Nama : Muhammad
Dafa Ananta
NPM : 2258011047
Materi 1 : Spirit
Moderasi Beragama
Oleh : Dr.Moh. Bahrudin, M.A
Konferensi WCRP,
Kyoto, 1970
Genesis and contents of the Global Ethic Project
- “No peace among the nations without peace among the religions.”
- “No peace among the religions without dialogue among the religions.”
- “No dialogue among the religions without a consensus on shared ethical
values, a global ethic.”
- “No new world order without a global ethic.”
yang memiliki makna bahwa dalam pluralisme dibutuhkan suatu kerukunan yang dapat
dicapai melalui perdamaian antara umat beragama dalam suatu bangsa.
Moderasi beragama
sebagai jiwa dari sebuah kerukunan antar umat beragama merupakan pilar
kerukunan nasional. Tiga pilar moderasi adalah pemikiran, gerakan, dan perbuatan.
Moderasi dalam
beragama dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti :
- Moderasi dalam berkeyakinan.
- Terbukanya Pintu Rukhsah (Keringanan).
- Rutin menjalankan ajaran agama walaupun sedikit.
- Moderat dalam perilaku.
- Moderat dalam membelanjakan harta.
Selain itu, juga
terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penghambat dan solusi dalam
melaksanakan global ethic, yaitu :
- Eksklusivisme: blind obedience, intolerance, racism.
- Inklusifisme.
Indikator dalam
bermoderat : acknowledge, celebrate, value, learn, respect, tolerate.
Materi 2 : Penguatan
Karakter Melalui Pendidikan Spiritual
Oleh : Prof. Dr. Ainul Gani, S.Ag., SH., M.Ag.
- Data KPAI: 17
kasus kekerasan yang melibatkan peserta didik dan guru tahun 2021 yang tersebar
di 11 Provinsi dan 20 Kabupaten/Kota.
- Data Polres Kota Bogor: peningkatan jumlah tawuran pelajar meski sedang
pandemi Covid-19.
- Data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta: pelajar SD, SMP, dan SMA
yang terlibat tawuran mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835
siswa DKI Jakarta, 26 siswa diantaranya meninggal dunia.
- Penelitian dari Australia National University (AN) dan Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi: dengan
jumlah sampel 3006 responden usia 17-24, menunjukkan 20,9% remaja mengalami
kehamilan dan kelahiran sebelum menikah, dan 38,7% remaja mengalami kehamilan
sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah.
- Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di
Jakarta menjelaskan, selain narkoba dan HIV/AIDS, seks bebas kini menjadi
masalah utama remaja di Indonesia, yaitu sebesar 26,7% dari total penduduk.
Melalui beberapa data
diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sangatlah dibutuhkan oleh
para remaja. Pendidikan karakter dapat kita capai dengan menjalankan pendidikan
spiritual. Pendidikan spiritual sangat dibutuhkan agar kita selalu dekat dengan
Allah. Mahasiswa yang sukses adalah mereka yang mampu mengelola waktu dengan
baik dan mampu mengajak orang lain menuju kesuksesan. Orang yang cerdas adalah
orang yang selalu mengingat kematian dan selalu berusaha mempersiapkannya. Orang
yang paling bahagia adalah orang yang dapat membuat orang lain bahagia.
Empat perkara
yang akan dipertanggungjawabkan di hari akhir adalah umur, ilmu, harta, dan
tubuh.
Materi 3 : Membangun
Karakter Kebangsaan
Oleh : Dr. Sairul Basri, M.Pd.
Negarawan adalah
seseorang yang ahli menjalankan pemeritahan atau negara yang mampu membawa
negara yang berwibawa yang taat menyusun arah negara kedepan untuk kemajuan
bangsa.
Tujuannya untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan negara
dari berbagai ancaman.
Ancaman negara:
ekonomi, teknologi, pornografi, narkoba, radikalisme dan terorisme, politik,
ideologi, dan bencana alam.
Kenakalan para
remaja seperti merokok, seks bebas, narkoba, dan melawan orang tua dapat
mengahcurkan masa depan bangsa. Hal-hal tersebut dikhawatirkan dapat menghasilkan
generasi yang lemah, ketergantungan, dan masa depan yang kurang baik.
Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut antara lain :
1. Mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Berprestasi.
3. Tidak meniru budaya baru/asing.
4. Menghormati orang tua dan guru.
5. Berusaha menjadi orang baik dan benar.
6. Tidak mudah percaya pada hal-hal baru.
7. Melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada aparat.