Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014
1. Kesesuaian teknik pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif
Teknik yang digunakan sudah sesuai, karena pendekatan kuantitatif memerlukan data berupa angka.
Angket dengan skala Likert menghasilkan data numerik yang bisa dihitung, dianalisis secara statistik, dan cocok untuk menguji pengaruh antar variabel. Data demografis juga mudah diubah menjadi angka.
2. Kelebihan dan kelemahan penggunaan angket
Kelebihan:
• Bisa menjangkau banyak responden secara cepat.
• Data mudah diolah karena berbentuk angka.
• Biaya lebih murah dibanding wawancara atau observasi.
• Responden dapat menjawab dengan nyaman karena sifatnya anonim.
Kelemahan:
• Jawaban bisa kurang jujur atau asal-asalan.
• Tidak bisa menggali informasi mendalam.
• Responden bisa salah paham karena tidak bisa bertanya langsung.
• Tingkat pengembalian angket kadang rendah (jika tidak diberikan langsung).
3. Teknik analisis yang paling tepat
Untuk menjawab tujuan penelitian:
(a) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja
Gunakan regresi linier sederhana.
Alasannya:
• Gaya kepemimpinan = variabel bebas (X)
• Motivasi kerja = variabel terikat (Y)
• Skala Likert dapat dianalisis dengan regresi dalam penelitian kuantitatif.
(b) Perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan
Gunakan uji ANOVA satu arah.
Alasannya:
• Tingkat pendidikan terdiri dari beberapa kelompok (S1, S2, dst.).
• Motivasi kerja berupa skor.
• ANOVA digunakan untuk membandingkan rata-rata motivasi dari beberapa kelompok pendidikan.
4. Potensi bias atau masalah validitas dan cara mengatasinya
Potensi masalah:
a. Bias jawaban sosial (social desirability)
Guru bisa menjawab terlalu positif agar terlihat baik.
b. Salah paham terhadap pernyataan angket
Bisa membuat skor tidak akurat.
c. Bias pengisian cepat / asal tanda
Karena ingin cepat selesai.
d. Masalah validitas konstruk
Item angket mungkin belum benar-benar menggambarkan gaya kepemimpinan atau motivasi.
e. Masalah reliabilitas
Skala Likert harus konsisten pada setiap item.
Cara mengatasinya:
• Lakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum menyebarkan angket secara penuh.
• Gunakan bahasa yang jelas dan sederhana.
• Edarkan angket secara anonim agar responden lebih jujur.
• Berikan instruksi yang jelas.
• Lakukan uji coba (pilot test) pada sebagian kecil responden.
• Hindari pertanyaan yang memojokkan atau menuntut jawaban tertentu.
NPM : 2313031014
1. Kesesuaian teknik pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif
Teknik yang digunakan sudah sesuai, karena pendekatan kuantitatif memerlukan data berupa angka.
Angket dengan skala Likert menghasilkan data numerik yang bisa dihitung, dianalisis secara statistik, dan cocok untuk menguji pengaruh antar variabel. Data demografis juga mudah diubah menjadi angka.
2. Kelebihan dan kelemahan penggunaan angket
Kelebihan:
• Bisa menjangkau banyak responden secara cepat.
• Data mudah diolah karena berbentuk angka.
• Biaya lebih murah dibanding wawancara atau observasi.
• Responden dapat menjawab dengan nyaman karena sifatnya anonim.
Kelemahan:
• Jawaban bisa kurang jujur atau asal-asalan.
• Tidak bisa menggali informasi mendalam.
• Responden bisa salah paham karena tidak bisa bertanya langsung.
• Tingkat pengembalian angket kadang rendah (jika tidak diberikan langsung).
3. Teknik analisis yang paling tepat
Untuk menjawab tujuan penelitian:
(a) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja
Gunakan regresi linier sederhana.
Alasannya:
• Gaya kepemimpinan = variabel bebas (X)
• Motivasi kerja = variabel terikat (Y)
• Skala Likert dapat dianalisis dengan regresi dalam penelitian kuantitatif.
(b) Perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan
Gunakan uji ANOVA satu arah.
Alasannya:
• Tingkat pendidikan terdiri dari beberapa kelompok (S1, S2, dst.).
• Motivasi kerja berupa skor.
• ANOVA digunakan untuk membandingkan rata-rata motivasi dari beberapa kelompok pendidikan.
4. Potensi bias atau masalah validitas dan cara mengatasinya
Potensi masalah:
a. Bias jawaban sosial (social desirability)
Guru bisa menjawab terlalu positif agar terlihat baik.
b. Salah paham terhadap pernyataan angket
Bisa membuat skor tidak akurat.
c. Bias pengisian cepat / asal tanda
Karena ingin cepat selesai.
d. Masalah validitas konstruk
Item angket mungkin belum benar-benar menggambarkan gaya kepemimpinan atau motivasi.
e. Masalah reliabilitas
Skala Likert harus konsisten pada setiap item.
Cara mengatasinya:
• Lakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum menyebarkan angket secara penuh.
• Gunakan bahasa yang jelas dan sederhana.
• Edarkan angket secara anonim agar responden lebih jujur.
• Berikan instruksi yang jelas.
• Lakukan uji coba (pilot test) pada sebagian kecil responden.
• Hindari pertanyaan yang memojokkan atau menuntut jawaban tertentu.