Nama: Yogi Rohani
NPM: 2313031031
1. Anggaran Tradisional (Line Item Budget)
Anggaran tradisional atau line item budget merupakan bentuk anggaran yang paling awal digunakan dalam sektor publik. Anggaran ini menyusun pengeluaran berdasarkan jenis belanja, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Lingkup anggaran tradisional lebih menekankan pada pengendalian input dan kepatuhan terhadap aturan administrasi keuangan. Karena fokusnya pada jenis pengeluaran, anggaran ini relatif mudah disusun dan diawasi, namun kurang mampu menunjukkan sejauh mana anggaran tersebut memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Anggaran kinerja merupakan bentuk anggaran yang mengaitkan alokasi dana dengan kinerja yang ingin dicapai. Dalam anggaran ini, setiap program dan kegiatan disertai dengan indikator output dan target kinerja yang jelas. Lingkup anggaran kinerja tidak hanya mencakup besarnya dana yang digunakan, tetapi juga hasil yang dihasilkan dari penggunaan dana tersebut. Dengan demikian, anggaran kinerja mendorong pemerintah untuk lebih efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan publik.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Anggaran program adalah anggaran yang disusun berdasarkan program-program pemerintah yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Fokus utama anggaran program adalah pada manfaat dan tujuan program, bukan pada jenis belanja. Lingkup anggaran ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program secara menyeluruh. Melalui anggaran program, pemerintah dapat melihat keterkaitan antara kebijakan, alokasi dana, dan hasil yang diharapkan bagi masyarakat.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting/ZBB)
Anggaran berbasis nol atau zero-based budgeting merupakan sistem penganggaran yang mengharuskan setiap kegiatan dijustifikasi kembali dari awal pada setiap periode anggaran. Dalam anggaran ini, tidak ada jaminan bahwa suatu kegiatan akan otomatis mendapatkan anggaran seperti tahun sebelumnya. Lingkup anggaran berbasis nol mencakup penilaian ulang terhadap seluruh kegiatan organisasi untuk menentukan prioritas pendanaan. Meskipun dapat meningkatkan efisiensi dan pengendalian biaya, penerapan anggaran ini membutuhkan waktu, tenaga, dan informasi yang cukup besar.
5. Anggaran Berbasis Hasil (Outcome-Based Budgeting)
Anggaran berbasis hasil atau outcome-based budgeting menekankan pada pencapaian hasil akhir dan dampak kebijakan terhadap masyarakat. Anggaran ini tidak hanya melihat output berupa jumlah kegiatan atau layanan, tetapi juga perubahan kondisi sosial, ekonomi, atau kesejahteraan masyarakat yang dihasilkan. Lingkup anggaran berbasis hasil mencakup pengukuran dampak jangka menengah dan jangka panjang dari kebijakan publik. Pendekatan ini sejalan dengan tuntutan akuntabilitas dan efektivitas dalam pengelolaan keuangan negara.
6. Anggaran Partisipatif
Anggaran partisipatif merupakan bentuk penganggaran yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan anggaran. Melalui anggaran partisipatif, masyarakat diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasi dan kebutuhan mereka. Lingkup anggaran ini mencakup transparansi, partisipasi publik, dan akuntabilitas pemerintah. Penerapan anggaran partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik serta memastikan bahwa anggaran benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat.