Putri Utami, 2313053205, Metro.
Posts made by Putri Utami
Putri Utami
2313053205
dari film pendek - pelajar anti korupsi, seorang siswa yang bernama hanafi menceritakan kisah hidupnya selama masa sma, ia dipercayai untuk fotocopy apapun perlengkapan yang dibutuhkan kelas oleh sekretaris nya, akan tetapi hanafi tidak jujur akan hal itu saat harga fc 5.000 kemudian ia laporan kepada sekretaris nya seharga 10.000 hal ini adalah perilaku yang tidak terpuji, berbohong. ia lakukan setiap saat, ketika dia dipercayakan untuk melakukan itu, perilaku itu sangat merugikan orang lain dan dirinya sendiri. kemudia pada suatu hari ia sakit perut, dan ia berfikir mungkin karna uang yang ia korupsi kan itu karna sesungguhnya perbuatan korupsi adalah salah satu perbuatan yang dosa dan dapat merusak badan, dan kemudian hanafi menyadari akan hal itu dan ia berbicara jujur kepada sekretaris kelasnya bahwa selama ini dia korupsi terhadap uang kas kelas.
Dari cerita tersebut ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks lebih luas diantaranya Kejujuran adalah nilai utama, korupsi dapat dimulai dari hal kecil, perilaku korupsi tidak selalu dimulai dengan tindakan besar tetapi juga bisa dimulai dari hal-hal kecil yang tampak sepele nah dari cerita Hanafi ini walaupun Hanafi hanya mengambil sedikit uang dari selisih harga fotocopy namun kebiasaan itu dapat berkembang menjadi pola yang merusak pikiran. tanggung jawab terhadap kepercayaan, Ketika seseorang diberikan tugas atau amanah maka kita harus bertanggung jawab dan menjalankan tugas tersebut dengan jujur nah Hanafi di sini diberikan kepercayaan namun ia menyalahgunakan kepercayaan tersebut Selain itu dampak korupsi pada diri sendiri juga itu tidak kecil dapat berdampak pada diri sendiri maupun orang lain kemudian pentingnya untuk kita menyadari bahwa perilaku Korupsi adalah perilaku yang sangat tercela
2313053205
dari film pendek - pelajar anti korupsi, seorang siswa yang bernama hanafi menceritakan kisah hidupnya selama masa sma, ia dipercayai untuk fotocopy apapun perlengkapan yang dibutuhkan kelas oleh sekretaris nya, akan tetapi hanafi tidak jujur akan hal itu saat harga fc 5.000 kemudian ia laporan kepada sekretaris nya seharga 10.000 hal ini adalah perilaku yang tidak terpuji, berbohong. ia lakukan setiap saat, ketika dia dipercayakan untuk melakukan itu, perilaku itu sangat merugikan orang lain dan dirinya sendiri. kemudia pada suatu hari ia sakit perut, dan ia berfikir mungkin karna uang yang ia korupsi kan itu karna sesungguhnya perbuatan korupsi adalah salah satu perbuatan yang dosa dan dapat merusak badan, dan kemudian hanafi menyadari akan hal itu dan ia berbicara jujur kepada sekretaris kelasnya bahwa selama ini dia korupsi terhadap uang kas kelas.
Dari cerita tersebut ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks lebih luas diantaranya Kejujuran adalah nilai utama, korupsi dapat dimulai dari hal kecil, perilaku korupsi tidak selalu dimulai dengan tindakan besar tetapi juga bisa dimulai dari hal-hal kecil yang tampak sepele nah dari cerita Hanafi ini walaupun Hanafi hanya mengambil sedikit uang dari selisih harga fotocopy namun kebiasaan itu dapat berkembang menjadi pola yang merusak pikiran. tanggung jawab terhadap kepercayaan, Ketika seseorang diberikan tugas atau amanah maka kita harus bertanggung jawab dan menjalankan tugas tersebut dengan jujur nah Hanafi di sini diberikan kepercayaan namun ia menyalahgunakan kepercayaan tersebut Selain itu dampak korupsi pada diri sendiri juga itu tidak kecil dapat berdampak pada diri sendiri maupun orang lain kemudian pentingnya untuk kita menyadari bahwa perilaku Korupsi adalah perilaku yang sangat tercela
Putri Utami
2313053205
Perbedaan Pendidikan Dasar Jepang dan Indonesia
Perbedaan sistem pendidikan di Jepang dan Indonesia
1. Kebersihan dan Tanggung
Di Jepang, siswa diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah tanpa petugas kebersihan, guna membangun rasa tanggung jawab dan kerja sama. Di Indonesia, pengelolaan kebersihan kurang diperhatikan, baik di dunia nyata maupun media sosial.
2. Jumlah Mata Pelajaran
Pendidikan dasar di Jepang memiliki mata pelajaran yang lebih sedikit dan tidak berulang dalam seminggu, sedangkan di Indonesia jumlah mata pelajaran banyak dan sering diulang.
3. Minat Baca
Jepang membiasakan siswa membaca 10 menit sebelumpelajaran dimulai, sehingga minat baca tinggi. Indonesia memiliki minat baca yang rendah, peringkat 60 dari 61 negara, karena budaya membaca kurang ditanamkan sejak dini.
4. Keseragaman Perlengkapan Sekolah
Di Jepang, perlengkapan sekolah seperti tas dan sepatu seragam untuk menghindari perasaan minder atau ajang pamer.Di Indonesia, perlengkapan sekolah lebih beragam, sering kali menjadi ajang pamer.
maka dari itu Indonesia dapat mengambil inspirasi dari Jepang untuk memperbaiki sistem pendidikan dengan beberapa langkah, wseperti
Meningkatkan Pendidikan Karakter dan Kepedulian Lingkungan, masukkan pelajaran tanggung jawab lingkungan ke dalam kurikulum, misalnya dengan membiasakan siswa membersihkan ruang kelas secara bergiliran.
Efisiensi Kurikulum, Kurangi jumlah mata pelajaran di tingkat dasar dan fokus pada kualitas pembelajaran daripada kuantitas.
Budaya Membaca, menerapkan kebiasaan membaca buku sebelum pelajaran dimulai untuk meningkatkan minat baca.
Kesetaraan dalam Fasilitas, dorong sekolah-sekolah untuk menyediakan perlengkapan seragam bagi semua siswa, sehingga menciptakan lingkungan yang inklusif tanpa perbedaan status sosial.
2313053205
Perbedaan Pendidikan Dasar Jepang dan Indonesia
Perbedaan sistem pendidikan di Jepang dan Indonesia
1. Kebersihan dan Tanggung
Di Jepang, siswa diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah tanpa petugas kebersihan, guna membangun rasa tanggung jawab dan kerja sama. Di Indonesia, pengelolaan kebersihan kurang diperhatikan, baik di dunia nyata maupun media sosial.
2. Jumlah Mata Pelajaran
Pendidikan dasar di Jepang memiliki mata pelajaran yang lebih sedikit dan tidak berulang dalam seminggu, sedangkan di Indonesia jumlah mata pelajaran banyak dan sering diulang.
3. Minat Baca
Jepang membiasakan siswa membaca 10 menit sebelumpelajaran dimulai, sehingga minat baca tinggi. Indonesia memiliki minat baca yang rendah, peringkat 60 dari 61 negara, karena budaya membaca kurang ditanamkan sejak dini.
4. Keseragaman Perlengkapan Sekolah
Di Jepang, perlengkapan sekolah seperti tas dan sepatu seragam untuk menghindari perasaan minder atau ajang pamer.Di Indonesia, perlengkapan sekolah lebih beragam, sering kali menjadi ajang pamer.
maka dari itu Indonesia dapat mengambil inspirasi dari Jepang untuk memperbaiki sistem pendidikan dengan beberapa langkah, wseperti
Meningkatkan Pendidikan Karakter dan Kepedulian Lingkungan, masukkan pelajaran tanggung jawab lingkungan ke dalam kurikulum, misalnya dengan membiasakan siswa membersihkan ruang kelas secara bergiliran.
Efisiensi Kurikulum, Kurangi jumlah mata pelajaran di tingkat dasar dan fokus pada kualitas pembelajaran daripada kuantitas.
Budaya Membaca, menerapkan kebiasaan membaca buku sebelum pelajaran dimulai untuk meningkatkan minat baca.
Kesetaraan dalam Fasilitas, dorong sekolah-sekolah untuk menyediakan perlengkapan seragam bagi semua siswa, sehingga menciptakan lingkungan yang inklusif tanpa perbedaan status sosial.
Putri Utami
2313053205
SD Negeri Glak di Kabupaten Sikka menghadapi kondisi memprihatinkan. Sekolah ini, yang berada di dusun terpencil di kaki Gunung Api Egon, memiliki keterbatasan fasilitas. Dari total enam ruangan, lima digunakan sebagai kelas dan satu sebagai ruang guru. Akibatnya, sebagian siswa terpaksa belajar di teras sekolah. Sekolah ini juga tidak memiliki perpustakaan, sehingga sumber belajar siswa sangat terbatas.
Di tengah pandemi COVID-19, ketika pemerintah mengampaikan pembelajaran daring, sekolah ini tidak mampu menerapkannya karena wilayah tersebut belum memiliki jaringan telekomunikasi. Meski demikian, semangat belajar para siswa tetap tinggi, walaupun mereka harus berjalan kaki ke sekolah setiap hari. Selain itu, kegiatan belajar di luar kelas seringkali terganggu oleh panas matahari, sehingga siswa harus berteduh di bawah pohon.
dari problem yang dialami oleh sekolah tersebut maka solusi yang Diusulkan untuk kemajuan sekolah tersebut seperti
1. Peningkatan fasilitas sekolah
Pemerintah perlu membangun ruang kelas tambahan untuk menggantikan teras sebagai ruang belajar.Penyediaan perpustakaan sekolah yang sederhana namun memadai untuk mendukung kegiatan literasi siswa.
2. Akses infrastruktur teknologi
Pemerintah atau penyedia layanan telekomunikasi harus memperluas jaringan internet ke wilayah terpencil ini agar siswa dapat mengakses pembelajaran daring atau sumber pengetahuan lainnya.
3. Peningkatan kesadaran dan advokasi
Pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah dapat bekerja sama untuk membawa perhatian lebih pada kebutuhan sekolah ini melalui kampanye atau program bantuan pendidikan.
2313053205
SD Negeri Glak di Kabupaten Sikka menghadapi kondisi memprihatinkan. Sekolah ini, yang berada di dusun terpencil di kaki Gunung Api Egon, memiliki keterbatasan fasilitas. Dari total enam ruangan, lima digunakan sebagai kelas dan satu sebagai ruang guru. Akibatnya, sebagian siswa terpaksa belajar di teras sekolah. Sekolah ini juga tidak memiliki perpustakaan, sehingga sumber belajar siswa sangat terbatas.
Di tengah pandemi COVID-19, ketika pemerintah mengampaikan pembelajaran daring, sekolah ini tidak mampu menerapkannya karena wilayah tersebut belum memiliki jaringan telekomunikasi. Meski demikian, semangat belajar para siswa tetap tinggi, walaupun mereka harus berjalan kaki ke sekolah setiap hari. Selain itu, kegiatan belajar di luar kelas seringkali terganggu oleh panas matahari, sehingga siswa harus berteduh di bawah pohon.
dari problem yang dialami oleh sekolah tersebut maka solusi yang Diusulkan untuk kemajuan sekolah tersebut seperti
1. Peningkatan fasilitas sekolah
Pemerintah perlu membangun ruang kelas tambahan untuk menggantikan teras sebagai ruang belajar.Penyediaan perpustakaan sekolah yang sederhana namun memadai untuk mendukung kegiatan literasi siswa.
2. Akses infrastruktur teknologi
Pemerintah atau penyedia layanan telekomunikasi harus memperluas jaringan internet ke wilayah terpencil ini agar siswa dapat mengakses pembelajaran daring atau sumber pengetahuan lainnya.
3. Peningkatan kesadaran dan advokasi
Pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah dapat bekerja sama untuk membawa perhatian lebih pada kebutuhan sekolah ini melalui kampanye atau program bantuan pendidikan.