Cobalah diskusikan disini bersama teman-teman anda tentang jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya.
Diskusi
NAMA : ADEA APRILIA
NPM : 2313031034
NO ABSEN : 04
menurut saya, jenis-jenis anggaran sektor publik itu ada :
1.Anggaran Tradisional
Jenis anggaran ini lingkupnya hanya fokus pada jenis pengeluaran, misalnya gaji pegawai, pembelian barang, atau pembangunan gedung. Jadi lebih cocok untuk mengontrol administrasi, tapi kelemahannya sulit mengukur hasil nyata dari uang yang dibelanjakan.
2.Anggaran Kinerja
Lingkup anggaran ini lebih maju karena menghubungkan antara uang yang dipakai dengan hasil atau output yang dihasilkan. Misalnya, bukan hanya dicatat dana untuk pendidikan, tetapi juga dilihat berapa jumlah siswa yang berhasil dilayani.
3.Anggaran Berbasis Program
Di sini lingkup anggarannya disusun berdasarkan tujuan program tertentu. Misalnya ada program pengentasan kemiskinan atau program kesehatan masyarakat. Jadi jelas terlihat hubungan antara anggaran yang dikeluarkan dengan tujuan pembangunan yang ingin dicapai.
4.Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)
Jenis anggaran ini lingkupnya dimulai dari nol setiap tahun. Artinya, setiap program atau kegiatan harus dijustifikasi ulang dan tidak otomatis mendapat dana hanya karena sudah ada di tahun sebelumnya. Dengan begitu, anggaran lebih sesuai dengan kebutuhan yang benar-benar penting.
5.Anggaran Partisipatif
Jenis anggaran ini lingkupnya melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses penyusunan anggaran. Jadi warga bisa memberi masukan tentang kebutuhan prioritas, misalnya perbaikan jalan desa, pembangunan posyandu, atau penyediaan air bersih. Dengan cara ini, anggaran lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan meningkatkan rasa memiliki terhadap hasil pembangunan.
NPM : 2313031034
NO ABSEN : 04
menurut saya, jenis-jenis anggaran sektor publik itu ada :
1.Anggaran Tradisional
Jenis anggaran ini lingkupnya hanya fokus pada jenis pengeluaran, misalnya gaji pegawai, pembelian barang, atau pembangunan gedung. Jadi lebih cocok untuk mengontrol administrasi, tapi kelemahannya sulit mengukur hasil nyata dari uang yang dibelanjakan.
2.Anggaran Kinerja
Lingkup anggaran ini lebih maju karena menghubungkan antara uang yang dipakai dengan hasil atau output yang dihasilkan. Misalnya, bukan hanya dicatat dana untuk pendidikan, tetapi juga dilihat berapa jumlah siswa yang berhasil dilayani.
3.Anggaran Berbasis Program
Di sini lingkup anggarannya disusun berdasarkan tujuan program tertentu. Misalnya ada program pengentasan kemiskinan atau program kesehatan masyarakat. Jadi jelas terlihat hubungan antara anggaran yang dikeluarkan dengan tujuan pembangunan yang ingin dicapai.
4.Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)
Jenis anggaran ini lingkupnya dimulai dari nol setiap tahun. Artinya, setiap program atau kegiatan harus dijustifikasi ulang dan tidak otomatis mendapat dana hanya karena sudah ada di tahun sebelumnya. Dengan begitu, anggaran lebih sesuai dengan kebutuhan yang benar-benar penting.
5.Anggaran Partisipatif
Jenis anggaran ini lingkupnya melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses penyusunan anggaran. Jadi warga bisa memberi masukan tentang kebutuhan prioritas, misalnya perbaikan jalan desa, pembangunan posyandu, atau penyediaan air bersih. Dengan cara ini, anggaran lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan meningkatkan rasa memiliki terhadap hasil pembangunan.
NAMA : ZULFAA SALSABILLAH
NPM : 2313031038
KELAS : B
Anggaran Tradisional
NPM : 2313031038
KELAS : B
Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional memiliki lingkup yang sederhana dan berkonsentrasi pada pengendalian input dengan menggunakan metode incrementalism dan line-item. Strukturnya sentralistis, tahunan, dan berfokus pada pengeluaran per pos anggaran. Meskipun mudah digunakan dan dipahami, pengawasannya terbatas karena tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang dan tidak dapat mengukur seberapa efektif program.
Anggaran Manajemen Publik Baru (NPM)
NPM mengubah paradigma dari birokrat ke manajemen yang lebih luas. Input, output, dan hasil adalah bagian dari fokusnya pada nilai uang. Desentralisasi, integrasi lintas departemen, dan bottom-up budgeting adalah beberapa metode yang dapat diterapkan dalam praktiknya. Pemerintahan yang responsif terhadap masyarakat, kompetitif, dan berorientasi hasil muncul dari gagasan merevitalisasi pemerintahan.
Anggaran Kinerja
Anggaran Kinerja berfokus pada pengukuran hasil dengan menekankan value for money. Pengawasannya mencakup pengetahuan tentang biaya internal dan evaluasi kinerja eksternal. Anggaran ini mengintegrasikan program dan kinerja sebagai alat untuk mencapai tujuan, yang memungkinkan penilaian efektivitas yang lebih akurat.
Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting (ZBB) menggunakan evaluasi menyeluruh dari nol untuk setiap periode. Identifikasi unit keputusan, penyusunan paket keputusan, dan perangkingan prioritas adalah bagian dari prosesnya. Meskipun alokasi sumber daya yang efektif memungkinkan, implementasinya membutuhkan waktu dan teknologi yang canggih.
Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS) memiliki lingkup paling komprehensif dengan mengintegrasikan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran. Orientasinya pada output dan tujuan dengan analisis ekonomi untuk alokasi sumberdaya. Prosesnya sistematis dari penetapan tujuan hingga alokasi sumberdaya, namun memerlukan kapasitas organisasi tinggi.
Nama: Adella Putri Rizkia
NPM: 2313031044
No.Absen:14
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan bahwa jenis-jenis anggaran sektor publik meliputi beberapa kategori dengan lingkup yang berbeda-beda, antara lain:
1.Anggaran Operasional (Operational Budget)
Digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahah, mencakup belanja rutin yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak menambah aset pemerintah, seperti belanja administrasi umum dan operasi pemeliharaan.
2.Anggaran Modal/Investasi (Capital/Investment Budget)
Rencana jangka panjang untuk pembelanjaan aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, dan perabot dan pengeluaran modal ini biasanya dilakukan sekali dengan manfaat yang melebihi satu tahun anggaran.
Dilihat dari segi fungsi dan pendekatan, anggaran sektor publik juga dibedakan menjadi:
1.Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
Berfokus pada pengelompokan pendapatan dan belanja berdasarkan pos-pos tertentu dan mudah disusun dan diawasi, tapi kurang mengaitkan anggaran dengan tujuan dan hasil (output/outcome).
2.Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting)
Menekankan hubungan antara dana yang dialokasikan dengan hasil yang diharapkan. Dilihat dari efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam mencapai tujuan.
3.Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting)
Mengelompokkan anggaran berdasarkan program dengan tujuan spesifik dan mempermudah evaluasi kinerja program dan penggunaan dana sesuai sasaran.
4.Anggaran Berbasis Zero (Zero-Based Budgeting)
Setiap program dibenarkan dari awal setiap tahun anggaran tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Bertujuan untuk menghilangkan inefisiensi dan memastikan alokasi dana benar-benar diperlukan.
5.Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting)
Berfokus pada biaya tiap aktivitas untuk mengontrol biaya yang tidak memberikan nilai tambah.
6.Anggaran Berbasis Outcome (Outcome-Based Budgeting)
Menekankan hasil akhir (outcome) yang ingin dicapai, misalnya peningkatan kualitas pendidikan, penurunan kemiskinan.
7.Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Melibatkan masyarakat dalam penyusunan anggaran untuk memastikan kebutuhan dan prioritas tercermin.
8.Anggaran Berbasis Gender (Gender Budgeting)
Memperhatikan aspek kesetaraan gender dalam alokasi anggaran.
Secara umum, anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara atau daerah dengan berbagai jenis sesuai fungsi dan pendekatannya
NPM: 2313031044
No.Absen:14
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan bahwa jenis-jenis anggaran sektor publik meliputi beberapa kategori dengan lingkup yang berbeda-beda, antara lain:
1.Anggaran Operasional (Operational Budget)
Digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahah, mencakup belanja rutin yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak menambah aset pemerintah, seperti belanja administrasi umum dan operasi pemeliharaan.
2.Anggaran Modal/Investasi (Capital/Investment Budget)
Rencana jangka panjang untuk pembelanjaan aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, dan perabot dan pengeluaran modal ini biasanya dilakukan sekali dengan manfaat yang melebihi satu tahun anggaran.
Dilihat dari segi fungsi dan pendekatan, anggaran sektor publik juga dibedakan menjadi:
1.Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
Berfokus pada pengelompokan pendapatan dan belanja berdasarkan pos-pos tertentu dan mudah disusun dan diawasi, tapi kurang mengaitkan anggaran dengan tujuan dan hasil (output/outcome).
2.Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting)
Menekankan hubungan antara dana yang dialokasikan dengan hasil yang diharapkan. Dilihat dari efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam mencapai tujuan.
3.Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting)
Mengelompokkan anggaran berdasarkan program dengan tujuan spesifik dan mempermudah evaluasi kinerja program dan penggunaan dana sesuai sasaran.
4.Anggaran Berbasis Zero (Zero-Based Budgeting)
Setiap program dibenarkan dari awal setiap tahun anggaran tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Bertujuan untuk menghilangkan inefisiensi dan memastikan alokasi dana benar-benar diperlukan.
5.Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting)
Berfokus pada biaya tiap aktivitas untuk mengontrol biaya yang tidak memberikan nilai tambah.
6.Anggaran Berbasis Outcome (Outcome-Based Budgeting)
Menekankan hasil akhir (outcome) yang ingin dicapai, misalnya peningkatan kualitas pendidikan, penurunan kemiskinan.
7.Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Melibatkan masyarakat dalam penyusunan anggaran untuk memastikan kebutuhan dan prioritas tercermin.
8.Anggaran Berbasis Gender (Gender Budgeting)
Memperhatikan aspek kesetaraan gender dalam alokasi anggaran.
Secara umum, anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara atau daerah dengan berbagai jenis sesuai fungsi dan pendekatannya
Nama: Fajriyatur Rohmah
NPM: 2313031048
izin menjawab, setelah saya membaca beberap refrensi, menurut saya jenis-jenis anggaran di sektor publik itu dibagi menjadi 6, yaitu:
1. Anggaran Operasional
Ini adalah anggaran yang dipakai buat kebutuhan sehari-hari pemerintah, misalnya bayar gaji pegawai, listrik, air, dan biaya rutin lainnya supaya pelayanan tetap jalan lancar.
2. Anggaran Modal
Kalau ini buat pengeluaran yang sifatnya investasi jangka panjang, seperti bangun jalan, gedung, atau beli alat-alat besar yang bisa dipakai bertahun-tahun.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Daerah (APBD)
Ini anggaran besar yang ngatur semua pemasukan dan pengeluaran pemerintah pusat atau daerah selama setahun. Jadi, di sini termasuk anggaran operasional, modal, dan pengeluaran lain seperti subsidi atau bayar utang.
4. Anggaran Program
Anggaran ini dibuat berdasarkan program-program tertentu yang mau dijalankan pemerintah. Jadi, fokusnya bukan cuma uang yang keluar, tapi juga tujuan dari program itu sendiri.
5. Anggaran Kinerja
Ini anggaran yang dikaitkan dengan hasil kerja yang diharapkan. Jadi, dana yang diberikan harus sesuai dengan target yang mau dicapai supaya penggunaan uang lebih efisien.
6. Anggaran Berbasis Hasil (Outcome-Based Budgeting)
Mirip dengan anggaran kinerja, tapi lebih fokus ke hasil akhir yang dirasakan masyarakat, bukan cuma output atau produk dari program.
NPM: 2313031048
izin menjawab, setelah saya membaca beberap refrensi, menurut saya jenis-jenis anggaran di sektor publik itu dibagi menjadi 6, yaitu:
1. Anggaran Operasional
Ini adalah anggaran yang dipakai buat kebutuhan sehari-hari pemerintah, misalnya bayar gaji pegawai, listrik, air, dan biaya rutin lainnya supaya pelayanan tetap jalan lancar.
2. Anggaran Modal
Kalau ini buat pengeluaran yang sifatnya investasi jangka panjang, seperti bangun jalan, gedung, atau beli alat-alat besar yang bisa dipakai bertahun-tahun.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Daerah (APBD)
Ini anggaran besar yang ngatur semua pemasukan dan pengeluaran pemerintah pusat atau daerah selama setahun. Jadi, di sini termasuk anggaran operasional, modal, dan pengeluaran lain seperti subsidi atau bayar utang.
4. Anggaran Program
Anggaran ini dibuat berdasarkan program-program tertentu yang mau dijalankan pemerintah. Jadi, fokusnya bukan cuma uang yang keluar, tapi juga tujuan dari program itu sendiri.
5. Anggaran Kinerja
Ini anggaran yang dikaitkan dengan hasil kerja yang diharapkan. Jadi, dana yang diberikan harus sesuai dengan target yang mau dicapai supaya penggunaan uang lebih efisien.
6. Anggaran Berbasis Hasil (Outcome-Based Budgeting)
Mirip dengan anggaran kinerja, tapi lebih fokus ke hasil akhir yang dirasakan masyarakat, bukan cuma output atau produk dari program.
Nama:Daffa Raihan shofwan Sutanto
Npm:2313031039
Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik adalah rencana keuangan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga publik untuk mengalokasikan sumber daya guna mencapai tujuan pembangunan. Secara umum, anggaran sektor publik dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama, masing-masing dengan fokus dan lingkup yang berbeda.
•Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting): Ini adalah jenis anggaran yang paling umum dan sering digunakan. Anggaran tradisional disusun berdasarkan pos-pos pengeluaran, seperti gaji, peralatan, dan biaya operasional. Lingkupnya sangat terperinci dan berfokus pada input atau apa yang dibeli oleh pemerintah, bukan pada hasil atau dampaknya. Kelemahannya, jenis anggaran ini kurang fleksibel dan sering kali tidak mencerminkan efisiensi atau efektivitas program.
• Anggaran Kinerja (Performance Budgeting): Anggaran ini disusun dengan menghubungkan pengeluaran dengan hasil atau kinerja yang diharapkan dari suatu program. Lingkupnya berfokus pada output dan outcome, di mana pemerintah tidak hanya merinci berapa banyak uang yang dihabiskan, tetapi juga apa yang dicapai dengan uang tersebut. Misalnya, anggaran untuk pendidikan akan diukur tidak hanya dari jumlah dana yang dialokasikan, tetapi juga dari peningkatan nilai ujian atau tingkat kelulusan. Jenis anggaran ini mendorong efisiensi dan akuntabilitas karena keberhasilan program dapat diukur secara konkret.
• Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting): Anggaran ini mengelompokkan pengeluaran berdasarkan program atau kegiatan yang spesifik. Lingkupnya berfokus pada tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai. Setiap program memiliki anggaran terpisah, dan alokasi dana didasarkan pada pentingnya program tersebut bagi tujuan pembangunan. Misalnya, semua pengeluaran terkait kesehatan masyarakat, mulai dari kampanye vaksinasi hingga pembangunan puskesmas, akan dikelompokkan dalam satu program kesehatan. Pendekatan ini memudahkan evaluasi dan pengambilan keputusan, karena sumber daya dialokasikan secara terpadu untuk mencapai satu tujuan.
• Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting - ZBB): Dalam jenis anggaran ini, setiap pos pengeluaran harus dijustifikasi dari nol setiap tahun, tanpa memandang anggaran tahun sebelumnya. Lingkupnya menuntut evaluasi menyeluruh terhadap setiap kegiatan atau program yang ada, seolah-olah semuanya adalah hal baru. Ini memaksa manajer untuk membela setiap rupiah yang diminta dan dapat membantu menghilangkan pengeluaran yang tidak perlu. Meskipun sangat efisien, ZBB bisa sangat memakan waktu dan rumit untuk diimplementasikan.
Setiap jenis anggaran ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan sering kali pemerintah menggabungkan elemen dari beberapa jenis untuk menciptakan sistem anggaran yang paling efektif. Pemilihan jenis anggaran sangat bergantung pada prioritas, struktur organisasi, dan tujuan pembangunan yang ingin dicapai.
Npm:2313031039
Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik adalah rencana keuangan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga publik untuk mengalokasikan sumber daya guna mencapai tujuan pembangunan. Secara umum, anggaran sektor publik dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama, masing-masing dengan fokus dan lingkup yang berbeda.
•Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting): Ini adalah jenis anggaran yang paling umum dan sering digunakan. Anggaran tradisional disusun berdasarkan pos-pos pengeluaran, seperti gaji, peralatan, dan biaya operasional. Lingkupnya sangat terperinci dan berfokus pada input atau apa yang dibeli oleh pemerintah, bukan pada hasil atau dampaknya. Kelemahannya, jenis anggaran ini kurang fleksibel dan sering kali tidak mencerminkan efisiensi atau efektivitas program.
• Anggaran Kinerja (Performance Budgeting): Anggaran ini disusun dengan menghubungkan pengeluaran dengan hasil atau kinerja yang diharapkan dari suatu program. Lingkupnya berfokus pada output dan outcome, di mana pemerintah tidak hanya merinci berapa banyak uang yang dihabiskan, tetapi juga apa yang dicapai dengan uang tersebut. Misalnya, anggaran untuk pendidikan akan diukur tidak hanya dari jumlah dana yang dialokasikan, tetapi juga dari peningkatan nilai ujian atau tingkat kelulusan. Jenis anggaran ini mendorong efisiensi dan akuntabilitas karena keberhasilan program dapat diukur secara konkret.
• Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting): Anggaran ini mengelompokkan pengeluaran berdasarkan program atau kegiatan yang spesifik. Lingkupnya berfokus pada tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai. Setiap program memiliki anggaran terpisah, dan alokasi dana didasarkan pada pentingnya program tersebut bagi tujuan pembangunan. Misalnya, semua pengeluaran terkait kesehatan masyarakat, mulai dari kampanye vaksinasi hingga pembangunan puskesmas, akan dikelompokkan dalam satu program kesehatan. Pendekatan ini memudahkan evaluasi dan pengambilan keputusan, karena sumber daya dialokasikan secara terpadu untuk mencapai satu tujuan.
• Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting - ZBB): Dalam jenis anggaran ini, setiap pos pengeluaran harus dijustifikasi dari nol setiap tahun, tanpa memandang anggaran tahun sebelumnya. Lingkupnya menuntut evaluasi menyeluruh terhadap setiap kegiatan atau program yang ada, seolah-olah semuanya adalah hal baru. Ini memaksa manajer untuk membela setiap rupiah yang diminta dan dapat membantu menghilangkan pengeluaran yang tidak perlu. Meskipun sangat efisien, ZBB bisa sangat memakan waktu dan rumit untuk diimplementasikan.
Setiap jenis anggaran ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan sering kali pemerintah menggabungkan elemen dari beberapa jenis untuk menciptakan sistem anggaran yang paling efektif. Pemilihan jenis anggaran sangat bergantung pada prioritas, struktur organisasi, dan tujuan pembangunan yang ingin dicapai.
Nama : Dyah Wulan Handayani
NPM : 2313031033
Kelas : B 2023
Menurut saya, jenis-jenis anggaran sektor publik banyak dikategorikan dalam beberapa jenis anatara lain :
Line-Item Budgeting (Anggaran Tradisional)
fokusnya pada pengelompokan pendapatan dan belanja berdasarkan pos-pos tertentu dan mudah disusun dan diawasi, tapi kurang mengaitkan anggaran dengan tujuan dan hasil (output/outcome).
Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting)
Menekankan hubungan antara dana yang dialokasikan dengan hasil yang diharapkan.
Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting)
Mengelompokkan anggaran berdasarkan program dengan tujuan spesifik dan mempermudah evaluasi kinerja program dan penggunaan dana sesuai sasaran.
Anggaran Berbasis Zero (Zero-Based Budgeting)
Setiap program dibenarkan dari awal setiap tahun anggaran tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Bertujuan untuk menghilangkan inefisiensi dan memastikan alokasi dana benar-benar diperlukan.
Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting)
Berfokus pada biaya tiap aktivitas untuk mengontrol biaya yang tidak memberikan nilai tambah.
Anggaran Berbasis Outcome (Outcome-Based Budgeting)
Menekankan hasil akhir (outcome) yang ingin dicapai, misalnya peningkatan kualitas pendidikan, penurunan kemiskinan.
Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Melibatkan masyarakat dalam penyusunan anggaran untuk memastikan kebutuhan dan prioritas tercermin.
NPM : 2313031033
Kelas : B 2023
Menurut saya, jenis-jenis anggaran sektor publik banyak dikategorikan dalam beberapa jenis anatara lain :
Line-Item Budgeting (Anggaran Tradisional)
fokusnya pada pengelompokan pendapatan dan belanja berdasarkan pos-pos tertentu dan mudah disusun dan diawasi, tapi kurang mengaitkan anggaran dengan tujuan dan hasil (output/outcome).
Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting)
Menekankan hubungan antara dana yang dialokasikan dengan hasil yang diharapkan.
Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting)
Mengelompokkan anggaran berdasarkan program dengan tujuan spesifik dan mempermudah evaluasi kinerja program dan penggunaan dana sesuai sasaran.
Anggaran Berbasis Zero (Zero-Based Budgeting)
Setiap program dibenarkan dari awal setiap tahun anggaran tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Bertujuan untuk menghilangkan inefisiensi dan memastikan alokasi dana benar-benar diperlukan.
Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting)
Berfokus pada biaya tiap aktivitas untuk mengontrol biaya yang tidak memberikan nilai tambah.
Anggaran Berbasis Outcome (Outcome-Based Budgeting)
Menekankan hasil akhir (outcome) yang ingin dicapai, misalnya peningkatan kualitas pendidikan, penurunan kemiskinan.
Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Melibatkan masyarakat dalam penyusunan anggaran untuk memastikan kebutuhan dan prioritas tercermin.
Nama: Rika Rahayu
NPM: 2313031052
Dalam sektor publik, anggaran memiliki beberapa jenis dengan lingkup yang berbeda-beda. (1). Anggaran tradisional atau line item budgeting berfokus pada pos-pos belanja dan input, sehingga lingkupnya terbatas pada administrasi keuangan dan pengendalian belanja. (2). Anggaran kinerja (performance budgeting) yang menghubungkan biaya dengan hasil (output dan outcome), sehingga lingkupnya lebih luas karena menilai efektivitas, efisiensi, dan manfaat bagi masyarakat. Selanjutnya, (3). anggaran berbasis program (program budgeting/PPBS) yang disusun berdasarkan program tertentu untuk mencapai tujuan pembangunan, dengan lingkup lintas unit kerja karena satu program bisa melibatkan beberapa instansi sekaligus. (4). Anggaran berbasis nol (Zero-Based Budgeting/ZBB) yang disusun dari awal setiap periode, sehingga lingkupnya mencakup evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan lama dan baru dengan tujuan menghindari pemborosan
NPM: 2313031052
Dalam sektor publik, anggaran memiliki beberapa jenis dengan lingkup yang berbeda-beda. (1). Anggaran tradisional atau line item budgeting berfokus pada pos-pos belanja dan input, sehingga lingkupnya terbatas pada administrasi keuangan dan pengendalian belanja. (2). Anggaran kinerja (performance budgeting) yang menghubungkan biaya dengan hasil (output dan outcome), sehingga lingkupnya lebih luas karena menilai efektivitas, efisiensi, dan manfaat bagi masyarakat. Selanjutnya, (3). anggaran berbasis program (program budgeting/PPBS) yang disusun berdasarkan program tertentu untuk mencapai tujuan pembangunan, dengan lingkup lintas unit kerja karena satu program bisa melibatkan beberapa instansi sekaligus. (4). Anggaran berbasis nol (Zero-Based Budgeting/ZBB) yang disusun dari awal setiap periode, sehingga lingkupnya mencakup evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan lama dan baru dengan tujuan menghindari pemborosan
Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 2313031040
Jenis-jenis anggaran dalam sektor publik pada dasarnya memiliki karakteristik dan lingkup yang berbeda sesuai dengan tujuan pengelolaannya. Anggaran tradisional atau line-item budgeting adalah bentuk anggaran yang paling sederhana, di mana fokusnya terletak pada rincian input atau pos belanja, seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Anggaran ini mudah diawasi, tetapi kelemahannya hanya menekankan pada seberapa besar dana digunakan tanpa mengukur hasil yang dicapai. Berbeda dengan itu, anggaran kinerja menekankan keterkaitan antara alokasi dana dengan hasil atau output yang ingin dicapai. Dengan pendekatan ini, efektivitas dan efisiensi lebih diperhatikan, meskipun penerapannya membutuhkan indikator kinerja yang jelas. Selain itu, ada juga anggaran berbasis program, yang menekankan pendanaan berdasarkan program atau kegiatan tertentu. Lingkupnya lebih menyoroti hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan tujuan pembangunan, meski sering terjadi tumpang tindih antarprogram. Jenis berikutnya adalah anggaran perencanaan atau Planning Programming Budgeting System (PPBS) yang berusaha menghubungkan perencanaan jangka panjang dengan penganggaran jangka pendek. Model ini lebih strategis, tetapi cukup rumit karena membutuhkan data dan analisis mendalam. Kemudian ada Zero Based Budgeting (ZBB), yaitu metode penganggaran yang dimulai dari nol setiap periode. Semua program harus dievaluasi ulang untuk memastikan relevansi dan prioritas, sehingga lebih rasional, meskipun membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak.
NPM : 2313031040
Jenis-jenis anggaran dalam sektor publik pada dasarnya memiliki karakteristik dan lingkup yang berbeda sesuai dengan tujuan pengelolaannya. Anggaran tradisional atau line-item budgeting adalah bentuk anggaran yang paling sederhana, di mana fokusnya terletak pada rincian input atau pos belanja, seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Anggaran ini mudah diawasi, tetapi kelemahannya hanya menekankan pada seberapa besar dana digunakan tanpa mengukur hasil yang dicapai. Berbeda dengan itu, anggaran kinerja menekankan keterkaitan antara alokasi dana dengan hasil atau output yang ingin dicapai. Dengan pendekatan ini, efektivitas dan efisiensi lebih diperhatikan, meskipun penerapannya membutuhkan indikator kinerja yang jelas. Selain itu, ada juga anggaran berbasis program, yang menekankan pendanaan berdasarkan program atau kegiatan tertentu. Lingkupnya lebih menyoroti hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan tujuan pembangunan, meski sering terjadi tumpang tindih antarprogram. Jenis berikutnya adalah anggaran perencanaan atau Planning Programming Budgeting System (PPBS) yang berusaha menghubungkan perencanaan jangka panjang dengan penganggaran jangka pendek. Model ini lebih strategis, tetapi cukup rumit karena membutuhkan data dan analisis mendalam. Kemudian ada Zero Based Budgeting (ZBB), yaitu metode penganggaran yang dimulai dari nol setiap periode. Semua program harus dievaluasi ulang untuk memastikan relevansi dan prioritas, sehingga lebih rasional, meskipun membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak.
Nama : Bagas Muhamad Satria
NPM: 2313031037
1. Anggaran tradisional, yaitu sistem penyusunan anggaran yang berfokus pada aspek input atau besarnya dana yang dialokasikan untuk setiap kegiatan. Ciri utama dari anggaran ini adalah penekanan pada jumlah pengeluaran tanpa mempertimbangkan secara langsung hasil atau kinerja yang dicapai. Model anggaran seperti ini banyak digunakan pada masa awal pemerintahan modern yang masih bersifat birokratis dan prosedural.
2. Anggaran berbasis kinerja, yang menghubungkan secara jelas antara dana yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Dalam sistem ini, setiap alokasi anggaran harus memiliki indikator kinerja yang dapat diukur untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program.
3. Zero Based Budgeting (ZBB), yaitu metode penganggaran yang dimulai dari titik nol setiap periode anggaran. Setiap kegiatan atau program perlu dievaluasi kembali dari awal berdasarkan urgensi, manfaat, dan prioritasnya sebelum ditetapkan untuk didanai.
4. Anggaran program, yang disusun berdasarkan tujuan jangka panjang melalui rangkaian kegiatan atau program terencana secara sistematis.
5. Anggaran partisipatif melibatkan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan dalam proses perumusan anggaran agar tercipta transparansi, akuntabilitas, serta rasa memiliki terhadap kebijakan publik.
NPM: 2313031037
1. Anggaran tradisional, yaitu sistem penyusunan anggaran yang berfokus pada aspek input atau besarnya dana yang dialokasikan untuk setiap kegiatan. Ciri utama dari anggaran ini adalah penekanan pada jumlah pengeluaran tanpa mempertimbangkan secara langsung hasil atau kinerja yang dicapai. Model anggaran seperti ini banyak digunakan pada masa awal pemerintahan modern yang masih bersifat birokratis dan prosedural.
2. Anggaran berbasis kinerja, yang menghubungkan secara jelas antara dana yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Dalam sistem ini, setiap alokasi anggaran harus memiliki indikator kinerja yang dapat diukur untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program.
3. Zero Based Budgeting (ZBB), yaitu metode penganggaran yang dimulai dari titik nol setiap periode anggaran. Setiap kegiatan atau program perlu dievaluasi kembali dari awal berdasarkan urgensi, manfaat, dan prioritasnya sebelum ditetapkan untuk didanai.
4. Anggaran program, yang disusun berdasarkan tujuan jangka panjang melalui rangkaian kegiatan atau program terencana secara sistematis.
5. Anggaran partisipatif melibatkan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan dalam proses perumusan anggaran agar tercipta transparansi, akuntabilitas, serta rasa memiliki terhadap kebijakan publik.