Nama: Rina Susanti
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
Jurnal ini memberitahukan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks bangsa Indonesia melalui sudut pandang ilmu filsafat. Terdapat beberapa masalah seperti adanya perpecahan di masyarakat akibat perbedaan agama dan meningkatnya korupsi sebagai budaya yang merajalela. Dalam menghadapi masalah ini, pentingnya mempunyai kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila dianggap menjadi kunci penyelesaiannya.
Analisis dalam jurnal ini dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama yaitu aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Pengembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merenungkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam berbagai aspek kehidupan, dalam menyampaikan pemahaman mengenai pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat.
Posts made by Rina Susanti
Nama: Rina Susanti
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
Pancasila adalah landasan filosofi yang menjadi pandangan hidup masyarakat Indonesia. Di dalamnya terkandung lima prinsip dasar yang mencerminkan identitas bangsa. Sila-sila dalam Pancasila mengilustrasikan petunjuk untuk kehidupan bersama sebagai bangsa dan negara. Pancasila dalam kerangka filosofi dapat dianalisis dari tiga pendekatan, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia berakar dalam nilai-nilai budaya yang Pancasila miliki. Filsafat Pancasila dalam Membangun Bangsa Berkarakter, mengacu pada sifat-sifat yang mencakup bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak seseorang. Sedangkan berkarakter berarti memiliki kepribadian, perilaku, sifat, tabiat, dan watak yang baik.
Menurut Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak-anak sehingga mereka menjadi individu yang baik, berperan dalam masyarakat, dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang memberikan panduan perilaku bagi warga Indonesia sesuai dengan budaya kita yang kental dengan nilai-nilai Timur. Pendidikan karakter seharusnya mengambil inspirasi dari nilai-nilai dalam Pancasila untuk menciptakan individu Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu berfungsi secara individu dan sosial, serta memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, sambil menjalani keyakinan dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
Pancasila adalah landasan filosofi yang menjadi pandangan hidup masyarakat Indonesia. Di dalamnya terkandung lima prinsip dasar yang mencerminkan identitas bangsa. Sila-sila dalam Pancasila mengilustrasikan petunjuk untuk kehidupan bersama sebagai bangsa dan negara. Pancasila dalam kerangka filosofi dapat dianalisis dari tiga pendekatan, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia berakar dalam nilai-nilai budaya yang Pancasila miliki. Filsafat Pancasila dalam Membangun Bangsa Berkarakter, mengacu pada sifat-sifat yang mencakup bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak seseorang. Sedangkan berkarakter berarti memiliki kepribadian, perilaku, sifat, tabiat, dan watak yang baik.
Menurut Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak-anak sehingga mereka menjadi individu yang baik, berperan dalam masyarakat, dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang memberikan panduan perilaku bagi warga Indonesia sesuai dengan budaya kita yang kental dengan nilai-nilai Timur. Pendidikan karakter seharusnya mengambil inspirasi dari nilai-nilai dalam Pancasila untuk menciptakan individu Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu berfungsi secara individu dan sosial, serta memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, sambil menjalani keyakinan dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila adalah dasar pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia yang mencakup lima prinsip dasar yang mencerminkan identitas bangsa. Sila-sila dalam Pancasila menjadi pedoman untuk kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh penduduk Indonesia secara menyeluruh. Ini menjadikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi penting dalam kehidupan dan tatanan negara Indonesia. Terkait dengan fungsi Pancasila dalam sistem pendidikan, Pancasila bukan hanya menjadi pandangan hidup, tetapi juga menginspirasi dan mendasari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Oleh karena itu, adalah wajar bahwa sistem pendidikan nasional Indonesia mencerminkan, menginternalisasi, dan menegaskan identitas Pancasila. Pancasila adalah filsafat yang menjadi pedoman berperilaku bagi warga Indonesia, sesuai dengan budaya dan nilai-nilai yang berlaku
Nama: Rina Susanti
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
Jurnal ini memberitahukan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks bangsa Indonesia melalui sudut pandang ilmu filsafat. Terdapat beberapa masalah seperti adanya perpecahan di masyarakat akibat perbedaan agama dan meningkatnya korupsi sebagai budaya yang merajalela. Dalam menghadapi masalah ini, pentingnya mempunyai kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila dianggap menjadi kunci penyelesaiannya.
Analisis dalam jurnal ini dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama yaitu aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Pengembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merenungkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam berbagai aspek kehidupan, dalam menyampaikan pemahaman mengenai pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat.
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
Jurnal ini memberitahukan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks bangsa Indonesia melalui sudut pandang ilmu filsafat. Terdapat beberapa masalah seperti adanya perpecahan di masyarakat akibat perbedaan agama dan meningkatnya korupsi sebagai budaya yang merajalela. Dalam menghadapi masalah ini, pentingnya mempunyai kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila dianggap menjadi kunci penyelesaiannya.
Analisis dalam jurnal ini dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama yaitu aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Pengembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merenungkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam berbagai aspek kehidupan, dalam menyampaikan pemahaman mengenai pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat.
Nama: Rina Susanti
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
1. Proses pendidikan di tengah pandemi dapat membuat pelajar mengatur waktu dengan baik, menambah wawasan dan mengasah kemampuan. namun, di sisi lain membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, makin melebar saat pandemi.
2. Dengan meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kurikulum pendidikan, hingga tingkat daya saing pendidikan nasional serta memperbaiki sistem rekrutmen tenaga pendidi, keterpaduan kebijakan anggaran pusat dan daerah.
3. Kasus pelanggaran etika: Ketika individu atau organisasi tidak mematuhi nilai-nilai Pancasila, seperti korupsi atau pelanggaran hak asasi manusia. pengembangan karakter Pancasila di lingkungan sangat penting untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan sosial.
4. Hakikat Pancasila merujuk pada esensi atau inti dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila memiliki lima sila atau prinsip dasar yang menjadi pedoman bagi paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku masyarakat.
Dalam pengaktualisasi nilai-nilai ini, Pancasila menjadi pedoman berpikir, bersikap, dan berperilaku masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah fondasi yang penting untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip dasar negara Indonesia.
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
1. Proses pendidikan di tengah pandemi dapat membuat pelajar mengatur waktu dengan baik, menambah wawasan dan mengasah kemampuan. namun, di sisi lain membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, makin melebar saat pandemi.
2. Dengan meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kurikulum pendidikan, hingga tingkat daya saing pendidikan nasional serta memperbaiki sistem rekrutmen tenaga pendidi, keterpaduan kebijakan anggaran pusat dan daerah.
3. Kasus pelanggaran etika: Ketika individu atau organisasi tidak mematuhi nilai-nilai Pancasila, seperti korupsi atau pelanggaran hak asasi manusia. pengembangan karakter Pancasila di lingkungan sangat penting untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan sosial.
4. Hakikat Pancasila merujuk pada esensi atau inti dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila memiliki lima sila atau prinsip dasar yang menjadi pedoman bagi paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku masyarakat.
Dalam pengaktualisasi nilai-nilai ini, Pancasila menjadi pedoman berpikir, bersikap, dan berperilaku masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah fondasi yang penting untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip dasar negara Indonesia.
Nama: Rina Susanti
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
1. saya sependapat dengan pendapat DPRD provinsi jawa tengah yaitu Bambang Kusriyanto yang menyatakan bahwa penolakan pemakaman jenazah covid-19 apalagi seorang perawat yang merupakan garda terdepan dalam penanganan covid-19, di nilai tidwk mencerminkan implementasi nilai pancasila yaitu sila kedua tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. namun, penolakan tersebut menggambarkan nilai yang jauh dari azaz pancasila, tidak berperikemanusiaan.
2. Dengan melaksanakan pendidikan karakter di sekolah dari PAUD hingga ke jenjang perguruan tinggi untuk menciptakan generasi yang bisa menghargai orang lain agar kasus tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari.
3. Penolakan jenazah korban Covid-19 dapat di nilai sebagai pelanggaran terhadap Sila Ke-2 Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. karena Meskipun jenazah itu sendiri tidak hidup, penolakan tersebut menggambarkan kurangnya rasa empati, kemanusiaan, dan sikap yang beradab terhadap sesama manusia dimana seharusnya sila ke-2 menekankan pentingnya bersikap adil dan beradab terhadap sesama manusia namun penolakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menghargai kemanusiaan.
NPM: 2315012072
Kelas: Arsitektur B
1. saya sependapat dengan pendapat DPRD provinsi jawa tengah yaitu Bambang Kusriyanto yang menyatakan bahwa penolakan pemakaman jenazah covid-19 apalagi seorang perawat yang merupakan garda terdepan dalam penanganan covid-19, di nilai tidwk mencerminkan implementasi nilai pancasila yaitu sila kedua tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. namun, penolakan tersebut menggambarkan nilai yang jauh dari azaz pancasila, tidak berperikemanusiaan.
2. Dengan melaksanakan pendidikan karakter di sekolah dari PAUD hingga ke jenjang perguruan tinggi untuk menciptakan generasi yang bisa menghargai orang lain agar kasus tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari.
3. Penolakan jenazah korban Covid-19 dapat di nilai sebagai pelanggaran terhadap Sila Ke-2 Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. karena Meskipun jenazah itu sendiri tidak hidup, penolakan tersebut menggambarkan kurangnya rasa empati, kemanusiaan, dan sikap yang beradab terhadap sesama manusia dimana seharusnya sila ke-2 menekankan pentingnya bersikap adil dan beradab terhadap sesama manusia namun penolakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menghargai kemanusiaan.