Tulislah disini summary isi jurnal di aats maksimal 300 kata tidak boleh sama dengan teman.
Menulis Summary e-journal
Nama: Fajriyatur Rohmah
NPM: 23130130148
Artikel ini membahas perbedaan mendasar antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam penelitian, terutama pada konteks mahasiswa pascasarjana. Penulis menyoroti bahwa banyak mahasiswa sering keliru menggunakan istilah-istilah tersebut secara bergantian, padahal ketiganya memiliki fungsi berbeda.
Teori dipahami sebagai kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang menjelaskan serta memprediksi fenomena melalui hubungan antarvariabel. Teori menjadi dasar ilmiah untuk memahami gejala sosial maupun pendidikan dan biasanya lahir dari penelitian jangka panjang dengan bukti empiris.
Kerangka teoretis merupakan struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan relevan, digunakan sebagai landasan untuk menganalisis serta menginterpretasi data penelitian. Dengan kata lain, kerangka ini berfungsi sebagai “gantungannya” data sehingga peneliti dapat memberi makna dan justifikasi akademik terhadap temuan.
Sementara itu, kerangka konseptual bersifat lebih luas karena mencakup keseluruhan rancangan penelitian, mulai dari pemilihan topik, perumusan masalah, tujuan, metodologi, instrumen, hingga analisis dan penyajian hasil. Kerangka konseptual bisa dianggap sebagai “peta besar” penelitian, sedangkan kerangka teoretis adalah salah satu bagian penting di dalamnya.
Artikel ini menegaskan bahwa setiap penelitian tingkat lanjut, khususnya tesis doktoral, wajib memiliki kerangka teoretis yang jelas. Penyusunan kerangka tersebut harus berangkat dari telaah pustaka yang mendalam agar mampu memberikan struktur analisis yang logis, fokus, dan relevan. Pemahaman yang benar mengenai perbedaan tiga konsep ini akan membantu peneliti merancang penelitian yang lebih sistematis, argumentatif, serta memiliki kontribusi ilmiah yang terukur.
NPM: 23130130148
Artikel ini membahas perbedaan mendasar antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam penelitian, terutama pada konteks mahasiswa pascasarjana. Penulis menyoroti bahwa banyak mahasiswa sering keliru menggunakan istilah-istilah tersebut secara bergantian, padahal ketiganya memiliki fungsi berbeda.
Teori dipahami sebagai kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang menjelaskan serta memprediksi fenomena melalui hubungan antarvariabel. Teori menjadi dasar ilmiah untuk memahami gejala sosial maupun pendidikan dan biasanya lahir dari penelitian jangka panjang dengan bukti empiris.
Kerangka teoretis merupakan struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan relevan, digunakan sebagai landasan untuk menganalisis serta menginterpretasi data penelitian. Dengan kata lain, kerangka ini berfungsi sebagai “gantungannya” data sehingga peneliti dapat memberi makna dan justifikasi akademik terhadap temuan.
Sementara itu, kerangka konseptual bersifat lebih luas karena mencakup keseluruhan rancangan penelitian, mulai dari pemilihan topik, perumusan masalah, tujuan, metodologi, instrumen, hingga analisis dan penyajian hasil. Kerangka konseptual bisa dianggap sebagai “peta besar” penelitian, sedangkan kerangka teoretis adalah salah satu bagian penting di dalamnya.
Artikel ini menegaskan bahwa setiap penelitian tingkat lanjut, khususnya tesis doktoral, wajib memiliki kerangka teoretis yang jelas. Penyusunan kerangka tersebut harus berangkat dari telaah pustaka yang mendalam agar mampu memberikan struktur analisis yang logis, fokus, dan relevan. Pemahaman yang benar mengenai perbedaan tiga konsep ini akan membantu peneliti merancang penelitian yang lebih sistematis, argumentatif, serta memiliki kontribusi ilmiah yang terukur.
NAMA : NELA AMELIA
NPM : 2313031050
Jurnal ini mengangkat masalah bahwa banyak mahasiswa tingkat lanjut (khususnya program magister dan doktor) belum bisa membedakan dengan jelas antara teori, kerangka teoretis (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework) dalam proposal penelitian atau tesis. Penulis memakai metode literatur sistematis dan refleksi berdasarkan pengalamannya sebagai pengajar dan penguji proposal HDR (Higher Degree Research) untuk menjelaskan makna dan fungsi masing-masing konsep.
Teori diartikan sebagai penyusunan gagasan abstrak, definisi, dan proposisi yang menjelaskan atau memprediksi hubungan antar fenomena, dengan asumsi-asumsi batasan yang jelas. Teori menyediakan pijakan konseptual untuk analisis dan interpretasi data penelitian.
Kerangka teoretis dibangun dari teori-teori yang telah diuji dan dipublikasikan sebelumnya, lalu disintesis untuk menjadi “bingkai” yang memandu bagaimana peneliti menafsirkan data mereka; kerangka ini berperan sebagai lensa atau struktur dalam melihat dan memaknai data penelitian.
Sementara itu, kerangka konseptual mencakup gambaran besar seluruh proses penelitian: mulai dari identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka, hingga metodologi dan interpretasi data. Kerangka konseptual sifatnya lebih luas dan mencakup semua bagian penelitian, sementara kerangka teoretis hanya salah satu komponen dalam keseluruhan kerangka konseptual.
Ada juga penjelasan tentang bagaimana menyusun kerangka teoretis yang baik, yaitu melalui tinjauan pustaka yang cermat, memilih teori yang relevan, dan mengadaptasi teori tersebut agar sesuai dengan masalah penelitian yang spesifik. Penulis memberi contoh konkret (model pembelajaran konstruktivis) bagaimana teori digunakan sebagai kerangka teoretis untuk meneliti praktek pengajaran.
Di bagian akhir, dikemukakan bahwa meskipun setiap tesis penelitian tinggi (terutama PhD) wajib memuat kerangka teoretis yang kuat, tidak selalu diwajibkan untuk secara eksplisit menyajikan kerangka konseptual; yang penting adalah peneliti memahami perbedaan dan fungsi ketiganya agar penelitian menjadi koheren dan ilmiah.
NPM : 2313031050
Jurnal ini mengangkat masalah bahwa banyak mahasiswa tingkat lanjut (khususnya program magister dan doktor) belum bisa membedakan dengan jelas antara teori, kerangka teoretis (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework) dalam proposal penelitian atau tesis. Penulis memakai metode literatur sistematis dan refleksi berdasarkan pengalamannya sebagai pengajar dan penguji proposal HDR (Higher Degree Research) untuk menjelaskan makna dan fungsi masing-masing konsep.
Teori diartikan sebagai penyusunan gagasan abstrak, definisi, dan proposisi yang menjelaskan atau memprediksi hubungan antar fenomena, dengan asumsi-asumsi batasan yang jelas. Teori menyediakan pijakan konseptual untuk analisis dan interpretasi data penelitian.
Kerangka teoretis dibangun dari teori-teori yang telah diuji dan dipublikasikan sebelumnya, lalu disintesis untuk menjadi “bingkai” yang memandu bagaimana peneliti menafsirkan data mereka; kerangka ini berperan sebagai lensa atau struktur dalam melihat dan memaknai data penelitian.
Sementara itu, kerangka konseptual mencakup gambaran besar seluruh proses penelitian: mulai dari identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka, hingga metodologi dan interpretasi data. Kerangka konseptual sifatnya lebih luas dan mencakup semua bagian penelitian, sementara kerangka teoretis hanya salah satu komponen dalam keseluruhan kerangka konseptual.
Ada juga penjelasan tentang bagaimana menyusun kerangka teoretis yang baik, yaitu melalui tinjauan pustaka yang cermat, memilih teori yang relevan, dan mengadaptasi teori tersebut agar sesuai dengan masalah penelitian yang spesifik. Penulis memberi contoh konkret (model pembelajaran konstruktivis) bagaimana teori digunakan sebagai kerangka teoretis untuk meneliti praktek pengajaran.
Di bagian akhir, dikemukakan bahwa meskipun setiap tesis penelitian tinggi (terutama PhD) wajib memuat kerangka teoretis yang kuat, tidak selalu diwajibkan untuk secara eksplisit menyajikan kerangka konseptual; yang penting adalah peneliti memahami perbedaan dan fungsi ketiganya agar penelitian menjadi koheren dan ilmiah.
Nama : Adea Aprilia
Npm : 2313031034
Dalam jurnal yang berjudul Membedakan antara Teori, Kerangka Teoritis, dan Konseptual Kerangka Kerja: Tinjauan Sistematis atas Pelajaran dari Lapangan, membahas mengenai Teori, Kerangka teoritis dan konsptual kerangka kerja.
Inti dari materi yang dibahas yaitu Tinjauan sistematis literatur yang relevan memberikan pemahaman bahwa teori adalah pernyataan umum tentang abstraksi atau ide yang menegaskan, menjelaskan, atau memprediksi hubungan atau koneksi antara atau di antara fenomena, dalam batasan asumsi pembatas kritis yang secara eksplisit dibuat oleh teori.
Suatu teori biasanya muncul dari proses penelitian yang panjang yang menggunakan data empiris untuk membuat pernyataan berdasarkan analisis data secara deduktif dan induktif. Seiring berjalannya waktu, dan berdasarkan asumsi yang dinyatakan dengan jelas, pengamatan dari penelitian menghasilkan hasil yang menyatu pada temuan tentang hubungan, dan ini memungkinkan peneliti untuk merumuskan proposisi inti yang darinya teori abstrak tersebut kemudian digeneralisasikan. Teori yang muncul memberikan dasar intelektual yang didasarkan pada penelitian untuk memahami, menerapkan, menganalisis, dan merancang cara-cara baru untuk menyelidiki hubungan dan memecahkan masalah dalam konteks ilmu pendidikan dan ilmu sosial. Asumsi, pernyataan, dan prediksi hubungan yang didalilkan oleh suatu teori menjadi dasar intelektual yang dapat dijadikan dasar data penelitian untuk mencari makna dalam studi mendatang. Prediksi dalam teori dapat memberikan alasan untuk penelitian terhadap masalah yang sebelumnya belum diselidiki.
Kerangka teori terdiri dari teori-teori yang diungkapkan oleh para ahli di bidang yang akan diteliti, yang dapat digunakan sebagai landasan teori untuk analisis data dan interpretasi hasil. Dengan kata lain, kerangka teori adalah struktur yang merangkum konsep dan teori, yang dikembangkan dari pengetahuan yang telah diuji dan dipublikasikan sebelumnya, yang disintesis untuk membantu memperoleh latar belakang teori atau dasar untuk analisis data dan interpretasi makna yang terkandung dalam data penelitian.
Kerangka konseptual adalah orientasi dan asosiasi logis total dari apa pun dan segala sesuatu yang membentuk pemikiran, struktur, rencana, dan praktik yang mendasari serta implementasi seluruh proyek penelitian Anda. Jadi, kerangka konseptual mencakup pemikiran Anda tentang identifikasi topik penelitian, masalah yang akan diselidiki, pertanyaan yang akan diajukan, literatur yang akan ditinjau, teori yang akan diterapkan, metodologi yang akan Anda gunakan, metode, prosedur dan instrumen, analisis data dan interpretasi temuan, rekomendasi dan kesimpulan yang akan Anda buat
Npm : 2313031034
Dalam jurnal yang berjudul Membedakan antara Teori, Kerangka Teoritis, dan Konseptual Kerangka Kerja: Tinjauan Sistematis atas Pelajaran dari Lapangan, membahas mengenai Teori, Kerangka teoritis dan konsptual kerangka kerja.
Inti dari materi yang dibahas yaitu Tinjauan sistematis literatur yang relevan memberikan pemahaman bahwa teori adalah pernyataan umum tentang abstraksi atau ide yang menegaskan, menjelaskan, atau memprediksi hubungan atau koneksi antara atau di antara fenomena, dalam batasan asumsi pembatas kritis yang secara eksplisit dibuat oleh teori.
Suatu teori biasanya muncul dari proses penelitian yang panjang yang menggunakan data empiris untuk membuat pernyataan berdasarkan analisis data secara deduktif dan induktif. Seiring berjalannya waktu, dan berdasarkan asumsi yang dinyatakan dengan jelas, pengamatan dari penelitian menghasilkan hasil yang menyatu pada temuan tentang hubungan, dan ini memungkinkan peneliti untuk merumuskan proposisi inti yang darinya teori abstrak tersebut kemudian digeneralisasikan. Teori yang muncul memberikan dasar intelektual yang didasarkan pada penelitian untuk memahami, menerapkan, menganalisis, dan merancang cara-cara baru untuk menyelidiki hubungan dan memecahkan masalah dalam konteks ilmu pendidikan dan ilmu sosial. Asumsi, pernyataan, dan prediksi hubungan yang didalilkan oleh suatu teori menjadi dasar intelektual yang dapat dijadikan dasar data penelitian untuk mencari makna dalam studi mendatang. Prediksi dalam teori dapat memberikan alasan untuk penelitian terhadap masalah yang sebelumnya belum diselidiki.
Kerangka teori terdiri dari teori-teori yang diungkapkan oleh para ahli di bidang yang akan diteliti, yang dapat digunakan sebagai landasan teori untuk analisis data dan interpretasi hasil. Dengan kata lain, kerangka teori adalah struktur yang merangkum konsep dan teori, yang dikembangkan dari pengetahuan yang telah diuji dan dipublikasikan sebelumnya, yang disintesis untuk membantu memperoleh latar belakang teori atau dasar untuk analisis data dan interpretasi makna yang terkandung dalam data penelitian.
Kerangka konseptual adalah orientasi dan asosiasi logis total dari apa pun dan segala sesuatu yang membentuk pemikiran, struktur, rencana, dan praktik yang mendasari serta implementasi seluruh proyek penelitian Anda. Jadi, kerangka konseptual mencakup pemikiran Anda tentang identifikasi topik penelitian, masalah yang akan diselidiki, pertanyaan yang akan diajukan, literatur yang akan ditinjau, teori yang akan diterapkan, metodologi yang akan Anda gunakan, metode, prosedur dan instrumen, analisis data dan interpretasi temuan, rekomendasi dan kesimpulan yang akan Anda buat
Nama: Adella Putri Rizkia
NPM: 2313031044
Kelas:B
Artikel berjudul Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field ditulis oleh Dr. Charles Kivunja (2018) dalam International Journal of Higher Education. Tulisan ini menyoroti kebingungan yang sering dialami mahasiswa pascasarjana ketika harus membedakan antara teori, kerangka teori (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework) dalam penelitian mereka.
Kivunja menekankan bahwa teori merupakan serangkaian proposisi dan konsep yang saling berkaitan, digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena tertentu. Teori biasanya lahir dari penelitian panjang yang berbasis pada data empiris dan berfungsi sebagai dasar intelektual untuk memahami suatu fenomena. Sebuah teori yang baik harus logis, koheren, teruji, dan mampu menjelaskan hubungan antarvariabel serta memprediksi kejadian di masa depan.
Kerangka teori didefinisikan sebagai struktur konseptual yang dibangun dari teori-teori relevan yang telah dikembangkan oleh para ahli sebelumnya. Fungsinya adalah sebagai “gantungannya” data penelitian agar analisis dan interpretasi hasil dapat dilakukan secara sistematis. Dengan adanya kerangka teori, peneliti dapat menafsirkan data melalui lensa ilmiah yang sudah diakui, sehingga memperkuat kredibilitas, validitas, dan reliabilitas temuan penelitian.
Sementara itu, kerangka konseptual dijelaskan sebagai rancangan menyeluruh dari penelitian, mencakup identifikasi masalah, tujuan, pertanyaan penelitian, metodologi, hingga cara analisis dan pelaporan data. Jika kerangka teori ibarat sebuah ruangan di rumah, maka kerangka konseptual adalah keseluruhan bangunan rumah. Artinya, kerangka konseptual lebih luas karena mencakup keseluruhan rancangan penelitian, sedangkan kerangka teori hanya satu bagian penting di dalamnya.
Kesimpulan artikel ini adalah setiap penelitian, khususnya tesis dan disertasi, wajib memiliki kerangka teori sebagai dasar analisis data, sedangkan kerangka konseptual tidak selalu harus dijabarkan secara eksplisit. Dengan pemahaman yang tepat atas perbedaan ketiga konsep ini, mahasiswa dan peneliti dapat merancang penelitian yang lebih terarah, konsisten, serta memiliki kontribusi ilmiah yang lebih jelas.
NPM: 2313031044
Kelas:B
Artikel berjudul Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field ditulis oleh Dr. Charles Kivunja (2018) dalam International Journal of Higher Education. Tulisan ini menyoroti kebingungan yang sering dialami mahasiswa pascasarjana ketika harus membedakan antara teori, kerangka teori (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework) dalam penelitian mereka.
Kivunja menekankan bahwa teori merupakan serangkaian proposisi dan konsep yang saling berkaitan, digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena tertentu. Teori biasanya lahir dari penelitian panjang yang berbasis pada data empiris dan berfungsi sebagai dasar intelektual untuk memahami suatu fenomena. Sebuah teori yang baik harus logis, koheren, teruji, dan mampu menjelaskan hubungan antarvariabel serta memprediksi kejadian di masa depan.
Kerangka teori didefinisikan sebagai struktur konseptual yang dibangun dari teori-teori relevan yang telah dikembangkan oleh para ahli sebelumnya. Fungsinya adalah sebagai “gantungannya” data penelitian agar analisis dan interpretasi hasil dapat dilakukan secara sistematis. Dengan adanya kerangka teori, peneliti dapat menafsirkan data melalui lensa ilmiah yang sudah diakui, sehingga memperkuat kredibilitas, validitas, dan reliabilitas temuan penelitian.
Sementara itu, kerangka konseptual dijelaskan sebagai rancangan menyeluruh dari penelitian, mencakup identifikasi masalah, tujuan, pertanyaan penelitian, metodologi, hingga cara analisis dan pelaporan data. Jika kerangka teori ibarat sebuah ruangan di rumah, maka kerangka konseptual adalah keseluruhan bangunan rumah. Artinya, kerangka konseptual lebih luas karena mencakup keseluruhan rancangan penelitian, sedangkan kerangka teori hanya satu bagian penting di dalamnya.
Kesimpulan artikel ini adalah setiap penelitian, khususnya tesis dan disertasi, wajib memiliki kerangka teori sebagai dasar analisis data, sedangkan kerangka konseptual tidak selalu harus dijabarkan secara eksplisit. Dengan pemahaman yang tepat atas perbedaan ketiga konsep ini, mahasiswa dan peneliti dapat merancang penelitian yang lebih terarah, konsisten, serta memiliki kontribusi ilmiah yang lebih jelas.
Nama: Intan Romala Sari
NPM: 2313031051
Jurnal tersebut membahas mengenai Teori, kerangka teoritis, dan kerangka konseptual adalah tiga komponen penting dalam penelitian yang memiliki peran masing-masing. Teori merupakan pernyataan umum yang menjelaskan atau memprediksi hubungan antara fenomena, berdasarkan data empiris. Teori membantu peneliti memahami fenomena yang diteliti dan memberikan dasar untuk membangun argumen. Kerangka teoritis adalah struktur yang mengorganisir teori-teori relevan yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian. Ini bukan sekadar ringkasan pemikiran peneliti, melainkan sintesis dari pemikiran para ahli di bidang tersebut, yang membantu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian dan menentukan metode yang tepat.
Sementara itu, kerangka konseptual mencakup semua elemen yang membentuk orientasi logis dari proyek penelitian, termasuk topik, masalah, pertanyaan penelitian, dan metodologi. Kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan dalam merancang penelitian dan membantu peneliti memahami bagaimana berbagai elemen saling berhubungan.
Perbedaan utama antara kerangka teoritis dan kerangka konseptual terletak pada fokusnya; kerangka teoritis lebih menekankan pada teori-teori yang ada dan bagaimana mereka diterapkan dalam analisis data, sedangkan kerangka konseptual mencakup pemikiran keseluruhan peneliti tentang bagaimana semua elemen penelitian berinteraksi. Dengan memahami ketiga komponen ini, peneliti dapat merancang penelitian yang lebih sistematis dan berbasis teori, serta menghasilkan temuan yang lebih valid dan dapat diandalkan.
NPM: 2313031051
Jurnal tersebut membahas mengenai Teori, kerangka teoritis, dan kerangka konseptual adalah tiga komponen penting dalam penelitian yang memiliki peran masing-masing. Teori merupakan pernyataan umum yang menjelaskan atau memprediksi hubungan antara fenomena, berdasarkan data empiris. Teori membantu peneliti memahami fenomena yang diteliti dan memberikan dasar untuk membangun argumen. Kerangka teoritis adalah struktur yang mengorganisir teori-teori relevan yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian. Ini bukan sekadar ringkasan pemikiran peneliti, melainkan sintesis dari pemikiran para ahli di bidang tersebut, yang membantu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian dan menentukan metode yang tepat.
Sementara itu, kerangka konseptual mencakup semua elemen yang membentuk orientasi logis dari proyek penelitian, termasuk topik, masalah, pertanyaan penelitian, dan metodologi. Kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan dalam merancang penelitian dan membantu peneliti memahami bagaimana berbagai elemen saling berhubungan.
Perbedaan utama antara kerangka teoritis dan kerangka konseptual terletak pada fokusnya; kerangka teoritis lebih menekankan pada teori-teori yang ada dan bagaimana mereka diterapkan dalam analisis data, sedangkan kerangka konseptual mencakup pemikiran keseluruhan peneliti tentang bagaimana semua elemen penelitian berinteraksi. Dengan memahami ketiga komponen ini, peneliti dapat merancang penelitian yang lebih sistematis dan berbasis teori, serta menghasilkan temuan yang lebih valid dan dapat diandalkan.
Nama : Dyah Wulan Handayani
NPM : 2313031033
Artikel ini membahas kebingungan yang sering dialami mahasiswa ketika membedakan antara teori, kerangka teori (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework) dalam penelitian. Penulis menekankan bahwa ketiga istilah ini tidak bisa dipakai secara bergantian karena memiliki makna dan fungsi yang berbeda.
1. Teori
Teori adalah kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan untuk menjelaskan atau memprediksi suatu fenomena. Teori berfungsi memberi gambaran umum tentang hubungan antarvariabel. Misalnya, teori belajar menjelaskan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan.
2. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan struktur yang disusun dari teori-teori yang sudah ada dan relevan dengan topik penelitian. Fungsinya sebagai dasar untuk menganalisis data dan menafsirkan hasil penelitian. Ibaratnya seperti “gantungan” yang membuat data bisa tersusun rapi dan bermakna.
3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual lebih luas daripada kerangka teori karena mencakup keseluruhan rancangan penelitian. Di dalamnya termasuk topik penelitian, rumusan masalah, tujuan, metode, instrumen, analisis data, hingga cara melaporkan hasil penelitian. Jika diibaratkan rumah, kerangka konseptual adalah seluruh bangunan, sedangkan kerangka teori hanyalah satu ruangan di dalamnya.
4. Pentingnya Kerangka Teori
Kerangka teori membantu peneliti menafsirkan data, menghubungkan temuan dengan teori yang ada, dan memastikan analisis memiliki dasar ilmiah yang kuat. Selain itu, kerangka teori meningkatkan kredibilitas, validitas, reliabilitas, serta objektivitas penelitian.
5. Pengembangan Kerangka Teori
Kerangka teori dapat dikembangkan melalui kajian literatur yang mendalam, dengan menyatukan teori-teori yang relevan agar sesuai dengan fokus penelitian. Hal ini menunjukkan kemampuan peneliti untuk berpikir kritis dan menyusun kerangka analisis yang tepat.
Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa:
Teori menjelaskan fenomena.
Kerangka teori menggunakan teori yang sudah ada untuk menganalisis data.
Kerangka konseptual adalah gambaran menyeluruh dari keseluruhan penelitian.
Dengan memahami perbedaan ini, mahasiswa dapat menyusun proposal, tesis, atau disertasi dengan lebih jelas dan terarah.
NPM : 2313031033
Artikel ini membahas kebingungan yang sering dialami mahasiswa ketika membedakan antara teori, kerangka teori (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework) dalam penelitian. Penulis menekankan bahwa ketiga istilah ini tidak bisa dipakai secara bergantian karena memiliki makna dan fungsi yang berbeda.
1. Teori
Teori adalah kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan untuk menjelaskan atau memprediksi suatu fenomena. Teori berfungsi memberi gambaran umum tentang hubungan antarvariabel. Misalnya, teori belajar menjelaskan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan.
2. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan struktur yang disusun dari teori-teori yang sudah ada dan relevan dengan topik penelitian. Fungsinya sebagai dasar untuk menganalisis data dan menafsirkan hasil penelitian. Ibaratnya seperti “gantungan” yang membuat data bisa tersusun rapi dan bermakna.
3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual lebih luas daripada kerangka teori karena mencakup keseluruhan rancangan penelitian. Di dalamnya termasuk topik penelitian, rumusan masalah, tujuan, metode, instrumen, analisis data, hingga cara melaporkan hasil penelitian. Jika diibaratkan rumah, kerangka konseptual adalah seluruh bangunan, sedangkan kerangka teori hanyalah satu ruangan di dalamnya.
4. Pentingnya Kerangka Teori
Kerangka teori membantu peneliti menafsirkan data, menghubungkan temuan dengan teori yang ada, dan memastikan analisis memiliki dasar ilmiah yang kuat. Selain itu, kerangka teori meningkatkan kredibilitas, validitas, reliabilitas, serta objektivitas penelitian.
5. Pengembangan Kerangka Teori
Kerangka teori dapat dikembangkan melalui kajian literatur yang mendalam, dengan menyatukan teori-teori yang relevan agar sesuai dengan fokus penelitian. Hal ini menunjukkan kemampuan peneliti untuk berpikir kritis dan menyusun kerangka analisis yang tepat.
Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa:
Teori menjelaskan fenomena.
Kerangka teori menggunakan teori yang sudah ada untuk menganalisis data.
Kerangka konseptual adalah gambaran menyeluruh dari keseluruhan penelitian.
Dengan memahami perbedaan ini, mahasiswa dapat menyusun proposal, tesis, atau disertasi dengan lebih jelas dan terarah.
Nama: Muhammad Jibril Ramadhan
NPM: 2313031045
Jurnal tersebut membahas tentang perbedaan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam konteks penelitian akademis. Banyak mahasiswa sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan ketiga konsep ini, padahal ketiganya memiliki peran yang berbeda dalam sebuah penelitian. Dalam dunia akademik, ketiga elemen ini penting untuk diperjelas agar penelitian dapat tersusun secara sistematis dan logis.
Teori didefinisikan sebagai serangkaian abstraksi yang menghubungkan konsep-konsep dan variabel untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena. Teori bersifat umum dan digunakan untuk menggambarkan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian saling berhubungan. Sebagai dasar ilmiah, teori membantu peneliti dalam memahami fenomena secara lebih menyeluruh. Dalam hal ini, teori juga digunakan sebagai landasan untuk pengembangan kerangka teoretis yang menjadi panduan dalam analisis data dan penarikan kesimpulan.
Kerangka teoretis adalah struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan berfungsi untuk mendukung analisis data serta interpretasi hasil penelitian. Kerangka ini membantu peneliti menjelaskan bagaimana data yang dikumpulkan sejalan dengan teori-teori yang relevan. Penelitian yang baik, terutama di tingkat lanjut seperti disertasi PhD, harus memiliki kerangka teoretis yang kuat. Kerangka ini memberikan dasar ilmiah yang kokoh untuk analisis data dan memastikan bahwa interpretasi hasil penelitian dapat diandalkan.
Kerangka konseptual, memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan kerangka teoretis. Kerangka konseptual mencakup seluruh proses penelitian mulai dari pemilihan topik, formulasi masalah, pertanyaan penelitian, hingga metodologi dan interpretasi hasil. Kerangka ini bertindak sebagai peta logis yang memandu seluruh tahapan penelitian. Perbedaan utama antara kerangka teoretis dan kerangka konseptual terletak pada fokusnya: kerangka teoretis lebih spesifik dalam hal analisis data, sedangkan kerangka konseptual mencakup keseluruhan desain penelitian.
Jurnal ini menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang perbedaan dan penggunaan ketiga konsep ini sangat penting dalam menyusun proposal penelitian yang baik dan menghasilkan tesis yang solid. Dengan pemahaman yang jelas, mahasiswa dapat membangun kerangka teoretis yang kuat berdasarkan literatur yang ada, serta mengintegrasikan teori dengan praktik penelitian untuk menciptakan analisis yang mendalam dan hasil yang bermanfaat.
NPM: 2313031045
Jurnal tersebut membahas tentang perbedaan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam konteks penelitian akademis. Banyak mahasiswa sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan ketiga konsep ini, padahal ketiganya memiliki peran yang berbeda dalam sebuah penelitian. Dalam dunia akademik, ketiga elemen ini penting untuk diperjelas agar penelitian dapat tersusun secara sistematis dan logis.
Teori didefinisikan sebagai serangkaian abstraksi yang menghubungkan konsep-konsep dan variabel untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena. Teori bersifat umum dan digunakan untuk menggambarkan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian saling berhubungan. Sebagai dasar ilmiah, teori membantu peneliti dalam memahami fenomena secara lebih menyeluruh. Dalam hal ini, teori juga digunakan sebagai landasan untuk pengembangan kerangka teoretis yang menjadi panduan dalam analisis data dan penarikan kesimpulan.
Kerangka teoretis adalah struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan berfungsi untuk mendukung analisis data serta interpretasi hasil penelitian. Kerangka ini membantu peneliti menjelaskan bagaimana data yang dikumpulkan sejalan dengan teori-teori yang relevan. Penelitian yang baik, terutama di tingkat lanjut seperti disertasi PhD, harus memiliki kerangka teoretis yang kuat. Kerangka ini memberikan dasar ilmiah yang kokoh untuk analisis data dan memastikan bahwa interpretasi hasil penelitian dapat diandalkan.
Kerangka konseptual, memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan kerangka teoretis. Kerangka konseptual mencakup seluruh proses penelitian mulai dari pemilihan topik, formulasi masalah, pertanyaan penelitian, hingga metodologi dan interpretasi hasil. Kerangka ini bertindak sebagai peta logis yang memandu seluruh tahapan penelitian. Perbedaan utama antara kerangka teoretis dan kerangka konseptual terletak pada fokusnya: kerangka teoretis lebih spesifik dalam hal analisis data, sedangkan kerangka konseptual mencakup keseluruhan desain penelitian.
Jurnal ini menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang perbedaan dan penggunaan ketiga konsep ini sangat penting dalam menyusun proposal penelitian yang baik dan menghasilkan tesis yang solid. Dengan pemahaman yang jelas, mahasiswa dapat membangun kerangka teoretis yang kuat berdasarkan literatur yang ada, serta mengintegrasikan teori dengan praktik penelitian untuk menciptakan analisis yang mendalam dan hasil yang bermanfaat.
Nama: Rika Rahayu
NPM: 2313031052
“Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field” karya Charles Kivunja (2018).
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan dan digunakan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena. Teori lahir dari hasil penelitian empiris dan berfungsi untuk memberikan dasar pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu peristiwa. Sebuah teori yang baik harus logis, jelas, dapat diuji, dan relevan dengan konteks penelitian.
Kerangka teoretis merupakan struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan digunakan peneliti sebagai landasan untuk menganalisis serta menafsirkan data. Dengan kata lain, kerangka teoretis berfungsi sebagai “gantungan” (coat hanger) yang menyatukan data penelitian agar memiliki makna dan arah. Melalui kerangka ini, peneliti dapat menjelaskan hubungan antar variabel serta mendukung interpretasi hasil penelitian secara ilmiah dan kredibel.
Kerangka konseptual mencakup keseluruhan rancangan logis dari penelitian, mulai dari identifikasi masalah, pemilihan teori, metode, hingga pelaporan hasil. Kerangka konseptual merupakan “peta besar” dari seluruh penelitian, sedangkan kerangka teoretis hanyalah satu bagian di dalamnya. Penulis menggambarkan perbedaan ini dengan analogi rumah: kerangka konseptual adalah rumahnya, sedangkan kerangka teoretis hanyalah salah satu ruang di dalam rumah tersebut.
“Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field” karya Charles Kivunja (2018).
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan dan digunakan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena. Teori lahir dari hasil penelitian empiris dan berfungsi untuk memberikan dasar pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu peristiwa. Sebuah teori yang baik harus logis, jelas, dapat diuji, dan relevan dengan konteks penelitian.
Kerangka teoretis merupakan struktur yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan digunakan peneliti sebagai landasan untuk menganalisis serta menafsirkan data. Dengan kata lain, kerangka teoretis berfungsi sebagai “gantungan” (coat hanger) yang menyatukan data penelitian agar memiliki makna dan arah. Melalui kerangka ini, peneliti dapat menjelaskan hubungan antar variabel serta mendukung interpretasi hasil penelitian secara ilmiah dan kredibel.
Kerangka konseptual mencakup keseluruhan rancangan logis dari penelitian, mulai dari identifikasi masalah, pemilihan teori, metode, hingga pelaporan hasil. Kerangka konseptual merupakan “peta besar” dari seluruh penelitian, sedangkan kerangka teoretis hanyalah satu bagian di dalamnya. Penulis menggambarkan perbedaan ini dengan analogi rumah: kerangka konseptual adalah rumahnya, sedangkan kerangka teoretis hanyalah salah satu ruang di dalam rumah tersebut.
Setiap tesis yang baik harus memiliki kerangka teoretis yang jelas sebagai dasar analisis data, namun tidak wajib menuliskan kerangka konseptual secara eksplisit. Pemahaman yang benar terhadap ketiga istilah ini sangat penting agar penelitian memiliki fondasi ilmiah yang kuat dan terarah.
Nama: Nur Ayu Dila
NPM: 2313031055
Jurnal ini membahas perbedaan dan hubungan antara konsep teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam konteks penelitian akademik, khususnya di bidang pendidikan dan ilmu sosial. Jurnal ini disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai definisi, fungsi, dan penerapan ketiga konsep tersebut dalam rangka memandu penyusunan proposal riset dan tesis. Hal ini penting mengingat masih terdapat tantangan dan kesalahpahaman terkait perbedaan tujuan dan peran teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam proses penelitian.
NPM: 2313031055
Jurnal ini membahas perbedaan dan hubungan antara konsep teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam konteks penelitian akademik, khususnya di bidang pendidikan dan ilmu sosial. Jurnal ini disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai definisi, fungsi, dan penerapan ketiga konsep tersebut dalam rangka memandu penyusunan proposal riset dan tesis. Hal ini penting mengingat masih terdapat tantangan dan kesalahpahaman terkait perbedaan tujuan dan peran teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual dalam proses penelitian.
Teori merupakan rangkaian proposisi yang menjelaskan serta memprediksi hubungan antar variabel yang diamati dalam suatu fenomena, didasarkan pada data empiris serta asumsi logis yang mendasarinya. Sedangkan kerangka teoretis adalah kumpulan teori-teori yang diorganisasi secara sistematis untuk dijadikan landasan dalam menganalisis dan menginterpretasi data penelitian secara terstruktur. Kerangka teoretis ini membantu peneliti dalam membangun argumen ilmiah dan meningkatkan validitas serta kredibilitas penelitian.
Kerangka konseptual memiliki cakupan yang lebih luas, mencakup keseluruhan aspek penelitian mulai dari identifikasi masalah, tujuan, metodologi, hingga cara penafsiran data. Konseptual ini pada dasarnya merupakan hasil pemikiran reflektif peneliti yang merangkum berbagai konsep dan variabel yang diamati serta hubungan antar variabel tersebut. Dengan demikian, kerangka teoretis termasuk sebagai bagian dari kerangka konseptual yang lebih besar dan khusus mengacu pada teori-teori yang dipakai dalam analisis data penelitian. Pemahaman yang tepat dan jelas atas ketiga konsep ini sangat esensial demi menghasilkan penelitian yang terstruktur dengan baik, sistematis, serta memiliki kontribusi akademik yang signifikan.
Nama : Qonita Nurul Izzah
NPM: 2313031042
Artikel jurnal ini bertujuan menjelaskan perbedaan mendasar antara teori, kerangka teoretis (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework), tiga konsep yang sering membingungkan mahasiswa dan peneliti pemula dalam penyusunan proposal maupun tesis. Melalui pendekatan pengalaman praktis dan tinjauan literatur sistematis, Kivunja menguraikan makna, fungsi, serta cara penerapan ketiganya dalam konteks penelitian pendidikan.
1. Teori
Teori diartikan sebagai seperangkat konsep, proposisi, dan prinsip yang saling berhubungan untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena. Teori muncul dari penelitian empiris dan berfungsi sebagai dasar intelektual untuk memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah. Sebuah teori yang baik harus logis, konsisten, berbasis data empiris, serta dapat diuji dan direvisi sesuai perkembangan ilmu.
2. Kerangka teoritis
Kerangka teoretis merupakan struktur yang dibangun dari teori-teori yang relevan untuk menjelaskan, menganalisis, dan menafsirkan data penelitian. Ia berperan sebagai “gantungan teoretis” yang menyatukan temuan agar memiliki makna ilmiah. Melalui kerangka ini, peneliti mengaitkan hasil penelitiannya dengan teori yang ada, memperkuat validitas, serta menunjukkan kontribusi akademik.
3. Kerangka konseptual
kerangka konseptual bersifat lebih luas, mencakup keseluruhan rancangan dan logika penelitian mulai dari identifikasi masalah, metodologi, hingga interpretasi hasil. Jika kerangka teoretis adalah satu “ruangan” dalam rumah penelitian, maka kerangka konseptual adalah keseluruhan “rumah”-nya.
Kivunja menegaskan bahwa setiap tesis yang baik harus memiliki kerangka teoretis yang jelas, sementara kerangka konseptual tidak harus dijelaskan secara eksplisit. Pemahaman yang tepat terhadap ketiganya menunjukkan kedewasaan ilmiah peneliti dalam menghubungkan teori dengan praktik penelitian.
NPM: 2313031042
Artikel jurnal ini bertujuan menjelaskan perbedaan mendasar antara teori, kerangka teoretis (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework), tiga konsep yang sering membingungkan mahasiswa dan peneliti pemula dalam penyusunan proposal maupun tesis. Melalui pendekatan pengalaman praktis dan tinjauan literatur sistematis, Kivunja menguraikan makna, fungsi, serta cara penerapan ketiganya dalam konteks penelitian pendidikan.
1. Teori
Teori diartikan sebagai seperangkat konsep, proposisi, dan prinsip yang saling berhubungan untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena. Teori muncul dari penelitian empiris dan berfungsi sebagai dasar intelektual untuk memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah. Sebuah teori yang baik harus logis, konsisten, berbasis data empiris, serta dapat diuji dan direvisi sesuai perkembangan ilmu.
2. Kerangka teoritis
Kerangka teoretis merupakan struktur yang dibangun dari teori-teori yang relevan untuk menjelaskan, menganalisis, dan menafsirkan data penelitian. Ia berperan sebagai “gantungan teoretis” yang menyatukan temuan agar memiliki makna ilmiah. Melalui kerangka ini, peneliti mengaitkan hasil penelitiannya dengan teori yang ada, memperkuat validitas, serta menunjukkan kontribusi akademik.
3. Kerangka konseptual
kerangka konseptual bersifat lebih luas, mencakup keseluruhan rancangan dan logika penelitian mulai dari identifikasi masalah, metodologi, hingga interpretasi hasil. Jika kerangka teoretis adalah satu “ruangan” dalam rumah penelitian, maka kerangka konseptual adalah keseluruhan “rumah”-nya.
Kivunja menegaskan bahwa setiap tesis yang baik harus memiliki kerangka teoretis yang jelas, sementara kerangka konseptual tidak harus dijelaskan secara eksplisit. Pemahaman yang tepat terhadap ketiganya menunjukkan kedewasaan ilmiah peneliti dalam menghubungkan teori dengan praktik penelitian.
Nama: Dita Silviana Putri
NPM : 2313031057
No. Absen: 26
NPM : 2313031057
No. Absen: 26
Dalam artikel tahun 2018, Charles Kivunja membedakan secara tegas antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual, karena banyak mahasiswa pascasarjana sering mencampuradukkan ketiganya.
Menurut Kivunja, teori adalah seperangkat konsep, proposisi, dan prinsip yang menjelaskan hubungan antarvariabel dan membantu memahami serta memprediksi fenomena.
Kerangka teoretis (theoretical framework) adalah kumpulan teori yang relevan dan digunakan peneliti sebagai dasar untuk menganalisis dan menafsirkan data. Ia berfungsi sebagai “gantungan” yang menyatukan seluruh hasil penelitian agar memiliki makna yang ilmiah dan terarah.
Sementara itu, kerangka konseptual (conceptual framework) mencakup keseluruhan rencana penelitian, mulai dari latar belakang, pertanyaan penelitian, teori yang digunakan, metode, hingga analisis dan pelaporan hasil. Kivunja mengibaratkan kerangka konseptual sebagai “rumah penelitian”, dan kerangka teoretis sebagai salah satu “ruangan” di dalamnya.
Dengan memahami perbedaan ini, peneliti dapat menulis proposal atau tesis yang lebih sistematis dan berlandaskan teori yang kuat.
Sementara itu, kerangka konseptual (conceptual framework) mencakup keseluruhan rencana penelitian, mulai dari latar belakang, pertanyaan penelitian, teori yang digunakan, metode, hingga analisis dan pelaporan hasil. Kivunja mengibaratkan kerangka konseptual sebagai “rumah penelitian”, dan kerangka teoretis sebagai salah satu “ruangan” di dalamnya.
Dengan memahami perbedaan ini, peneliti dapat menulis proposal atau tesis yang lebih sistematis dan berlandaskan teori yang kuat.
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036
Artikel ini membahas perbedaan antara teori, kerangka teoritik, dan kerangka konseptual, serta bagaimana ketiganya digunakan dalam penelitian. Tujuan utama tulisan ini adalah menjelaskan makna setiap konsep, menunjukkan kapan dan bagaimana konsep tersebut diterapkan, serta memberikan panduan praktis bagi peneliti dalam mengembangkan kerangka teoritik yang tepat untuk proposal, tesis, atau disertasi.
Teori dijelaskan sebagai kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan untuk menjelaskan suatu fenomena secara sistematis melalui hubungan antar variabel. Teori tidak hanya berfungsi untuk menjelaskan dan memprediksi, tetapi juga menjadi dasar bagi penelitian ilmiah karena membantu peneliti memahami fenomena tertentu di bawah asumsi-asumsi tertentu. Sebuah teori yang baik harus bersifat logis, koheren, memiliki batas penerapan yang jelas, mampu menjelaskan hubungan antar variabel, didukung oleh data empiris, serta dapat diuji dan dikembangkan lebih lanjut.
Selanjutnya, kerangka teoritik (theoretical framework) dijelaskan sebagai struktur konseptual yang disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada dan relevan dengan topik penelitian. Kerangka teoritik berfungsi sebagai dasar untuk menganalisis data dan menafsirkan hasil penelitian. Dengan adanya kerangka teoritik, peneliti memiliki pedoman yang jelas tentang apa yang perlu dicari, bagaimana menafsirkan data, dan bagaimana mengaitkan temuan dengan teori yang sudah ada. Pengembangan kerangka teoritik dilakukan melalui kajian pustaka mendalam terhadap teori-teori yang relevan, kemudian peneliti memilih, menyintesis, dan menyesuaikan bagian teori yang paling sesuai dengan konteks penelitiannya. Kerangka teoritik yang baik harus memiliki struktur logis, relevan dengan teori terkini, menjelaskan hubungan antar variabel, dan berhubungan langsung dengan tujuan penelitian maupun hipotesis yang diajukan.
Adapun kerangka konseptual (conceptual framework) memiliki cakupan yang lebih luas dibanding kerangka teoritik. Kerangka konseptual menggambarkan keseluruhan struktur logis penelitian, mulai dari topik, masalah, pertanyaan penelitian, teori yang digunakan, metodologi, hingga analisis data dan kesimpulan. Dapat dikatakan bahwa kerangka konseptual merupakan “rumah besar” penelitian, sedangkan kerangka teoritik adalah salah satu “ruangan” di dalam rumah tersebut yang khusus digunakan untuk landasan teori. Karena kerangka konseptual meliputi banyak aspek penelitian, maka peneliti sering disarankan untuk lebih menekankan penjabaran kerangka teoritik dalam proposal atau laporan penelitian agar lebih fokus dan terukur.
NPM : 2313031036
Artikel ini membahas perbedaan antara teori, kerangka teoritik, dan kerangka konseptual, serta bagaimana ketiganya digunakan dalam penelitian. Tujuan utama tulisan ini adalah menjelaskan makna setiap konsep, menunjukkan kapan dan bagaimana konsep tersebut diterapkan, serta memberikan panduan praktis bagi peneliti dalam mengembangkan kerangka teoritik yang tepat untuk proposal, tesis, atau disertasi.
Teori dijelaskan sebagai kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan untuk menjelaskan suatu fenomena secara sistematis melalui hubungan antar variabel. Teori tidak hanya berfungsi untuk menjelaskan dan memprediksi, tetapi juga menjadi dasar bagi penelitian ilmiah karena membantu peneliti memahami fenomena tertentu di bawah asumsi-asumsi tertentu. Sebuah teori yang baik harus bersifat logis, koheren, memiliki batas penerapan yang jelas, mampu menjelaskan hubungan antar variabel, didukung oleh data empiris, serta dapat diuji dan dikembangkan lebih lanjut.
Selanjutnya, kerangka teoritik (theoretical framework) dijelaskan sebagai struktur konseptual yang disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada dan relevan dengan topik penelitian. Kerangka teoritik berfungsi sebagai dasar untuk menganalisis data dan menafsirkan hasil penelitian. Dengan adanya kerangka teoritik, peneliti memiliki pedoman yang jelas tentang apa yang perlu dicari, bagaimana menafsirkan data, dan bagaimana mengaitkan temuan dengan teori yang sudah ada. Pengembangan kerangka teoritik dilakukan melalui kajian pustaka mendalam terhadap teori-teori yang relevan, kemudian peneliti memilih, menyintesis, dan menyesuaikan bagian teori yang paling sesuai dengan konteks penelitiannya. Kerangka teoritik yang baik harus memiliki struktur logis, relevan dengan teori terkini, menjelaskan hubungan antar variabel, dan berhubungan langsung dengan tujuan penelitian maupun hipotesis yang diajukan.
Adapun kerangka konseptual (conceptual framework) memiliki cakupan yang lebih luas dibanding kerangka teoritik. Kerangka konseptual menggambarkan keseluruhan struktur logis penelitian, mulai dari topik, masalah, pertanyaan penelitian, teori yang digunakan, metodologi, hingga analisis data dan kesimpulan. Dapat dikatakan bahwa kerangka konseptual merupakan “rumah besar” penelitian, sedangkan kerangka teoritik adalah salah satu “ruangan” di dalam rumah tersebut yang khusus digunakan untuk landasan teori. Karena kerangka konseptual meliputi banyak aspek penelitian, maka peneliti sering disarankan untuk lebih menekankan penjabaran kerangka teoritik dalam proposal atau laporan penelitian agar lebih fokus dan terukur.
Nama : Bagas Muhamad Satria
NPM : 2313031037
Kelas B
Kivunja mendefinisikan teori sebagai seperangkat konsep, proposisi, dan hubungan antarvariabel yang menjelaskan serta memprediksi fenomena tertentu. Teori berfungsi memberikan pandangan umum terhadap suatu masalah dan menjadi dasar ilmiah bagi penelitian. Ia menjelaskan bahwa teori dapat dikembangkan pada tiga level, yaitu mikro (interaksi individu), meso (hubungan antar kelompok atau lembaga), dan makro (fenomena sosial yang lebih luas). Teori yang baik harus logis, konsisten, berbasis data empiris, dan mampu diuji kebenarannya.
Selanjutnya, kerangka teoretis dijelaskan sebagai struktur konseptual yang dibangun dari teori-teori relevan yang sudah ada dan digunakan peneliti untuk menganalisis serta menafsirkan data. Kivunja menggambarkan kerangka teoretis sebagai “gantungan jas” (coat hanger) yang membantu peneliti menyusun dan mengaitkan data agar bermakna dalam konteks teori yang telah teruji. Dengan kerangka teoretis, peneliti dapat menafsirkan hasil penelitian secara lebih mendalam dan terarah sesuai pandangan para ahli.
Sementara itu, kerangka konseptual dipandang sebagai rancangan logis keseluruhan penelitian yang mencakup identifikasi masalah, tujuan, teori, metode, analisis data, hingga pelaporan hasil. Jika diibaratkan rumah, maka kerangka konseptual adalah keseluruhan bangunannya, sedangkan kerangka teoretis hanyalah salah satu ruang di dalamnya. Artinya, kerangka konseptual mencerminkan pemikiran peneliti secara menyeluruh, sedangkan kerangka teoretis berfokus pada landasan ilmiah analisis data.
Lebih lanjut, Kivunja menegaskan bahwa setiap tesis atau disertasi yang baik harus memiliki kerangka teoretis yang jelas, karena bagian inilah yang menunjukkan kemampuan peneliti dalam menganalisis dan mengaitkan data dengan teori yang relevan. Sebaliknya, penjelasan tentang kerangka konseptual tidak selalu diperlukan secara eksplisit, sebab aspek-aspeknya sudah tersirat dalam keseluruhan proses penelitian. Artikel ini memberikan pemahaman mendalam bagi mahasiswa agar mampu membedakan fungsi dan posisi teori, kerangka teoretis, serta kerangka konseptual dalam penelitian akademik.
Sebagai penutup, Kivunja mengingatkan bahwa penguasaan ketiga konsep ini bukan hanya penting untuk memenuhi tuntutan akademik, tetapi juga untuk membangun kejelasan berpikir dan ketelitian ilmiah. Pemahaman yang baik tentang teori dan kerangka berpikir akan membantu mahasiswa menghasilkan penelitian yang lebih sistematis, terarah, dan bermakna. Dengan demikian, artikel ini berperan sebagai panduan praktis sekaligus reflektif bagi calon peneliti dalam menyusun karya ilmiah yang kokoh secara metodologis dan konseptual.
NPM : 2313031037
Kelas B
Kivunja mendefinisikan teori sebagai seperangkat konsep, proposisi, dan hubungan antarvariabel yang menjelaskan serta memprediksi fenomena tertentu. Teori berfungsi memberikan pandangan umum terhadap suatu masalah dan menjadi dasar ilmiah bagi penelitian. Ia menjelaskan bahwa teori dapat dikembangkan pada tiga level, yaitu mikro (interaksi individu), meso (hubungan antar kelompok atau lembaga), dan makro (fenomena sosial yang lebih luas). Teori yang baik harus logis, konsisten, berbasis data empiris, dan mampu diuji kebenarannya.
Selanjutnya, kerangka teoretis dijelaskan sebagai struktur konseptual yang dibangun dari teori-teori relevan yang sudah ada dan digunakan peneliti untuk menganalisis serta menafsirkan data. Kivunja menggambarkan kerangka teoretis sebagai “gantungan jas” (coat hanger) yang membantu peneliti menyusun dan mengaitkan data agar bermakna dalam konteks teori yang telah teruji. Dengan kerangka teoretis, peneliti dapat menafsirkan hasil penelitian secara lebih mendalam dan terarah sesuai pandangan para ahli.
Sementara itu, kerangka konseptual dipandang sebagai rancangan logis keseluruhan penelitian yang mencakup identifikasi masalah, tujuan, teori, metode, analisis data, hingga pelaporan hasil. Jika diibaratkan rumah, maka kerangka konseptual adalah keseluruhan bangunannya, sedangkan kerangka teoretis hanyalah salah satu ruang di dalamnya. Artinya, kerangka konseptual mencerminkan pemikiran peneliti secara menyeluruh, sedangkan kerangka teoretis berfokus pada landasan ilmiah analisis data.
Lebih lanjut, Kivunja menegaskan bahwa setiap tesis atau disertasi yang baik harus memiliki kerangka teoretis yang jelas, karena bagian inilah yang menunjukkan kemampuan peneliti dalam menganalisis dan mengaitkan data dengan teori yang relevan. Sebaliknya, penjelasan tentang kerangka konseptual tidak selalu diperlukan secara eksplisit, sebab aspek-aspeknya sudah tersirat dalam keseluruhan proses penelitian. Artikel ini memberikan pemahaman mendalam bagi mahasiswa agar mampu membedakan fungsi dan posisi teori, kerangka teoretis, serta kerangka konseptual dalam penelitian akademik.
Sebagai penutup, Kivunja mengingatkan bahwa penguasaan ketiga konsep ini bukan hanya penting untuk memenuhi tuntutan akademik, tetapi juga untuk membangun kejelasan berpikir dan ketelitian ilmiah. Pemahaman yang baik tentang teori dan kerangka berpikir akan membantu mahasiswa menghasilkan penelitian yang lebih sistematis, terarah, dan bermakna. Dengan demikian, artikel ini berperan sebagai panduan praktis sekaligus reflektif bagi calon peneliti dalam menyusun karya ilmiah yang kokoh secara metodologis dan konseptual.
Nama : Irenius Juni Nugroho
Npm : 2313031032
Kelas : 2023 B
Membedakan Teori, Kerangka Teoritis, dan Kerangka Kerja Konseptual : Tinjauan Sistematis Pelajaran dari Lapangan
Menurut Gabriel (2008) teori adalah pernyataan umum dari abstraksi atau ide yang menegaskan, menjelaskan atau memprediksi hubungan atau hubungan antara atau diantara fenomena, dalam batas-batas asumsi kritis yang membuat teori secara eksplisit. Sedangkan menurut Kerlinger dan Lee (2000, p. 11) teori adalah seperangkat konstruksi (konsep), definisi, dan proporsi yang saling terkait yang menyajikan pandangan sistematis tentang fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena. Definisi ini mengatakan tiga hal yaitu,
1. teori adalah seperangkat proporsi yang terdiri dari didefinisikan dan kontruksi yang saling terkait,
2. teori menetapkan keterkaitan antara satu set variabel (konstruksi), dan dengan demikian menyajikan pandangan sistematis tentang fenomena yang dijelaskan oleh variabel dan,
3. teori menjelaskan fenomena, ia melakukannya dengan menetukan variabel mana yang terkait dengan variabel mana dan bagaimana mereka terkait, sehingga memungkinkan peneliti untuk memprediksi dari variabel tertentu ke variabel lainnya.
Npm : 2313031032
Kelas : 2023 B
Membedakan Teori, Kerangka Teoritis, dan Kerangka Kerja Konseptual : Tinjauan Sistematis Pelajaran dari Lapangan
Menurut Gabriel (2008) teori adalah pernyataan umum dari abstraksi atau ide yang menegaskan, menjelaskan atau memprediksi hubungan atau hubungan antara atau diantara fenomena, dalam batas-batas asumsi kritis yang membuat teori secara eksplisit. Sedangkan menurut Kerlinger dan Lee (2000, p. 11) teori adalah seperangkat konstruksi (konsep), definisi, dan proporsi yang saling terkait yang menyajikan pandangan sistematis tentang fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena. Definisi ini mengatakan tiga hal yaitu,
1. teori adalah seperangkat proporsi yang terdiri dari didefinisikan dan kontruksi yang saling terkait,
2. teori menetapkan keterkaitan antara satu set variabel (konstruksi), dan dengan demikian menyajikan pandangan sistematis tentang fenomena yang dijelaskan oleh variabel dan,
3. teori menjelaskan fenomena, ia melakukannya dengan menetukan variabel mana yang terkait dengan variabel mana dan bagaimana mereka terkait, sehingga memungkinkan peneliti untuk memprediksi dari variabel tertentu ke variabel lainnya.
Menurut Swanson (2013, hal 122) secara eksplisit menegaskan, “kerangka teoritis adalah struktur yang dapat menampung atau mendukung suatu teori dari suatu studi penelitian”. Perbedaan kerangka konseptual dengan kerangka teoritis adalah kerangka konseptual terdiri dari pemikiran anda dengan identifikasi topik penelitian, masalah yang akan diselidiki, pertanyaan yang akan diajukan, literatur yang akan ditinjau, teori yang akan diterapkan, metodologi yang akan digunakan, metode, prosedur, dan instrument, analisis data dan interpretasi temuan, rekomendasi dan kesimpulan yang akan anda buat (Ravitch dan Riggan, 2017).
Jadi, kerangka konseptual adalah konseptualisasi logis dari seluruh proyek penelitian anda, sedangkan kerangka teoritis hanyalah sebagian kecil dari kerangka konseptual. Tujuan serta pentingnya kerangka teoritis dalam penelitian yaitu alasan utama pentingnya kerangka teoritis harus dikembangkan dalam penelitian anda adalah agar memiliki landasan ilmiah untuk semua pemahaman anda tentang makna yang terkandung dalam data anda (Neuman, 1997). Tujuan penting dari kerangka teoritis adalah memberikan kita kesempatan untuk menyatakan asumsi teoritis kita dengan sangat jelas, sehingga supervisor dan penguji tesis kita akan tahu apa yang memandu analisis dan interpretasi data kita
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM: 2313031038
Dari jurnal tersebut, Dr. Charles Kivunja menjelaskan bahwa terdapat kebingungan sistemik di kalangan mahasiswa penelitian tingkat lanjut dalam memahami dan membedakan tiga konsep fundamental dalam metodologi penelitian. Artikel ini muncul sebagai respons terhadap pengalaman penulis selama bertahun-tahun mengajar Research Methods dan mengevaluasi proposal penelitian serta tesis dari berbagai universitas. Banyak mahasiswa penelitian tingkat lanjut (Masters/PhD) tidak mampu membedakan tiga konsep penting: teori, kerangka teori, dan kerangka konseptual. Mereka menggunakannya secara bergantian, padahal ketiga istilah ini memiliki makna yang sangat berbeda dan penting untuk penelitian berkualitas.
Teori adalah sekumpulan proposisi saling berhubungan yang menjelaskan dan memprediksi hubungan antar variabel dalam fenomena. Teori hanya dikembangkan melalui penelitian empiris jangka panjang yang ketat, dan tidak semua peneliti memiliki teori sendiri.
Kerangka teori adalah struktur yang merangkum dan mensintesiskan teori-teori dari para ahli di bidang penelitian untuk digunakan sebagai fondasi analisis data. Penulis menyebutnya sebagai "penggantung mantel" yang mengorganisir data berantakan menjadi tubuh pengetahuan utuh. Kerangka teori harus ada di setiap PhD thesis.
Kerangka konseptual adalah orientasi logis dan rencana induk untuk seluruh proyek penelitian, mencakup pemilihan topik, masalah, pertanyaan, literatur, metodologi, hingga kesimpulan. Kerangka konseptual adalah "rumah", sementara kerangka teori hanya "satu ruangan" di rumah itu.
Kerangka teori bersumber dari teori para ahli di bidang penelitian dengan jangkauan yang fokus pada analisis data, dan kehadirannya wajib dalam PhD thesis. Sebaliknya, kerangka konseptual bersumber dari pemikiran pribadi peneliti dengan jangkauan yang mencakup seluruh proyek penelitian, dan tidak perlu dijelaskan secara eksplisit dalam proposal atau tesis.
Kerangka teori sangat penting karena memberikan lensa analitis yang meningkatkan kredibilitas dan kedalaman penelitian. Kerangka teori harus berkembang dari literature review, bukan dibuat tanpa dasar teoritis yang kuat. Dua istilah ini tidak boleh dipatuhi bersamaan karena menciptakan kebingungan metodologi yang serius. Setiap PhD thesis yang baik memerlukan kerangka teori yang jelas dan terstruktur untuk analisis yang bermakna dan berkontribusi pada pengetahuan akademik.
NPM: 2313031038
Dari jurnal tersebut, Dr. Charles Kivunja menjelaskan bahwa terdapat kebingungan sistemik di kalangan mahasiswa penelitian tingkat lanjut dalam memahami dan membedakan tiga konsep fundamental dalam metodologi penelitian. Artikel ini muncul sebagai respons terhadap pengalaman penulis selama bertahun-tahun mengajar Research Methods dan mengevaluasi proposal penelitian serta tesis dari berbagai universitas. Banyak mahasiswa penelitian tingkat lanjut (Masters/PhD) tidak mampu membedakan tiga konsep penting: teori, kerangka teori, dan kerangka konseptual. Mereka menggunakannya secara bergantian, padahal ketiga istilah ini memiliki makna yang sangat berbeda dan penting untuk penelitian berkualitas.
Teori adalah sekumpulan proposisi saling berhubungan yang menjelaskan dan memprediksi hubungan antar variabel dalam fenomena. Teori hanya dikembangkan melalui penelitian empiris jangka panjang yang ketat, dan tidak semua peneliti memiliki teori sendiri.
Kerangka teori adalah struktur yang merangkum dan mensintesiskan teori-teori dari para ahli di bidang penelitian untuk digunakan sebagai fondasi analisis data. Penulis menyebutnya sebagai "penggantung mantel" yang mengorganisir data berantakan menjadi tubuh pengetahuan utuh. Kerangka teori harus ada di setiap PhD thesis.
Kerangka konseptual adalah orientasi logis dan rencana induk untuk seluruh proyek penelitian, mencakup pemilihan topik, masalah, pertanyaan, literatur, metodologi, hingga kesimpulan. Kerangka konseptual adalah "rumah", sementara kerangka teori hanya "satu ruangan" di rumah itu.
Kerangka teori bersumber dari teori para ahli di bidang penelitian dengan jangkauan yang fokus pada analisis data, dan kehadirannya wajib dalam PhD thesis. Sebaliknya, kerangka konseptual bersumber dari pemikiran pribadi peneliti dengan jangkauan yang mencakup seluruh proyek penelitian, dan tidak perlu dijelaskan secara eksplisit dalam proposal atau tesis.
Kerangka teori sangat penting karena memberikan lensa analitis yang meningkatkan kredibilitas dan kedalaman penelitian. Kerangka teori harus berkembang dari literature review, bukan dibuat tanpa dasar teoritis yang kuat. Dua istilah ini tidak boleh dipatuhi bersamaan karena menciptakan kebingungan metodologi yang serius. Setiap PhD thesis yang baik memerlukan kerangka teori yang jelas dan terstruktur untuk analisis yang bermakna dan berkontribusi pada pengetahuan akademik.
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056
Dalam jurnal “Membedakan antara Teori, Kerangka Teoritis, dan Kerangka Konseptual: Tinjauan Sistematis atas Pelajaran dari Lapangan”, dijelaskan bahwa teori, kerangka teoritis, dan kerangka konseptual sebenarnya mempunyai peran yang berbeda, walaupun ketiganya sama-sama menjadi fondasi dalam penelitian.
Pertama, tentang teori.
Dari pembahasan jurnal tersebut saya memahami bahwa teori itu merupakan pernyataan umum yang berisi gagasan atau abstraksi yang menjelaskan hubungan antarfenomena. Teori biasanya tidak muncul begitu saja, tetapi lahir dari proses penelitian yang panjang. Para ahli mengumpulkan data empiris, menganalisisnya secara induktif maupun deduktif, lalu menemukan pola atau hubungan tertentu. Setelah pola itu konsisten dan didukung banyak penelitian, barulah terbentuk proposisi dasar yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori. Teori inilah yang nantinya memberi dasar intelektual bagi peneliti untuk memahami dan menafsirkan fenomena. Teori juga membantu kita memprediksi hubungan tertentu, sehingga bisa menjadi alasan untuk meneliti masalah yang mungkin sebelumnya belum pernah dikaji.
Kedua, kerangka teori.
Kalau teori berbicara tentang konsep besar dan abstrak, maka kerangka teori lebih kepada bagaimana peneliti memilih dan menyatukan teori-teori relevan dari para ahli untuk menjadi dasar analisis penelitiannya. Dalam jurnal dijelaskan bahwa kerangka teori berisi kumpulan konsep dan teori yang sudah teruji dan dipublikasikan, lalu disintesis menjadi satu struktur pemikiran yang mendukung penelitian. Kerangka teori membantu peneliti memahami latar belakang konsep, memberikan pegangan untuk mengolah data, dan memandu saat menafsirkan temuan penelitian. Dengan kata lain, kerangka teori itu seperti “rumah teori” yang peneliti bangun dari literatur yang sudah ada.
Ketiga, kerangka konseptual.
Jika kerangka teori fokus pada teori-teori yang digunakan, kerangka konseptual jauh lebih luas. Dalam jurnal dijelaskan bahwa kerangka konseptual mencakup keseluruhan cara peneliti memandang, merancang, dan menjalankan penelitiannya. Kerangka konseptual itu berisi cara peneliti memaknai topik yang dipilih, bagaimana ia melihat masalah penelitian, pertanyaan apa yang akan diajukan, teori apa yang akan dipakai, metode apa yang relevan, sampai bagaimana data akan dianalisis dan bagaimana kesimpulan akan disusun.
Jadi, kerangka konseptual bukan sekadar teori, tetapi keseluruhan “peta pikir” penelitian dari awal sampai akhir.
Secara sederhana, pemahaman saya dari jurnal tersebut adalah:
Teori → ide atau konsep abstrak yang menjelaskan hubungan antarfenomena berdasarkan penelitian yang sudah mapan.
Kerangka teori → kumpulan teori yang dipilih dan disintesis untuk menjadi dasar menganalisis data dalam penelitian.
Kerangka konseptual → gambaran keseluruhan alur berpikir peneliti yang mencakup topik, masalah, teori, metode, instrumen, sampai analisis data.
Ketiganya saling berkaitan, tetapi cakupannya berbeda. Teori adalah dasar ilmiah, kerangka teori adalah penggunaan teori dalam konteks penelitian, dan kerangka konseptual adalah rancangan besar yang menunjukkan bagaimana keseluruhan penelitian akan dilaksanakan.
NPM: 2313031056
Dalam jurnal “Membedakan antara Teori, Kerangka Teoritis, dan Kerangka Konseptual: Tinjauan Sistematis atas Pelajaran dari Lapangan”, dijelaskan bahwa teori, kerangka teoritis, dan kerangka konseptual sebenarnya mempunyai peran yang berbeda, walaupun ketiganya sama-sama menjadi fondasi dalam penelitian.
Pertama, tentang teori.
Dari pembahasan jurnal tersebut saya memahami bahwa teori itu merupakan pernyataan umum yang berisi gagasan atau abstraksi yang menjelaskan hubungan antarfenomena. Teori biasanya tidak muncul begitu saja, tetapi lahir dari proses penelitian yang panjang. Para ahli mengumpulkan data empiris, menganalisisnya secara induktif maupun deduktif, lalu menemukan pola atau hubungan tertentu. Setelah pola itu konsisten dan didukung banyak penelitian, barulah terbentuk proposisi dasar yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori. Teori inilah yang nantinya memberi dasar intelektual bagi peneliti untuk memahami dan menafsirkan fenomena. Teori juga membantu kita memprediksi hubungan tertentu, sehingga bisa menjadi alasan untuk meneliti masalah yang mungkin sebelumnya belum pernah dikaji.
Kedua, kerangka teori.
Kalau teori berbicara tentang konsep besar dan abstrak, maka kerangka teori lebih kepada bagaimana peneliti memilih dan menyatukan teori-teori relevan dari para ahli untuk menjadi dasar analisis penelitiannya. Dalam jurnal dijelaskan bahwa kerangka teori berisi kumpulan konsep dan teori yang sudah teruji dan dipublikasikan, lalu disintesis menjadi satu struktur pemikiran yang mendukung penelitian. Kerangka teori membantu peneliti memahami latar belakang konsep, memberikan pegangan untuk mengolah data, dan memandu saat menafsirkan temuan penelitian. Dengan kata lain, kerangka teori itu seperti “rumah teori” yang peneliti bangun dari literatur yang sudah ada.
Ketiga, kerangka konseptual.
Jika kerangka teori fokus pada teori-teori yang digunakan, kerangka konseptual jauh lebih luas. Dalam jurnal dijelaskan bahwa kerangka konseptual mencakup keseluruhan cara peneliti memandang, merancang, dan menjalankan penelitiannya. Kerangka konseptual itu berisi cara peneliti memaknai topik yang dipilih, bagaimana ia melihat masalah penelitian, pertanyaan apa yang akan diajukan, teori apa yang akan dipakai, metode apa yang relevan, sampai bagaimana data akan dianalisis dan bagaimana kesimpulan akan disusun.
Jadi, kerangka konseptual bukan sekadar teori, tetapi keseluruhan “peta pikir” penelitian dari awal sampai akhir.
Secara sederhana, pemahaman saya dari jurnal tersebut adalah:
Teori → ide atau konsep abstrak yang menjelaskan hubungan antarfenomena berdasarkan penelitian yang sudah mapan.
Kerangka teori → kumpulan teori yang dipilih dan disintesis untuk menjadi dasar menganalisis data dalam penelitian.
Kerangka konseptual → gambaran keseluruhan alur berpikir peneliti yang mencakup topik, masalah, teori, metode, instrumen, sampai analisis data.
Ketiganya saling berkaitan, tetapi cakupannya berbeda. Teori adalah dasar ilmiah, kerangka teori adalah penggunaan teori dalam konteks penelitian, dan kerangka konseptual adalah rancangan besar yang menunjukkan bagaimana keseluruhan penelitian akan dilaksanakan.
Nama: Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM: 2313031040
Artikel karya Dr. Charles Kivunja (2018) membahas perbedaan penting antara teori, kerangka teori (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework), yang sering membingungkan mahasiswa penelitian tingkat lanjut seperti Master dan PhD. Banyak mahasiswa menggunakan ketiga istilah tersebut secara bergantian, padahal masing-masing memiliki makna dan fungsi berbeda dalam penyusunan proposal maupun tesis penelitian.
Teori didefinisikan sebagai pernyataan umum yang terdiri dari konsep-konsep, definisi, dan proposisi yang menjelaskan atau memprediksi hubungan antar variabel berdasarkan data empiris yang teruji. Teori memberikan cara pandang untuk memahami fenomena dan memandu penelitian untuk memecahkan masalah. Kerangka teori merupakan struktur yang menghimpun teori-teori relevan dari para ahli untuk menjadi landasan analisis data. Kerangka teori bukan pendapat pribadi peneliti, melainkan sintesis literatur sebagai “lensa akademik” untuk menginterpretasikan temuan penelitian. Fungsinya adalah meningkatkan kualitas analisis, memberikan justifikasi ilmiah, memperkuat kredibilitas, serta membantu menghubungkan data dengan pengetahuan yang sudah ada.
Sementara itu, kerangka konseptual adalah gambaran menyeluruh dan logis dari keseluruhan komponen penelitian, mulai dari pemilihan topik, rumusan masalah, objek penelitian, metode, hingga penyusunan laporan. Kerangka konseptual merupakan refleksi peneliti sendiri tentang arah dan strategi penelitian. Dengan demikian, kerangka teori hanyalah bagian kecil dari kerangka konseptual. Penulis juga menjelaskan cara menyusun kerangka teori, yaitu melalui kajian literatur mendalam untuk mengidentifikasi teori-teori relevan kemudian mensintesiskannya sesuai kebutuhan penelitian. Setiap tesis yang baik harus memiliki kerangka teori, sementara kerangka konseptual tidak wajib ditulis secara eksplisit. Artikel ini menegaskan bahwa pemahaman yang tepat tentang ketiga konsep tersebut penting agar mahasiswa mampu merancang, menganalisis, dan menyajikan penelitian secara ilmiah dan berkontribusi pada pengembangan ilmu.
NPM: 2313031040
Artikel karya Dr. Charles Kivunja (2018) membahas perbedaan penting antara teori, kerangka teori (theoretical framework), dan kerangka konseptual (conceptual framework), yang sering membingungkan mahasiswa penelitian tingkat lanjut seperti Master dan PhD. Banyak mahasiswa menggunakan ketiga istilah tersebut secara bergantian, padahal masing-masing memiliki makna dan fungsi berbeda dalam penyusunan proposal maupun tesis penelitian.
Teori didefinisikan sebagai pernyataan umum yang terdiri dari konsep-konsep, definisi, dan proposisi yang menjelaskan atau memprediksi hubungan antar variabel berdasarkan data empiris yang teruji. Teori memberikan cara pandang untuk memahami fenomena dan memandu penelitian untuk memecahkan masalah. Kerangka teori merupakan struktur yang menghimpun teori-teori relevan dari para ahli untuk menjadi landasan analisis data. Kerangka teori bukan pendapat pribadi peneliti, melainkan sintesis literatur sebagai “lensa akademik” untuk menginterpretasikan temuan penelitian. Fungsinya adalah meningkatkan kualitas analisis, memberikan justifikasi ilmiah, memperkuat kredibilitas, serta membantu menghubungkan data dengan pengetahuan yang sudah ada.
Sementara itu, kerangka konseptual adalah gambaran menyeluruh dan logis dari keseluruhan komponen penelitian, mulai dari pemilihan topik, rumusan masalah, objek penelitian, metode, hingga penyusunan laporan. Kerangka konseptual merupakan refleksi peneliti sendiri tentang arah dan strategi penelitian. Dengan demikian, kerangka teori hanyalah bagian kecil dari kerangka konseptual. Penulis juga menjelaskan cara menyusun kerangka teori, yaitu melalui kajian literatur mendalam untuk mengidentifikasi teori-teori relevan kemudian mensintesiskannya sesuai kebutuhan penelitian. Setiap tesis yang baik harus memiliki kerangka teori, sementara kerangka konseptual tidak wajib ditulis secara eksplisit. Artikel ini menegaskan bahwa pemahaman yang tepat tentang ketiga konsep tersebut penting agar mahasiswa mampu merancang, menganalisis, dan menyajikan penelitian secara ilmiah dan berkontribusi pada pengembangan ilmu.