FORUM JAWABAN POST TEST
Nama : Angelique Beatrice Chandra
NPM : 221502015
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste bermula dari beberapa faktor, antara lain sejarah perbatasan yang rumit, perbedaan budaya dan agama, serta masalah ekonomi. Konflik ini telah terjadi sejak sebelum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, dan menjadi semakin kompleks setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002.
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan menangani kejahatan lintas batas, serta kerja sama dalam bidang pariwisata dan ekonomi.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Dalam kesimpulannya, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi melalui upaya-upaya yang melibatkan dialog antara pihak-pihak yang terlibat, pendirian pos lintas batas, dan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang. Namun, tantangan dalam mengatasi konflik ini masih ada, dan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
NPM : 221502015
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste bermula dari beberapa faktor, antara lain sejarah perbatasan yang rumit, perbedaan budaya dan agama, serta masalah ekonomi. Konflik ini telah terjadi sejak sebelum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, dan menjadi semakin kompleks setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002.
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan menangani kejahatan lintas batas, serta kerja sama dalam bidang pariwisata dan ekonomi.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Dalam kesimpulannya, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi melalui upaya-upaya yang melibatkan dialog antara pihak-pihak yang terlibat, pendirian pos lintas batas, dan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang. Namun, tantangan dalam mengatasi konflik ini masih ada, dan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Nama : Angelique Beatrice Chandra
NPM : 2215012015
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Tanggapan saya terhadap isi artikel adalah bahwa konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste merupakan isu yang serius dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Artikel ini memberikan gambaran kronologi konflik, faktor-faktor penyebab, dan upaya penyelesaiannya. Hal positif yang bisa diambil dari artikel ini adalah kesadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah perbatasan dan meningkatkan hubungan antarwarga di wilayah perbatasan. Artikel ini juga memperlihatkan pentingnya konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah konflik semacam ini di masa depan.
2. Tanpa memiliki konsepsi wawasan nusantara, wilayah dan bangsa Indonesia dapat menghadapi beberapa konsekuensi negatif. Pertama, terdapat potensi terjadinya konflik yang lebih sering di wilayah perbatasan dengan negara tetangga. Seperti yang dijelaskan dalam artikel, konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste jarang terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya. Konsepsi wawasan nusantara dapat membantu mengatasi masalah ini dengan mempromosikan kerja sama dan pengertian antara negara-negara di kawasan.
Selain itu, tanpa konsepsi wawasan nusantara, upaya untuk mengatasi masalah perbatasan seperti delimitasi dan demarkasi batas dapat menjadi lebih sulit. Konsepsi ini memandang wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh, dan mengakui pentingnya keragaman budaya serta hubungan yang harmonis antara daerah-daerah di Indonesia. Dengan memiliki konsepsi wawasan nusantara, Indonesia dapat lebih fokus pada upaya penyelesaian masalah perbatasan dengan tetangga-tetangganya.
3. Konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Konsep ini mendorong kesadaran akan persatuan, kesatuan, dan keberagaman wilayah Indonesia, serta mengutamakan kerja sama dan hubungan yang harmonis antara negara-negara di kawasan.
Dalam konteks perbatasan, konsepsi wawasan nusantara menekankan pentingnya delimitasi dan demarkasi batas yang jelas, serta penyelesaian sengketa perbatasan dengan cara yang damai dan melalui dialog antara negara-negara yang terlibat. Selain itu, konsepsi ini juga mengarah pada pentingnya pembangunan wilayah perbatasan yang merata, memperkuat jalinan sosial budaya antarwarga, dan mempromosikan kerja sama ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan di wilayah perbatasan.
Dengan menerapkan konsepsi wawasan nusantara secara efektif, pemerintah Indonesia dapat mencegah konflik, meningkatkan stabilitas wilayah perbatasan, dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam berbagai bidang.
NPM : 2215012015
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Tanggapan saya terhadap isi artikel adalah bahwa konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste merupakan isu yang serius dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Artikel ini memberikan gambaran kronologi konflik, faktor-faktor penyebab, dan upaya penyelesaiannya. Hal positif yang bisa diambil dari artikel ini adalah kesadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah perbatasan dan meningkatkan hubungan antarwarga di wilayah perbatasan. Artikel ini juga memperlihatkan pentingnya konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah konflik semacam ini di masa depan.
2. Tanpa memiliki konsepsi wawasan nusantara, wilayah dan bangsa Indonesia dapat menghadapi beberapa konsekuensi negatif. Pertama, terdapat potensi terjadinya konflik yang lebih sering di wilayah perbatasan dengan negara tetangga. Seperti yang dijelaskan dalam artikel, konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste jarang terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya. Konsepsi wawasan nusantara dapat membantu mengatasi masalah ini dengan mempromosikan kerja sama dan pengertian antara negara-negara di kawasan.
Selain itu, tanpa konsepsi wawasan nusantara, upaya untuk mengatasi masalah perbatasan seperti delimitasi dan demarkasi batas dapat menjadi lebih sulit. Konsepsi ini memandang wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh, dan mengakui pentingnya keragaman budaya serta hubungan yang harmonis antara daerah-daerah di Indonesia. Dengan memiliki konsepsi wawasan nusantara, Indonesia dapat lebih fokus pada upaya penyelesaian masalah perbatasan dengan tetangga-tetangganya.
3. Konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Konsep ini mendorong kesadaran akan persatuan, kesatuan, dan keberagaman wilayah Indonesia, serta mengutamakan kerja sama dan hubungan yang harmonis antara negara-negara di kawasan.
Dalam konteks perbatasan, konsepsi wawasan nusantara menekankan pentingnya delimitasi dan demarkasi batas yang jelas, serta penyelesaian sengketa perbatasan dengan cara yang damai dan melalui dialog antara negara-negara yang terlibat. Selain itu, konsepsi ini juga mengarah pada pentingnya pembangunan wilayah perbatasan yang merata, memperkuat jalinan sosial budaya antarwarga, dan mempromosikan kerja sama ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan di wilayah perbatasan.
Dengan menerapkan konsepsi wawasan nusantara secara efektif, pemerintah Indonesia dapat mencegah konflik, meningkatkan stabilitas wilayah perbatasan, dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam berbagai bidang.
Nama : Roby Fahmi Maydani
NPM : 2215012031
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Menurut pendapat saya artikel ini sangat menarik dikarenakan kta bisa mengetahui sejarah konflik Indonesia dengan timor leste, serta hal psitifnya adalah kesadaran internasional, Peningkatan kerja sama bilateral, Perhatian terhadap masalah perbatasan.
2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, berbagai aspek wilayah dan bangsa Indonesia dapat terpengaruh secara negatif. Wawasan nusantara adalah konsep yang mendasar bagi negara Indonesia, yang mengakui dan memahami keragaman budaya, suku, agama, bahasa, dan kehidupan sosial di seluruh kepulauan yang membentuk Indonesia.
3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Mendorong kerjasama dan dialog, Menghargai keberagaman budaya, Diplomasi dan negosiasi, Kerjasama regional dan multilateral.
NPM : 2215012031
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Menurut pendapat saya artikel ini sangat menarik dikarenakan kta bisa mengetahui sejarah konflik Indonesia dengan timor leste, serta hal psitifnya adalah kesadaran internasional, Peningkatan kerja sama bilateral, Perhatian terhadap masalah perbatasan.
2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, berbagai aspek wilayah dan bangsa Indonesia dapat terpengaruh secara negatif. Wawasan nusantara adalah konsep yang mendasar bagi negara Indonesia, yang mengakui dan memahami keragaman budaya, suku, agama, bahasa, dan kehidupan sosial di seluruh kepulauan yang membentuk Indonesia.
3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Mendorong kerjasama dan dialog, Menghargai keberagaman budaya, Diplomasi dan negosiasi, Kerjasama regional dan multilateral.
Nama:ikomang bayu
NPM :2215012003
KELAS :A
PRODI :S1 ARSITEKTUR
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah terjadi sejak lama dan dapat dilihat dari berbagai sumber. Konflik tersebut melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan, yang pada umumnya memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Konflik ini seringkali berkaitan dengan masalah penggunaan sumber daya alam dan hak atas tanah.
Beberapa faktor yang memperburuk konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste adalah:
Kelemahan sistem hukum dan keamanan: Kekuatan penegak hukum dan keamanan di wilayah perbatasan yang terbatas menyebabkan sulitnya penanganan tindakan kriminal seperti perampasan lahan, pencurian ternak, dan lain sebagainya.
Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas: Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan terkait dengan sumber daya alam seperti perikanan, pertanian, dan kehutanan.
Kurangnya akses pendidikan dan informasi: Kurangnya akses pendidikan dan informasi menyebabkan masyarakat di wilayah perbatasan tidak memahami hak-hak mereka dan seringkali mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu.
Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Peningkatan kualitas sistem hukum dan keamanan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan di wilayah perbatasan dengan mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai. Selain itu, perlu ditingkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan untuk lebih memahami masalah di wilayah perbatasan.
Pemberian pelatihan dan informasi: Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pemberian pelatihan dan informasi tentang hak-hak mereka dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait penggunaan sumber daya alam.
Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan dengan cara membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta memperluas akses internet dan media massa.
Pembentukan mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas: Dalam rangka mengatasi konflik terkait dengan sumber daya alam, perlu dibentuk mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas. Mekanisme ini dapat berupa pembentukan badan-badan pengelolaan sumber daya alam atau kebijakan-kebijakan yang memperkuat perlindungan hak masyarakat adat.
NPM :2215012003
KELAS :A
PRODI :S1 ARSITEKTUR
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah terjadi sejak lama dan dapat dilihat dari berbagai sumber. Konflik tersebut melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan, yang pada umumnya memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Konflik ini seringkali berkaitan dengan masalah penggunaan sumber daya alam dan hak atas tanah.
Beberapa faktor yang memperburuk konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste adalah:
Kelemahan sistem hukum dan keamanan: Kekuatan penegak hukum dan keamanan di wilayah perbatasan yang terbatas menyebabkan sulitnya penanganan tindakan kriminal seperti perampasan lahan, pencurian ternak, dan lain sebagainya.
Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas: Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan terkait dengan sumber daya alam seperti perikanan, pertanian, dan kehutanan.
Kurangnya akses pendidikan dan informasi: Kurangnya akses pendidikan dan informasi menyebabkan masyarakat di wilayah perbatasan tidak memahami hak-hak mereka dan seringkali mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu.
Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Peningkatan kualitas sistem hukum dan keamanan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan di wilayah perbatasan dengan mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai. Selain itu, perlu ditingkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan untuk lebih memahami masalah di wilayah perbatasan.
Pemberian pelatihan dan informasi: Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pemberian pelatihan dan informasi tentang hak-hak mereka dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait penggunaan sumber daya alam.
Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan dengan cara membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta memperluas akses internet dan media massa.
Pembentukan mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas: Dalam rangka mengatasi konflik terkait dengan sumber daya alam, perlu dibentuk mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas. Mekanisme ini dapat berupa pembentukan badan-badan pengelolaan sumber daya alam atau kebijakan-kebijakan yang memperkuat perlindungan hak masyarakat adat.
NAMA : SHARLENE EUGENE
NPM : 2255012001
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih menjadi masalah yang serius bagi kedua negara. Konflik ini terutama berkaitan dengan sengketa wilayah, hak-hak tanah, dan perbedaan etnis dan agama di wilayah perbatasan. Namun, upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk menyelesaikan konflik ini dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan. Upaya pertama yang dilakukan oleh kedua negara adalah pembentukan Perbatasan Bersama Indonesia-Timor Leste (PABITRA). PABITRA didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi antara kedua negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. PABITRA juga bertugas untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Selain itu, pemerintah Indonesia dan Timor Leste juga telah mengadakan pertemuan bilateral secara teratur untuk membahas masalah perbatasan dan menyelesaikan sengketa yang muncul. Pertemuan ini melibatkan pejabat dari kedua negara, termasuk dari pihak militer dan keamanan, untuk memastikan bahwa semua masalah di wilayah perbatasan dapat diatasi dengan cara yang damai.
Di sisi masyarakat, upaya-upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, telah diadakan pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat dalam konflik, baik melalui forum formal maupun informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi, serta untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara masyarakat. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan serta stabilitas di wilayah perbatasan.
Namun, meskipun telah ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste, konflik komunal di perbatasan masih belum sepenuhnya teratasi. Masalah-masalah yang mendasar seperti sengketa wilayah dan hak-hak tanah masih menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan konflik ini harus terus dilakukan dengan cara-cara yang menghargai hak asasi manusia, mempromosikan keadilan, serta membangun kepercayaan dan kerjasama antara kedua negara dan masyarakat di wilayah perbatasan.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: beberapa hal positif yang dapat diambil, yaitu:
a. upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste
b. melibatkan masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik sangat penting untuk menciptakan kesepahaman dan perdamaian yang langgeng.
c. media dapat menjadi sarana yang efektif dalam membangun pemahaman yang baik antara masyarakat di kedua negara, serta mempromosikan kerjasama dan perdamaian di kawasan.
d. meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kerjasama antara Indonesia dan Timor Leste.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara sangat penting bagi Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam dan sumber daya laut. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia akan kesulitan dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta menjaga kedaulatan wilayah dan keutuhan bangsa. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah seperti konflik antara daerah, sengketa wilayah, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan ekonomi Indonesia, serta mempengaruhi hubungan dengan negara-negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab: Konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya konflik di wilayah Indonesia dan kawasan sekitarnya, termasuk di perbatasan Indonesia-Timor Leste seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut. Beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai kontribusi wawasan nusantara dalam mencegah konflik adalah sebagai berikut:
a. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
b. Menjaga integritas wilayah Indonesia
c. Mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan
d. Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
NPM : 2255012001
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih menjadi masalah yang serius bagi kedua negara. Konflik ini terutama berkaitan dengan sengketa wilayah, hak-hak tanah, dan perbedaan etnis dan agama di wilayah perbatasan. Namun, upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk menyelesaikan konflik ini dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan. Upaya pertama yang dilakukan oleh kedua negara adalah pembentukan Perbatasan Bersama Indonesia-Timor Leste (PABITRA). PABITRA didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi antara kedua negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. PABITRA juga bertugas untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Selain itu, pemerintah Indonesia dan Timor Leste juga telah mengadakan pertemuan bilateral secara teratur untuk membahas masalah perbatasan dan menyelesaikan sengketa yang muncul. Pertemuan ini melibatkan pejabat dari kedua negara, termasuk dari pihak militer dan keamanan, untuk memastikan bahwa semua masalah di wilayah perbatasan dapat diatasi dengan cara yang damai.
Di sisi masyarakat, upaya-upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, telah diadakan pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat dalam konflik, baik melalui forum formal maupun informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi, serta untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara masyarakat. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan serta stabilitas di wilayah perbatasan.
Namun, meskipun telah ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste, konflik komunal di perbatasan masih belum sepenuhnya teratasi. Masalah-masalah yang mendasar seperti sengketa wilayah dan hak-hak tanah masih menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan konflik ini harus terus dilakukan dengan cara-cara yang menghargai hak asasi manusia, mempromosikan keadilan, serta membangun kepercayaan dan kerjasama antara kedua negara dan masyarakat di wilayah perbatasan.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: beberapa hal positif yang dapat diambil, yaitu:
a. upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste
b. melibatkan masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik sangat penting untuk menciptakan kesepahaman dan perdamaian yang langgeng.
c. media dapat menjadi sarana yang efektif dalam membangun pemahaman yang baik antara masyarakat di kedua negara, serta mempromosikan kerjasama dan perdamaian di kawasan.
d. meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kerjasama antara Indonesia dan Timor Leste.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara sangat penting bagi Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam dan sumber daya laut. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia akan kesulitan dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta menjaga kedaulatan wilayah dan keutuhan bangsa. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah seperti konflik antara daerah, sengketa wilayah, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan ekonomi Indonesia, serta mempengaruhi hubungan dengan negara-negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab: Konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya konflik di wilayah Indonesia dan kawasan sekitarnya, termasuk di perbatasan Indonesia-Timor Leste seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut. Beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai kontribusi wawasan nusantara dalam mencegah konflik adalah sebagai berikut:
a. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
b. Menjaga integritas wilayah Indonesia
c. Mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan
d. Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
Nama : Dwi noventy fanova
NPM : 2215012059
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik ini telah terjadi sejak sebelum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, dan menjadi semakin kompleks setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002.
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan menangani kejahatan lintas batas, serta kerja sama dalam bidang pariwisata dan ekonomi.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Dalam kesimpulannya, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi melalui upaya-upaya yang melibatkan dialog antara pihak-pihak yang terlibat, pendirian pos lintas batas, dan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang. Namun, tantangan dalam mengatasi konflik ini masih ada, dan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Peningkatan kualitas sistem hukum dan keamanan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan di wilayah perbatasan dengan mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai. Selain itu, perlu ditingkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan untuk lebih memahami masalah di wilayah perbatasan.
Pemberian pelatihan dan informasi: Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pemberian pelatihan dan informasi tentang hak-hak mereka dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait penggunaan sumber daya alam.
Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan dengan cara membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta memperluas akses internet dan media massa.
NPM : 2215012059
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik ini telah terjadi sejak sebelum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, dan menjadi semakin kompleks setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002.
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan menangani kejahatan lintas batas, serta kerja sama dalam bidang pariwisata dan ekonomi.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Dalam kesimpulannya, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi melalui upaya-upaya yang melibatkan dialog antara pihak-pihak yang terlibat, pendirian pos lintas batas, dan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang. Namun, tantangan dalam mengatasi konflik ini masih ada, dan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Peningkatan kualitas sistem hukum dan keamanan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan di wilayah perbatasan dengan mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai. Selain itu, perlu ditingkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan untuk lebih memahami masalah di wilayah perbatasan.
Pemberian pelatihan dan informasi: Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pemberian pelatihan dan informasi tentang hak-hak mereka dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait penggunaan sumber daya alam.
Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan dengan cara membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta memperluas akses internet dan media massa.
NAMA: FEBRISKY SINAMO
NPM: 2215012045
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Konflik ini secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana dua atau lebih aktor berjuang untuk mendapatkan sumber langka dalam waktu yang sama,atau setidaknya aktor-aktor tersebut mempunyai posisi yang dipersepsikan dan diyakini berlawanan dalam satu waktu yang sama.Secara lebih khusus, untuk sengketa dan konflik perbatasan.
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan timor leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahterhaan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Yang terjadi saat tidak ada konsepsi wawasan nusantara adalah maka negara ini dapat dijajah kembali oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur yang disebabkan tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Ketahanan nasional yang dilandaskan pada wawasan nusantara akan mendorong individu atau masyarakat itu beripikir dan bertindak dapat menghadapi dan mengatasi permasalahan konflik yang terjadi. Maka konflik yang terjadi di masyarakat harus ditekan guna menguatkan rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan dan ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Karena dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan sinergitas, integrasi, serta nasionalisme. Dengan ini dapat dikatakan bahwa mengatasi konflik guna mewujudkan ketahanan nasional dengan cara menyamakan persepsi, memahami, serta menanamkan pemahaman wawasan nusantara dalam diri individu.
NPM: 2215012045
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Konflik ini secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana dua atau lebih aktor berjuang untuk mendapatkan sumber langka dalam waktu yang sama,atau setidaknya aktor-aktor tersebut mempunyai posisi yang dipersepsikan dan diyakini berlawanan dalam satu waktu yang sama.Secara lebih khusus, untuk sengketa dan konflik perbatasan.
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan timor leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahterhaan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Yang terjadi saat tidak ada konsepsi wawasan nusantara adalah maka negara ini dapat dijajah kembali oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur yang disebabkan tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Ketahanan nasional yang dilandaskan pada wawasan nusantara akan mendorong individu atau masyarakat itu beripikir dan bertindak dapat menghadapi dan mengatasi permasalahan konflik yang terjadi. Maka konflik yang terjadi di masyarakat harus ditekan guna menguatkan rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan dan ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Karena dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan sinergitas, integrasi, serta nasionalisme. Dengan ini dapat dikatakan bahwa mengatasi konflik guna mewujudkan ketahanan nasional dengan cara menyamakan persepsi, memahami, serta menanamkan pemahaman wawasan nusantara dalam diri individu.
Nama: Ramadina Mutiara Arta
NPM: 2255012003
Kelas: A
Prodi: S1 Arsitektur
1. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Bisa dikatakan jarang sekali terjadi kekerasan antarwarga. Oleh karena itu, analisis terhadap konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut penting untuk dilakukan, agar Indonesia dapat membuat langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Tulisan ini berusaha menjelaskan kronologi konflik komunal tersebut, faktor-faktor penyebab, usaha penyelesaian, dan langkah yang bisa dilakukan ke depan.
2. Jika indonesia tidak memiliki wawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persaatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh.
3. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan melakukan pengembangan di wilayah tersebut. Setidaknya, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, yakni: pendekatan kesejahteraan, pendekat kerja sama, pendekatan keamanan, dan pendekatan daya saing wilayah.
NPM: 2255012003
Kelas: A
Prodi: S1 Arsitektur
1. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Bisa dikatakan jarang sekali terjadi kekerasan antarwarga. Oleh karena itu, analisis terhadap konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut penting untuk dilakukan, agar Indonesia dapat membuat langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Tulisan ini berusaha menjelaskan kronologi konflik komunal tersebut, faktor-faktor penyebab, usaha penyelesaian, dan langkah yang bisa dilakukan ke depan.
2. Jika indonesia tidak memiliki wawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persaatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh.
3. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan melakukan pengembangan di wilayah tersebut. Setidaknya, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, yakni: pendekatan kesejahteraan, pendekat kerja sama, pendekatan keamanan, dan pendekatan daya saing wilayah.
Nama : Azra Dwi Amalia
NPM : 2255012009
Kelas : A
Prodi : S1 ARSITEKTUR
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah terjadi sejak lama dan dapat dilihat dari berbagai sumber. Konflik tersebut melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan, yang pada umumnya memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Konflik ini seringkali berkaitan dengan masalah penggunaan sumber daya alam dan hak atas tanah.
Kelemahan sistem hukum dan keamanan: Kekuatan penegak hukum dan keamanan di wilayah perbatasan yang terbatas menyebabkan sulitnya penanganan tindakan kriminal seperti perampasan lahan, pencurian ternak, dan lain sebagainya.
Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas: Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan terkait dengan sumber daya alam seperti perikanan, pertanian, dan kehutanan.
Kurangnya akses pendidikan dan informasi: Kurangnya akses pendidikan dan informasi menyebabkan masyarakat di wilayah perbatasan tidak memahami hak-hak mereka dan seringkali mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu.
Analisis soal
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
= Tanggapan saya terkait isi artikel ini adalah kurangnya komunikasi antar negara dan ada pun sifat egois yang dimiliki namun sisi positif yang bisa saya dapatkan adalah dapat mengetahui upaya yang dilakukan dalam setiap konflik
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
= Menurut saya, Konsepsi wawasan nusantara adalah komponen yang penting dalam negara yang berkepulauan. Jika Indonesia tidak memeiliki konsespsi wawasan nusantara adanya kesulitan yang terjadi antar daerah sampai dengan negara- negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
= Beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai kontribusi wawasan nusantara dalam mencegah konflik adalah sebagai berikut:
1. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
2. Menjaga integritas wilayah Indonesia
NPM : 2255012009
Kelas : A
Prodi : S1 ARSITEKTUR
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah terjadi sejak lama dan dapat dilihat dari berbagai sumber. Konflik tersebut melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan, yang pada umumnya memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Konflik ini seringkali berkaitan dengan masalah penggunaan sumber daya alam dan hak atas tanah.
Kelemahan sistem hukum dan keamanan: Kekuatan penegak hukum dan keamanan di wilayah perbatasan yang terbatas menyebabkan sulitnya penanganan tindakan kriminal seperti perampasan lahan, pencurian ternak, dan lain sebagainya.
Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas: Tidak adanya mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan terkait dengan sumber daya alam seperti perikanan, pertanian, dan kehutanan.
Kurangnya akses pendidikan dan informasi: Kurangnya akses pendidikan dan informasi menyebabkan masyarakat di wilayah perbatasan tidak memahami hak-hak mereka dan seringkali mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu.
Analisis soal
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
= Tanggapan saya terkait isi artikel ini adalah kurangnya komunikasi antar negara dan ada pun sifat egois yang dimiliki namun sisi positif yang bisa saya dapatkan adalah dapat mengetahui upaya yang dilakukan dalam setiap konflik
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
= Menurut saya, Konsepsi wawasan nusantara adalah komponen yang penting dalam negara yang berkepulauan. Jika Indonesia tidak memeiliki konsespsi wawasan nusantara adanya kesulitan yang terjadi antar daerah sampai dengan negara- negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
= Beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai kontribusi wawasan nusantara dalam mencegah konflik adalah sebagai berikut:
1. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
2. Menjaga integritas wilayah Indonesia
Nama:Taha Abdul-Raoof Taha Al-Maktary
NPM:2215012083
CLASS:A
PRODI: S1 Arsitektur
1. In my opinion, the conflict in East Timor started from a debate over its political status after Portugal's independence in 1975, and caused a lot of suffering and damage to the region. Efforts to resolve it through diplomacy and peace succeeded in achieving results with a referendum in 1999 which allowed East Timor to choose between autonomy or independence. East Timor's independence in 2002 demonstrated the importance of democracy and human rights in international relations, as well as successful negotiations in resolving difficult conflicts. The East Timor conflict also provides evidence that a new nation can emerge and develop despite major conflicts in its history.
2. The Conception of the Archipelagic Outlook is an important strategic view for the Indonesian nation. Without this conception, Indonesia may face difficulties in managing its natural resources and maintaining its territorial integrity. The Nusantara Insight Conception also helps Indonesia to strengthen its position in regional and global geopolitics, as well as promote cooperation and peace in Southeast Asia. Therefore, the existence of the Archipelago Concept is very important for the progress and sustainability of the Indonesian nation and state
3. The Nusantara Insight Conception plays an important role in preventing conflicts such as the East Timor conflict in the future. This conception strengthens the unity and integrity of Indonesia, maintains the territorial integrity of Indonesia and respects cultural diversity. With the concept of the Archipelagic Outlook, it is hoped that cooperation and peace will be created among nations in Southeast Asia, so as to be able to prevent conflicts and strengthen regional stability.
NPM:2215012083
CLASS:A
PRODI: S1 Arsitektur
1. In my opinion, the conflict in East Timor started from a debate over its political status after Portugal's independence in 1975, and caused a lot of suffering and damage to the region. Efforts to resolve it through diplomacy and peace succeeded in achieving results with a referendum in 1999 which allowed East Timor to choose between autonomy or independence. East Timor's independence in 2002 demonstrated the importance of democracy and human rights in international relations, as well as successful negotiations in resolving difficult conflicts. The East Timor conflict also provides evidence that a new nation can emerge and develop despite major conflicts in its history.
2. The Conception of the Archipelagic Outlook is an important strategic view for the Indonesian nation. Without this conception, Indonesia may face difficulties in managing its natural resources and maintaining its territorial integrity. The Nusantara Insight Conception also helps Indonesia to strengthen its position in regional and global geopolitics, as well as promote cooperation and peace in Southeast Asia. Therefore, the existence of the Archipelago Concept is very important for the progress and sustainability of the Indonesian nation and state
3. The Nusantara Insight Conception plays an important role in preventing conflicts such as the East Timor conflict in the future. This conception strengthens the unity and integrity of Indonesia, maintains the territorial integrity of Indonesia and respects cultural diversity. With the concept of the Archipelagic Outlook, it is hoped that cooperation and peace will be created among nations in Southeast Asia, so as to be able to prevent conflicts and strengthen regional stability.
NAMA: NURU Isma
NPM: 2215012073
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
" MENGANALISIS STUDI KASUS "
NPM: 2215012073
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
" MENGANALISIS STUDI KASUS "
Terjadi kasus pada sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste terjadi lagi. Konflik ini terjadi di perbatasan Kabupaten Timor Tengah Utara (Indonesia) dengan Distrik Oecussi (Timor Leste). Konflik ini melibatkan saling serang antarwarga dengan melempar batu dan kayu. Konflik ini terjadi karena pembangunan jalan oleh pemerintah Republik Demokratik Timor Leste dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste yang dianggap telah melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 meter dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 meter. Berdasarkan nota kesepahaman kedua negara pada tahun 2005, zona bebas ini tidak boleh dikuasai secara sepihak oleh Indonesia maupun Timor Leste. Konflik semakin meningkat setelah terjadi insiden penggiringan 19 ekor sapi milik warga Indonesia yang diduga digiring oleh warga Timor Leste masuk ke wilayah mereka. Selanjutnya, 10 warga Indonesia didampingi enam anggota TNI Satgas-Pamtas masuk ke wilayah Timor Leste untuk mencari 19 ekor sapi tersebut. Ratusan warga lainnya dari empat desa di Kecamatan Naibenu berjaga-jaga di perbatasan dan siap perang melawan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekussi, Timor Leste.
Konflik seperti ini hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Analisis terhadap konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut penting untuk dilakukan, agar Indonesia dapat membuat langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa depan.
Dalam usaha penyelesaian konflik ini, pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya. Antara lain, dengan mengirimkan perwakilan dari TNI-Polri dan pemerintah setempat ke wilayah perbatasan. Pemerintah juga mengadakan pertemuan antara pihak Indonesia dan Timor Leste untuk membahas masalah ini. Selain itu, kedua belah pihak sepakat untuk menjaga stabilitas di perbatasan dengan cara melakukan patroli bersama dan melakukan pertemuan rutin.
Adapun langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya konflik di masa depan, antara lain dengan meningkatkan koordinasi antara Indonesia dan Timor Leste, memperkuat perbatasan, serta memperbaiki infrastruktur dan fasilitas di wilayah perbatasan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga perdamaian dan menjalin kerjasama dengan negara tetangga, terutama di wilayah perbatasan.
Konflik seperti ini hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Analisis terhadap konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut penting untuk dilakukan, agar Indonesia dapat membuat langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa depan.
Dalam usaha penyelesaian konflik ini, pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya. Antara lain, dengan mengirimkan perwakilan dari TNI-Polri dan pemerintah setempat ke wilayah perbatasan. Pemerintah juga mengadakan pertemuan antara pihak Indonesia dan Timor Leste untuk membahas masalah ini. Selain itu, kedua belah pihak sepakat untuk menjaga stabilitas di perbatasan dengan cara melakukan patroli bersama dan melakukan pertemuan rutin.
Adapun langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya konflik di masa depan, antara lain dengan meningkatkan koordinasi antara Indonesia dan Timor Leste, memperkuat perbatasan, serta memperbaiki infrastruktur dan fasilitas di wilayah perbatasan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga perdamaian dan menjalin kerjasama dengan negara tetangga, terutama di wilayah perbatasan.
Nama: Sherly Ayu Damayanti
NPM: 2215012077
Kelas: A
Prodi: S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: Isi artikel yang cukup bagus, karena terdapat beberapa informasi dalam artikel tersebut yang belum saya ketahui sebelumnya dan kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran di masa depan untuk menghindari konflik serupa
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Jika kita tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka negara kita akan semakin mudah dijajah oleh negara lain dan bisa menjadi negara yang hancur karena tidak ada lagi rasa persatuan dan kesatuan para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh, bangsa Indonesia akan terpecah belah.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Jawab: dengan pemahaman konsepsi wawasan nusantara yang kita miliki, maka pandangan kita akan menjadi lebih luas dalam melihat keberagaman yang ada, tak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara luar sana. Ketika kita menyadari bahwa betapa indahnya keberagaman ini, maka dalam diri kita akan timbul rasa ingin menjaga dan mempertahankan keberagaman yang ada dengan menjaga persatuan dan kesatuan antar suku, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya. Selaras dengan tujuan wawasan nusantara yakni menjamin persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai aspek kehidupan.
NPM: 2215012077
Kelas: A
Prodi: S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: Isi artikel yang cukup bagus, karena terdapat beberapa informasi dalam artikel tersebut yang belum saya ketahui sebelumnya dan kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran di masa depan untuk menghindari konflik serupa
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Jika kita tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka negara kita akan semakin mudah dijajah oleh negara lain dan bisa menjadi negara yang hancur karena tidak ada lagi rasa persatuan dan kesatuan para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh, bangsa Indonesia akan terpecah belah.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Jawab: dengan pemahaman konsepsi wawasan nusantara yang kita miliki, maka pandangan kita akan menjadi lebih luas dalam melihat keberagaman yang ada, tak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara luar sana. Ketika kita menyadari bahwa betapa indahnya keberagaman ini, maka dalam diri kita akan timbul rasa ingin menjaga dan mempertahankan keberagaman yang ada dengan menjaga persatuan dan kesatuan antar suku, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya. Selaras dengan tujuan wawasan nusantara yakni menjamin persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai aspek kehidupan.
Nama : PAIDEL BONA TUA NABABAN
NPM : 2255012013
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung sejak sebelum Timor Leste merdeka pada tahun 1999 dan semakin kompleks setelah kemerdekaannya pada tahun 2002. Contoh konflik komunal di wilayah ini terjadi antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini disebabkan oleh perselisihan tanah dan batas wilayah yang mengakibatkan tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Untuk mengatasi konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) untuk memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan. Selain itu, dialog antara pihak-pihak yang terlibat dan kerja sama dalam berbagai bidang seperti keamanan, pariwisata, ekonomi, kesehatan dan pendidikan juga dilakukan.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan seperti masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan, serta perbedaan budaya dan agama yang masih menjadi faktor yang memicu konflik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kerja sama dalam bidang keamanan, dialog antarbudaya, serta ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste adalah dengan meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan, memberikan pelatihan dan informasi, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Pemerintah perlu mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai, meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan, memberikan pelatihan dan informasi tentang hak-hak masyarakat dan peraturan-peraturan yang berlaku, serta membangun infrastruktur pendidikan yang memadai dan memperluas akses internet dan media massa. Dengan demikian, diharapkan konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi dengan baik.
NPM : 2255012013
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung sejak sebelum Timor Leste merdeka pada tahun 1999 dan semakin kompleks setelah kemerdekaannya pada tahun 2002. Contoh konflik komunal di wilayah ini terjadi antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini disebabkan oleh perselisihan tanah dan batas wilayah yang mengakibatkan tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Untuk mengatasi konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) untuk memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan. Selain itu, dialog antara pihak-pihak yang terlibat dan kerja sama dalam berbagai bidang seperti keamanan, pariwisata, ekonomi, kesehatan dan pendidikan juga dilakukan.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan seperti masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan, serta perbedaan budaya dan agama yang masih menjadi faktor yang memicu konflik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kerja sama dalam bidang keamanan, dialog antarbudaya, serta ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste adalah dengan meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan, memberikan pelatihan dan informasi, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Pemerintah perlu mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai, meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan, memberikan pelatihan dan informasi tentang hak-hak masyarakat dan peraturan-peraturan yang berlaku, serta membangun infrastruktur pendidikan yang memadai dan memperluas akses internet dan media massa. Dengan demikian, diharapkan konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi dengan baik.
Laniza Sasikirana
2215012023
Kelas A
Konflik komunal di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur bersumber dari beberapa faktor, antara lain sejarah perbatasan yang rumit, perbedaan budaya dan agama, serta tantangan ekonomi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Timur untuk menyelesaikan konflik ini.
Selain itu, pemerintah terlibat dalam dialog antara pihak-pihak yang berkonflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama di berbagai bidang.
Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan memerangi kejahatan lintas batas, serta kerja sama di bidang pariwisata dan ekonomi. Selain itu, perbedaan budaya dan agama terus menjadi faktor pemicu konflik. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor-Leste harus memperkuat kerja sama di bidang keamanan dan menciptakan dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, kerjasama di bidang ekonomi dan sosial perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa konflik komunal di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur dapat diatasi melalui dialog para pihak, pembentukan perwakilan lintas batas dan penguatan kerjasama di berbagai bidang. Namun, tantangan untuk mengatasi konflik ini tetap ada, dan upaya lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan.
2215012023
Kelas A
Konflik komunal di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur bersumber dari beberapa faktor, antara lain sejarah perbatasan yang rumit, perbedaan budaya dan agama, serta tantangan ekonomi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Timur untuk menyelesaikan konflik ini.
Selain itu, pemerintah terlibat dalam dialog antara pihak-pihak yang berkonflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama di berbagai bidang.
Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan memerangi kejahatan lintas batas, serta kerja sama di bidang pariwisata dan ekonomi. Selain itu, perbedaan budaya dan agama terus menjadi faktor pemicu konflik. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor-Leste harus memperkuat kerja sama di bidang keamanan dan menciptakan dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, kerjasama di bidang ekonomi dan sosial perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa konflik komunal di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur dapat diatasi melalui dialog para pihak, pembentukan perwakilan lintas batas dan penguatan kerjasama di berbagai bidang. Namun, tantangan untuk mengatasi konflik ini tetap ada, dan upaya lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan.
NAMA : SATRIA REZHA PRATAMA
NPM : 2215012009
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Konflik ini secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana dua atau lebih aktor berjuang untuk mendapatkan sumber langka dalam waktu yang sama,atau setidaknya aktor-aktor tersebut mempunyai posisi yang dipersepsikan dan diyakini berlawanan dalam satu waktu yang sama.Secara lebih khusus, untuk sengketa dan konflik perbatasan.
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan timor leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahterhaan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Yang terjadi saat tidak ada konsepsi wawasan nusantara adalah maka negara ini dapat dijajah kembali oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur yang disebabkan tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Ketahanan nasional yang dilandaskan pada wawasan nusantara akan mendorong individu atau masyarakat itu beripikir dan bertindak dapat menghadapi dan mengatasi permasalahan konflik yang terjadi. Maka konflik yang terjadi di masyarakat harus ditekan guna menguatkan rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan dan ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Karena dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan sinergitas, integrasi, serta nasionalisme.
NPM : 2215012009
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Konflik ini secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana dua atau lebih aktor berjuang untuk mendapatkan sumber langka dalam waktu yang sama,atau setidaknya aktor-aktor tersebut mempunyai posisi yang dipersepsikan dan diyakini berlawanan dalam satu waktu yang sama.Secara lebih khusus, untuk sengketa dan konflik perbatasan.
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan timor leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahterhaan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Yang terjadi saat tidak ada konsepsi wawasan nusantara adalah maka negara ini dapat dijajah kembali oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur yang disebabkan tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Ketahanan nasional yang dilandaskan pada wawasan nusantara akan mendorong individu atau masyarakat itu beripikir dan bertindak dapat menghadapi dan mengatasi permasalahan konflik yang terjadi. Maka konflik yang terjadi di masyarakat harus ditekan guna menguatkan rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan dan ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Karena dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan sinergitas, integrasi, serta nasionalisme.
NAMA: Diva Kamila Athallah
NPM: 2215012011
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
1. Menurut saya, dengan adanya masalah ini menjadi bukti nyata pentingnya pemahaman konsep wawasan nusantara. Hal ini seharusnya dapat menjadi pelajaran yang membuat keseriusan pemerintah dalam mengatasi permasalahannyang timbul dan jangan sampai terulang berulang kali seperti halnya konflik anatara timor leste dan indonesia. Hal positif yang dapat diambil dari konflik ini adalah upaya diplomasi yang mencapai kedamaian dan kesepakatan dalam referendum tahun 1999 yang memberikan opsi oronomi atau kemerdekaan bagi timor timur. Konflik ini juga menunjukkan suatu bangsa yang dapat bangkit dan berkembang menuju lebih baik.
2. cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Bila tidak dipahami dapat mengancam kesejahteraan negara. Hal ini karena dengan mengetahui konsepsi wawasan nusantara kita dapat mengetahui hal yang tepat untuk mengelola sumber daya yang ada secara edisien dan baik. Hal ini pula dapat menghindari kita dari konflik antara daerah.
3. Berdasaekan artikel kondlik timor leste diatas menunjukkan bahwa konsepsi wawasan nusantara merupakan hal yang penting karena hal itu sebagai pondasi yang kuat untuk mengahadapi ancaman ancaman yang akan datang. Untuk mencegahnya dengan membangun kesatuan nasional, menghargai perbedaan dan hidup berdampingan.
NPM: 2215012011
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
1. Menurut saya, dengan adanya masalah ini menjadi bukti nyata pentingnya pemahaman konsep wawasan nusantara. Hal ini seharusnya dapat menjadi pelajaran yang membuat keseriusan pemerintah dalam mengatasi permasalahannyang timbul dan jangan sampai terulang berulang kali seperti halnya konflik anatara timor leste dan indonesia. Hal positif yang dapat diambil dari konflik ini adalah upaya diplomasi yang mencapai kedamaian dan kesepakatan dalam referendum tahun 1999 yang memberikan opsi oronomi atau kemerdekaan bagi timor timur. Konflik ini juga menunjukkan suatu bangsa yang dapat bangkit dan berkembang menuju lebih baik.
2. cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Bila tidak dipahami dapat mengancam kesejahteraan negara. Hal ini karena dengan mengetahui konsepsi wawasan nusantara kita dapat mengetahui hal yang tepat untuk mengelola sumber daya yang ada secara edisien dan baik. Hal ini pula dapat menghindari kita dari konflik antara daerah.
3. Berdasaekan artikel kondlik timor leste diatas menunjukkan bahwa konsepsi wawasan nusantara merupakan hal yang penting karena hal itu sebagai pondasi yang kuat untuk mengahadapi ancaman ancaman yang akan datang. Untuk mencegahnya dengan membangun kesatuan nasional, menghargai perbedaan dan hidup berdampingan.
Nama : Nafisha Mifta Aulia
NPM : 2255012005
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste bermula dari beberapa faktor, antara lain sejarah perbatasan yang rumit, perbedaan budaya dan agama, serta masalah ekonomi. Konflik ini telah terjadi sejak sebelum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, dan menjadi semakin kompleks setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002. Konflik sektarian di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung puluhan tahun dan masih menjadi masalah serius bagi kedua negara. Konflik tersebut terutama terkait dengan sengketa wilayah, hak atas tanah, dan perbedaan suku dan agama di wilayah perbatasan. Namun, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan upaya untuk meredakan konflik dan mendorong perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan. Upaya pertama yang dilakukan kedua negara adalah menetapkan perbatasan bersama (papetra) antara Indonesia dan Timor Timur. Papetra didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi kedua negara untuk menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. Papetra juga bertanggung jawab untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Selain itu, pemerintah Indonesia dan Timor Leste secara rutin mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas masalah perbatasan dan menyelesaikan sengketa yang timbul. Pejabat dari kedua negara, termasuk pasukan militer dan keamanan, hadir untuk memastikan penyelesaian damai semua masalah di sepanjang perbatasan.
Di tingkat masyarakat, upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, kelompok masyarakat yang terlibat konflik bertemu melalui forum formal atau forum informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas permasalahan yang dihadapi, serta mempererat hubungan dan membangun kepercayaan antar manusia. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ini akan membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan keamanan dan stabilitas di daerah perbatasan.
Terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dan Timor Leste, sengketa perbatasan sektarian belum sepenuhnya terselesaikan. Akar konflik adalah masalah mendasar seperti sengketa wilayah dan hak atas tanah. Oleh karena itu, upaya harus terus dilakukan untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara yang menghormati hak asasi manusia, memajukan keadilan, dan meningkatkan kepercayaan dan kerja sama antara kedua negara dan masyarakat tetangga.
NPM : 2255012005
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste bermula dari beberapa faktor, antara lain sejarah perbatasan yang rumit, perbedaan budaya dan agama, serta masalah ekonomi. Konflik ini telah terjadi sejak sebelum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, dan menjadi semakin kompleks setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002. Konflik sektarian di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung puluhan tahun dan masih menjadi masalah serius bagi kedua negara. Konflik tersebut terutama terkait dengan sengketa wilayah, hak atas tanah, dan perbedaan suku dan agama di wilayah perbatasan. Namun, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan upaya untuk meredakan konflik dan mendorong perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan. Upaya pertama yang dilakukan kedua negara adalah menetapkan perbatasan bersama (papetra) antara Indonesia dan Timor Timur. Papetra didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi kedua negara untuk menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. Papetra juga bertanggung jawab untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Selain itu, pemerintah Indonesia dan Timor Leste secara rutin mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas masalah perbatasan dan menyelesaikan sengketa yang timbul. Pejabat dari kedua negara, termasuk pasukan militer dan keamanan, hadir untuk memastikan penyelesaian damai semua masalah di sepanjang perbatasan.
Di tingkat masyarakat, upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, kelompok masyarakat yang terlibat konflik bertemu melalui forum formal atau forum informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas permasalahan yang dihadapi, serta mempererat hubungan dan membangun kepercayaan antar manusia. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ini akan membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan keamanan dan stabilitas di daerah perbatasan.
Terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dan Timor Leste, sengketa perbatasan sektarian belum sepenuhnya terselesaikan. Akar konflik adalah masalah mendasar seperti sengketa wilayah dan hak atas tanah. Oleh karena itu, upaya harus terus dilakukan untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara yang menghormati hak asasi manusia, memajukan keadilan, dan meningkatkan kepercayaan dan kerja sama antara kedua negara dan masyarakat tetangga.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
a. Upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste
b. Partisipasi masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik diperlukan untuk membangun kesepahaman dan perdamaian yang berkelanjutan.
C. Media massa dapat menjadi cara yang efektif untuk menciptakan pemahaman yang baik antara masyarakat negara dan untuk mempromosikan kerja sama dan perdamaian di kawasan.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut saya, tanpa konsep pengetahuan nusantara, Indonesia akan sulit mengelola dan mengembangkan potensinya, serta sulit mempertahankan kedaulatan wilayah dan keutuhan bangsa. Tanpa memahami konsep negara kepulauan, Indonesia dapat menghadapi konflik antar daerah, sengketa wilayah, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan ekonomi Indonesia serta mempengaruhi hubungan dengan negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
a. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
b. Menjaga integritas wilayah Indonesia
c. Mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan
D. Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
a. Upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste
b. Partisipasi masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik diperlukan untuk membangun kesepahaman dan perdamaian yang berkelanjutan.
C. Media massa dapat menjadi cara yang efektif untuk menciptakan pemahaman yang baik antara masyarakat negara dan untuk mempromosikan kerja sama dan perdamaian di kawasan.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut saya, tanpa konsep pengetahuan nusantara, Indonesia akan sulit mengelola dan mengembangkan potensinya, serta sulit mempertahankan kedaulatan wilayah dan keutuhan bangsa. Tanpa memahami konsep negara kepulauan, Indonesia dapat menghadapi konflik antar daerah, sengketa wilayah, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan ekonomi Indonesia serta mempengaruhi hubungan dengan negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
a. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
b. Menjaga integritas wilayah Indonesia
c. Mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan
D. Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
Nama : Oktavia Anggraini
NPM : 2215012067
Kelas : A
Prodi : S1 arsitektur
÷ KONFLIK KOMUNAL DI PERBATASAN INDONESIA TIMOR LESTE DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
- pada pertengahan Oktober 2013, konflik antar warga negara yang berbatasan Indonesia-Timor Leste kembali pecah. Warga negara Indonesia dengan melempar bola dengan gaya di perbatasan pertempuran dengan tengah Utara (Indonesia) dengan listrik oecuss (Timor Leste). Konflik ini menimbulkan hubungan antara warga negara hingga berhari-hari berikutnya.
- kronologi konflik
Pada Oktober 2013, pemerintah republik demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, yang menurut warga timor tengah Utara jangan itu selalu melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 m. Padahal zona bebas ini tidak boleh dikuasai secara sepihak baik oleh Indonesia maupun Timor Leste. Selain itu pembangunan ini merusak yang tiang perilaku perbatasan, merusak pintu gendang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak 9 kuburan orang-orang tua warga belu, kecamatan naibenu.
Pembangunan tersebut memicu konflik antara warga negara nelu, Indonesia dengan warga laelbatan, Timor Leste pada senin, 14 Oktober 2013. Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, melainkan satu tahun sebelumnya konflik dapat terjadi di perbatasan timur tengah Utara-oecussi.
Tindakan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik komunal tersebut.
1). masih belum tuntasnya di delimitasi perrbatasan antara kedua negara.
2).terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara.
3). Terkait dengan aspek sosial budaya, ya itu masih terdapat sentimen negatif antara warga negara Indonesia dengan warna Timor Leste
NPM : 2215012067
Kelas : A
Prodi : S1 arsitektur
÷ KONFLIK KOMUNAL DI PERBATASAN INDONESIA TIMOR LESTE DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
- pada pertengahan Oktober 2013, konflik antar warga negara yang berbatasan Indonesia-Timor Leste kembali pecah. Warga negara Indonesia dengan melempar bola dengan gaya di perbatasan pertempuran dengan tengah Utara (Indonesia) dengan listrik oecuss (Timor Leste). Konflik ini menimbulkan hubungan antara warga negara hingga berhari-hari berikutnya.
- kronologi konflik
Pada Oktober 2013, pemerintah republik demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, yang menurut warga timor tengah Utara jangan itu selalu melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 m. Padahal zona bebas ini tidak boleh dikuasai secara sepihak baik oleh Indonesia maupun Timor Leste. Selain itu pembangunan ini merusak yang tiang perilaku perbatasan, merusak pintu gendang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak 9 kuburan orang-orang tua warga belu, kecamatan naibenu.
Pembangunan tersebut memicu konflik antara warga negara nelu, Indonesia dengan warga laelbatan, Timor Leste pada senin, 14 Oktober 2013. Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, melainkan satu tahun sebelumnya konflik dapat terjadi di perbatasan timur tengah Utara-oecussi.
Tindakan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik komunal tersebut.
1). masih belum tuntasnya di delimitasi perrbatasan antara kedua negara.
2).terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara.
3). Terkait dengan aspek sosial budaya, ya itu masih terdapat sentimen negatif antara warga negara Indonesia dengan warna Timor Leste
NAMA: RISA OKTARIA
NPM: 2215012019
KELAS: A
PRODI S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawaban:
Sangat informatif, sebab kita dapat mengetahui konflik yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste, seperti kronologi konflik, penyebab konflik, usaha penyelesaian konflik, dan akibat yang disebabkan oleh konflik tersebut, sedangkan hal positif yang bisa saya ambil setelah membaca artikel ini adalah dapat mengetahui pentingnya peraturan perbatasan negara, sebab jika terdapat ketidakpastian dalam menentukan perbatasan negara dapat menimbulkan konflik yang dapat merugikan kedua belah pihak, serta dapat menjadi pelajaran agar konflik tersebut tidak terulang lagi.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawawan nusantara?
Jawaban:
Jika bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka Negara Indonesia akan mudah dijajah dan hancur, terjadi banyak konflik berkepentingan dikarenalan perbedaan yang beragam di Indonesia, sebab tidak ada konsep mutlak yang dapat melindungi bangsa Indonesia, meliputi rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta rasa melindungi satu sama lain secara utuh.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Jawaban:
Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan, sehingga peran wawasan nusantara membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya.
Secara ringkas, Konsepsi Wawasan Nusantara (Wasantara) mengandung tiga unsur kebangsaan, yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Dengan memahami konsepsi wawasan nusantara, maka rakyat akan menghargai perbedaan yang ada, baik antar sesama bangsa ataupun dengan bangsa lain, menjaga keamanan dan perdamaian, sehingga dapat mencegah konflik dan perpecahan dan menghasilkan Integrasi dan Ketahanan Nasional.
NPM: 2215012019
KELAS: A
PRODI S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawaban:
Sangat informatif, sebab kita dapat mengetahui konflik yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste, seperti kronologi konflik, penyebab konflik, usaha penyelesaian konflik, dan akibat yang disebabkan oleh konflik tersebut, sedangkan hal positif yang bisa saya ambil setelah membaca artikel ini adalah dapat mengetahui pentingnya peraturan perbatasan negara, sebab jika terdapat ketidakpastian dalam menentukan perbatasan negara dapat menimbulkan konflik yang dapat merugikan kedua belah pihak, serta dapat menjadi pelajaran agar konflik tersebut tidak terulang lagi.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawawan nusantara?
Jawaban:
Jika bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka Negara Indonesia akan mudah dijajah dan hancur, terjadi banyak konflik berkepentingan dikarenalan perbedaan yang beragam di Indonesia, sebab tidak ada konsep mutlak yang dapat melindungi bangsa Indonesia, meliputi rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta rasa melindungi satu sama lain secara utuh.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Jawaban:
Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan, sehingga peran wawasan nusantara membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya.
Secara ringkas, Konsepsi Wawasan Nusantara (Wasantara) mengandung tiga unsur kebangsaan, yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Dengan memahami konsepsi wawasan nusantara, maka rakyat akan menghargai perbedaan yang ada, baik antar sesama bangsa ataupun dengan bangsa lain, menjaga keamanan dan perdamaian, sehingga dapat mencegah konflik dan perpecahan dan menghasilkan Integrasi dan Ketahanan Nasional.
Nama: CHOIRINI ABDILLAH
NPM: 2215012075
Kelas: A
Prodi: S1 ARSITEKTUR
Kronologi konflik ini terjadi pada tahun 2013, saat pemerintah Timor-Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Jalan tersebut telah melintasi wilayah NKRI sepanjang 500m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50m. Pembangunan jalan itu menyebabkan konflik antara warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste.
Faktor penyebab terjadinya konflik ini adalah:
- belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara
- adanya perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara
- masih adanya sentimen negatif tentang sosial budaya antar warga Indonesia dengan warga Timor Leste
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Artikel ini memuat permasalahan hubungan Indonesia dengan Timor Leste yang ditulis secara singkat, padat, dan tersusun sehingga mudah untuk dipahami. Hal positif yang didapatkan dari artikel ini adalah dapat menambah pengetahuan tentang kondisi bilateral Indonesia dengan Timor Leste dari segi perbatasan wilayah.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka akan terjadi konflik, misaalnya saling berebut lahan, saling menghina dan pasti banyak muncul masalah tentang perbatasan
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Konsep wawasan nusantara menekankan pada pentingnya kerjasama yang baik antara negara tetangga, menghormati batas-batas wilayah yang telah disepakati, dan memperhatikan kepentingan bersama dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di wilayah perbatasan tersebut. Konsepsi wawasan nusantara menekankan betapa penting membangun toleransi, kerjasama, dan perdamaian di antara masyarakat yang memiliki perbedaan agama, suku, dan budaya di wilayah perbatasan
NPM: 2215012075
Kelas: A
Prodi: S1 ARSITEKTUR
Kronologi konflik ini terjadi pada tahun 2013, saat pemerintah Timor-Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Jalan tersebut telah melintasi wilayah NKRI sepanjang 500m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50m. Pembangunan jalan itu menyebabkan konflik antara warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste.
Faktor penyebab terjadinya konflik ini adalah:
- belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara
- adanya perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara
- masih adanya sentimen negatif tentang sosial budaya antar warga Indonesia dengan warga Timor Leste
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Artikel ini memuat permasalahan hubungan Indonesia dengan Timor Leste yang ditulis secara singkat, padat, dan tersusun sehingga mudah untuk dipahami. Hal positif yang didapatkan dari artikel ini adalah dapat menambah pengetahuan tentang kondisi bilateral Indonesia dengan Timor Leste dari segi perbatasan wilayah.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka akan terjadi konflik, misaalnya saling berebut lahan, saling menghina dan pasti banyak muncul masalah tentang perbatasan
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Konsep wawasan nusantara menekankan pada pentingnya kerjasama yang baik antara negara tetangga, menghormati batas-batas wilayah yang telah disepakati, dan memperhatikan kepentingan bersama dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di wilayah perbatasan tersebut. Konsepsi wawasan nusantara menekankan betapa penting membangun toleransi, kerjasama, dan perdamaian di antara masyarakat yang memiliki perbedaan agama, suku, dan budaya di wilayah perbatasan
Nama : Shafiera Hazanah Putri
NPM : 2215012057
Kelas :A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Bisa dikatakan jarang sekali terjadi kekerasan antarwarga. Oleh karena itu, analisis terhadap konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut penting untuk dilakukan, agar Indonesia dapat membuat langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Tulisan ini berusaha menjelaskan kronologi konflik komunal tersebut, faktor-faktor penyebab, usaha penyelesaian, dan langkah yang bisa dilakukan ke depan.
2. Jika indonesia tidak memiliki wawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh.
3. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan melakukan pengembangan di wilayah tersebut. Setidaknya, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, yakni: pendekatan kesejahteraan, pendekat kerja sama, pendekatan keamanan, dan pendekatan daya saing wilayah.
NPM : 2215012057
Kelas :A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Bisa dikatakan jarang sekali terjadi kekerasan antarwarga. Oleh karena itu, analisis terhadap konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut penting untuk dilakukan, agar Indonesia dapat membuat langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Tulisan ini berusaha menjelaskan kronologi konflik komunal tersebut, faktor-faktor penyebab, usaha penyelesaian, dan langkah yang bisa dilakukan ke depan.
2. Jika indonesia tidak memiliki wawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh.
3. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan melakukan pengembangan di wilayah tersebut. Setidaknya, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, yakni: pendekatan kesejahteraan, pendekat kerja sama, pendekatan keamanan, dan pendekatan daya saing wilayah.
Nama : Edellia Putri Hutari
NPM : 2215012021
kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih menjadi masalah yang serius bagi kedua negara. Konflik ini terutama berkaitan dengan sengketa wilayah, hak-hak tanah, dan perbedaan etnis dan agama di wilayah perbatasan. Namun, upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk menyelesaikan konflik ini dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan. Upaya pertama yang dilakukan oleh kedua negara adalah pembentukan Perbatasan Bersama Indonesia-Timor Leste (PABITRA). PABITRA didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi antara kedua negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. PABITRA juga bertugas untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Selain itu, pemerintah Indonesia dan Timor Leste juga telah mengadakan pertemuan bilateral secara teratur untuk membahas masalah perbatasan dan menyelesaikan sengketa yang muncul. Pertemuan ini melibatkan pejabat dari kedua negara, termasuk dari pihak militer dan keamanan, untuk memastikan bahwa semua masalah di wilayah perbatasan dapat diatasi dengan cara yang damai.
Di sisi masyarakat, upaya-upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, telah diadakan pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat dalam konflik, baik melalui forum formal maupun informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi, serta untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara masyarakat. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan serta stabilitas di wilayah perbatasan.
Namun, meskipun telah ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste, konflik komunal di perbatasan masih belum sepenuhnya teratasi. Masalah-masalah yang mendasar seperti sengketa wilayah dan hak-hak tanah masih menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan konflik ini harus terus dilakukan dengan cara-cara yang menghargai hak asasi manusia, mempromosikan keadilan, serta membangun kepercayaan dan kerjasama antara kedua negara dan masyarakat di wilayah perbatasan.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: beberapa hal positif yang dapat diambil, yaitu:
a. upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste
b. melibatkan masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik sangat penting untuk menciptakan kesepahaman dan perdamaian yang langgeng.
c. media dapat menjadi sarana yang efektif dalam membangun pemahaman yang baik antara masyarakat di kedua negara, serta mempromosikan kerjasama dan perdamaian di kawasan.
d. meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kerjasama antara Indonesia dan Timor Leste.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara sangat penting bagi Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam dan sumber daya laut. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia akan kesulitan dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta menjaga kedaulatan wilayah dan keutuhan bangsa. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah seperti konflik antara daerah, sengketa wilayah, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan ekonomi Indonesia, serta mempengaruhi hubungan dengan negara-negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab: Konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya konflik di wilayah Indonesia dan kawasan sekitarnya, termasuk di perbatasan Indonesia-Timor Leste seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut. Beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai kontribusi wawasan nusantara dalam mencegah konflik adalah sebagai berikut:
a. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
b. Menjaga integritas wilayah Indonesia
c. Mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan
d. Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
NPM : 2215012021
kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih menjadi masalah yang serius bagi kedua negara. Konflik ini terutama berkaitan dengan sengketa wilayah, hak-hak tanah, dan perbedaan etnis dan agama di wilayah perbatasan. Namun, upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk menyelesaikan konflik ini dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan. Upaya pertama yang dilakukan oleh kedua negara adalah pembentukan Perbatasan Bersama Indonesia-Timor Leste (PABITRA). PABITRA didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi antara kedua negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. PABITRA juga bertugas untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Selain itu, pemerintah Indonesia dan Timor Leste juga telah mengadakan pertemuan bilateral secara teratur untuk membahas masalah perbatasan dan menyelesaikan sengketa yang muncul. Pertemuan ini melibatkan pejabat dari kedua negara, termasuk dari pihak militer dan keamanan, untuk memastikan bahwa semua masalah di wilayah perbatasan dapat diatasi dengan cara yang damai.
Di sisi masyarakat, upaya-upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, telah diadakan pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat dalam konflik, baik melalui forum formal maupun informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi, serta untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara masyarakat. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan serta stabilitas di wilayah perbatasan.
Namun, meskipun telah ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste, konflik komunal di perbatasan masih belum sepenuhnya teratasi. Masalah-masalah yang mendasar seperti sengketa wilayah dan hak-hak tanah masih menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan konflik ini harus terus dilakukan dengan cara-cara yang menghargai hak asasi manusia, mempromosikan keadilan, serta membangun kepercayaan dan kerjasama antara kedua negara dan masyarakat di wilayah perbatasan.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: beberapa hal positif yang dapat diambil, yaitu:
a. upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste
b. melibatkan masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik sangat penting untuk menciptakan kesepahaman dan perdamaian yang langgeng.
c. media dapat menjadi sarana yang efektif dalam membangun pemahaman yang baik antara masyarakat di kedua negara, serta mempromosikan kerjasama dan perdamaian di kawasan.
d. meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kerjasama antara Indonesia dan Timor Leste.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara sangat penting bagi Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam dan sumber daya laut. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia akan kesulitan dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta menjaga kedaulatan wilayah dan keutuhan bangsa. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah seperti konflik antara daerah, sengketa wilayah, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan ekonomi Indonesia, serta mempengaruhi hubungan dengan negara-negara tetangga.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab: Konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya konflik di wilayah Indonesia dan kawasan sekitarnya, termasuk di perbatasan Indonesia-Timor Leste seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut. Beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai kontribusi wawasan nusantara dalam mencegah konflik adalah sebagai berikut:
a. Membangun kesatuan dan persatuan nasional
b. Menjaga integritas wilayah Indonesia
c. Mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan
d. Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
NAMA: Allyssa Fatimah Azzahra
NPM: 2215012025
KELAS: A
PRODI: S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah terjadi sejak lama dan dapat dilihat dari berbagai sumber. Konflik tersebut melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan, yang pada umumnya memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Konflik ini seringkali berkaitan dengan masalah penggunaan sumber daya alam dan hak atas tanah.
Di sisi masyarakat, upaya-upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, telah diadakan pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat dalam konflik, baik melalui forum formal maupun informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi, serta untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara masyarakat. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan serta stabilitas di wilayah perbatasan.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
NPM: 2215012025
KELAS: A
PRODI: S1 Arsitektur
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah terjadi sejak lama dan dapat dilihat dari berbagai sumber. Konflik tersebut melibatkan masyarakat di wilayah perbatasan, yang pada umumnya memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Konflik ini seringkali berkaitan dengan masalah penggunaan sumber daya alam dan hak atas tanah.
Di sisi masyarakat, upaya-upaya dialog dan rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat di kedua sisi perbatasan. Misalnya, telah diadakan pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat dalam konflik, baik melalui forum formal maupun informasi. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi, serta untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara masyarakat. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan serta stabilitas di wilayah perbatasan.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
NAMA : ABIYYU BAHY GAZY
NPM : 2215012069
KELAS : A
PRODI : S-1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Dalam garis besar, konflik ini dapat didefinisikan sebagai situasi di mana dua atau lebih pihak berusaha memperebutkan sumber daya yang langka secara bersamaan, atau setidaknya mereka memiliki posisi yang bertentangan dan saling dipersepsikan pada saat yang sama. Secara khusus, hal ini berlaku untuk sengketa dan konflik perbatasan. Sengketa perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste sebagian besar dipicu oleh persaingan dalam pemanfaatan lahan pertanian (sumber daya alam) antara penduduk desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Meskipun masalah penentuan batas wilayah antara kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi yang mencakup kesejahteraan dan tingkat pendidikan juga turut berperan dalam konflik tersebut.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika tidak ada pemahaman tentang konsep wawasan nusantara, kemungkinan negara ini akan rentan dijajah kembali oleh bangsa lain. Bahkan, ada risiko negara ini mengalami kehancuran akibat kurangnya persatuan dan kesatuan di antara warga negara serta kurangnya semangat untuk melindungi keseluruhan bangsa, sehingga negara ini mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Mendukung prinsip wawasan nusantara dalam konteks ketahanan nasional akan mendorong individu atau masyarakat untuk berpikir dan bertindak dalam menghadapi serta mengatasi konflik yang timbul. Oleh karena itu, konflik yang terjadi di masyarakat perlu ditekan agar dapat memperkuat rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan serta ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Untuk mencapai ketahanan nasional yang efektif, diperlukan sinergi, integrasi, dan semangat nasionalisme. Dalam hal ini, penting untuk menyamakan persepsi, memahami, dan menanamkan pemahaman wawasan nusantara kepada individu agar konflik dapat diatasi secara efektif demi mewujudkan ketahanan nasional.
NPM : 2215012069
KELAS : A
PRODI : S-1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Dalam garis besar, konflik ini dapat didefinisikan sebagai situasi di mana dua atau lebih pihak berusaha memperebutkan sumber daya yang langka secara bersamaan, atau setidaknya mereka memiliki posisi yang bertentangan dan saling dipersepsikan pada saat yang sama. Secara khusus, hal ini berlaku untuk sengketa dan konflik perbatasan. Sengketa perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste sebagian besar dipicu oleh persaingan dalam pemanfaatan lahan pertanian (sumber daya alam) antara penduduk desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Meskipun masalah penentuan batas wilayah antara kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi yang mencakup kesejahteraan dan tingkat pendidikan juga turut berperan dalam konflik tersebut.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika tidak ada pemahaman tentang konsep wawasan nusantara, kemungkinan negara ini akan rentan dijajah kembali oleh bangsa lain. Bahkan, ada risiko negara ini mengalami kehancuran akibat kurangnya persatuan dan kesatuan di antara warga negara serta kurangnya semangat untuk melindungi keseluruhan bangsa, sehingga negara ini mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Mendukung prinsip wawasan nusantara dalam konteks ketahanan nasional akan mendorong individu atau masyarakat untuk berpikir dan bertindak dalam menghadapi serta mengatasi konflik yang timbul. Oleh karena itu, konflik yang terjadi di masyarakat perlu ditekan agar dapat memperkuat rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan serta ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Untuk mencapai ketahanan nasional yang efektif, diperlukan sinergi, integrasi, dan semangat nasionalisme. Dalam hal ini, penting untuk menyamakan persepsi, memahami, dan menanamkan pemahaman wawasan nusantara kepada individu agar konflik dapat diatasi secara efektif demi mewujudkan ketahanan nasional.
NAMA : ZIXY ADITYA ANANTA SHINTANA
NPM : 2215012017
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
Terjadi Pada pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste,
Konflik ini menimbulkan ketegangan hubungan antarwarga hingga berhari-hari berikutnya (Tempo,15 Oktober 2013). Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya.
Kronologi konflik
Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, pembangunan jalan oleh Timor Leste tersebut merusak tiang-tiang pilar perbatasan, merusak pintu gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak sembilan kuburan orang-orang tua warga Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan terjadilah konflik pada Senin, 14 Oktober 2013.
Faktor penyebab konflik
1. Masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara.
2. Negara masih mempersengketakan tiga segmen batas yaitu :
a. Segmen di Noelbesi Citrana
b. Segmen di Bijaelsunan
c. Segmen di Delomil Memo
3. Terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara.
4. Terkait dengan aspek sosial budaya, yaitu masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.
NPM : 2215012017
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
Terjadi Pada pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste,
Konflik ini menimbulkan ketegangan hubungan antarwarga hingga berhari-hari berikutnya (Tempo,15 Oktober 2013). Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya.
Kronologi konflik
Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, pembangunan jalan oleh Timor Leste tersebut merusak tiang-tiang pilar perbatasan, merusak pintu gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak sembilan kuburan orang-orang tua warga Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan terjadilah konflik pada Senin, 14 Oktober 2013.
Faktor penyebab konflik
1. Masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara.
2. Negara masih mempersengketakan tiga segmen batas yaitu :
a. Segmen di Noelbesi Citrana
b. Segmen di Bijaelsunan
c. Segmen di Delomil Memo
3. Terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara.
4. Terkait dengan aspek sosial budaya, yaitu masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.
Nama : Fatima Azzahra Gumay
NPM : 2215012035
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Artikel ini berisi pembahasan yang berbobot dan menarik. Dijelaskan dalam artikel, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia yang lain. Pembahasan pada artikel ini dapat dikatakan singkat dan jelas. Artikel ini memuat tentang penjelasan kronologi konflik komunal yang terjadi, faktor-faktor penyebabnya, usaha penyelesaian, dan langkah yang dapat dilakukan ke depan. Artikel ini dibuat sebagai antisipasi agar kejadian buruk yang terjadi tidak terulang kembali. Dengan membaca artikel ini, hal positif yang dapat diambil adalah pengetahuan tentang konflik komunal dan cara mengantisipasinya.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika bangsa Indonesia tidak memilki wawasan nusantara, maka akan terjadi banyak konflik, keegoisan tiap individu dan kelompok, dan hilangnya toleransi. Hal itu dikarenakan tidak adanya konsep mutlak yang tertanam pada bangsa Indonesia sehingga keinginan akan rasa persatuan dan kesatuanpun menjadi hilang.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Konsepsi wawasan nusantara mengandung unsur-unsur penting dalam berbangsa. Wawasan nusantara menekankan bangsa untuk saling bekerjasama, menghormati, dan memperhatikan kepentingan bersama. Pemahaman pada konsepsi wawasan nusantara akan membuat orang-orang terjauh dari sikap egois dan akan selalu menjaga satu sama lain.
NPM : 2215012035
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Artikel ini berisi pembahasan yang berbobot dan menarik. Dijelaskan dalam artikel, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia yang lain. Pembahasan pada artikel ini dapat dikatakan singkat dan jelas. Artikel ini memuat tentang penjelasan kronologi konflik komunal yang terjadi, faktor-faktor penyebabnya, usaha penyelesaian, dan langkah yang dapat dilakukan ke depan. Artikel ini dibuat sebagai antisipasi agar kejadian buruk yang terjadi tidak terulang kembali. Dengan membaca artikel ini, hal positif yang dapat diambil adalah pengetahuan tentang konflik komunal dan cara mengantisipasinya.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika bangsa Indonesia tidak memilki wawasan nusantara, maka akan terjadi banyak konflik, keegoisan tiap individu dan kelompok, dan hilangnya toleransi. Hal itu dikarenakan tidak adanya konsep mutlak yang tertanam pada bangsa Indonesia sehingga keinginan akan rasa persatuan dan kesatuanpun menjadi hilang.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Konsepsi wawasan nusantara mengandung unsur-unsur penting dalam berbangsa. Wawasan nusantara menekankan bangsa untuk saling bekerjasama, menghormati, dan memperhatikan kepentingan bersama. Pemahaman pada konsepsi wawasan nusantara akan membuat orang-orang terjauh dari sikap egois dan akan selalu menjaga satu sama lain.
Nama: Najya Zahrina Adilah
NPM: 2215012037
Kelas: A
Prodi: Arsitektur
Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
Terjadi Pada pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste,
Konflik ini menimbulkan ketegangan hubungan antarwarga hingga berhari-hari berikutnya (Tempo,15 Oktober 2013). Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya.
Kronologi konflik
Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, pembangunan jalan oleh Timor Leste tersebut merusak tiang-tiang pilar perbatasan, merusak pintu gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak sembilan kuburan orang-orang tua warga Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan terjadilah konflik pada Senin, 14 Oktober 2013.
Faktor penyebab konflik
1. Masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara.
2. Negara masih mempersengketakan tiga segmen batas yaitu :
a. Segmen di Noelbesi Citrana
b. Segmen di Bijaelsunan
c. Segmen di Delomil Memo
3. Terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara.
4. Terkait dengan aspek sosial budaya, yaitu masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
--> Artikel ini sangat menarik, karena kita sebagai bangsa Indonesia jadi tahu faktor apasaja yang mempengaruhi Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Setelah itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus berfikir bagaimana cara atau usaha agar konflik tersebut tidak terulang kembali.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
--> Jika Indonesia ridak memiliki konsepsi wawasan Nusantara maka, kita tidak akan memahami bahwa kita memiliki perbedaan di setiap wilayah (perbedaan bahasa, agama, suku bangsa,dan budaya),maka pasti akan terjadi saling merendahkan antar bangsa Indonesia lalu terjadilah konflik dan solidaritas bangsa akan terbelah. Selain itu, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara akan hilang dan tidak akan ada lagi sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara nya.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
--> - Pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik.
- Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut serta untuk bekerjasama seperti contohnya tidak lagi melanturkan sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste agar terciptanya kedamaian.
NPM: 2215012037
Kelas: A
Prodi: Arsitektur
Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
Terjadi Pada pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste,
Konflik ini menimbulkan ketegangan hubungan antarwarga hingga berhari-hari berikutnya (Tempo,15 Oktober 2013). Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda. Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya.
Kronologi konflik
Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, pembangunan jalan oleh Timor Leste tersebut merusak tiang-tiang pilar perbatasan, merusak pintu gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak sembilan kuburan orang-orang tua warga Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan terjadilah konflik pada Senin, 14 Oktober 2013.
Faktor penyebab konflik
1. Masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara.
2. Negara masih mempersengketakan tiga segmen batas yaitu :
a. Segmen di Noelbesi Citrana
b. Segmen di Bijaelsunan
c. Segmen di Delomil Memo
3. Terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara.
4. Terkait dengan aspek sosial budaya, yaitu masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
--> Artikel ini sangat menarik, karena kita sebagai bangsa Indonesia jadi tahu faktor apasaja yang mempengaruhi Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Setelah itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus berfikir bagaimana cara atau usaha agar konflik tersebut tidak terulang kembali.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
--> Jika Indonesia ridak memiliki konsepsi wawasan Nusantara maka, kita tidak akan memahami bahwa kita memiliki perbedaan di setiap wilayah (perbedaan bahasa, agama, suku bangsa,dan budaya),maka pasti akan terjadi saling merendahkan antar bangsa Indonesia lalu terjadilah konflik dan solidaritas bangsa akan terbelah. Selain itu, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara akan hilang dan tidak akan ada lagi sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara nya.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
--> - Pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik.
- Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut serta untuk bekerjasama seperti contohnya tidak lagi melanturkan sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste agar terciptanya kedamaian.
NAMA : FILDA BUNG AESANDRA JEAN MASAYU
NPM : 2215012013
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
menurut saya dalam artikel tersebut kita dapat melihat bahwa upaya penyelesaian konflik komunal diperbatasan indonesia-timor leste dilakukan secara profesional dan berdasarkan hukum.
serta hal positif yang bisa diambil dalam artikel tersebut adalah upaya pemerintah yang menyelesaikan permaslahan tersebut dengan kerjasama bilateral, juga upaya memperbaiki kondisi sosial-ekonomi wilayah perbatasan yang juga merupakan salah satu hal yang berdampak positif.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara berperan penting dalam membantu dan membangun semangat nasionalisme. jika indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka indonesia akan mengalami masalah, beberapa contoh maslahnya yaitu antara lain adalah kurangnya rasa persatuan, hilangnya rasa toleransi antar suku yang mengakibatkan masalah internal antar suku dan agama di indonesia, serta hilangnya koordinasi antar wilayah-wilayahnya.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Dalam mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste, konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting. Wawasan nusantara merupakan pandangan tentang kesatuan dan keutuhan wilayah Indonesia yang meliputi aspek geografis, historis, sosiokultural, dan politik. Konsep ini mengajarkan bahwa keberagaman budaya dan suku bangsa di Indonesia harus dihargai dan dijaga sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Dalam konteks konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste, penerapan konsepsi wawasan nusantara dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan komunikasi antar masyarakat adat, aparat keamanan, dan pemerintah Indonesia dan Timor Leste. Penguatan kerjasama bisa dilakukan dengan memperkuat jaringan komunikasi dan kerjasama antar wilayah perbatasan, memperkuat peraturan-peraturan tentang keamanan perbatasan, dan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan keragaman budaya
NPM : 2215012013
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
menurut saya dalam artikel tersebut kita dapat melihat bahwa upaya penyelesaian konflik komunal diperbatasan indonesia-timor leste dilakukan secara profesional dan berdasarkan hukum.
serta hal positif yang bisa diambil dalam artikel tersebut adalah upaya pemerintah yang menyelesaikan permaslahan tersebut dengan kerjasama bilateral, juga upaya memperbaiki kondisi sosial-ekonomi wilayah perbatasan yang juga merupakan salah satu hal yang berdampak positif.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara berperan penting dalam membantu dan membangun semangat nasionalisme. jika indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka indonesia akan mengalami masalah, beberapa contoh maslahnya yaitu antara lain adalah kurangnya rasa persatuan, hilangnya rasa toleransi antar suku yang mengakibatkan masalah internal antar suku dan agama di indonesia, serta hilangnya koordinasi antar wilayah-wilayahnya.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Dalam mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste, konsepsi wawasan nusantara memiliki peran penting. Wawasan nusantara merupakan pandangan tentang kesatuan dan keutuhan wilayah Indonesia yang meliputi aspek geografis, historis, sosiokultural, dan politik. Konsep ini mengajarkan bahwa keberagaman budaya dan suku bangsa di Indonesia harus dihargai dan dijaga sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Dalam konteks konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste, penerapan konsepsi wawasan nusantara dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan komunikasi antar masyarakat adat, aparat keamanan, dan pemerintah Indonesia dan Timor Leste. Penguatan kerjasama bisa dilakukan dengan memperkuat jaringan komunikasi dan kerjasama antar wilayah perbatasan, memperkuat peraturan-peraturan tentang keamanan perbatasan, dan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan keragaman budaya
Nama: Fadillah Saum Ramadhani
NPM: 2215012027
Kelas: A
Prodi: S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Bisa dikatakan jarang sekali terjadi kekerasan antarwarga.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika bangs Indonesia tidak berwawasan nusantara maka negara ini dapat dijajah oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan.
NPM: 2215012027
Kelas: A
Prodi: S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Kasus konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik, karena jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah perbatasan darat Indonesia lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya masalah yang muncul di wilayah perbatasan darat tersebut berupa belum disepakatinya delimitasi dan demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Bisa dikatakan jarang sekali terjadi kekerasan antarwarga.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika bangs Indonesia tidak berwawasan nusantara maka negara ini dapat dijajah oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan.
Nama : Intrista Sarah Ashiila
NPM : 2255012011
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Berdasarkan artikel "Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya", dapat diambil kesimpulan bahwa konflik tersebut merupakan konflik yang kompleks di perbatasan Indonesia-Timor Leste, disebabkan oleh faktor seperti perbedaan agama, budaya, dan ekonomi. Namun, terdapat upaya-upaya dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, seperti dialog antar negara, kebijakan pembangunan ekonomi, dan pendidikan. Penyelesaian konflik memerlukan upaya yang terus-menerus dan kolaboratif dari berbagai pihak, serta adanya pemahaman yang baik antar masyarakat dan negara. Dan dari artikel tersebut, hal positif yang dapat saya ambil adalah terdapat upaya penyelesaian dari pihak pemerintah Indonesia dan Timor Leste serta peran aktif masyarakat setempat dan organisasi dalam meningkatkan perdamaian di daerah tersebut,. Selain itu, artikel tersebut memberikan harapan bahwa konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi dengan cara damai.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara sangat penting bagi wilayah dan bangsa Indonesia karena mengandung nilai-nilai persatuan, kebhinekaan, dan ketahanan nasional yang menjadi landasan kebijakan pembangunan dan pengelolaan wilayah Indonesia. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah perselisihan antara wilayah, kurangnya pemahaman antara etnis dan agama, serta kelemahan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan nasional. Konsepsi wawasan nusantara juga mengajarkan pentingnya kerja sama antar negara di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Pasifik.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel di atas?
Konsepsi wawasan nusantara dapat membantu mencegah timbulnya konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan beberapa cara, di antaranya:
- Mendorong persatuan dan kebhinekaan : konsepsi wawasan nusantara menekankan pentingnya persatuan dan kebhinekaan dalam menjaga keutuhan bangsa. Dengan memperkuat persatuan dan kebhinekaan, masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste akan lebih cenderung untuk berdialog dan menyelesaikan konflik secara damai.
- Meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan : konsepsi wawasan nusantara juga mengajarkan nilai-nilai kebangsaan yang penting, seperti persatuan, kerja sama, dan toleransi. Dengan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan ini, masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste akan lebih mampu mengatasi perbedaan dan mencegah timbulnya konflik.
- Memperkuat kerja sama antar negara : konsepsi wawasan nusantara juga menekankan pentingnya kerja sama antar negara dalam mencapai tujuan bersama. Dengan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Timor Leste, kedua negara dapat bersama-sama mengatasi berbagai masalah yang ada di perbatasan, termasuk konflik komunal.
NPM : 2255012011
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Berdasarkan artikel "Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya", dapat diambil kesimpulan bahwa konflik tersebut merupakan konflik yang kompleks di perbatasan Indonesia-Timor Leste, disebabkan oleh faktor seperti perbedaan agama, budaya, dan ekonomi. Namun, terdapat upaya-upaya dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, seperti dialog antar negara, kebijakan pembangunan ekonomi, dan pendidikan. Penyelesaian konflik memerlukan upaya yang terus-menerus dan kolaboratif dari berbagai pihak, serta adanya pemahaman yang baik antar masyarakat dan negara. Dan dari artikel tersebut, hal positif yang dapat saya ambil adalah terdapat upaya penyelesaian dari pihak pemerintah Indonesia dan Timor Leste serta peran aktif masyarakat setempat dan organisasi dalam meningkatkan perdamaian di daerah tersebut,. Selain itu, artikel tersebut memberikan harapan bahwa konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi dengan cara damai.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut pendapat saya, konsepsi wawasan nusantara sangat penting bagi wilayah dan bangsa Indonesia karena mengandung nilai-nilai persatuan, kebhinekaan, dan ketahanan nasional yang menjadi landasan kebijakan pembangunan dan pengelolaan wilayah Indonesia. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah perselisihan antara wilayah, kurangnya pemahaman antara etnis dan agama, serta kelemahan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan nasional. Konsepsi wawasan nusantara juga mengajarkan pentingnya kerja sama antar negara di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Pasifik.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel di atas?
Konsepsi wawasan nusantara dapat membantu mencegah timbulnya konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan beberapa cara, di antaranya:
- Mendorong persatuan dan kebhinekaan : konsepsi wawasan nusantara menekankan pentingnya persatuan dan kebhinekaan dalam menjaga keutuhan bangsa. Dengan memperkuat persatuan dan kebhinekaan, masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste akan lebih cenderung untuk berdialog dan menyelesaikan konflik secara damai.
- Meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan : konsepsi wawasan nusantara juga mengajarkan nilai-nilai kebangsaan yang penting, seperti persatuan, kerja sama, dan toleransi. Dengan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan ini, masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste akan lebih mampu mengatasi perbedaan dan mencegah timbulnya konflik.
- Memperkuat kerja sama antar negara : konsepsi wawasan nusantara juga menekankan pentingnya kerja sama antar negara dalam mencapai tujuan bersama. Dengan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Timor Leste, kedua negara dapat bersama-sama mengatasi berbagai masalah yang ada di perbatasan, termasuk konflik komunal.
NAMA: HIKMAL FERDIAN
NPM: 2215012053
KELAS: A
PRODI: S1-ARSITEKTUR
KONFLIK KOMUNAL DI PERBATASAN INDONESIA TIMOR LESTE DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
kronologi konflik
Pada Oktober 2013, pemerintah republik demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, yang menurut warga timor tengah Utara jangan itu selalu melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 m. Padahal zona bebas ini tidak boleh dikuasai secara sepihak baik oleh Indonesia maupun Timor Leste. Selain itu pembangunan ini merusak yang tiang perilaku perbatasan, merusak pintu gendang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak 9 kuburan orang-orang tua warga belu, kecamatan naibenu.
Pembangunan tersebut memicu konflik antara warga negara nelu, Indonesia dengan warga laelbatan, Timor Leste pada senin, 14 Oktober 2013. Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, melainkan satu tahun sebelumnya konflik dapat terjadi di perbatasan timur tengah Utara-oecussi.
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih menjadi masalah yang serius bagi kedua negara. Konflik ini terutama berkaitan dengan sengketa wilayah, hak-hak tanah, dan perbedaan etnis dan agama di wilayah perbatasan.
Namun, upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk menyelesaikan konflik ini dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan.
Upaya pertama yang dilakukan oleh kedua negara adalah pembentukan Perbatasan Bersama Indonesia-Timor Leste (PABITRA). PABITRA didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi antara kedua negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. PABITRA juga bertugas untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan.
Adapun langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya konflik di masa depan, antara lain dengan meningkatkan koordinasi antara Indonesia dan Timor Leste, memperkuat perbatasan, serta memperbaiki infrastruktur dan fasilitas di wilayah perbatasan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga perdamaian dan menjalin kerjasama dengan negara tetangga, terutama di wilayah perbatasan.
NPM: 2215012053
KELAS: A
PRODI: S1-ARSITEKTUR
KONFLIK KOMUNAL DI PERBATASAN INDONESIA TIMOR LESTE DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
kronologi konflik
Pada Oktober 2013, pemerintah republik demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, yang menurut warga timor tengah Utara jangan itu selalu melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 m. Padahal zona bebas ini tidak boleh dikuasai secara sepihak baik oleh Indonesia maupun Timor Leste. Selain itu pembangunan ini merusak yang tiang perilaku perbatasan, merusak pintu gendang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak 9 kuburan orang-orang tua warga belu, kecamatan naibenu.
Pembangunan tersebut memicu konflik antara warga negara nelu, Indonesia dengan warga laelbatan, Timor Leste pada senin, 14 Oktober 2013. Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, melainkan satu tahun sebelumnya konflik dapat terjadi di perbatasan timur tengah Utara-oecussi.
Konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih menjadi masalah yang serius bagi kedua negara. Konflik ini terutama berkaitan dengan sengketa wilayah, hak-hak tanah, dan perbedaan etnis dan agama di wilayah perbatasan.
Namun, upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk menyelesaikan konflik ini dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan.
Upaya pertama yang dilakukan oleh kedua negara adalah pembentukan Perbatasan Bersama Indonesia-Timor Leste (PABITRA). PABITRA didirikan pada tahun 2005 untuk memfasilitasi koordinasi antara kedua negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan. PABITRA juga bertugas untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial antara masyarakat di kedua sisi perbatasan.
Adapun langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya konflik di masa depan, antara lain dengan meningkatkan koordinasi antara Indonesia dan Timor Leste, memperkuat perbatasan, serta memperbaiki infrastruktur dan fasilitas di wilayah perbatasan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga perdamaian dan menjalin kerjasama dengan negara tetangga, terutama di wilayah perbatasan.
NAMA : NURUL MAULINA
NPM : 2215012071
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Setelah membaca artikel tersebut, saya melihat beberapa hal positif yang bisa diambil. Pertama, artikel tersebut memberikan pemahaman tentang kronologi konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste, termasuk faktor-faktor penyebabnya. Hal ini penting untuk memahami akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat. Artikel juga merupakan kehancuran penyelesaian konflik ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Selain itu, artikel tersebut mengangkat isu tentang pentingnya delimitasi perbatasan antara kedua negara dan adanya perbedaan interpretasi mengenai zona netral. Semua informasi ini memberikan wawasan yang lebih baik tentang situasi di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
2.Bagaimana menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut pendapat saya, jika Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, dampaknya dapat sangat merugikan wilayah dan bangsa Indonesia. Wawasan nusantara merupakan konsep yang melibatkan pemahaman dan pengelolaan terhadap wilayah kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling terkait. Konsepsi ini penting untuk memperkuat kedaulatan negara, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengelola sumber daya alam dan potensi ekonomi yang ada.
Tanpa konsepsi wawasan nusantara, dapat timbul berbagai masalah, antara lain:
1) Ketidakstabilan wilayah: Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan keragaman etnis, budaya, dan agama. Tanpa konsep yang menyerap persatuan dan kesatuan, risiko konflik antarwilayah atau separatisme dapat meningkat. Ketidakstabilan wilayah dapat mengganggu keamanan nasional dan menghambat pembangunan ekonomi.
2) Permasalahan Perbatasan,seperti Konflik Komunal yang Terjadi di Perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut.
3) Penyusupan dan permasalahan keamanan: Tanpa konsepsi wawasan nusantara yang kuat, risiko penyusupan dan ancaman keamanan dapat meningkat. Indonesia memiliki banyak pulau-pulau terpencil dan wilayah perbatasan yang luas, yang rentan terhadap kegiatan ilegal seperti perdagangan ilegal, penyelundupan narkoba, dan eksploitasi sumber daya alam. Konsepsi wawasan nusantara memainkan peran penting dalam memperkuat pengamanan dan keamanan wilayah tersebut.
4) Kehilangan identitas nasional: Wawasan nusantara juga berperan dalam memperkokoh identitas nasional Indonesia. Konsepsi tersebut mempromosikan pemahaman akan keberagaman budaya, bahasa, dan agama di seluruh wilayah Indonesia. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, ada potensi kehilangan pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman tersebut, yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
5) Pengelolaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan: Konsepsi wawasan nusantara juga mencakup pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, termasuk hutan, laut, dan keanekaragaman hayati. Tanpa konsepsi yang kuat dalam pengelolaan sumber daya alam ini, ada risiko eksploitasi yang berlebihan dan kerusakan lingkungan yang lebih besar.
Dengan membangun dan mempertahankan konsepsi wawasan nusantara, Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan memperkuat stabilitas, stabilitas, identitas nasional, serta pembangunan yang berkelanjutan di seluruh wilayahnya. Konsepsi ini juga memainkan peran penting dalam menjaga hubungan yang baik dengan negara tetangga dan berkontribusi pada stabilitas regional.
3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
NPM : 2215012071
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Setelah membaca artikel tersebut, saya melihat beberapa hal positif yang bisa diambil. Pertama, artikel tersebut memberikan pemahaman tentang kronologi konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste, termasuk faktor-faktor penyebabnya. Hal ini penting untuk memahami akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat. Artikel juga merupakan kehancuran penyelesaian konflik ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Selain itu, artikel tersebut mengangkat isu tentang pentingnya delimitasi perbatasan antara kedua negara dan adanya perbedaan interpretasi mengenai zona netral. Semua informasi ini memberikan wawasan yang lebih baik tentang situasi di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
2.Bagaimana menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut pendapat saya, jika Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, dampaknya dapat sangat merugikan wilayah dan bangsa Indonesia. Wawasan nusantara merupakan konsep yang melibatkan pemahaman dan pengelolaan terhadap wilayah kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling terkait. Konsepsi ini penting untuk memperkuat kedaulatan negara, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengelola sumber daya alam dan potensi ekonomi yang ada.
Tanpa konsepsi wawasan nusantara, dapat timbul berbagai masalah, antara lain:
1) Ketidakstabilan wilayah: Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan keragaman etnis, budaya, dan agama. Tanpa konsep yang menyerap persatuan dan kesatuan, risiko konflik antarwilayah atau separatisme dapat meningkat. Ketidakstabilan wilayah dapat mengganggu keamanan nasional dan menghambat pembangunan ekonomi.
2) Permasalahan Perbatasan,seperti Konflik Komunal yang Terjadi di Perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut.
3) Penyusupan dan permasalahan keamanan: Tanpa konsepsi wawasan nusantara yang kuat, risiko penyusupan dan ancaman keamanan dapat meningkat. Indonesia memiliki banyak pulau-pulau terpencil dan wilayah perbatasan yang luas, yang rentan terhadap kegiatan ilegal seperti perdagangan ilegal, penyelundupan narkoba, dan eksploitasi sumber daya alam. Konsepsi wawasan nusantara memainkan peran penting dalam memperkuat pengamanan dan keamanan wilayah tersebut.
4) Kehilangan identitas nasional: Wawasan nusantara juga berperan dalam memperkokoh identitas nasional Indonesia. Konsepsi tersebut mempromosikan pemahaman akan keberagaman budaya, bahasa, dan agama di seluruh wilayah Indonesia. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, ada potensi kehilangan pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman tersebut, yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
5) Pengelolaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan: Konsepsi wawasan nusantara juga mencakup pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, termasuk hutan, laut, dan keanekaragaman hayati. Tanpa konsepsi yang kuat dalam pengelolaan sumber daya alam ini, ada risiko eksploitasi yang berlebihan dan kerusakan lingkungan yang lebih besar.
Dengan membangun dan mempertahankan konsepsi wawasan nusantara, Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan memperkuat stabilitas, stabilitas, identitas nasional, serta pembangunan yang berkelanjutan di seluruh wilayahnya. Konsepsi ini juga memainkan peran penting dalam menjaga hubungan yang baik dengan negara tetangga dan berkontribusi pada stabilitas regional.
3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Konsepsi Wawasan Nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat mencakup beberapa aspek penting. Wawasan Nusantara adalah strategi pandangan mengenai negara kepulauan Indonesia yang menekan persekusi, persekutuan, dan keutuhan wilayah Indonesia. Dalam konteks konflik di perbatasan, konsepsi Wawasan Nusantara dapat diterapkan dengan cara berikut:
1) Diplomasi dan Dialog: Konsep Wawasan Nusantara mendorong penyelesaian konflik melalui diplomasi dan dialog antara pihak-pihak yang terlibat. Diplomasi dapat dilakukan melalui pertemuan bilateral atau multilateral, forum regional, atau melalui perantaraan pihak ketiga yang memiliki kepercayaan dari kedua belah pihak. Dialog yang konstruktif dan terbuka dapat membantu mengatasi perbedaan pendapat dan mencari solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
2) Pemahaman dan Penghargaan Terhadap Keberagaman: Konsepsi Wawasan Nusantara menekankan pentingnya pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya, suku, dan agama yang ada di Indonesia. Dalam konteks konflik di perbatasan, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memahami latar belakang budaya, sejarah, dan perspektif masing-masing pihak yang terlibat. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan dapat mengurangi pemahaman, pemahaman negatif, dan sentimen negatif antarwarga.
3) Pengelolaan Sumberdaya Secara Adil: Salah satu sumber konflik di perbatasan adalah perebutan sumberdaya seperti lahan, kebun, atau hewan ternak. Konsep Wawasan Nusantara mendorong pengelolaan sumberdaya secara adil dan berkelanjutan, dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat. Pengelolaan sumberdaya yang baik dapat meredam persaingan yang berpotensi memicu konflik.
4) Penguatan Kehadiran Negara: Konsepsi Wawasan Nusantara menggarisbawahi pentingnya keberadaan dan keberadaan negara di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di perbatasan. Negara harus mampu memberikan perlindungan, pelayanan, dan keadilan kepada masyarakat di perbatasan. Penguatan kehadiran negara dapat dilakukan melalui peningkatan infrastruktur, pelayanan publik, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
5) Pendidikan dan Penyuluhan: Pendidikan dan penyuluhan merupakan upaya penting dalam konsepsi Wawasan Nusantara untuk mencegah timbulnya konflik. Pendidikan yang mencakup pemahaman tentang nilai-nilai persatuan, kerukunan, toleransi, dan saling menghormati antarwarga negara.
1) Diplomasi dan Dialog: Konsep Wawasan Nusantara mendorong penyelesaian konflik melalui diplomasi dan dialog antara pihak-pihak yang terlibat. Diplomasi dapat dilakukan melalui pertemuan bilateral atau multilateral, forum regional, atau melalui perantaraan pihak ketiga yang memiliki kepercayaan dari kedua belah pihak. Dialog yang konstruktif dan terbuka dapat membantu mengatasi perbedaan pendapat dan mencari solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
2) Pemahaman dan Penghargaan Terhadap Keberagaman: Konsepsi Wawasan Nusantara menekankan pentingnya pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya, suku, dan agama yang ada di Indonesia. Dalam konteks konflik di perbatasan, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memahami latar belakang budaya, sejarah, dan perspektif masing-masing pihak yang terlibat. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan dapat mengurangi pemahaman, pemahaman negatif, dan sentimen negatif antarwarga.
3) Pengelolaan Sumberdaya Secara Adil: Salah satu sumber konflik di perbatasan adalah perebutan sumberdaya seperti lahan, kebun, atau hewan ternak. Konsep Wawasan Nusantara mendorong pengelolaan sumberdaya secara adil dan berkelanjutan, dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat. Pengelolaan sumberdaya yang baik dapat meredam persaingan yang berpotensi memicu konflik.
4) Penguatan Kehadiran Negara: Konsepsi Wawasan Nusantara menggarisbawahi pentingnya keberadaan dan keberadaan negara di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di perbatasan. Negara harus mampu memberikan perlindungan, pelayanan, dan keadilan kepada masyarakat di perbatasan. Penguatan kehadiran negara dapat dilakukan melalui peningkatan infrastruktur, pelayanan publik, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
5) Pendidikan dan Penyuluhan: Pendidikan dan penyuluhan merupakan upaya penting dalam konsepsi Wawasan Nusantara untuk mencegah timbulnya konflik. Pendidikan yang mencakup pemahaman tentang nilai-nilai persatuan, kerukunan, toleransi, dan saling menghormati antarwarga negara.
NAMA: LINTANG CAHANING RATRI
NPM: 2215012081
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKUR
1. Konflik komunal yang terjadi di perbatasan Indonesia dan Timor Leste adalah bentuk konflik antara kelompok-kelompok komunitas yang memiliki latar belakang etnis, agama, budaya, atau politik yang berbeda.
Penyelesaian konflik komunal membutuhkan pendekatan yang begitu luas dan harus berhati-hati. Beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi:
a) Membangun komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, mengadakan negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama.
b) Melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu meredakan ketegangan dan memfasilitasi perundingan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
c) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran antara kelompok-kelompok yang terlibat, dengan mempromosikan nilai-nilai toleransi, keragaman, dan penghargaan terhadap perbedaan melalui Pendidikan.
d) Mendorong pembangunan ekonomi dan sosial di daerah yang terkena konflik untuk mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan stabilitas.
e) Membangun proses pemulihan hubungan antara kelompok-kelompok yang terlibat, yang melibatkan pengakuan terhadap penderitaan yang dialami oleh semua pihak dan mempromosikan perdamaian.
Hal positif yang dapat diambil dari penyelesaian konflik komunal adalah bahwa dengan adanya komunikasi, negosiasi, mediasi, dan upaya pemulihan hubungan, terdapat potensi untuk membangun pemahaman, toleransi, dan perdamaian yang berkelanjutan antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut.
2. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin menghadapi beberapa tantangan dan konsekuensi negatif, antara lain:
a) Perpecahan wilayah dan disintegrasi negara akibat keberagaman yang ada di Indonesia.
b) Terjadinya ketidakadilan sosial dan ketimpangan pembangunan.
c) Indonesia mengalami konflik dan ketegangan lintas etnis dan agama akibat tidak adanya toleransi disamping keberagaman yang ada.
d) Kemiskinan dan ketertinggalan.
3. Berikut ini adalah beberapa cara di mana konsepsi wawasan nusantara dapat berkontribusi dalam mencegah konflik komunal Indonesia dan Timmor Leste:
a) Pengakuan terhadap keberagaman terhadap keberagaman etnis, budaya, dan agama di wilayah Indonesia.
b) Konsepsi wawasan nusantara mendorong dialog, komunikasi, dan pemahaman antar komunitas yang berbeda.
c) Konsepsi wawasan nusantara menghargai pentingnya kerjasama dan hubungan yang saling menguntungkan antara wilayah-wilayah di Indonesia.
d) Konsepsi wawasan nusantara mendorong pembangunan identitas nasional.
NPM: 2215012081
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKUR
1. Konflik komunal yang terjadi di perbatasan Indonesia dan Timor Leste adalah bentuk konflik antara kelompok-kelompok komunitas yang memiliki latar belakang etnis, agama, budaya, atau politik yang berbeda.
Penyelesaian konflik komunal membutuhkan pendekatan yang begitu luas dan harus berhati-hati. Beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi:
a) Membangun komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, mengadakan negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama.
b) Melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu meredakan ketegangan dan memfasilitasi perundingan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
c) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran antara kelompok-kelompok yang terlibat, dengan mempromosikan nilai-nilai toleransi, keragaman, dan penghargaan terhadap perbedaan melalui Pendidikan.
d) Mendorong pembangunan ekonomi dan sosial di daerah yang terkena konflik untuk mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan stabilitas.
e) Membangun proses pemulihan hubungan antara kelompok-kelompok yang terlibat, yang melibatkan pengakuan terhadap penderitaan yang dialami oleh semua pihak dan mempromosikan perdamaian.
Hal positif yang dapat diambil dari penyelesaian konflik komunal adalah bahwa dengan adanya komunikasi, negosiasi, mediasi, dan upaya pemulihan hubungan, terdapat potensi untuk membangun pemahaman, toleransi, dan perdamaian yang berkelanjutan antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut.
2. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin menghadapi beberapa tantangan dan konsekuensi negatif, antara lain:
a) Perpecahan wilayah dan disintegrasi negara akibat keberagaman yang ada di Indonesia.
b) Terjadinya ketidakadilan sosial dan ketimpangan pembangunan.
c) Indonesia mengalami konflik dan ketegangan lintas etnis dan agama akibat tidak adanya toleransi disamping keberagaman yang ada.
d) Kemiskinan dan ketertinggalan.
3. Berikut ini adalah beberapa cara di mana konsepsi wawasan nusantara dapat berkontribusi dalam mencegah konflik komunal Indonesia dan Timmor Leste:
a) Pengakuan terhadap keberagaman terhadap keberagaman etnis, budaya, dan agama di wilayah Indonesia.
b) Konsepsi wawasan nusantara mendorong dialog, komunikasi, dan pemahaman antar komunitas yang berbeda.
c) Konsepsi wawasan nusantara menghargai pentingnya kerjasama dan hubungan yang saling menguntungkan antara wilayah-wilayah di Indonesia.
d) Konsepsi wawasan nusantara mendorong pembangunan identitas nasional.
NAMA : JONGGI PANGRAMO
NPM : 2215012055
KELAS : A
PRODI : S1-ARSITEKTUR
Konflik komunal adalah terjadinya pergeseran nilai dan disintegrasi norma yang kecenderungan membangkitkan disharmoni atau ketidaksesuaian, sehingga mengarah ke kegiatan alih fungsi suatu kepercayaan kepada identitas komunal
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
solusi untuk dapat menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan
tanggapan saya mengenai ini adalah ke egoisan yang masih sangat besar sehingga menimbulkan sebuah konflik
NPM : 2215012055
KELAS : A
PRODI : S1-ARSITEKTUR
Konflik komunal adalah terjadinya pergeseran nilai dan disintegrasi norma yang kecenderungan membangkitkan disharmoni atau ketidaksesuaian, sehingga mengarah ke kegiatan alih fungsi suatu kepercayaan kepada identitas komunal
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
solusi untuk dapat menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan
tanggapan saya mengenai ini adalah ke egoisan yang masih sangat besar sehingga menimbulkan sebuah konflik
Nama: Arbiyanto
Npm: 2215012033
Kelas :A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
Jwaban
1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Menurut saya terlihat upaya pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan konflik komural diperbatasan indonesia -timor leste yg dilakukan secara hukum.
Hal positif yang dapat diambil dari konflik ini adalah upaya diplomasi yang mencapai kedamaian dan kesepakatan dalam referendum tahun 1999 yang memberikan opsi oronomi atau kemerdekaan bagi timor timur.serta upaya pemerintah dalam memperbaiki kondisi sosial-ekonomi wilayah perbatasan yang merupakan salah satu dampak positif.
2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Konsepsi Wawasan Nusantara merupakan hal yang penting bagi bangsa Indonesia. Tanpa konsepsi ini, Indonesia akan mengalami kesulitan dalam mengelola sumber daya alamnya dan menjaga keutuhan wilayahnya.serta kurangnya kerja sama di wilayah lain. Oleh karena itu keberadaan Wawasan Nusantara sangat penting bagi kemajuan dan keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia.tanpa konsepsi ini juga indonesia akan terjadi perpecahan karena tidak adanya perasaan persatuan dan kesatuan setiap warga untuk melindungi bangsa indonesia.
3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
* Membangun rasa kesatuan dan persatuan nasional untuk melindungi bangsa indonesia
* Menjaga integritas wilayah Indonesia
* Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
* Meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam berbagai bidang
Npm: 2215012033
Kelas :A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
Jwaban
1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Menurut saya terlihat upaya pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan konflik komural diperbatasan indonesia -timor leste yg dilakukan secara hukum.
Hal positif yang dapat diambil dari konflik ini adalah upaya diplomasi yang mencapai kedamaian dan kesepakatan dalam referendum tahun 1999 yang memberikan opsi oronomi atau kemerdekaan bagi timor timur.serta upaya pemerintah dalam memperbaiki kondisi sosial-ekonomi wilayah perbatasan yang merupakan salah satu dampak positif.
2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Konsepsi Wawasan Nusantara merupakan hal yang penting bagi bangsa Indonesia. Tanpa konsepsi ini, Indonesia akan mengalami kesulitan dalam mengelola sumber daya alamnya dan menjaga keutuhan wilayahnya.serta kurangnya kerja sama di wilayah lain. Oleh karena itu keberadaan Wawasan Nusantara sangat penting bagi kemajuan dan keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia.tanpa konsepsi ini juga indonesia akan terjadi perpecahan karena tidak adanya perasaan persatuan dan kesatuan setiap warga untuk melindungi bangsa indonesia.
3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
* Membangun rasa kesatuan dan persatuan nasional untuk melindungi bangsa indonesia
* Menjaga integritas wilayah Indonesia
* Menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
* Meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam berbagai bidang
NAMA : CATUR ASWARIDA
NPM : 2215012047
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab :
Berdasarkan artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik tersebut merupakan konflik yang kompleks di perbatasan Indonesia-Timor Leste, disebabkan oleh faktor seperti perbedaan agama, budaya, dan ekonomi. Namun, terdapat upaya-upaya dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, seperti dialog antar negara, kebijakan pembangunan ekonomi, dan pendidikan. Penyelesaian konflik memerlukan upaya yang terus-menerus dan kolaboratif dari berbagai pihak, serta adanya pemahaman yang baik antar masyarakat dan negara. Selain itu, artikel tersebut memberikan harapan bahwa konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi dengan cara damai.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab :
Jika Indonesia tidak memiliki konsepsi Wawasan Nusantara, berbagai konsekuensi dapat timbul. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:
• Disintegrasi dan Konflik Regional: Tanpa konsepsi Wawasan Nusantara, Indonesia mungkin menghadapi tantangan dalam mempertahankan persatuan dan integritas wilayahnya.
• Ketidakseimbangan Pembangunan: Wawasan Nusantara mempromosikan prinsip kesetaraan pembangunan antara berbagai wilayah di Indonesia. Tanpa konsep ini, ada risiko ketidakseimbangan pembangunan ekonomi dan sosial antar pulau-pulau, dengan wilayah yang lebih terpusat mendapatkan lebih banyak sumber daya dan perhatian, sementara wilayah lain terabaikan.
• Kerentanan Terhadap Pengaruh Eksternal: Wawasan Nusantara juga berperan dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia. Tanpa konsep ini, Indonesia mungkin menjadi lebih rentan terhadap campur tangan dan pengaruh negara asing dalam urusan internalnya.
• Penurunan Identitas Nasional: Konsepsi Wawasan Nusantara membantu memperkuat identitas nasional Indonesia yang beragam. Tanpa itu, mungkin ada penurunan rasa kebangsaan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia. Identitas lokal dan regional mungkin menjadi lebih dominan, sementara identitas nasional menjadi terabaikan.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab :
Pencegahan timbulnya konflik dapat dicegah dengan cara membangun kesatuan dan persatuan nasional, menjaga integritas wilayah Indonesia, mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan, dan menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
NPM : 2215012047
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab :
Berdasarkan artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik tersebut merupakan konflik yang kompleks di perbatasan Indonesia-Timor Leste, disebabkan oleh faktor seperti perbedaan agama, budaya, dan ekonomi. Namun, terdapat upaya-upaya dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, seperti dialog antar negara, kebijakan pembangunan ekonomi, dan pendidikan. Penyelesaian konflik memerlukan upaya yang terus-menerus dan kolaboratif dari berbagai pihak, serta adanya pemahaman yang baik antar masyarakat dan negara. Selain itu, artikel tersebut memberikan harapan bahwa konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi dengan cara damai.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab :
Jika Indonesia tidak memiliki konsepsi Wawasan Nusantara, berbagai konsekuensi dapat timbul. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:
• Disintegrasi dan Konflik Regional: Tanpa konsepsi Wawasan Nusantara, Indonesia mungkin menghadapi tantangan dalam mempertahankan persatuan dan integritas wilayahnya.
• Ketidakseimbangan Pembangunan: Wawasan Nusantara mempromosikan prinsip kesetaraan pembangunan antara berbagai wilayah di Indonesia. Tanpa konsep ini, ada risiko ketidakseimbangan pembangunan ekonomi dan sosial antar pulau-pulau, dengan wilayah yang lebih terpusat mendapatkan lebih banyak sumber daya dan perhatian, sementara wilayah lain terabaikan.
• Kerentanan Terhadap Pengaruh Eksternal: Wawasan Nusantara juga berperan dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia. Tanpa konsep ini, Indonesia mungkin menjadi lebih rentan terhadap campur tangan dan pengaruh negara asing dalam urusan internalnya.
• Penurunan Identitas Nasional: Konsepsi Wawasan Nusantara membantu memperkuat identitas nasional Indonesia yang beragam. Tanpa itu, mungkin ada penurunan rasa kebangsaan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia. Identitas lokal dan regional mungkin menjadi lebih dominan, sementara identitas nasional menjadi terabaikan.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab :
Pencegahan timbulnya konflik dapat dicegah dengan cara membangun kesatuan dan persatuan nasional, menjaga integritas wilayah Indonesia, mempromosikan perdamaian dan kerjasama di kawasan, dan menghargai keanekaragaman dan keragaman budaya
Nama : Muhammad Dary Hakiim
NPM : 2215012039
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung sejak sebelum Timor Leste merdeka pada tahun 1999 dan semakin rumit setelah kemerdekaannya pada tahun 2002. Salah satu contohnya adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan mengenai tanah dan batas wilayah, yang berujung pada tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah berupaya mengatasi konflik ini melalui berbagai cara, termasuk dengan mendirikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) guna memperkuat hubungan bilateral, memfasilitasi perdagangan, dan memudahkan pergerakan penduduk di perbatasan. Selain itu, dialog antara pihak-pihak yang terlibat serta kerja sama dalam bidang keamanan, pariwisata, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan juga telah dilakukan.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti masalah keamanan terkait terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan, serta perbedaan budaya dan agama yang tetap menjadi pemicu konflik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kerja sama dalam bidang keamanan, dialog antarbudaya, serta ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan, memberikan pelatihan dan informasi kepada masyarakat di wilayah perbatasan, serta meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi mereka. Penting bagi pemerintah untuk mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai, meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi petugas keamanan, memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hak-hak masyarakat dan peraturan yang berlaku, serta membangun infrastruktur pendidikan yang memadai dan memperluas akses internet dan media massa. Dengan melakukan ini, diharapkan konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi secara efektif.
NPM : 2215012039
Kelas : A
Prodi : S1 Arsitektur
Konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste telah berlangsung sejak sebelum Timor Leste merdeka pada tahun 1999 dan semakin rumit setelah kemerdekaannya pada tahun 2002. Salah satu contohnya adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan mengenai tanah dan batas wilayah, yang berujung pada tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah berupaya mengatasi konflik ini melalui berbagai cara, termasuk dengan mendirikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) guna memperkuat hubungan bilateral, memfasilitasi perdagangan, dan memudahkan pergerakan penduduk di perbatasan. Selain itu, dialog antara pihak-pihak yang terlibat serta kerja sama dalam bidang keamanan, pariwisata, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan juga telah dilakukan.
Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti masalah keamanan terkait terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan, serta perbedaan budaya dan agama yang tetap menjadi pemicu konflik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kerja sama dalam bidang keamanan, dialog antarbudaya, serta ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan, memberikan pelatihan dan informasi kepada masyarakat di wilayah perbatasan, serta meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi mereka. Penting bagi pemerintah untuk mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai, meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi petugas keamanan, memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hak-hak masyarakat dan peraturan yang berlaku, serta membangun infrastruktur pendidikan yang memadai dan memperluas akses internet dan media massa. Dengan melakukan ini, diharapkan konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi secara efektif.
Nama: Taufik Qurahman
Npm: 2215012063
Kelas: A
konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang.
Npm: 2215012063
Kelas: A
konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan.
Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang.
NAMA : ARTHALIA BRILIAN HUMAIRAH
NPM : 2215012001
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
1. Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harusnya bekerja sama menciptakan perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami eskalasi baru dua negara mulai bertindak. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar masalah ini tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya Timor Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia.
Hal positif nya yaitu, Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan.
2. Apabila negara Indonesia tidak memiliki konsep wawasan nusantara maka masyarakat di Nusantara akan terpecah belah, hancurnya solidaritas bangsa, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara dalam konsep bangsa akan hilang, dan tidak ada sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara.
Selain itu, kita tidak bisa memahami bahwa kita memiliki perbedaan SARA sehingga akan terjadi saling merendahkan satu sama lain dan akan terjadi konflik.
3. Bernegosiasi dengan damai mengenai garis batas wilayah negara didampingi dengan masing-masing kedua pihak negara yang wilayahnya bersengketa.
NPM : 2215012001
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
1. Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harusnya bekerja sama menciptakan perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami eskalasi baru dua negara mulai bertindak. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar masalah ini tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya Timor Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia.
Hal positif nya yaitu, Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan.
2. Apabila negara Indonesia tidak memiliki konsep wawasan nusantara maka masyarakat di Nusantara akan terpecah belah, hancurnya solidaritas bangsa, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara dalam konsep bangsa akan hilang, dan tidak ada sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara.
Selain itu, kita tidak bisa memahami bahwa kita memiliki perbedaan SARA sehingga akan terjadi saling merendahkan satu sama lain dan akan terjadi konflik.
3. Bernegosiasi dengan damai mengenai garis batas wilayah negara didampingi dengan masing-masing kedua pihak negara yang wilayahnya bersengketa.
NAMA RAHANDITTO ACHMAD ZULFI
NPM 2215012061
KELAS A
PRODI S 1 ARSITEKTUR
Konflik di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur sudah ada sejak sebelum Timor Timur merdeka pada tahun 1999 dan semakin rumit sejak kemerdekaan pada tahun 2002. Salah satu contohnya adalah konflik antara suku Oecussi Timor Timur dengan suku Mambai Timor Tengah Utara. . Wilayah, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik tersebut bermula dari sengketa tanah dan perbatasan yang berujung pada tindak kekerasan dan pembunuhan.
Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste telah mencoba menyelesaikan konflik ini dengan berbagai cara, termasuk pembentukan Pos Perbatasan (PLBN) untuk memperkuat hubungan bilateral, memfasilitasi perdagangan, dan memfasilitasi pergerakan orang melintasi perbatasan. Selain itu, ada dialog dan kerja sama antara para pihak di bidang keamanan, pariwisata, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Namun, masih banyak tantangan dalam menyelesaikan konflik ini, seperti masalah keamanan terkait terorisme dan peredaran narkoba lintas batas, serta perbedaan budaya dan agama yang terus memicu konflik. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk daerah perbatasan, perlu dilakukan penguatan kerjasama di bidang keamanan, dialog antar budaya, dan di bidang ekonomi dan sosial.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor-Leste adalah dengan meningkatkan kualitas sistem peradilan dan keamanan, memberikan pendidikan dan informasi kepada penduduk di wilayah perbatasan, serta meningkatkan akses pendidikan dan informasi mereka Penting bagi pemerintah untuk mempekerjakan personel keamanan dan polisi yang memadai, meningkatkan pelatihan personel keamanan, memberikan pengetahuan dan informasi tentang hak-hak masyarakat dan peraturan yang ada, serta membangun infrastruktur pendidikan yang memadai dan memperluas akses ke Internet dan media massa. Dengan demikian, konflik perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur diharapkan dapat diselesaikan secara efektif.
NPM 2215012061
KELAS A
PRODI S 1 ARSITEKTUR
Konflik di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur sudah ada sejak sebelum Timor Timur merdeka pada tahun 1999 dan semakin rumit sejak kemerdekaan pada tahun 2002. Salah satu contohnya adalah konflik antara suku Oecussi Timor Timur dengan suku Mambai Timor Tengah Utara. . Wilayah, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik tersebut bermula dari sengketa tanah dan perbatasan yang berujung pada tindak kekerasan dan pembunuhan.
Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste telah mencoba menyelesaikan konflik ini dengan berbagai cara, termasuk pembentukan Pos Perbatasan (PLBN) untuk memperkuat hubungan bilateral, memfasilitasi perdagangan, dan memfasilitasi pergerakan orang melintasi perbatasan. Selain itu, ada dialog dan kerja sama antara para pihak di bidang keamanan, pariwisata, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Namun, masih banyak tantangan dalam menyelesaikan konflik ini, seperti masalah keamanan terkait terorisme dan peredaran narkoba lintas batas, serta perbedaan budaya dan agama yang terus memicu konflik. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk daerah perbatasan, perlu dilakukan penguatan kerjasama di bidang keamanan, dialog antar budaya, dan di bidang ekonomi dan sosial.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor-Leste adalah dengan meningkatkan kualitas sistem peradilan dan keamanan, memberikan pendidikan dan informasi kepada penduduk di wilayah perbatasan, serta meningkatkan akses pendidikan dan informasi mereka Penting bagi pemerintah untuk mempekerjakan personel keamanan dan polisi yang memadai, meningkatkan pelatihan personel keamanan, memberikan pengetahuan dan informasi tentang hak-hak masyarakat dan peraturan yang ada, serta membangun infrastruktur pendidikan yang memadai dan memperluas akses ke Internet dan media massa. Dengan demikian, konflik perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur diharapkan dapat diselesaikan secara efektif.
NAMA: ALIFA IFTINAH
NPM: 2215012041
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan. Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan. Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan menangani kejahatan lintas batas, serta kerja sama dalam bidang pariwisata dan ekonomi. Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Dalam kesimpulannya, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi melalui upaya-upaya yang melibatkan dialog antara pihak-pihak yang terlibat, pendirian pos lintas batas, dan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang. Namun, tantangan dalam mengatasi konflik ini masih ada, dan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan. Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah: Peningkatan kualitas sistem hukum dan keamanan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan di wilayah perbatasan dengan mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai. Selain itu, perlu ditingkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan untuk lebih memahami masalah di wilayah perbatasan. Pemberian pelatihan dan informasi: Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pemberian pelatihan dan informasi tentang hak-hak mereka dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait penggunaan sumber daya alam. Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan dengan cara membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta memperluas akses internet dan media massa.
NPM: 2215012041
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
Salah satu contoh konflik komunal di perbatasan adalah konflik antara suku Oecussi di Timor Leste dan suku Mambai di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Konflik ini dipicu oleh perselisihan tanah dan sengketa batas wilayah, yang berujung pada aksi kekerasan dan pembunuhan. Untuk menyelesaikan konflik ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dan memfasilitasi perdagangan dan pergerakan penduduk di perbatasan, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan. Selain itu, kedua pemerintah juga telah melakukan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan membangun kepercayaan melalui kerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, kerja sama antara polisi dan aparat keamanan untuk mengamankan perbatasan dan menangani kejahatan lintas batas, serta kerja sama dalam bidang pariwisata dan ekonomi. Namun, upaya penyelesaian konflik ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah masalah keamanan, terutama terorisme dan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasan. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan agama juga masih menjadi faktor yang memicu konflik. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dan Timor Leste perlu memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membangun dialog antarbudaya yang lebih baik. Selain itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan.
Dalam kesimpulannya, konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat diatasi melalui upaya-upaya yang melibatkan dialog antara pihak-pihak yang terlibat, pendirian pos lintas batas, dan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang. Namun, tantangan dalam mengatasi konflik ini masih ada, dan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan. Untuk menyelesaikan konflik di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah: Peningkatan kualitas sistem hukum dan keamanan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sistem hukum dan keamanan di wilayah perbatasan dengan mengirimkan tenaga keamanan dan kepolisian yang memadai. Selain itu, perlu ditingkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para petugas keamanan untuk lebih memahami masalah di wilayah perbatasan. Pemberian pelatihan dan informasi: Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pemberian pelatihan dan informasi tentang hak-hak mereka dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait penggunaan sumber daya alam. Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan dengan cara membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta memperluas akses internet dan media massa.
NAMA: Elfina Sarafia Adi
NPM: 2215012049
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Kesimpulan dari artikel "Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya" adalah konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste, disebabkan oleh faktor seperti perbedaan agama, budaya, dan ekonomi. Namun, terdapat upaya-upaya dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, seperti dialog antar negara, kebijakan pembangunan ekonomi, dan pendidikan. Penyelesaian konflik memerlukan upaya yang terus-menerus dan kolaboratif dari berbagai pihak, serta adanya pemahaman yang baik antar masyarakat dan negara. Hal positif yang dapat diambil adalah pengetahuan tentang konflik komunal dan cara mengantisipasinya.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut saya, wawasan nusantara sangat penting bagi wilayah dan bangsa Indonesia karena mengandung nilai-nilai persatuan, kebhinekaan, dan ketahanan nasional yang menjadi landasan kebijakan pembangunan dan pengelolaan wilayah Indonesia. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah perselisihan antara wilayah, kurangnya pemahaman antara etnis dan agama, serta kelemahan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan nasional. Jika tidak ada wawasan nusantara, maka akan terjadi banyak konflik, keegoisan tiap individu dan kelompok, dan hilangnya toleransi dan yang lebih buruk adalah tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Penerapan konsepsi wawasan nusantara dalam konteks konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste sangat penting, karena wawasan nusantara dapat membawa bangsa untuk saling bekerjasama, menghormati, dan memperhatikan kepentingan bersama. Pemahaman pada konsepsi wawasan nusantara akan membuat orang-orang terjauh dari sikap egois dan akan selalu menjaga satu sama lain. Penerapannya dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan komunikasi antar masyarakat adat, aparat keamanan, dan pemerintah Indonesia dan Timor Leste.
NPM: 2215012049
KELAS: A
PRODI: S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Kesimpulan dari artikel "Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya" adalah konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste, disebabkan oleh faktor seperti perbedaan agama, budaya, dan ekonomi. Namun, terdapat upaya-upaya dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, seperti dialog antar negara, kebijakan pembangunan ekonomi, dan pendidikan. Penyelesaian konflik memerlukan upaya yang terus-menerus dan kolaboratif dari berbagai pihak, serta adanya pemahaman yang baik antar masyarakat dan negara. Hal positif yang dapat diambil adalah pengetahuan tentang konflik komunal dan cara mengantisipasinya.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Menurut saya, wawasan nusantara sangat penting bagi wilayah dan bangsa Indonesia karena mengandung nilai-nilai persatuan, kebhinekaan, dan ketahanan nasional yang menjadi landasan kebijakan pembangunan dan pengelolaan wilayah Indonesia. Tanpa konsepsi wawasan nusantara, Indonesia mungkin akan menghadapi masalah perselisihan antara wilayah, kurangnya pemahaman antara etnis dan agama, serta kelemahan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan nasional. Jika tidak ada wawasan nusantara, maka akan terjadi banyak konflik, keegoisan tiap individu dan kelompok, dan hilangnya toleransi dan yang lebih buruk adalah tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Penerapan konsepsi wawasan nusantara dalam konteks konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste sangat penting, karena wawasan nusantara dapat membawa bangsa untuk saling bekerjasama, menghormati, dan memperhatikan kepentingan bersama. Pemahaman pada konsepsi wawasan nusantara akan membuat orang-orang terjauh dari sikap egois dan akan selalu menjaga satu sama lain. Penerapannya dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan komunikasi antar masyarakat adat, aparat keamanan, dan pemerintah Indonesia dan Timor Leste.
NAMA : DEVINA ANDARI CHAIRUNISSA
NPM : 2215012051
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Dalam artikel tersebut, terlihat bahwa penyelesaian konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dilakukan dengan profesional dan berdasarkan prinsip hukum. Selain itu, hal positif yang dapat dipahami adalah kesadaran akan pentingnya regulasi perbatasan negara. Kehadiran peraturan yang jelas dan pasti mengenai perbatasan negara sangat penting, karena ketidakpastian dalam menentukan batas negara dapat memicu konflik yang merugikan kedua belah pihak. Artikel ini juga memberikan pelajaran berharga agar konflik semacam itu tidak terulang di masa depan.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika bangsa Indonesia tidak memiliki pemahaman tentang wawasan nusantara, maka negara Indonesia akan rentan terhadap penjajahan dan kehancuran. Hal ini dikarenakan adanya potensi konflik berkepentingan yang timbul dari perbedaan yang beragam di Indonesia. Tanpa adanya konsep yang kuat, bangsa Indonesia mungkin tidak dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan, serta tidak memiliki rasa saling melindungi secara menyeluruh.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Penerapan konsepsi wawasan nusantara memainkan peran penting dalam mencegah konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Wawasan nusantara mencakup pemahaman tentang kesatuan dan keutuhan wilayah Indonesia, dengan mempertimbangkan aspek geografis, historis, sosiokultural, dan politik. Konsep ini menekankan pentingnya menghargai dan menjaga keberagaman budaya dan suku bangsa sebagai bagian integral dari identitas bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste, penerapan konsepsi wawasan nusantara dapat dilakukan melalui penguatan kerjasama dan komunikasi antara masyarakat adat, aparat keamanan, dan pemerintah Indonesia dan Timor Leste. Upaya penguatan kerjasama melibatkan peningkatan jaringan komunikasi dan kerjasama antara wilayah-wilayah perbatasan, perkuatan peraturan keamanan perbatasan, serta memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan keanekaragaman budaya kepada semua pihak terlibat.
NPM : 2215012051
KELAS : A
PRODI : S1 ARSITEKTUR
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Dalam artikel tersebut, terlihat bahwa penyelesaian konflik komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste dilakukan dengan profesional dan berdasarkan prinsip hukum. Selain itu, hal positif yang dapat dipahami adalah kesadaran akan pentingnya regulasi perbatasan negara. Kehadiran peraturan yang jelas dan pasti mengenai perbatasan negara sangat penting, karena ketidakpastian dalam menentukan batas negara dapat memicu konflik yang merugikan kedua belah pihak. Artikel ini juga memberikan pelajaran berharga agar konflik semacam itu tidak terulang di masa depan.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika bangsa Indonesia tidak memiliki pemahaman tentang wawasan nusantara, maka negara Indonesia akan rentan terhadap penjajahan dan kehancuran. Hal ini dikarenakan adanya potensi konflik berkepentingan yang timbul dari perbedaan yang beragam di Indonesia. Tanpa adanya konsep yang kuat, bangsa Indonesia mungkin tidak dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan, serta tidak memiliki rasa saling melindungi secara menyeluruh.
3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Penerapan konsepsi wawasan nusantara memainkan peran penting dalam mencegah konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Wawasan nusantara mencakup pemahaman tentang kesatuan dan keutuhan wilayah Indonesia, dengan mempertimbangkan aspek geografis, historis, sosiokultural, dan politik. Konsep ini menekankan pentingnya menghargai dan menjaga keberagaman budaya dan suku bangsa sebagai bagian integral dari identitas bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste, penerapan konsepsi wawasan nusantara dapat dilakukan melalui penguatan kerjasama dan komunikasi antara masyarakat adat, aparat keamanan, dan pemerintah Indonesia dan Timor Leste. Upaya penguatan kerjasama melibatkan peningkatan jaringan komunikasi dan kerjasama antara wilayah-wilayah perbatasan, perkuatan peraturan keamanan perbatasan, serta memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan keanekaragaman budaya kepada semua pihak terlibat.