Posts made by Eri Zenta Zikra Birama Putri

MPPE B2025 -> Summary

by Eri Zenta Zikra Birama Putri -
Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 23130131040

Modul ini berisi uraian mengenai konsep, prinsip, dan tahapan penelitian ilmiah yang harus dikuasai mahasiswa, khususnya mereka yang tengah mempersiapkan tugas akhir atau karya ilmiah lainnya. Modul ini disusun untuk memberikan panduan sistematis dalam memahami penelitian sebagai proses ilmiah yang terstruktur, mulai dari perumusan masalah hingga penyusunan laporan. Penelitian secara umum didefinisikan sebagai suatu proses pencarian kebenaran yang dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan terencana dengan menggunakan metode tertentu. Tujuan penelitian bukan hanya untuk menemukan fakta baru, tetapi juga untuk membuktikan teori, memperbaiki pengetahuan yang sudah ada, serta memberikan solusi atas permasalahan nyata. Karena itulah penelitian dipandang sebagai salah satu elemen penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik pendidikan.

Di dalam modul dijelaskan berbagai fungsi penelitian, baik fungsi teoretis maupun praktis. Fungsi teoretis berkaitan dengan pengembangan pengetahuan dan teori ilmiah, sedangkan fungsi praktis lebih menekankan pada pemecahan masalah nyata di lapangan. Dengan demikian, penelitian tidak hanya bernilai akademis tetapi juga aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

Tahapan penelitian dijelaskan secara runtut agar mahasiswa memahami bahwa penelitian adalah proses berkesinambungan. Tahapan utama meliputi:
1. Identifikasi masalah – tahap awal yang berfungsi menemukan dan merumuskan masalah penelitian yang jelas, spesifik, dan layak diteliti. Masalah penelitian harus memenuhi kriteria orisinalitas, relevansi, dan kebermanfaatan.
2. Kajian pustaka – dilakukan dengan cara menelaah teori, hasil penelitian terdahulu, serta referensi ilmiah lainnya yang mendukung topik penelitian. Kajian pustaka membantu menyusun kerangka teoretis dan menemukan celah penelitian.
3. Perumusan hipotesis – pada penelitian kuantitatif, hipotesis diperlukan sebagai jawaban sementara yang akan diuji melalui pengumpulan dan analisis data. Pada penelitian kualitatif, hipotesis tidak selalu digunakan, karena sifatnya lebih eksploratif.
4. Penentuan metode penelitian – peneliti harus memilih apakah menggunakan pendekatan kualitatif, kuantitatif, atau campuran (mixed methods). Pemilihan metode bergantung pada tujuan penelitian, sifat data, dan rumusan masalah.
5. Penentuan populasi dan sampel – dalam penelitian kuantitatif, sampel harus representatif agar hasilnya dapat digeneralisasi. Teknik sampling bisa berupa probability sampling maupun non-probability sampling.
6. Penyusunan instrumen penelitian – instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data. Instrumen dapat berupa angket, wawancara, observasi, maupun tes. Instrumen yang baik harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
7. Pengumpulan data – dilaksanakan sesuai prosedur yang telah dirancang. Pada penelitian kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi mendalam, wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian kuantitatif, data dikumpulkan dengan tes, kuesioner, atau eksperimen.
8. Analisis data – pada penelitian kuantitatif, analisis dilakukan dengan teknik statistik, baik deskriptif maupun inferensial. Pada penelitian kualitatif, analisis bersifat interpretatif, dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.
9. Penarikan kesimpulan – tahap terakhir berupa merumuskan temuan penelitian dan menghubungkannya dengan teori yang relevan. Kesimpulan harus menjawab rumusan masalah serta memberikan kontribusi baik teoritis maupun praktis.

Selain menjelaskan tahapan penelitian, modul ini juga membahas berbagai jenis penelitian, antara lain: penelitian deskriptif, eksperimen, korelasional, tindakan kelas, serta penelitian kualitatif seperti studi kasus, etnografi, dan fenomenologi. Setiap jenis penelitian memiliki karakteristik, kelebihan, serta keterbatasan masing-masing. Modul juga menekankan pentingnya etika penelitian. Seorang peneliti harus menjunjung tinggi kejujuran, tidak memanipulasi data, menghargai hak partisipan, serta menyebutkan sumber referensi dengan benar untuk menghindari plagiarisme. Etika penelitian menjadi landasan moral agar hasil penelitian dapat dipercaya dan diakui secara akademik. Lebih lanjut, modul memberikan penekanan pada keterampilan penulisan laporan penelitian. Laporan penelitian umumnya terdiri dari bagian pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Penulisan laporan menuntut keterampilan akademik dalam menyajikan argumen secara logis, sistematis, dan sesuai dengan kaidah bahasa ilmiah. Secara keseluruhan, modul ini menegaskan bahwa penelitian bukan hanya sekadar formalitas untuk menyelesaikan studi, melainkan juga sarana pengembangan diri dan kontribusi nyata dalam dunia akademis maupun masyarakat. Dengan memahami metodologi penelitian, mahasiswa diharapkan mampu berpikir kritis, analitis, serta menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat.

MPPE B2025 -> CASE STUDY

by Eri Zenta Zikra Birama Putri -
Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 2313031040

1. Analisis pendekatan penelitian yang paling sesuai
Pendekatan penelitian yang paling tepat untuk digunakan dalam kasus ini adalah kuantitatif, karena fokus penelitian terletak pada upaya mengukur pengaruh penggunaan media digital interaktif terhadap motivasi belajar siswa. Dengan pendekatan kuantitatif, peneliti dapat menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan skala tertentu, misalnya skala Likert, sehingga data yang diperoleh bersifat numerik dan dapat dianalisis secara statistik. Melalui analisis ini, hubungan sebab-akibat dapat diketahui secara lebih jelas dan terukur. Namun, apabila peneliti juga ingin menggali pengalaman atau persepsi siswa secara lebih mendalam, pendekatan mixed methods bisa menjadi alternatif, karena menggabungkan keunggulan kuantitatif dalam mengukur pengaruh dan kualitatif dalam memahami pengalaman belajar siswa.

2. Langkah-langkah/prosedur penelitian
Prosedur penelitian harus disusun secara sistematis agar penelitian dapat berjalan sesuai kaidah ilmiah. Pertama, peneliti perlu mengidentifikasi masalah berupa rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring serta potensi pemanfaatan media digital interaktif sebagai solusi. Kedua, merumuskan masalah dan tujuan penelitian misalnya dengan pertanyaan: “Apakah penggunaan media digital interaktif berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa?” Ketiga, melakukan kajian pustaka untuk memperkuat landasan teoritis penelitian. Keempat, menentukan desain penelitian; dalam hal ini pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen atau quasi-experiment sangat relevan. Kelima, menetapkan populasi dan sampel yang menjadi subjek penelitian, misalnya siswa SMA tertentu dengan teknik sampling tertentu. Keenam, menyusun instrumen penelitian berupa kuesioner motivasi belajar berdasarkan indikator teoretis. Ketujuh, melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan. Selanjutnya, peneliti dapat masuk ke tahap pengumpulan data melalui penerapan media digital interaktif dalam pembelajaran. Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah analisis data dengan menggunakan teknik statistik yang sesuai. Terakhir, peneliti menarik kesimpulan dan menyusun laporan penelitian yang memuat hasil dan implikasi temuan.

3. Potensi masalah dalam pelaksanaan penelitian dan solusinya
Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat beberapa potensi masalah yang mungkin dihadapi. Pertama, peneliti dapat mengalami kebingungan dalam menentukan pendekatan penelitian, sehingga penelitian berisiko tidak terarah. Solusinya adalah fokus pada pendekatan kuantitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kedua, kemungkinan kesulitan dalam menyusun instrumen penelitian yang valid dan reliabel, yang dapat diatasi dengan merujuk pada teori motivasi belajar dan meminta masukan dari ahli. Ketiga, peneliti bisa menghadapi kendala dalam mendapatkan sampel yang representatif atau kesulitan mengontrol variabel luar pada pembelajaran daring. Solusinya adalah menggunakan desain quasi-experiment dengan kelompok kontrol dan eksperimen yang setara. Keempat, keterbatasan pengetahuan dalam analisis data statistik juga menjadi tantangan. Untuk itu, peneliti dapat menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS atau JASP serta berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Dengan mengantisipasi masalah ini, penelitian dapat berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih akurat.

4. Instrumen penelitian dan uji kevalidannya
Instrumen penelitian yang tepat dalam penelitian ini adalah kuesioner motivasi belajar siswa yang menggunakan skala Likert, misalnya dari “Sangat Tidak Setuju” hingga “Sangat Setuju.” Instrumen ini disusun berdasarkan teori motivasi belajar, seperti model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) atau teori Self-Determination. Penyusunan dilakukan dengan merumuskan indikator yang jelas, lalu menyusun butir pernyataan yang mencerminkan indikator tersebut. Agar instrumen benar-benar mampu mengukur motivasi belajar, peneliti perlu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas isi diuji dengan meminta pendapat ahli (expert judgment), validitas konstruk dapat diuji dengan analisis faktor, sedangkan validitas item diuji dengan korelasi antarbutir. Setelah itu, reliabilitas diukur dengan Cronbach’s Alpha; jika nilainya di atas 0,7, maka instrumen dianggap reliabel. Dengan proses ini, kuesioner yang digunakan dapat dipastikan sahih dan dapat dipercaya untuk mengukur pengaruh media digital interaktif terhadap motivasi belajar siswa.

MPPE B2025 -> Diskusi

by Eri Zenta Zikra Birama Putri -
Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 2313031040

Penelitian pada dasarnya memiliki tahapan yang harus dijalankan secara sistematis agar sesuai dengan kaidah ilmiah. Langkah pertama adalah merumuskan tujuan penelitian, yakni menentukan apa yang hendak dicapai atau diungkap. Setelah itu, peneliti menyusun desain penelitian, berupa rancangan metode dan prosedur yang akan ditempuh. Tahap berikutnya adalah menentukan sampel atau sumber acuan yang relevan sebagai dasar penelitian. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data melalui teknik yang sesuai, seperti observasi, wawancara, atau dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diproses dalam tahap analisis, sehingga menghasilkan temuan yang sahih dan bermakna. Terakhir, peneliti menyusun kesimpulan serta laporan penelitian sebagai bentuk pertanggungjawaban akademis dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

ASP B2025 -> Diskusi

by Eri Zenta Zikra Birama Putri -
Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 2313031040

Jenis-jenis anggaran dalam sektor publik pada dasarnya memiliki karakteristik dan lingkup yang berbeda sesuai dengan tujuan pengelolaannya. Anggaran tradisional atau line-item budgeting adalah bentuk anggaran yang paling sederhana, di mana fokusnya terletak pada rincian input atau pos belanja, seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Anggaran ini mudah diawasi, tetapi kelemahannya hanya menekankan pada seberapa besar dana digunakan tanpa mengukur hasil yang dicapai. Berbeda dengan itu, anggaran kinerja menekankan keterkaitan antara alokasi dana dengan hasil atau output yang ingin dicapai. Dengan pendekatan ini, efektivitas dan efisiensi lebih diperhatikan, meskipun penerapannya membutuhkan indikator kinerja yang jelas. Selain itu, ada juga anggaran berbasis program, yang menekankan pendanaan berdasarkan program atau kegiatan tertentu. Lingkupnya lebih menyoroti hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan tujuan pembangunan, meski sering terjadi tumpang tindih antarprogram. Jenis berikutnya adalah anggaran perencanaan atau Planning Programming Budgeting System (PPBS) yang berusaha menghubungkan perencanaan jangka panjang dengan penganggaran jangka pendek. Model ini lebih strategis, tetapi cukup rumit karena membutuhkan data dan analisis mendalam. Kemudian ada Zero Based Budgeting (ZBB), yaitu metode penganggaran yang dimulai dari nol setiap periode. Semua program harus dievaluasi ulang untuk memastikan relevansi dan prioritas, sehingga lebih rasional, meskipun membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak.