baik miss, menanggapi pendapat yohana, saya setuju dengan yohana mengenai lagu ini. Lagu ini berhasil menarik perhatian publik, bukan hanya karena melodinya, tetapi juga karena liriknya yang sarat dengan pesan kritik yang jelas. Fenomena ini menunjukkan bagaimana generasi Z memanfaatkan platform media sosial untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap hal-hal yang terjadi di masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi, kita bisa melihat bagaimana musik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk memperjuangkan perubahan
གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Ni Luh Putu Anggi Wianti 2213043037
Nama : Ni Luh Putu Anggi Wianti
NPM : 2213043037
TARI NYAMBAI (adat saibatin)
1.Sejarah Tari Nyambai
Tari nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan. Nama Nyambai diambil dari kata Cambai dalam bahasa Lampung berarti sirih. Sirih menjadi simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya. Oleh karena itu, sirih digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat, yang memiliki makna berbeda-beda tergantung penempatanya.
Nyambai adalah acara pertemuan khusus diselenggarakan untuk Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silaturahmi, berkenalan, dengan menunjukan kemampuannya dalam menari. Di lain pihak, kehadiran tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai. Selain itu, tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat kekerabatan adat Saibatin
Tari Nyambai tergolong sebagai tari klasik, penampilan tari Nyambai diikuti dan dihadiri oleh kalangan bangsawan, yang diselenggarakandi Lamban Gedung. Lamban Gedung merupakan tempat tinggal Ketua Adat sekaligus istana yang digunakan untuk musyawarah adat.
Menurut Suntan Sarif seorang tokoh adat dan Ketua Marga Way Napal mengungkapkan bahwa, tari Nyambai sudah dipertunjukan sebelum Indonesia merdeka namun tidak diketahui secara pasti awal kemunculannya. Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat. Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya tari Nyambai bagi adat Saibatin menunjukan adanya sebuah pretise dan legitimasi seorang Ketua Adat. Lebih lanjut Suntan Sarif mengungkapkan bahwa, tari Nyambai pada masa Hulubalang pada masa kerajaan Paksi Pak Skla Brak diajarkan oleh Hulubalang Raja dari generasi ke generasi secara turun temurun. Tari Nyambai adalah adat yang erat kaitannya dengan pertemuan bujang dan gadis yang diselenggarakan pada malam sebelum upacara perkawinan.
Pada perkembangannya, tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun dibalai Adat. tidak tergantung pada waktu dalam arti dapat dipentaskan siang ataupun malam hari. Perubahan itu, menjadikan tari Nyambai tetap eksis di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.
Sebagai sebuah pertunjukan dalam konteks pertunjukan, tari Nyambai dikategorikan sebagai tarian khas dalam upacara perkawinaan adat (Nayuh Balak). Upacara perkawinaan adat ini juga merupakan acara pemberian gelar adat kepada pengantin, untuk menggantikan kepemimpinan berikutnya.
Tari Nyambai juga memiliki persyaratan-pesyaratan khusus yang harus dipenuhi sebelum mengadakan tari Nyambai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: pertama, pesta perkawinaan diadakan secara besar (Nayuh Balak) yaitu pelaksaannya dilaksanakan selama tujuh hari. Pada perkembanganya, waktu pelaksaannya dipersingkat menjadi tiga hari tiga malam untuk menghemat biaya. Kedua, memotong kerbau, dengan maksud daging kerbau akan digunakan untuk mejamu para tamu undangan. Ketiga, membuat kue adat oleh saudara perempuan yang sudah menikah (nakbay) di antaranya: juwadah, wajik, cucor Mandan, dan buak keras, salimpok. Semua bahan kue terbuat dari beras ketan. Makna beras ketan bagi masyarakat Lampung adalah untuk menjalin kerekatan hubungan kekerabatan, untuk itu kue tersebut merupakan kue adat yang harus ada di setiap pelaksaan upacara adat. Pelaksaan tari Nyambai belum dapat dimulai, jika kue ini belum diserahkan oleh nakbay.
2.Fungsi Tari Nyambai
Fungsi Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat. Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin. Tari Nyambai tidak hanya berfungsi sebagai sarana upacara saja akan tetapi juga cermin tantanan nilai budaya masyarakat, hal ini tercermin diantaranya pada tradisi upacara perkawinan sebagai sistem kepercayaan yang melibatkan seni pertunjukan.
3. Makna pertunjukan bagi masyarakat
Kehadiran tari Nyambai sebagai tradisi tari bagi Masyarakat merupakan salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara muli dan mekhanai. Di samping itu, tari Nyambai juga sebagai sarana untuk mempererat kekerabatan adat saibatin.
Tari Cangget (adat pepadun)
1. Sejarah tari cangget
Tari Cangget awalnya dibawakan sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan. Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarif ini mulai berkembang di wilayah Lampung.
2. Fungsi tari cangget
Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun.
3. Makna pertunjukan tari Cangget untuk masyarakat
Awalnya tari Cangget ditarikan sebagai pertunjukkan adat untuk menyambut masa panen hingga mengantarkan warga masyarakat yang hendak berangkat haji.
NPM : 2213043037
TARI NYAMBAI (adat saibatin)
1.Sejarah Tari Nyambai
Tari nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan. Nama Nyambai diambil dari kata Cambai dalam bahasa Lampung berarti sirih. Sirih menjadi simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya. Oleh karena itu, sirih digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat, yang memiliki makna berbeda-beda tergantung penempatanya.
Nyambai adalah acara pertemuan khusus diselenggarakan untuk Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silaturahmi, berkenalan, dengan menunjukan kemampuannya dalam menari. Di lain pihak, kehadiran tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai. Selain itu, tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat kekerabatan adat Saibatin
Tari Nyambai tergolong sebagai tari klasik, penampilan tari Nyambai diikuti dan dihadiri oleh kalangan bangsawan, yang diselenggarakandi Lamban Gedung. Lamban Gedung merupakan tempat tinggal Ketua Adat sekaligus istana yang digunakan untuk musyawarah adat.
Menurut Suntan Sarif seorang tokoh adat dan Ketua Marga Way Napal mengungkapkan bahwa, tari Nyambai sudah dipertunjukan sebelum Indonesia merdeka namun tidak diketahui secara pasti awal kemunculannya. Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat. Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya tari Nyambai bagi adat Saibatin menunjukan adanya sebuah pretise dan legitimasi seorang Ketua Adat. Lebih lanjut Suntan Sarif mengungkapkan bahwa, tari Nyambai pada masa Hulubalang pada masa kerajaan Paksi Pak Skla Brak diajarkan oleh Hulubalang Raja dari generasi ke generasi secara turun temurun. Tari Nyambai adalah adat yang erat kaitannya dengan pertemuan bujang dan gadis yang diselenggarakan pada malam sebelum upacara perkawinan.
Pada perkembangannya, tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun dibalai Adat. tidak tergantung pada waktu dalam arti dapat dipentaskan siang ataupun malam hari. Perubahan itu, menjadikan tari Nyambai tetap eksis di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.
Sebagai sebuah pertunjukan dalam konteks pertunjukan, tari Nyambai dikategorikan sebagai tarian khas dalam upacara perkawinaan adat (Nayuh Balak). Upacara perkawinaan adat ini juga merupakan acara pemberian gelar adat kepada pengantin, untuk menggantikan kepemimpinan berikutnya.
Tari Nyambai juga memiliki persyaratan-pesyaratan khusus yang harus dipenuhi sebelum mengadakan tari Nyambai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: pertama, pesta perkawinaan diadakan secara besar (Nayuh Balak) yaitu pelaksaannya dilaksanakan selama tujuh hari. Pada perkembanganya, waktu pelaksaannya dipersingkat menjadi tiga hari tiga malam untuk menghemat biaya. Kedua, memotong kerbau, dengan maksud daging kerbau akan digunakan untuk mejamu para tamu undangan. Ketiga, membuat kue adat oleh saudara perempuan yang sudah menikah (nakbay) di antaranya: juwadah, wajik, cucor Mandan, dan buak keras, salimpok. Semua bahan kue terbuat dari beras ketan. Makna beras ketan bagi masyarakat Lampung adalah untuk menjalin kerekatan hubungan kekerabatan, untuk itu kue tersebut merupakan kue adat yang harus ada di setiap pelaksaan upacara adat. Pelaksaan tari Nyambai belum dapat dimulai, jika kue ini belum diserahkan oleh nakbay.
2.Fungsi Tari Nyambai
Fungsi Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat. Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin. Tari Nyambai tidak hanya berfungsi sebagai sarana upacara saja akan tetapi juga cermin tantanan nilai budaya masyarakat, hal ini tercermin diantaranya pada tradisi upacara perkawinan sebagai sistem kepercayaan yang melibatkan seni pertunjukan.
3. Makna pertunjukan bagi masyarakat
Kehadiran tari Nyambai sebagai tradisi tari bagi Masyarakat merupakan salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara muli dan mekhanai. Di samping itu, tari Nyambai juga sebagai sarana untuk mempererat kekerabatan adat saibatin.
Tari Cangget (adat pepadun)
1. Sejarah tari cangget
Tari Cangget awalnya dibawakan sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan. Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarif ini mulai berkembang di wilayah Lampung.
2. Fungsi tari cangget
Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun.
3. Makna pertunjukan tari Cangget untuk masyarakat
Awalnya tari Cangget ditarikan sebagai pertunjukkan adat untuk menyambut masa panen hingga mengantarkan warga masyarakat yang hendak berangkat haji.