གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Zaki Alghifari

Nama: Zaki Alghifari
Npm: 2258011001
Analisis jurnal
Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Memasuki era globalisasi, pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terus berjalan dan semakin meningkat. Pengembangan IPTEK tidak selalu mengejar kemajuan materiil, akan tetapi memperhatikan aspek-aspek spiritual dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan membantu beradaptasi di era globalisasi yang selalu memanfaatkan alat alat teknologi dan ilmu pengetahuan agar lebih mudah dalam proses belajar dan melakukan penyaringan terhadap semua informasi yang masuk melalui media sosial dan lain sebagainya.

Pengembangan IPTEK terikat tertinggal oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dijadikan dasar paradigma yang menjadi landasannya.

Pengaruh mata kuliah pengembangan kepribadian pancasika dalam menyikapi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh. Hal tersebut terlihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan dijadikan sebagai landasan dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
ZAKI ALGHIFARI
NPM 2258011001
HASIL ANALISIS JURNAL
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KONTROL SOSIAL OLEH MEDIA MASSA UNTUK MENEKAN KEJAHATAN DI INDONESIA
Nilai adalah suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Nilai mengandung cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan bilai keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan landasan atau pegangan dasar bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Media massa ialah sarana atau alat yang dipakai dalam cara kerja komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditunjukkan terhadap orang banyak.
Media massa sebagai alat untuk kontrol sosial yaitu didasarkan pada pemikiran pribadi bahwa alat komunikasi seperti televisi, radio, dan surat kabar sudah menjadi konsumsi sehari- hari penduduk di Indonesia apalagi dengan masuk dan dikenalnya telepon genggam, perangkat seperti laptop, maupun perangkat lain yang dapat memuat informasi didalamnya. Media social sebagai control kejahatan dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap hukum. Sebab pengaruh media massa dalam kehidupan sehari-hari sangat penting dan tidak dapat dikesampingkan karena hampir semua orang menganggap media massa pengaruhnya sangat kuat, hal ini disebabkan adanya propaganda militer yang mendominasi pada masa perang yang telah memberikan perubahan kepada audiens.
Kekuatan media massa sangatlah besar sehingga media massa mempunyai peran yang strategis dalam kontrol social dalam menekan kejahatan. Melalui pemberitaan, media massa dapat melakukan kontrol atau pengawasan terhadap hukum. Dalam bidang hukum pidana, media massa adalah pendukung dari kebijakan hukum pidana, yaitu memberikan peran pencegahan kejahatan. Meski demikian, peran tersebut harus disertai dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kesadaran diri masing-masing manusia Indonesia.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila oleh media massa dalam menerapkan fungsi kontrol sosial di Indonesia menunjukkan bahwa belum terlaksana secara menyeluruh. Berita yang diedarkan kepada khalayak ramai seringkali tidak sesuai dengan fakta dan disebarkan oleh

oknum yang tidak bertanggung jawab. Tanpa menelusuri kembali berita dan sumber berita tersebut, sehingga masyarakat sulit percaya dengan berita yang beredar bakhan warga masyarakat justru mempercayai hal tersebut dimungkinkan berita belum tentu kebenarannya. Seharusnya sebagai insan yang berakal, cipta, rasa, dan karsa, petunjuk sudah diturunkan oleh Allah dalam Al Hujurat ayat 6 bahwa berita yang datang kedepan kita harus diteliti kembali sebelum dipercaya. Hal demikian telah melanggar nilai-nilai Pancasila khususnya mengenai nilai materiil, nilai kerohanian, dan nilai vital yang berujung pada pelanggaran hak manusia lainnya. Pengamalan jiwa Pancasila yang masih kurang ditunjukkan dengan adanya berita- berita yang menyesatkan.
Media massa dianggap hanya sebagai memberikan pemuas informasi kepada masyarakat, yakni terpuaskan keingintahuannya saja mengenai berita hukum melalui sajian gambar maupun suara tanpa terdorong pembentukan kepribadiannya. Media massa di Indonesia belum sampai pada keadaan yang dapat membuat masyarakat mengubah moral untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, hal demikian tercermin pada pudarnya jiwa patriotik, berkembangnya manusia individual-liberalistik, masih tertanamnya kepentingan pribadi atau golongan di atas kepentingan bangsa dan negara.
ZAKI ALGHIFARI
NPM 2258011001
HASIL ANALISIS SOAL
A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai- nilai Pancasila? Jelaskan!
Jawab :
Sistem etika prilaku politik saat ini yaitu suatu praktik pemberian nilai terhadap tindakan politik dengan berlandaskan kepada Akhlak ilmu tentang adat dan budaya kebiasaan untuk mengatur tingkah laku manusia dengan Allah Tuhan YME dan Alam semesta. Etika dan moral mengandung kesamaan menentukan nilai baik dan buruk sikap perbuatan. Melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia, maka diperlukan sebuah refleksi sebagai tindakan nyata terhadap perilaku dan etika politik para elite (pemerintah). Hal ini tidak dapat dilakukan terlebih dalam menghendaki bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik. Memang mereka (elite) menginginkan agar Indonesia menjadi bangsa yang besar dan disegani, akan tetapi cita-cita ini kandas oleh perilaku yang ditunjukkan oleh mereka sendiri. Sisi lainnya adalah dalam berbagai persoalan yang terjadi dalam masyarakat, para elite politik tadi kerap kali membutakan suara dan mata hatinya. Sehingga persoalan yang timbul dalam masyarakat tidak pernah selesai dan bahkan semakin bertumpuk.
Etika prilaku politik belum sesia dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini disebabkan dnegan adanya beberapa peristiwa yang terjadi pada para pelaku politik di Indonesia juga berpengaruh pada hilangnya tatanan yang bermoral dan rasional. Salah satu contoh adalah penggalian situs budaya yang dilakukan oleh seorang pejabat mencerminkan semakin tidak terkontrolnya tindakan dan sikap para pejabat di Indonesia. Dengan demikian pantaslah diungkapkan bahwa para pejabat yang ada telah kehilangan rasionalitasnya dan memenuhi pikirannya dengan hal-hal yang berbau mitos. Dengan tindakan tersebut mencerminkan bahwa bangsa Indonesia tidak lagi memiliki rasa percaya diri (self-confidence) sebagai sebuah bangsa.
B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !

Jawab :
Etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal saya yakni belum
sepenuhnya menerapkan nilai-nilai pancasila. Hilangnya nilai-nilai etika dalam masyarakat yang tercermin didalam pancasila salah satunya adalah ketidak pedulian etika sosial dan keagamaan. Contoh saja di zaman sekarang banyak sekali dikalangan, pemuda, siswa, bahkan mahasiswa yang kurang beretika, bahkan bisa dikatakan tidak memiliki etika dalam bermasyarakat dan bersosialisasi. Hal tersebut akan membawa dampak buruk dimasa yang akan datang. Mengingat bahwa generasi muda yang akan membawa sebuah perubahan di masa yang akan datang.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kekurangan etika (moral) dikalngan para pemuda. Pertama, orang tua memiliki peran sanagat penting dalam hal ini. Jadi, orang tua harus lebih memperhatikan serta mengontrol perilaku anak dalam bertingkah laku dimasayakat. misalanya dengan menanamkan pengertian tehadap anak tentang pentingnya berparilaku etis, serta memberikan pengertian tentang apa saja manfaat serta dampak negatif jika tidak melalukan perilaku yang etis. Kedua, menggunakan dengan bijak perkembangan teknologi yang sekarang ini menglami kemajuan yang sangat pesat.
Ketiga, menempatkan anak pada lingkungan yang baik dan benar, sehingga akan membentuk kepribadian anak menjadi baik pula. Karena lingkungan memiliki pengaruh yang cepat dalam pembentukan karakter seorang anak. Keempat, menanamkan pada jiwa seorang anak tentang nilai-nilai agama dan mendoronya agar selalu berparilaku sesuai dengan apa yang sudah terdapat pada nilai-nilai agama tersebut.
Mengingat pentingnya etika dalam mejalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara seperti yang sudah tercermin didalam sila-sila pancasila yang menjadi pedoman, pondasi, serta menjadi sumber dari segala sumber hukum ada, seperti halnya etika dalam bermasyarakat, beragama, serta berparilaku semuanya sudah tertuang didalam pancasila dan itulah yang kunci utama keberhasilan negara Indonesia.
Dengan adanya kesadaran dalam diri dan kesadaran bersama akan pentingnya menanamkan etika dalam diri seseorang akan membawa perubahan serta kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat, menjadi penentu maju atau mundurnya sebuah negara. Selain untuk menciptakan kehidupan yang damai di dunia, etika (moral) juga akan menghantarkan kehidupan yang sejahtera dan damai di akhirat.
Nama:ZAKI ALGHIFARI
NPM :2258011001
HASIL ANALISIS JURNAL
FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA MENUJU BANGSA BERKARAKTER
Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Pancasila juga merupakan pandangan hidup masyarakat Indonesia yang di dalamnya memuat lima dasar yang berisi jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila Pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi masyarakat Indonesia. Pendidikan merupakan pondasi untuk menjadi penentu kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia pendidikan sangat diutamakan, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap terwujudnya peradaban bangsa.
Pendidikan karakter merupakan suatu proses penanaman perilaku yang didasarkan pada budi pekerti yang baik sesuai dengan kepribadian luhur bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan tujuan untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesian adalah pendidikan nilai, yakni Pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan dilakukan oleh manusia melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan di Indonesia lebih ditekankan pada penguasaan landasan terbentuknya masyarakat meritorik, artinya memberi waktu jam pelajaran yang luas dalam penguasaan mata pelajaran tertentu. Hakikat pendidikan adalah kegiatan yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi, administrasi yang secara simultan memperoses peserta didik menjadi lebih bertambah pengetahuan, skill, dan nilai kepribadiannya dalam suatu keteraturan kalender akademik. Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai individu dan sebagai warga masyarakat. Pendidikan selain sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa kepada

generasi selanjutnya. Pancasila sebagai sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari- hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila. Salah satu cara untuk menerapkan pendidikan karakter adalah dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila yakni harus memahami nilai-nilai Pancasila tersebut, menjadikan Pancasila sebagai aturan hukum dalam kehidupan dan memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik dengan baik.
Nama: Zaki Alghifari
Npm: 2258011001
Analisis soal

A. Menurut pendapat saya mengenai proses Pendidikan di tengah pandemi covid-19 kurang maksimal.
Pendidikan merupakan tempat untuk siswa belajar dan mengupayakan peningkatan skil yang dimiliki oleh siswa. Selain itu sekolah merupakan tempat untuk berinteraksi dengan sesama teman baik dalam bermain, melakukan kegiatan, belajar dan lain sebagainya. Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial, media interaksi guru dan siswa mencipatakan rasa saling menghargai, menghormati dan menumbuhkan rasa kasih saying, saling tolong-menolong. Akan tetapi kegiatan tersebut berhenti ketika Indonesia mengalami wabah penyakit pandemic covid-19 dimana kegiatan pembelajaran tidak lagi diterapkan di sekolah melainkan belajar dari rumah.
Dengan kata lain Lembaga Pendidikan, guru, siswa dan para orang tua perlu adaptasi kembali terhadap proses pembelajaran online yang mengharuskan menggunakan teknologi. Namun penggunaan teknologi ini proses pembelajaran online memiliki hambatan yang harus diilewati oleh semua pihak yakni keterbatasan penguasaan teknologi oleh guru dan siswa, sarana prasarana yang kurang memadai, akses internet terbatas, kurang siapnya dana anggaran baik sekolah maupun orang tua siswa.
B. Mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila dengan cara menerapkan Pancasila yang mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal, yaitu efektivitas pemerintahan yang berpadu dengan kepercayaan dan kepatuhan rakyat terhadap semua ketentuan yang diterbitkan pemerintah, serta kesadaran pada masyarakat untuk menghubungkan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan menjauhi sikap egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri. Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan keputusan tetap berada di rumah, tidak bepergian, dan menghindari kerumunan

C. Menurut pendapat saya mengenai contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda meliputi menerapkan sikap jujur dalam setiap kegiatan disekolah dan perkataan, disiplin dalam mengerjakan tugas dan tepat waktu, bertanggung jawab terhadap suatu hal atau terhadap suatu kesalahan yang telah dilakukan, peduli sesama teman apabila teman sedang mendapati kesulitan, santun dan ramah lingkungan terhadap sesama dan lingkungan sekitar sekolah, gotong royong membangun kebersihan lingkungan sekolah serta tidak membuang sampah sebarangan yang menciptakan pemandangan yang tidak baik dipandang.
D. Hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai paradigma berfikir, bersikap dan berperilaku masyarakat adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga dijadikan sebagai dasar negara. Pancasila menunjukan hakikat atau subtansi Pancasila yaitu dasar atau kata dasar Tuhan, manusia, rakyat, dan adil. Hakikat atau substansi memiliki sifat abstrak, umum, universal, mutlak, tetap, tidak berubah, terlepas dari situasi, tempat dan waktu.