Posts made by Muhammad Dafa Ananta

Nama : Muhammad Dafa Ananta
NPM : 2258011047

Analisis Jurnal

Judul : PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KONTROL SOSIAL OLEH MEDIA MASSA UNTUK MENEKAN KEJAHATAN DI INDONESIA
Nama penulis : Ariesta Wibisono Anditya
Nama Jurnal : Nurani Hukum
Volume, No, Halaman : Vol. 3 No. 1 Juni 2020. ISSN. 2655-7169, Halaman 29-44
Tahun : 2020

Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup mengandung nilai-nilai yang dapat menjadi tolak ukur untuk menimbang-nimbang atau mengukur apakah suatu hal dapat disebut benar atau salah dan baik atau buruk. Pancasila mengandung norma-norma dan pedoman yang penting untuk kita terapkan sehari-hari. Nilai-nilai kenormaan Pancasila dapat kita temukan melalui hakikat isi dari Pancasila itu sendiri yang terdiri dari hakikat tuhan, hakekat manusia, hakikat satu, hakikat rakyat, serta hakikat adil. Hakikat tuhan dapat diartikan melalui sifat-sifat ketuhanan seperti Maha Mengetahui, Maha Adil, dan Maha Bijaksana. Hakikat manusia menurut Notonegoro dibagi menjadi dua, yaitu teori monodualisme yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang merupakan kesatuan dan monopluralisme yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas banyak asas yang merupakan kesatuan. Hakikat satu menunjukkan sesuatu yang berbentuk kesatuan dan tidak dapat dibagi-bagi. Hakikat rakyat menunjukkan segenap penduduk suatu negara. Hakikat adil yang berarti seimbang, tidak berat sbeelah, dan tidak sewenang-wenang.

Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama itu dapat diterima secara serentak dan sesaat.Pemanfaatan media massa pada umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu media cetak dan media elektronik. Ketika membahas media massa,maka akan terkait juga dengan pers. media massa sendiri adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.
Nama : Muhammad Dafa Ananta
NPM : 2258011047

Analisis Soal 1

A. Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan!
Menurut saya, proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 memiliki banyak pro dan kontranya masing-masing. Tak dapat dipungkiri bahwa hadirnya pandemi covid-19 telah memaksa kita untuk beradaptasi dalam berbagai hal, salah satu contohnya adalah dalam pelaksaan proses pendidikan. Pada masa pandemi covid-19 pendidikan masih dapat dilakukan secara daring ataupun secara luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi pandemi. Menurut saya, Proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 harus tetap mengutamakan kepentingan kesehatan para pelaku pendidikan.

B. Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?
Pelaksaan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 agar tetap berkorelasi dengan implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan efektif dan maksimal dengan cara menggunakan metode alternatif sebagai pengganti proses belajar biasanya. Metode alternatif yang umum digunakan adalah dengan munggunakan software online conference seperti zoom dan google meet. Penggunaan software online conference dinilai lebih aman digunakan pada saat pandemi covid-19 karena memudahkan kita untuk melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Penggunaan metode ini tentunya harus dilaksanakan dengan penuh rasa jujur, disiplin, dan tanggung jawab sebagai bentuk implementasi dari nilai-nilai Pancasila.

C. Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut!
Salah satu contoh kasus yang dapat kita temukan dengan mudah di lingkungan sekitar kita saat pandemi covid-19 adalah banyaknya donasi-donasi yang diadakan untuk membantu saudara kita yang sangat terdampak oleh pandemi covid 19. Menurut saya tindakan-tindakan tersebut merupakan suatu tindakan mulia yang mencerminkan nilai-nilai kepedulian, gotong royong, dan kebersamaan dalam masyarakat.

D. Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?
Hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku dalam masyarajat adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat memiliki makna yang luas. Pancasila seharusnya tidak hanya dipaami secara teoritis, tetapi Pancasila seharusnya juga harus diimplemetasikan dalam kehidupan sehari-hari dan pola pikir masyarakatnya. Segala tindakan yang akan diambil sebaiknya mengedepankan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan. Sebagai bagian dari warga negara yang baik, kita seharusnya dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan kita sehingga nantinya dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat luas, demi terciptanya persatuan, ketertiban, serta keamanan dalam masyarakat.
Nama : Muhammad Dafa Ananta
NPM : 2258011047

Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter
2. Tahun Terbit: 2019
3. Nomor : 2 2019
4. Volume : 2
5. Penulis : Yoga Putra Semadi

B. Isi
Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan (wisdom) (Sutrisno, 2006). Pancasila dapat disebut juga sebagai suatu filsafat karena pancasila menjadi acuan intelektual kognitif dalam cara berfikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuannya terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Selain itu, Pancasila juga memiliki inti atau esensi dari setiap sila didalamnya, yaitu :
a. ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;
b. kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;
c. kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;
d. kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong; dan
e. keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a. Empirisme merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa hasil pendidikan dan perkembangan itu bergantung pada pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidpnya.
b. Nativisme merupakan sebuah teori yang dianut oleh Schopenhauer yang berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawan baik dan pembawan yang buruk. Dalam hubungannya dengan pendidikan, ia berpendapat bahwa hasil akhir pendidikan dan perkembangan itu ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperolehnya sejak lahir.
c. Naturalisme merupakan sebuah teori dipelopori oleh J.J Rousseau, ia berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak seorang anak pun lahir dengan pembawaan buruk.
d. Konvergensi merupakan sebuah teori yang dipelopori oleh William Stern, ia menyatakan bahwa setiap anak lahir dengan membawa pembawaan yang baik dan buruk secara bersamaan. Hasil pendidikan akan bergantung pada lingkungan dan sifat seseorang.

Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila.

Nama : Muhammad Dafa Ananta
NPM : 2258011047


Materi 1 : Spirit Moderasi Beragama
Oleh : Dr.Moh. Bahrudin, M.A

Konferensi WCRP, Kyoto, 1970
Genesis and contents of the Global Ethic Project
- “No peace among the nations without peace among the religions.”
- “No peace among the religions without dialogue among the religions.”
- “No dialogue among the religions without a consensus on shared ethical values, a global ethic.”
- “No new world order without a global ethic.”
yang memiliki makna bahwa dalam pluralisme dibutuhkan suatu kerukunan yang dapat dicapai melalui perdamaian antara umat beragama dalam suatu bangsa.

Moderasi beragama sebagai jiwa dari sebuah kerukunan antar umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional. Tiga pilar moderasi adalah pemikiran, gerakan, dan perbuatan.

Moderasi dalam beragama dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti :
- Moderasi dalam berkeyakinan.
- Terbukanya Pintu Rukhsah (Keringanan).
- Rutin menjalankan ajaran agama walaupun sedikit.
- Moderat dalam perilaku.
- Moderat dalam membelanjakan harta.

Selain itu, juga terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penghambat dan solusi dalam melaksanakan global ethic, yaitu :
- Eksklusivisme: blind obedience, intolerance, racism.
- Inklusifisme.

Indikator dalam bermoderat : acknowledge, celebrate, value, learn, respect, tolerate.


Materi 2 : Penguatan Karakter Melalui Pendidikan Spiritual
Oleh : Prof. Dr. Ainul Gani, S.Ag., SH., M.Ag.

- Data KPAI: 17 kasus kekerasan yang melibatkan peserta didik dan guru tahun 2021 yang tersebar di 11 Provinsi dan 20 Kabupaten/Kota.
- Data Polres Kota Bogor: peningkatan jumlah tawuran pelajar meski sedang pandemi Covid-19.
- Data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta: pelajar SD, SMP, dan SMA yang terlibat tawuran mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa DKI Jakarta, 26 siswa diantaranya meninggal dunia.
- Penelitian dari Australia National University (AN) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi: dengan jumlah sampel 3006 responden usia 17-24, menunjukkan 20,9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah, dan 38,7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah.
- Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Jakarta menjelaskan, selain narkoba dan HIV/AIDS, seks bebas kini menjadi masalah utama remaja di Indonesia, yaitu sebesar 26,7% dari total penduduk.

Melalui beberapa data diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sangatlah dibutuhkan oleh para remaja. Pendidikan karakter dapat kita capai dengan menjalankan pendidikan spiritual. Pendidikan spiritual sangat dibutuhkan agar kita selalu dekat dengan Allah. Mahasiswa yang sukses adalah mereka yang mampu mengelola waktu dengan baik dan mampu mengajak orang lain menuju kesuksesan. Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian dan selalu berusaha mempersiapkannya. Orang yang paling bahagia adalah orang yang dapat membuat orang lain bahagia.

Empat perkara yang akan dipertanggungjawabkan di hari akhir adalah umur, ilmu, harta, dan tubuh.

 

Materi 3 : Membangun Karakter Kebangsaan
Oleh : Dr. Sairul Basri, M.Pd.

Negarawan adalah seseorang yang ahli menjalankan pemeritahan atau negara yang mampu membawa negara yang berwibawa yang taat menyusun arah negara kedepan untuk kemajuan bangsa.

Tujuannya untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan negara dari berbagai ancaman.

Ancaman negara: ekonomi, teknologi, pornografi, narkoba, radikalisme dan terorisme, politik, ideologi, dan bencana alam.

Kenakalan para remaja seperti merokok, seks bebas, narkoba, dan melawan orang tua dapat mengahcurkan masa depan bangsa. Hal-hal tersebut dikhawatirkan dapat menghasilkan generasi yang lemah, ketergantungan, dan masa depan yang kurang baik.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut antara lain :
1. Mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Berprestasi.
3. Tidak meniru budaya baru/asing.
4. Menghormati orang tua dan guru.
5. Berusaha menjadi orang baik dan benar.
6. Tidak mudah percaya pada hal-hal baru.
7. Melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada aparat.