Nama: Mickey Alexander
NPM: 2251011032
1).Pendekatan klasik memandang organisasi sebagai sebuah mesin yang setiap bagiannya memiliki fungsi khusus dan saling terkait, dengan pembagian kerja yang jelas untuk meningkatkan produktivitas, penerapan aturan dan prosedur baku yang memastikan keseragaman hasil, hierarki yang tegas untuk mengatur alur komando, hubungan kerja yang bersifat formal dan rasional, serta fokus utama pada efisiensi penggunaan waktu, biaya, dan tenaga sehingga organisasi dapat berjalan stabil dan terkontrol.
2). Persamaan dan perbedaan Taylor, Fayol, dan Weber adalah Taylor menekankan peningkatan efisiensi kerja di tingkat individu melalui metode ilmiah seperti time and motion study, Fayol merumuskan prinsip-prinsip manajemen yang berlaku untuk seluruh organisasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, sedangkan Weber mengembangkan konsep birokrasi ideal yang menekankan aturan formal, hierarki yang jelas, pembagian kerja yang terstruktur, dan hubungan impersonal, namun ketiganya memiliki kesamaan dalam memandang organisasi sebagai sistem rasional yang membutuhkan struktur, pembagian kerja, dan pengendalian yang ketat demi mencapai efisiensi.
3). Pendekatan klasik menghadapi perubahan organisasi dengan cara yang kaku dan terstruktur, di mana keputusan perubahan diambil secara top-down oleh manajemen puncak, penyesuaian dilakukan melalui revisi aturan dan prosedur formal, pengawasan ketat diterapkan untuk memastikan kepatuhan, spesialisasi kerja tetap dipertahankan agar tidak mengganggu alur produksi, dan seluruh proses diarahkan untuk menjaga stabilitas serta efisiensi meskipun lingkungan eksternal mengalami perubahan.
4). Teori klasik berkembang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dengan fokus pada efisiensi, struktur formal, dan pembagian kerja yang jelas, kemudian bergeser pada era neoklasik yang muncul sebagai kritik terhadap kekakuan pendekatan klasik dengan menekankan pentingnya hubungan manusia, motivasi, dan kepemimpinan, hingga akhirnya memasuki era modern yang memandang organisasi sebagai sistem terbuka yang harus adaptif terhadap perubahan lingkungan, memanfaatkan teknologi, dan mengembangkan budaya organisasi yang inovatif untuk menghadapi tantangan global.
NPM: 2251011032
1).Pendekatan klasik memandang organisasi sebagai sebuah mesin yang setiap bagiannya memiliki fungsi khusus dan saling terkait, dengan pembagian kerja yang jelas untuk meningkatkan produktivitas, penerapan aturan dan prosedur baku yang memastikan keseragaman hasil, hierarki yang tegas untuk mengatur alur komando, hubungan kerja yang bersifat formal dan rasional, serta fokus utama pada efisiensi penggunaan waktu, biaya, dan tenaga sehingga organisasi dapat berjalan stabil dan terkontrol.
2). Persamaan dan perbedaan Taylor, Fayol, dan Weber adalah Taylor menekankan peningkatan efisiensi kerja di tingkat individu melalui metode ilmiah seperti time and motion study, Fayol merumuskan prinsip-prinsip manajemen yang berlaku untuk seluruh organisasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, sedangkan Weber mengembangkan konsep birokrasi ideal yang menekankan aturan formal, hierarki yang jelas, pembagian kerja yang terstruktur, dan hubungan impersonal, namun ketiganya memiliki kesamaan dalam memandang organisasi sebagai sistem rasional yang membutuhkan struktur, pembagian kerja, dan pengendalian yang ketat demi mencapai efisiensi.
3). Pendekatan klasik menghadapi perubahan organisasi dengan cara yang kaku dan terstruktur, di mana keputusan perubahan diambil secara top-down oleh manajemen puncak, penyesuaian dilakukan melalui revisi aturan dan prosedur formal, pengawasan ketat diterapkan untuk memastikan kepatuhan, spesialisasi kerja tetap dipertahankan agar tidak mengganggu alur produksi, dan seluruh proses diarahkan untuk menjaga stabilitas serta efisiensi meskipun lingkungan eksternal mengalami perubahan.
4). Teori klasik berkembang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dengan fokus pada efisiensi, struktur formal, dan pembagian kerja yang jelas, kemudian bergeser pada era neoklasik yang muncul sebagai kritik terhadap kekakuan pendekatan klasik dengan menekankan pentingnya hubungan manusia, motivasi, dan kepemimpinan, hingga akhirnya memasuki era modern yang memandang organisasi sebagai sistem terbuka yang harus adaptif terhadap perubahan lingkungan, memanfaatkan teknologi, dan mengembangkan budaya organisasi yang inovatif untuk menghadapi tantangan global.