Posts made by Fatria Irawan

ASP B2025 -> CASE STUDY

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036
Kelas : 2023B

Setelah satu tahun berjalan, rendahnya efektivitas implementasi platform SehatMandiri dapat dijelaskan melalui tiga kelompok penyebab utama.
1. Faktor sumber daya manusia menjadi penyebab signifikan karena banyak Puskesmas belum memanfaatkan sistem secara penuh akibat kurangnya pelatihan, resistensi terhadap perubahan, serta tingginya beban kerja tenaga kesehatan yang membuat input data tidak konsisten. Kondisi ini menunjukkan bahwa transformasi digital belum diikuti dengan manajemen perubahan dan peningkatan kapasitas SDM yang memadai.
2. Faktor teknologi dan kualitas sistem juga turut menyebabkan rendahnya efektivitas. Ketidaksinkronan data antar fasilitas menunjukkan lemahnya integrasi sistem, baik dari sisi API, infrastruktur server, maupun mekanisme sinkronisasi real-time. Selain itu, antarmuka yang kurang ramah pengguna, seringnya error atau downtime, serta lambatnya akses ketika jam sibuk memperburuk proses pelayanan dan justru memicu keluhan masyarakat.
3. Faktor organisasi dan proses pelayanan mempertegas permasalahan karena tidak adanya SOP baku antar fasilitas, lemahnya koordinasi antara Dinas Kesehatan, operator IT, dan Puskesmas, serta belum adanya monitoring rutin yang berbasis data membuat variasi implementasi terjadi di setiap unit. Akhirnya, alur digital yang tidak sejalan dengan alur pelayanan nyata di lapangan menghasilkan bottleneck pelayanan dan menyebabkan keterlambatan yang memicu pengaduan masyarakat.

Untuk mengevaluasi kondisi tersebut, pendekatan audit berbasis data dapat dirancang secara sistematis melalui tiga tahapan inti.
1. Tahap perencanaan audit dilakukan dengan menetapkan tujuan audit kinerja digitalisasi, menyusun indikator kinerja utama (KPIs), serta menentukan variabel analisis seperti tingkat adopsi fasilitas, integritas data, waktu pelayanan, dan tingkat keluhan masyarakat. Indikator efektivitas yang digunakan dapat mencakup persentase penggunaan sistem per Puskesmas, jumlah transaksi layanan digital, serta error rate data.
2. Tahap pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui penarikan log sistem (login petugas, penggunaan fitur, error log), pengumpulan data operasional (waktu tunggu, alur proses manual vs digital), serta survei kepuasan masyarakat. Data tersebut dianalisis dengan teknik seperti heatmap untuk mengidentifikasi tingkat adopsi, data integrity audit untuk melihat konsistensi dan sinkronisasi data, serta time motion study untuk membandingkan kecepatan pelayanan antara sistem lama dan digital. Analisis tersebut kemudian dikaitkan dengan pola pengaduan masyarakat untuk mengetahui apakah keluhan meningkat pada saat terjadi error atau downtime.
3. Tahap rekomendasi audit berbasis data disusun dengan fokus pada peningkatan SDM dan manajemen perubahan, perbaikan infrastruktur IT, standardisasi data dan SOP antar fasilitas, serta pembangunan dashboard monitoring real-time. Dashboard tersebut akan memuat tingkat penggunaan sistem per fasilitas, jumlah keluhan harian, kecepatan pelayanan, dan tingkat error, sehingga Dinas Kesehatan dapat melakukan pemantauan dan koreksi secara cepat.

Dengan demikian, audit kinerja berbasis data dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai persoalan implementasi platform SehatMandiri serta menawarkan langkah peningkatan yang terukur untuk memastikan digitalisasi layanan kesehatan benar-benar meningkatkan kualitas pelayanan publik.

ASP B2025 -> CASE STUDY 2

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036
Kelas : 2023B

Untuk mengevaluasi permasalahan pada sistem IzinCerdas, audit kinerja berbasis risiko dapat disusun melalui tiga fokus utama. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan menilai risiko dalam seluruh proses perizinan, mulai dari pengajuan, verifikasi, hingga penerbitan izin. Pada tahap ini auditor memetakan risiko utama seperti keterlambatan penerbitan izin, status permohonan yang tidak jelas, serta peluang penyalahgunaan wewenang yang tetap terjadi meskipun sistem telah terdigitalisasi. Auditor menilai penyebab risiko, misalnya alur kerja digital yang belum baku, lemahnya kontrol akses yang memungkinkan beberapa petugas memanipulasi status, tidak optimalnya fitur tracking status, serta kurangnya integrasi antara sistem dan unit teknis. Risiko teknologi seperti ketidakstabilan server, log yang tidak lengkap, dan proses persetujuan yang tidak terekam secara otomatis juga menjadi fokus utama analisis.

Selanjutnya, audit dilanjutkan dengan pengujian terhadap pengendalian internal yang ada dalam sistem, terutama pengendalian berbasis digital. Auditor menguji efektivitas audit trail untuk memastikan setiap aktivitas petugas tercatat, memeriksa integritas log untuk mendeteksi perubahan tidak wajar, serta mengevaluasi apakah sistem benar-benar menerapkan role-based access control agar tidak semua petugas memiliki kewenangan mengubah status izin. Pengujian juga mencakup analisis pola waktu persetujuan untuk mendeteksi anomali, misalnya izin yang disetujui terlalu cepat, adanya jeda panjang tanpa alasan, atau perubahan status tanpa dokumen pendukung. Selain itu, auditor menilai apakah sistem memiliki alarm otomatis ketika izin melewati batas waktu pelayanan standar.

Akhirnya, teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi potensi penyimpangan dan kelemahan sistem dengan lebih efektif, antara lain melalui penggunaan data analytics untuk mengidentifikasi pola keterlambatan, process mining untuk menelusuri alur proses aktual dibandingkan alur standar, serta anomaly detection untuk menemukan indikasi fraud seperti proses yang melompat tahapan atau adanya persetujuan di luar jam kerja. Penggunaan dashboard pengawasan real-time juga memungkinkan auditor dan manajemen memantau kinerja tiap petugas, memeriksa bottleneck proses, dan menindaklanjuti permohonan yang stagnan dalam sistem. Dengan audit berbasis risiko yang terstruktur dan pemanfaatan teknologi analitik seperti ini, kelemahan dalam sistem IzinCerdas dapat terdeteksi lebih cepat, dan perbaikan sistem dapat dilakukan secara lebih terarah serta transparan.