Posts made by Bela Indri Yani

PGSD_PIPSSD_F_2024/2025 -> FORUM DISKUSI KELOMPOK 1

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183

Izin menjawab

Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak hanya fokus pada penghafalan fakta dan materi, tetapi lebih pada memahami konsep, keterampilan berpikir kritis, dan aplikasi pengetahuan dalam konteks sosial dan kehidupan sehari-hari.

Implikasi dari pernyataan ini:

1.Pengembangan Keterampilan Kritis dan Analitis: Pembelajaran IPS harus mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis tentang isu-isu sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Siswa tidak hanya diharapkan untuk mengingat fakta, tetapi juga untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi.

2.Metode Pengajaran yang Aktif dan Partisipatif: Metode pengajaran harus lebih interaktif dan berbasis pada diskusi, studi kasus, dan proyek-proyek praktis. Pembelajaran berbasis proyek, simulasi, dan role-playing dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan IPS.

3.Fokus pada Pengembangan Sikap dan Nilai: Selain pengetahuan, pembelajaran IPS juga harus mengembangkan sikap dan nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab sosial, dan keterlibatan aktif dalam masyarakat.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Jurnal

by Bela Indri Yani -

Nama : Bela Indri Yani

NPM : 2313053183

Kelas : 3 / F

Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral

Tugas : Analisis Jurnal

 

Judul : Pendidikan  Nilai  Dan Moral Dalam  Sistem  Kurikulum  Pendidikan  di Aceh

Nama Penulis : Iwan Fajri, Rahmat, Dadang Sundawa, Mohd Zailani Mohd Yusoff

Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha

Volume, No, dan Halaman : Vol. 9,No. 3,Hal.710-724

Tahun : 2021

Link Download : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Latar Belakang Masalah : Perkembangan IPTEK yang luar biasa yang menyebabkan terjadinya proses interaksi kultural yang lebih terbuka (Suwarman, 2016).Perubahan pesat dalam kehidupan sosial merupakan salah satu perbincangan paling signifikan tentang hukum dan moral siswa. Dimana pendidikan memegang peranan yang sangat berarti dalam pembuatan akhlak di golongan peserta didik, apalagi jadi tumpuan budaya warga.Perubahan sosial yang pesat dalam gaya hidup menyebabkan ketidak bercintaan dalam sosial budaya di kalangan remaja. Fenomena tersebut terlihat dari akhlak, gaya hidup, dan aktivitas sosial remaja dalam kehidupan sehari-hari (Nuriman & Fauzan, 2017).Dalam menjawab perihal tersebut pemerintah Aceh tidak hanya menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan yang diamanatkan secara nasional,namun pemerintah Aceh juga melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kekhususan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Aceh. Penyelenggaraan pembelajaran Islami di Provinsi Aceh mengacu pada Qanun No 9 Tahun 2015 pergantian atas Qanun Aceh No 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan sekolah di Aceh secara keseluruhan sudah Islami, dengan indikator sistem pengelolaan sekolah memiliki nilai transparansi, akuntabilitas, pendekatan keteladanan, pengembangan budaya berorientasi islami dan penerapan kurikulum islami sebagaimana diatur dalam qanun. Pendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada penerapan melalui kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Aceh berbasis dan berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh.

Tujuan Penelitian : Pendidikan Islam memiliki upaya untuk melaksanakan, mendorong dan mengajak siswa untuk hidup yang lebih dinamis dengan berlandasan nilai-nilai dan Mulia. Pendidikan Islam merupakan proses mempersiapkan generasi muda dalam mengisi peran, nilai islami dan pengetahuan yang berhubungan dengan fungsi sebagai manusia dalam melakukan amalan di dunia dan menghasilkan pahala di akhirat suatu saat (Jandra, 2018). Pendidikan Islam berorientasi pada dua sasaran yang terintegrasi yaitu dunia dan akhirat (Mappasiara, 2018). Sahin, (2015) menyatakan bahwa nilai tidak hanya mempengaruhi budaya tetapi juga dipengaruhi oleh budaya, termasuk kualitas menjadi warga negara yang baik. Oleh karena itu, pendidikan nilai sangat penting untuk dijalani dalam keluarga, sekolah dan masyarakat (Nguyen, 2016). Pembentukan nilai-nilai yang baik dapat mengarah pada kohesi siswa, iklim terbuka, komunikasi yang jujur, penguatan hubungan, seni mendengarkan, kepercayaan, bersikap positif kepada teman, ekspresi dan sentimen emosional, dan pertumbuhan harga diri (Sankar, 2004). Nilai-nilai baik siswa dapat mengurangi tren bullying pada siswa (Savucu, et al., 2017). Nilai-nilai moral dalam Islam bertujuan untuk menentukan aktivitas manusia dalam masyarakat Muslim, dan untuk mempromosikan dan mengontrol perilaku mereka untuk kepentingan seluruh masyarakat dan individu, dan untuk membawa kesimpulan yang baik bagi semua individu di kehidupan lain. Ini bertujuan untuk mengintegrasikan atribut manusia, perilaku, aktivitas yang bertujuan untuk mempersiapkan pengikut Tuhan, yang digambarkan Islam kepada mereka dan menjelaskan jalan kebaikan bagi mereka.

Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik.

Subyek dan Obyek Penelitian : Subyek dan obyek dalam penelitian ini ialah peserta didik di Aceh dengan pertimbangan penyelenggaraan pendidikan di sekolah Provinsi Aceh yang dilaksanakan secara islami.

Hasil Penelitian : 1.Satuan pendidikan yang ada di provinsi Aceh menyelenggarakan pendidikan berdasarkan ajaran islam. Salah satu hasil dari amanah qanun tersebut adanya kurikulum Aceh (kurikulum islami) sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan di provinsi Aceh. Dengan ciri khas tersebut penerapan pendidikan Islam dalam rangka pembentukan generasi muda Aceh yang berakhlak mulia mengikuti budaya Aceh dan syariat Islam (Sulaiman et al., 2020).

                              2.Kurikulum pendidikan Islam harus memuat mata pelajaran sebagai berikut: (a) Mata Pelajaran Inti: (1). Pendidikan Islam dan amalannya terdiri dari (Keyakinan dan akhlak, fiqh) dan Al Quran dan Hadis) (2). Pendidikan Kewarganegaraan; (3) Matematika / aritmatika; (4) Ilmu Pengetahuan Alam; (5) Ilmu Sosial; (6) Bahasa dan Sastra Indonesia; (7) Bahasa Inggris; (8) Arab; (9). Pendidikan jasmani dan olahraga; dan (10) Sejarah Kebudayaan Islam. (b). Mata pelajaran muatan lokal terdiri dari: (1) Bahasa daerah; (2) Sejarah Aceh; (3) Adat, budaya, dan kearifan lokal dan (4) Pendidikan Keterampilan.

                             3. Penyelenggaraan pendidikan di Aceh sesuai dengan prinsip: (a) Penegakan hukum bagi seluruh peserta didik tanpa membedakan suku, agama, ras, dan keturunan; (b) Pemberdayaan siswa sepanjang hidup; (c) Pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh dengan cara yang sistematis, terintegrasi, dan terarah (d) Pemberian keteladanan, motivasi, keimanan, kecerdasan, dan kreativitas peserta didik; (e) Mendorong partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan dan mengontrol kualitas layanan pendidikan; (f) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai-nilai budaya, dan keragaman suku bangsa, serta menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan keadilan. (g). Efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Kelebihan Penelitian : Adanya kesesuaian tujuan penelitian jurnal ini dengan kesimpulan yang  didapatkan diakhir.Penggunaan metode dalam penelitian dijelaskan secara detail dan rinci.Bahasa yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan dengan meperhatikan EYD.

Kekurangan Penelitian : Terdapat kesalahan dalam penulisan kata atau typo.Beberapa kalimat dalam jurnal tersebut dalam penyusunan kalimatnya terdapat pemborosan kata atau  terlalu banyak pengulangan kata yang bermakna sama.

Kesimpulan : penelitian dalam jurnal ini mendeskripsikan sistem satuan pendidikan yang dilaksanakan di Provinsi Aceh yang menerapkan kurikulum islami sebagaimana diatur dalam qanun. Pendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada penerapan melalui kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Aceh berbasis dan berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh. Penyelenggaraan pendidikan di seluruh satuan pendidikan berpedoman pada ajaran Islam. Pelaksanaan pendidikan di Sekolah di Aceh secara keseluruhan sudah Islami, dengan indikator sistem pengelolaan madrasah memiliki nilai transparansi, akuntabilitas, pendekatan keteladanan.


2024/2F/BP -> Diskusi 2

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 2/F

Jawaban :
Membuat siswa yang pasif menjadi aktif dalam pembelajaran inkuiri di kelas rendah dapat menjadi tantangan, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu:
1. Model Perilaku Aktif: Guru dapat menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan keaktifan dan antusiasme dalam proses inkuiri. Siswa cenderung meniru perilaku guru,
jadi ketika mereka melihat guru yang bersemangat dan aktif, mereka lebih mungkin untuk terlibat dengan cara yang sama.
2. Buat Tugas yang Relevan dan Menarik: Pilih topik atau masalah yang menarik bagi siswa dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini akan meningkatkan
minat mereka dan mendorong partisipasi aktif.
3. Berikan Dukungan Individual: Berikan dukungan tambahan kepada siswa yang pasif, baik melalui bimbingan langsung, pemberian umpan balik positif, atau pemberian
pujian untuk setiap kontribusi yang mereka berikan.
4. Buat Lingkungan yang Mendukung: Pastikan bahwa lingkungan kelas mendukung partisipasi aktif, termasuk ruang yang aman untuk bereksperimen, mendiskusikan ide-
ide, dan membuat kesalahan tanpa takut dievaluasi.
5. Gunakan Pertanyaan Terbuka: Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong pemikiran kritis dan refleksi. Hindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban singkat
atau benar-salah. Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam dan berkontribusi dalam diskusi.
6. Berikan Tantangan yang Sesuai: Berikan tugas atau proyek yang menantang namun sesuai dengan tingkat pemahaman dan keterampilan siswa. Tantangan yang terlalu
mudah mungkin tidak cukup memotivasi, sedangkan yang terlalu sulit dapat membuat siswa merasa putus asa.
7. Fasilitasi Kolaborasi: Mendorong kerja sama antarsiswa dengan mengorganisir kegiatan atau proyek kolaboratif. Ini akan memberi siswa kesempatan untuk belajar dari
satu sama lain dan merasa lebih nyaman untuk berpartisipasi.
8. Berikan Umpan Balik yang Konstruktif: Berikan umpan balik yang jelas dan konstruktif tentang kontribusi siswa. Dengan memberikan umpan balik yang positif, siswa
akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terlibat lebih aktif.
9. Gunakan Berbagai Metode Pembelajaran: Gunakan berbagai metode pembelajaran, seperti permainan peran, diskusi kelompok kecil, percobaan langsung, dan proyek-
proyek kreatif untuk memfasilitasi partisipasi aktif siswa.
10. Evaluasi dan Refleksi Bersama: Lakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran secara berkala bersama siswa. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berbagi
pengalaman, refleksi, dan saran untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam pembelajaran inkuiri.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten, guru dapat membantu siswa yang pasif untuk menjadi lebih aktif dalam pembelajaran inkuiri, memperkuat keterampilan berpikir kritis mereka, dan meningkatkan motivasi intrinsik mereka dalam belajar.

2024/2F/BP -> Diskusi 1

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 2/F

Jawaban :
Pembelajaran inkuiri dan pembelajaran model kooperatif adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pendidikan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah perbandingan antara keduanya:
Kelebihan Pembelajaran Inkuiri:
1.Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis:
- Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka karena mereka secara aktif terlibat dalam proses penyelidikan dan penemuan.
- Mereka belajar untuk menyusun pertanyaan, merancang eksperimen atau penelitian, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan dari informasi yang mereka kumpulkan.
2.Memperdalam Pemahaman:
- Melalui eksplorasi langsung dan pengalaman, siswa cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran.
- Mereka memperoleh pemahaman yang lebih kuat karena mereka sendiri yang menemukan konsep-konsep tersebut.
3.Mendorong Kemandirian:
- Pembelajaran inkuiri mendorong kemandirian siswa karena mereka harus mengambil inisiatif dalam meneliti topik, menemukan sumber daya, dan mencari jawaban atas pertanyaan mereka sendiri.
- Ini membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan meningkatkan motivasi intrinsik mereka.

Kekurangan Pembelajaran Inkuiri:
1.Membutuhkan Waktu:
- Persiapan dan pelaksanaan pembelajaran inkuiri sering membutuhkan lebih banyak waktu daripada metode pengajaran konvensional.
- Guru perlu menghabiskan waktu untuk merancang kegiatan yang sesuai, mempersiapkan sumber daya, dan memberikan bimbingan yang diperlukan kepada siswa.
2.Dapat Membingungkan:
- Siswa yang tidak terbiasa dengan pembelajaran inkuiri atau kurangnya arahan jelas mungkin merasa kebingungan atau tidak nyaman dengan tingkat kemandirian yang
diperlukan dalam proses ini.
- Mereka mungkin memerlukan bimbingan tambahan untuk memahami bagaimana melaksanakan tugas-tugas inkuiri dengan efektif.

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif:
1.Pengembangan Keterampilan Sosial:
- Model pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial seperti kerja tim, komunikasi, dan kepemimpinan.
- Mereka belajar bekerja sama dalam kelompok, mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai kontribusi setiap anggota.
2.Peningkatan Pemahaman Melalui Diskusi:
- Diskusi antarsiswa dalam kelompok kooperatif memungkinkan siswa untuk menjelaskan konsep kepada teman sekelompok mereka.
- Diskusi ini membantu dalam pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran, karena siswa dapat saling mengajari dan memberikan umpan balik.
3.Mengurangi Rasa Tidak Aman:
- Bagi siswa yang cenderung merasa tidak aman atau tidak nyaman dalam belajar sendiri, model pembelajaran kooperatif dapat memberikan dukungan sosial dan
meningkatkan kepercayaan diri mereka.
- Mereka merasa lebih termotivasi karena memiliki dukungan dari rekan-rekan sekelompok.

Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif:
1.Ketergantungan pada Anggota Kelompok:
- Beberapa siswa mungkin menjadi terlalu bergantung pada anggota kelompok yang lebih kuat, sehingga kurang aktif dalam proses pembelajaran.
- Ini dapat mengurangi kontribusi individu dan mencegah pengembangan kemandirian.
2.Mungkin Kurang Fokus pada Individu:
- Dalam model kooperatif, fokus sering kali lebih pada keberhasilan kelompok daripada pada kebutuhan individu siswa.
- Siswa dengan kebutuhan khusus atau gaya belajar yang berbeda mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam konteks ini.

Pilihan antara pembelajaran inkuiri dan pembelajaran model kooperatif harus dipertimbangkan dengan cermat berdasarkan tujuan pembelajaran, kebutuhan siswa, dan konteks pembelajaran yang spesifik. Idealnya, guru dapat memanfaatkan kedua pendekatan ini secara fleksibel sesuai dengan situasi pembelajaran yang terjadi.