitian.

Jurnal ini menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang perbedaan dan penggunaan ketiga konsep ini sangat penting dalam menyusun proposal penelitian yang baik dan menghasilkan tesis yang solid. Dengan pemahaman yang jelas, mahasiswa dapat membangun kerangka teoretis yang kuat berdasarkan literatur yang ada, serta mengintegrasikan teori dengan praktik penelitian untuk menciptakan analisis yang mendalam dan hasil yang bermanfaat.

MPPE A2025 -> Diskusi

by Suci Tri Wahyuni 2313031012 -
Nama: Suci Tri Wahyuni
Npm: 2313031012

1. Teori
Pengertian:
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui hubungan antarvariabel, sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena.

Fungsi teori dalam penelitian:
• Memperjelas ruang lingkup variabel yang akan diteliti.
• Menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian.
• Membantu peneliti membahas hasil penelitian.
• Memberikan arah dan saran dalam upaya pemecahan masalah penelitian.

2. Kerangka Pikir
Pengertian:
Kerangka pikir adalah model konseptual yang menggambarkan bagaimana teori-teori berhubungan dengan faktor-faktor yang dianggap penting dalam penelitian.
Kerangka pikir menjelaskan secara teoretis hubungan antarvariabel yang akan diteliti. Dengan kata lain, kerangka pikir menjadi “jembatan logis” antara teori dan hipotesis.

3. Hipotesis
Pengertian:
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang masih harus diuji secara empiris.
Biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif.

Jenis-jenis hipotesis:
• Hipotesis deskriptif: dugaan tentang satu variabel.
• Hipotesis komparatif: dugaan perbedaan antara dua atau lebih variabel.
• Hipotesis asosiatif: dugaan adanya hubungan antarvariabel.

Macam hipotesis berdasarkan teori:
• Hipotesis kerja (Ha): disusun berdasarkan teori yang kuat dan dinyatakan secara positif (misalnya: ada pengaruh).
• Hipotesis nol (H₀): dinyatakan secara negatif (misalnya: tidak ada pengaruh), digunakan dalam uji statistik.

4. Hubungan antara Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis

Ketiganya memiliki hubungan yang sangat erat dan berurutan dalam proses penelitian:
1. Teori → menjadi dasar ilmiah untuk memahami variabel dan hubungan antarvariabel.
2. Kerangka pikir → menyusun teori-teori tersebut dalam bentuk alur logis yang menjelaskan bagaimana dan mengapa variabel saling berhubungan.
3. Hipotesis → merupakan hasil dari kerangka pikir, yaitu dugaan sementara yang akan diuji berdasarkan teori yang mendasarinya.

Singkatnya:
> Teori → menjelaskan konsep
Kerangka pikir → menghubungkan teori secara logis
Hipotesis → menurunkan dugaan dari kerangka pikir yang akan diuji dalam penelitian.