Risiko utamanya, produk tidak diterima pasar karena pengguna belum siap atau merasa teknologinya terlalu rumit.
Untuk meminimalkan risiko itu, technopreneur bisa melakukan uji coba kecil (pilot test), mendengarkan feedback pengguna, lalu memperbaiki produk sebelum diluncurkan secara besar. Dengan begitu, produk jadi lebih sesuai kebutuhan dan peluang diterimanya di pasar lebih besar.