Posts made by Lilin Ratnasari

Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Setelah membaca beberapa buku metodologi penelitian seperti Sugiyono (2019) dan Arikunto (2010), serta jurnal-jurnal pendidikan ekonomi, dapat saya simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian pendidikan ekonomi, populasi biasanya berupa siswa, mahasiswa, guru, atau kelompok pelaku ekonomi yang relevan dengan variabel yang dikaji. Populasi penting karena menjadi dasar penentuan ruang lingkup generalisasi hasil penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dilakukan ketika populasi terlalu besar, sulit dijangkau, atau ketika penelitian membutuhkan efisiensi waktu dan biaya. Dari literatur yang saya baca, peneliti harus memilih teknik sampling yang tepat agar sampel benar-benar representatif. Teknik sampling terbagi menjadi dua kelompok utama.
Probability Sampling, di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi sampel. Teknik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan ekonomi adalah simple random sampling, cluster sampling, dan stratified sampling. Teknik ini cocok jika populasi besar dan heterogen.
Non-Probability Sampling, yaitu teknik yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi. Yang paling sering ditemukan dalam jurnal pendidikan ekonomi adalah purposive sampling dan convenience sampling, terutama ketika peneliti memiliki pertimbangan khusus atau keterbatasan akses.
Berdasarkan referensi yang saya baca, representativitas menjadi poin penting. Artinya, sampel harus benar-benar menggambarkan karakter populasi. Jika sampel tidak representatif, maka hasil penelitian sulit digeneralisasikan. Untuk menentukan jumlah sampel, beberapa literatur menyarankan rumus Slovin atau tabel Krejcie & Morgan, sementara Arikunto menyarankan pengambilan 10–25% dari populasi jika jumlahnya besar.
Dari jurnal-jurnal pendidikan ekonomi, saya melihat pola bahwa peneliti selalu memaparkan: (1) populasi secara rinci, (2) teknik pengambilan sampel, (3) jumlah sampel serta alasannya, dan (4) hubungan sampel dengan tujuan penelitian. Penjelasan ini sangat mendukung transparansi metodologi dan kualitas penelitian.

Referensi (Jurnal):
Hidayat, R., & Rohaya, A. (2021). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 14(2), 112–123.
Sari, N. P., & Prasetyo, Z. K. (2020). Analisis Penggunaan Teknik Sampling dalam Penelitian Pendidikan Ekonomi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi, 8(1), 45–56.
Lestari, D. (2019). Representativitas Sampel dalam Penelitian Kuantitatif Pendidikan. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 23(1), 89–101.
Yusuf, A. M. (2017). Praktik Pengambilan Sampel pada Penelitian Pendidikan. Jurnal Edukasi, 15(3), 210–220.

MPPE B2025 -> CASE STUDY 2

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

1. Teori yang Bisa Digunakan sebagai Landasan Teori
Sebagai mahasiswa manajemen, saya melihat bahwa ada beberapa teori yang relevan untuk menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan. Teori-teori ini sering muncul dalam mata kuliah Perilaku Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia:
a. Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional (Bass, 1985)
Teori ini menjelaskan bahwa pemimpin transformasional cenderung memberi inspirasi, visi, dan motivasi, sementara pemimpin transaksional fokus pada reward–punishment. Keduanya bisa berdampak pada bagaimana karyawan bekerja.
b. Teori Kepemimpinan Situasional (Hersey & Blanchard)
Menurut teori ini, efektivitas gaya kepemimpinan tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan bawahan. Pemimpin yang mampu menyesuaikan gaya dengan kondisi tim biasanya menghasilkan kinerja lebih baik.
c. Teori Motivasi (Self-Determination Theory / Herzberg)
Gaya kepemimpinan sering memengaruhi motivasi internal maupun eksternal karyawan. Motivasi inilah yang kemudian memengaruhi kinerja. Jadi, teori motivasi bisa menjadi “jembatan” antara gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan.
d. Teori Kinerja Karyawan
Dalam teori MSDM, kinerja dilihat sebagai hasil dari kemampuan, motivasi, dan lingkungan kerja. Gaya kepemimpinan dapat masuk sebagai faktor lingkungan yang mempengaruhi bagaimana karyawan mencapai target kinerjanya.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Jika dijelaskan dengan logika mahasiswa, hubungan antarvariabelnya kira-kira seperti ini:
Perubahan gaya kepemimpinan dalam startup (misalnya berganti dari otoriter ke demokratis, atau dari transaksional ke transformasional) dapat memengaruhi bagaimana karyawan merasakan pekerjaannya.
Gaya kepemimpinan yang tepat dapat meningkatkan aspek-aspek psikologis karyawan, seperti: motivasi, semangat kerja, keterlibatan, rasa memiliki terhadap perusahaan.
Jika motivasi dan sikap kerja meningkat, maka kinerja karyawan juga cenderung meningkat (lebih produktif, lebih bertanggung jawab, lebih konsisten).
Sebaliknya, gaya kepemimpinan yang tidak sesuai situasi atau kurang komunikatif bisa membuat motivasi menurun, yang akhirnya memperburuk kinerja.
Secara visual, kerangka pikirnya kira-kira seperti ini: Gaya Kepemimpinan → Motivasi Kerja Karyawan → Kinerja Karyawan
Namun motivasi kerja bisa juga tidak dijadikan variabel perantara (tergantung konsep peneliti). Jika dibuat lebih sederhana: Gaya Kepemimpinan → Kinerja Karyawan

3. Rumusan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis yang bisa diuji secara ilmiah antara lain:
Hipotesis Utama (H1): Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan di perusahaan startup.
Hipotesis Turunan (jika pakai motivasi sebagai variabel mediasi):
H1a: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.
H1b: Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
H1c: Motivasi kerja memediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis ini sudah sesuai logika berpikir mahasiswa: sederhana, dapat diuji, dan berdasarkan teori yang umum digunakan.

MPPE B2025 -> CASE STUDY

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

1. Teori-teori yang Relevan sebagai Landasan Teori
Menurut saya sebagai mahasiswa, beberapa teori yang cocok untuk penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar adalah:
a. Teori Pembelajaran Daring (E-Learning Theory)
Teori ini menjelaskan bagaimana proses belajar dapat terjadi melalui platform digital. Termasuk prinsip interaktivitas, fleksibilitas, aksesibilitas, serta tantangan seperti disiplin diri dan keterbatasan teknologi.
b. Teori Konstruktivisme
Teori ini menekankan bahwa mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman belajar. Dalam pembelajaran daring, mahasiswa dituntut lebih mandiri, sehingga teori ini relevan untuk menjelaskan bagaimana aktivitas belajar memengaruhi hasil belajar.
c. Teori Motivasi Belajar (misalnya Self-Determination Theory atau ARCS)
Hasil belajar biasanya berkaitan dengan motivasi. Pada pembelajaran daring, motivasi menjadi faktor penting, misalnya dalam hal minat belajar, keterlibatan, dan keaktifan.
d. Teori Hasil Belajar
Teori ini memuat konsep tentang apa yang dimaksud dengan hasil belajar, indikatornya (kognitif, afektif, psikomotor), dan faktor apa saja yang memengaruhi hasil belajar mahasiswa.
Teori-teori tersebut dapat dipakai untuk menjelaskan variabel pembelajaran daring (sebagai variabel bebas) dan hasil belajar (variabel terikat).

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir yang saya bayangkan dari kasus di atas adalah sebagai berikut:
Pembelajaran daring setelah pandemi masih digunakan sebagai model belajar yang cukup dominan. Namun, efektivitasnya terhadap hasil belajar belum sepenuhnya dipahami oleh mahasiswa maupun dosen. Berdasarkan teori e-learning, pembelajaran daring dapat memberikan kemudahan akses, fleksibilitas, dan peluang interaksi digital. Namun berdasarkan teori motivasi dan konstruktivisme, kualitas hasil belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana mahasiswa memanfaatkan pengalaman belajar tersebut, termasuk tingkat partisipasi, motivasi, dan kemampuan mengelola diri.
Dari pemikiran itu, logikanya:
Jika pembelajaran daring berjalan efektif—misalnya materi mudah diakses, dosen menyediakan media interaktif, dan mahasiswa aktif terlibat—maka hal itu seharusnya berdampak positif pada hasil belajar mereka. Sebaliknya, jika pembelajaran daring kurang terstruktur atau mahasiswa kurang termotivasi, hasil belajar mungkin menurun.
Jadi hubungan antar variabelnya dapat diringkas:
Pembelajaran Daring → memengaruhi → Proses dan Motivasi Belajar → berdampak pada → Hasil Belajar Mahasiswa

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, dugaan ilmiah (hipotesis) yang bisa diajukan adalah:
Hipotesis Alternatif (H₁):Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis Nol (H₀): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis ini dapat diuji menggunakan metode kuantitatif seperti regresi atau korelasi.

MPPE B2025 -> Menulis Summary e-journal

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Dalam jurnal “Membedakan antara Teori, Kerangka Teoritis, dan Kerangka Konseptual: Tinjauan Sistematis atas Pelajaran dari Lapangan”, dijelaskan bahwa teori, kerangka teoritis, dan kerangka konseptual sebenarnya mempunyai peran yang berbeda, walaupun ketiganya sama-sama menjadi fondasi dalam penelitian.
Pertama, tentang teori.
Dari pembahasan jurnal tersebut saya memahami bahwa teori itu merupakan pernyataan umum yang berisi gagasan atau abstraksi yang menjelaskan hubungan antarfenomena. Teori biasanya tidak muncul begitu saja, tetapi lahir dari proses penelitian yang panjang. Para ahli mengumpulkan data empiris, menganalisisnya secara induktif maupun deduktif, lalu menemukan pola atau hubungan tertentu. Setelah pola itu konsisten dan didukung banyak penelitian, barulah terbentuk proposisi dasar yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori. Teori inilah yang nantinya memberi dasar intelektual bagi peneliti untuk memahami dan menafsirkan fenomena. Teori juga membantu kita memprediksi hubungan tertentu, sehingga bisa menjadi alasan untuk meneliti masalah yang mungkin sebelumnya belum pernah dikaji.

Kedua, kerangka teori.
Kalau teori berbicara tentang konsep besar dan abstrak, maka kerangka teori lebih kepada bagaimana peneliti memilih dan menyatukan teori-teori relevan dari para ahli untuk menjadi dasar analisis penelitiannya. Dalam jurnal dijelaskan bahwa kerangka teori berisi kumpulan konsep dan teori yang sudah teruji dan dipublikasikan, lalu disintesis menjadi satu struktur pemikiran yang mendukung penelitian. Kerangka teori membantu peneliti memahami latar belakang konsep, memberikan pegangan untuk mengolah data, dan memandu saat menafsirkan temuan penelitian. Dengan kata lain, kerangka teori itu seperti “rumah teori” yang peneliti bangun dari literatur yang sudah ada.

Ketiga, kerangka konseptual.
Jika kerangka teori fokus pada teori-teori yang digunakan, kerangka konseptual jauh lebih luas. Dalam jurnal dijelaskan bahwa kerangka konseptual mencakup keseluruhan cara peneliti memandang, merancang, dan menjalankan penelitiannya. Kerangka konseptual itu berisi cara peneliti memaknai topik yang dipilih, bagaimana ia melihat masalah penelitian, pertanyaan apa yang akan diajukan, teori apa yang akan dipakai, metode apa yang relevan, sampai bagaimana data akan dianalisis dan bagaimana kesimpulan akan disusun.

Jadi, kerangka konseptual bukan sekadar teori, tetapi keseluruhan “peta pikir” penelitian dari awal sampai akhir.
Secara sederhana, pemahaman saya dari jurnal tersebut adalah:
Teori → ide atau konsep abstrak yang menjelaskan hubungan antarfenomena berdasarkan penelitian yang sudah mapan.
Kerangka teori → kumpulan teori yang dipilih dan disintesis untuk menjadi dasar menganalisis data dalam penelitian.
Kerangka konseptual → gambaran keseluruhan alur berpikir peneliti yang mencakup topik, masalah, teori, metode, instrumen, sampai analisis data.

Ketiganya saling berkaitan, tetapi cakupannya berbeda. Teori adalah dasar ilmiah, kerangka teori adalah penggunaan teori dalam konteks penelitian, dan kerangka konseptual adalah rancangan besar yang menunjukkan bagaimana keseluruhan penelitian akan dilaksanakan.