Posts made by Selvidar Armalia

ASP A2025 -> Diskusi

by Selvidar Armalia -
Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014

Sistem manajemen sektor publik di era digital adalah cara kerja pemerintah yang memanfaatkan teknologi untuk membuat layanan lebih cepat, mudah, dan transparan. Contohnya: layanan online, sistem data terpadu, dan pengawasan digital. Digitalisasi membawa manfaat besar, tetapi juga ada tantangan seperti kemampuan pegawai yang belum merata, keamanan data, dan keterbatasan infrastruktur.

MPPE A2025 -> CASE STUDY 2

by Selvidar Armalia -
Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014

1. Teori yang dapat digunakan:
Teori Gaya Kepemimpinan (Kurt Lewin) – membagi gaya kepemimpinan menjadi otoriter, demokratis, dan laissez-faire, yang masing-masing memengaruhi cara kerja dan motivasi bawahan.
Teori Motivasi (Herzberg’s Two Factor Theory) – menyebutkan bahwa kepuasan dan motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor motivator (seperti penghargaan, tanggung jawab) dan faktor higiene (seperti kondisi kerja, kepemimpinan).
Teori Kinerja (Robbins & Judge) – menjelaskan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kemampuan, motivasi, dan dukungan organisasi, termasuk peran pemimpin di dalamnya.

2. Kerangka pikir:
Gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan, memengaruhi tingkat motivasi dan semangat kerja karyawan. motivasi dan semangat kerja yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan.
Secara sederhana:
Gaya Kepemimpinan (X): Motivasi Kerja (variabel antara)_Kinerja Karyawan (Y)
Semakin efektif gaya kepemimpinan (demokratis, partisipatif), semakin tinggi motivasi dan kinerja karyawan.

3. Hipotesis penelitian:
Ha (hipotesis kerja): Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan startup.
H0 (hipotesis nol): Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan startup.

MPPE A2025 -> Menulis Summary e-journal

by Selvidar Armalia -
Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014

Artikel berjudul “Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field” karya Charles Kivunja (2018) membahas kebingungan umum di kalangan mahasiswa pascasarjana dalam membedakan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam penelitian.
Penulis menjelaskan bahwa teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi menjelaskan serta memprediksi fenomena secara sistematis dengan menetapkan hubungan antarvariabel. Teori bersifat empiris, teruji, dan menjadi dasar bagi penyusunan penelitian ilmiah.
Selanjutnya, kerangka teoretis (theoretical framework) adalah struktur yang dibangun dari teori-teori relevan yang mendasari penelitian. Kerangka ini berperan sebagai lensa atau pandangan ilmiah yang digunakan peneliti dalam menganalisis data dan menafsirkan hasil penelitian. Dengan kata lain, kerangka teoretis menempatkan penelitian dalam konteks teori yang sudah ada dan membantu menjelaskan mengapa fenomena terjadi.
Sementara itu, kerangka konseptual (conceptual framework) memiliki cakupan yang lebih luas. Ia menggambarkan keseluruhan alur berpikir peneliti mulai dari topik, masalah, teori, metode, hingga analisis yang saling berhubungan secara logis. Penulis menganalogikan kerangka konseptual sebagai “rumah besar” dan kerangka teoretis sebagai “ruangan” di dalamnya.
Kivunja menekankan bahwa pemahaman yang jelas terhadap ketiga elemen ini sangat penting untuk menghasilkan penelitian yang terarah dan berkualitas. Peneliti disarankan menyusun kerangka teoretis berdasarkan kajian literatur yang kuat, memilih teori yang paling relevan, serta memastikan keselarasan antara teori, kerangka pikir, dan tujuan penelitian.
Dengan pemahaman tersebut, mahasiswa dan peneliti diharapkan mampu membangun landasan ilmiah yang kokoh, menghindari tumpang tindih konsep, dan menghasilkan karya ilmiah yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan.

MPPE A2025 -> Diskusi

by Selvidar Armalia -
Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang menjelaskan hubungan antarvariabel untuk memahami dan memprediksi suatu fenomena. Teori berfungsi sebagai dasar untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, membantu merumuskan hipotesis, serta menafsirkan hasil penelitian.

Kerangka berpikir merupakan model konseptual yang menggambarkan bagaimana teori berhubungan dengan faktor-faktor yang diteliti. Kerangka ini menjelaskan secara logis dan sistematis hubungan antarvariabel yang telah diidentifikasi berdasarkan teori yang digunakan.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang disusun berdasarkan teori dan kerangka berpikir, namun belum terbukti secara empiris. Hipotesis biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk diuji kebenarannya melalui data.

Ketiganya memiliki hubungan yang erat dan berurutan. Teori memberikan dasar konseptual, kerangka berpikir menjelaskan hubungan logis antarvariabel berdasarkan teori, sedangkan hipotesis merupakan penjabaran operasional dari kerangka berpikir yang kemudian diuji dalam penelitian.