Posts made by Asyifa Maharani

Nama : Asyifa Maharani
NPM : 2356041025
Kelas : Mandiri A
Matkul : UAS Manajemen Publik

UAS| Analisis Manajemen Pelayanan Publik di Indonesia- Pelayanan Pembuatan SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI)

LINK VIDEO YOUTUBE :
https://youtu.be/27KTnbKLPPc?si=YLKY2olQc2gk7AII

KELOMPOK 2 MANDIRI A

ANGGOTA KELOMPOK :
Yuffa Rona Mauly (2356041013)
Najwa Paramitha A.M (2356041014)
Meyta Indira Altasya (2356041015)
Maulia Putri (2356041017)
Asyifa Fadillah Yusuf (2356041019)
Reggina Agustina (2356041020)
Wina Okta Febiana (2356041024)
Asyifa Maharani (2356041025)
Nama : Asyifa Maharani
NPM : 2356041025
Kelas : Mandiri A

Pelayanan publik yang telah mengalami perubahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi adalah pelayanan pendidikan di Indonesia. Dulu, pengelolaan di bidang pendidikan lebih terpusat di tingkat pusat, namun seiring dengan perkembangan waktu, pemerintah mulai menerapkan kebijakan desentralisasi untuk memberikan kewenangan kepada daerah dalam mengelola pendidikan.
Dalam menganalisis upaya pengembangan pengelolaan layanan pendidikan dengan teori yang sudah saya pahami sebelumnya, saya akan menggunakan teori Good Governance. Konsep Good Governance menekankan prinsip-prinsip seperti transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan responsivitas sebagai landasan utama dalam pengelolaan pemerintahan yang baik.

Analisis dengan Teori Good Governance:
1. Transparansi: Dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan, transparansi menjadi kunci dalam memastikan bahwa informasi terkait kebijakan, alokasi anggaran, dan program pendidikan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Dengan transparansi yang tinggi, masyarakat dapat mengawasi dan menilai kinerja pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.
2. Akuntabilitas: Desentralisasi memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk bertanggung jawab secara langsung terhadap kebijakan pendidikan yang mereka kelola. Dengan adanya akuntabilitas yang kuat, pemerintah daerah akan lebih berhati-hati dalam mengelola sumber daya pendidikan dan melaksanakan program-program pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Partisipasi: Dalam konteks desentralisasi pendidikan, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan menjadi penting. Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti orang tua, guru, dan komunitas lokal, dalam proses pengambilan keputusan, diharapkan kebijakan pendidikan yang dihasilkan lebih relevan dan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi siswa dan masyarakat.
4. Responsivitas: Desentralisasi memungkinkan pemerintah daerah untuk lebih responsif terhadap kebutuhan dan masalah pendidikan yang ada di wilayahnya. Keputusan yang diambil dapat lebih sesuai dengan kondisi lokal dan dapat memberikan dampak yang positif bagi peningkatan mutu pendidikan di tingkat daerah.

Dalam konteks pendidikan yang telah mengalami desentralisasi, penerapan prinsip-prinsip Good Governance akan membantu memastikan bahwa pengelolaan pendidikan dilakukan secara transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat setempat. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pendidikan juga menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan di tingkat daerah. Dengan demikian, pengembangan pengelolaan layanan pendidikan melalui pendekatan Good Governance akan memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan akses, mutu, dan relevansi pendidikan bagi masyarakat di berbagai daerah.

MP Man A 2024 -> Diskusi -> Diskusi 1 -> Re: Diskusi 1

by Asyifa Maharani -
Nama: Asyifa Maharani
NPM: 2356041025
Kelas: Mandiri A

Tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam melakukan reformasi administrasi publik adalah sebagai berikut:
1. Resistensi terhadap perubahan: Salah satu tantangan utama adalah resistensi dari pihak-pihak yang tidak menginginkan perubahan (status quo). Mereka mungkin menggalang kekuatan untuk melawan perubahan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena beberapa orang tidak ingin berubah, terutama jika mereka merasa nyaman dengan situasi saat ini.
2. Kurangnya kesadaran akan perlunya perubahan paradigma: Birokrasi Indonesia sering kali masih beroperasi dengan paradigma lama administrasi publik. Meskipun telah terjadi perubahan dalam administrasi publik Indonesia, namun kesadaran akan perlunya perubahan cara berpikir dalam mengelola negara dan pemerintahan masih kurang. Dibutuhkan kesadaran akan perlunya perubahan paradigma dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman yang terus berkembang .
3. kualitas dan profesionalisme birokrasi: Reformasi administrasi publik juga dihadapkan pada tantangan dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme birokrasi. Dibutuhkan birokrasi yang berkualitas tinggi, yang ditunjang oleh profesionalisme, ketangguhan, produktivitas, dan integritas yang prima .
4. Tantangan global dan perubahan masyarakat: Perubahan global dan perkembangan masyarakat yang cepat juga menjadi tantangan dalam reformasi administrasi publik. Globalisasi dan perkembangan teknologi memaksa banyak pihak, terutama birokrasi pemerintah, untuk melakukan revisi, perbaikan, dan mencari alternatif sistem administrasi yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan zaman .
5. Tujuan reformasi yang jelas: Reformasi administrasi publik harus memiliki tujuan yang jelas, yaitu peningkatan kinerja sektor publik. Tujuan ini mencakup efisiensi, efektivitas, pengurangan kelemahan seperti korupsi, dan peningkatan pelayanan publik .
Dalam melakukan reformasi administrasi publik, pemerintah Indonesia perlu mengatasi tantangan-tantangan ini dengan strategi yang tepat. Hal ini meliputi peningkatan kesadaran akan perlunya perubahan, manajemen perubahan yang efektif, peningkatan kualitas dan profesionalisme birokrasi, serta fokus pada tujuan reformasi yang jelas