Kiriman dibuat oleh SASKIYA DWI SEPTIANI

MKU PKN PSTI -> ANALISIS KASUS

oleh SASKIYA DWI SEPTIANI -
Nama: saskiya Dwi Septiani
npm: 2315061033
kelas: TI A

1. Masalah seperti dampak globalisasi dan perubahan sosial bisa mengancam integrasi nasional Indonesia karena kurangnya pemahaman akan identitas nasional dan nilai-nilai Pancasila. Potensi disintegrasi tergantung pada seberapa serius masalah tersebut ditangani. Langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran akan identitas nasional, memperkuat pengamalan nilai-nilai Pancasila, dan mendorong dialog antar-etnis dan agama bisa memperkuat kebudayaan Indonesia sebagai pemersatu di balik keberagaman.

2.Untuk menjadikan kebudayaan Indonesia sebagai pemersatu di balik keberagaman dan pluralitas bangsa Indonesia, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, meningkatkan pemahaman akan identitas nasional dan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan kampanye publik yang luas. Kedua, mendorong dialog antar-etnis dan agama untuk memperkuat pemahaman dan toleransi antarbudaya. Ketiga, memperkuat penghargaan terhadap keberagaman budaya Indonesia dengan mendukung dan mempromosikan seni, budaya, dan warisan lokal di seluruh negeri. Keempat, menampilkan kepemimpinan yang kuat dalam memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, serta mengurangi retorika dan tindakan yang memecah-belah. Dengan langkah-langkah ini, kebudayaan Indonesia dapat menjadi kekuatan pemersatu yang memperkukuh identitas nasional dan integrasi bangsa.

MKU PKN PSTI -> FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh SASKIYA DWI SEPTIANI -
nama: saskiya Dwi Septiani
npm: 2315061033
kelas: TI A

Identitas memainkan peran ganda dalam membentuk integrasi nasional, dengan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep ini termasuk etnosentrisme, keagamaan, dan politikisme. Teknologi komunikasi juga berperan dalam mengubah identitas dan memengaruhi integrasi nasional. Identitas yang kuat dapat menjadi penguat integrasi nasional, sementara otonomi daerah dan pemekaran wilayah dapat menimbulkan sentrisme etnis dan mengancam kesatuan nasional.

Di sisi lain, birokrasi daerah yang tidak memperhatikan kepentingan nasional juga dapat menjadi ancaman bagi integrasi nasional. Hal ini menekankan perlunya koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga kesatuan dan integrasi nasional. Dengan memahami kompleksitas peran identitas, tantangan, dan perubahan yang dibawa oleh teknologi komunikasi, Indonesia dapat lebih efektif dalam mengelola beragam isu yang mempengaruhi integrasi nasional.

MKU PKN PSTI -> FORUM ANALISIS VIDEO

oleh SASKIYA DWI SEPTIANI -
Nama: saskiya Dwi Septiani
Npm: 2315061033
Kelas: TI A

Integrasi nasional merupakan proses kompleks yang melibatkan interaksi antara beragam kebudayaan dan masyarakat yang berbeda. Dalam konteks ini, dua konsep penting adalah asimilasi dan akulturasi. Asimilasi terjadi ketika kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu, menghasilkan kebudayaan baru yang seragam. Dalam proses asimilasi, ciri-ciri budaya asli dapat terkikis dan digantikan oleh unsur-unsur budaya baru, menciptakan homogenitas budaya. Sebagai contoh, ketika kelompok masyarakat yang berbeda budayanya mengadopsi bahasa, adat istiadat, dan norma-norma yang sama, mereka membentuk kebudayaan yang homogen.

Sementara itu, akulturasi terjadi ketika dua kebudayaan atau lebih berinteraksi tanpa menghilangkan ciri-ciri budaya asli. Dalam proses ini, unsur-unsur budaya tetap ada, tetapi juga terjadi percampuran dengan unsur-unsur budaya lain. Contohnya adalah ketika dua kelompok masyarakat dengan budaya yang berbeda bertukar pengetahuan, teknologi, atau gaya hidup tanpa menggantikan sepenuhnya budaya asli mereka. Akulturasi memungkinkan keragaman budaya tetap terjaga sambil memungkinkan terciptanya kesamaan dan integrasi di antara masyarakat yang berbeda.