NAMA : NURUL MAULINA
NPM : 2215012071
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Perkembangan demokrasi masa revolusi kemerdekaan.
NPM : 2215012071
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Perkembangan demokrasi masa revolusi kemerdekaan.
Perkembangan demokrasi di Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan awalnya sangat terbatas. Saat itu, fokus utama adalah memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah, dan struktur politik yang masih didominasi oleh gerakan nasionalis yang ditata. Meskipun beberapa upaya dilakukan untuk membentuk pemerintahan yang lebih inklusif, seperti mendirikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), demokrasi pada masa itu belum mencapai tingkat yang signifikan.
2. Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959).
2. Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959).
Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia memasuki periode demokrasi parlementer dari tahun 1945 hingga 1959. Masa ini dapat dianggap sebagai masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua prinsip demokrasi dapat ditemukan dalam kehidupan politik saat itu. Terdapat partai-partai politik yang majemuk, kebebasan pers, pemilihan umum, dan sistem parlementer dengan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) sebagai lembaga legislatif utama.
Namun, demokrasi parlementer di Indonesia pada masa tersebut menghadapi beberapa tantangan.
1) politik aliran yang dominan menjadi penghalang dalam pengelolaan konflik politik. Pada saat itu, politik partai-partai cenderung mewakili kepentingan kelompok tertentu dan sering kali terlibat dalam pertikaian yang merugikan stabilitas politik.
2) basis sosial ekonomi pada masa itu masih sangat lemah. Ketimpangan sosial ekonomi yang tinggi menyebabkan ketegangan dan tidak adanya kesejahteraan yang merata di antara masyarakat.
3) terdapat penjualan barang antara Presiden Soekarno dan kalangan Angkatan Darat yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan. Hal ini memunculkan ketegangan politik yang berujung pada terganggunya stabilitas politik.
3.Perkembangan demokrasi terpimpin (1959-1965)
Namun, demokrasi parlementer di Indonesia pada masa tersebut menghadapi beberapa tantangan.
1) politik aliran yang dominan menjadi penghalang dalam pengelolaan konflik politik. Pada saat itu, politik partai-partai cenderung mewakili kepentingan kelompok tertentu dan sering kali terlibat dalam pertikaian yang merugikan stabilitas politik.
2) basis sosial ekonomi pada masa itu masih sangat lemah. Ketimpangan sosial ekonomi yang tinggi menyebabkan ketegangan dan tidak adanya kesejahteraan yang merata di antara masyarakat.
3) terdapat penjualan barang antara Presiden Soekarno dan kalangan Angkatan Darat yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan. Hal ini memunculkan ketegangan politik yang berujung pada terganggunya stabilitas politik.
3.Perkembangan demokrasi terpimpin (1959-1965)
Setelah periode demokrasi parlementer, Indonesia mengalami masa demokrasi terpimpin dari tahun 1959 hingga 1965. Pada masa ini, politik diwarnai ketegangan yang kuat antara tiga kekuatan politik utama pada saat itu, yaitu ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Soekarno, dan PKI (Partai Komunis). Indonesia).
4. Perkembangan demokrasi dalam pemerintahan orde baru.
4. Perkembangan demokrasi dalam pemerintahan orde baru.
Kemudian, pada masa pemerintahan Orde Baru, yang dimulai pada pertengahan tahun 1960-an, demokrasi mengalami perubahan signifikan. Konsep yang dihadirkan adalah "Demokrasi Pancasila", yang mencerminkan pandangan pemerintah Orde Baru tentang demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pada tiga tahun awal pemerintahan Orde Baru, terlihat adanya upaya untuk mendistribusikan kekuasaan kepada kekuatan masyarakat. Namun, setelah itu peranannya didominasi pada ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan oleh politik, pengungkapan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintahan dalam masalah partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi, ideologi Negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah.
5. Perkembangan demokrasi pada masa reformasi (1998-sekarang)
Demokrasi yang di terapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokrasi pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi parlementer tahun 1950-1959.
Karakteristik demokrasi era reformasi :
1) Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokrasi dari yang sebelumnya.
2) Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampat pada tingkat desa.
3) Pola rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
4) Sebagian besar hak dasar dapat terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.
5. Perkembangan demokrasi pada masa reformasi (1998-sekarang)
Demokrasi yang di terapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokrasi pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi parlementer tahun 1950-1959.
Karakteristik demokrasi era reformasi :
1) Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokrasi dari yang sebelumnya.
2) Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampat pada tingkat desa.
3) Pola rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
4) Sebagian besar hak dasar dapat terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.