Posts made by Nayla Nasywa Rachmadi

Nama: Nayla Nasywa Rachmadi
NPM: 2218011135

Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup asal-usulnya dari falsafah hidup. Pancasila dalam pengertian ini, isinya berupa nilai-nilai. Nilai (value) merupakan pengertian filsafat, artinya tolok ukur untuk menimbang-nimbang dan memutuskan apakah sesuatu benar atau salah, baik atau buruk. Notonagoro menjelaskan mengenai nilai-nilai Pancasila, dengan membaginya ke dalam tiga kategori, yaitu :
1. nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia,
2. nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas,
3. nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Norma Pancasila dapat ditemukan melalui hakikat isi Pancasila, Hakekat yang pertama yakni hakekat Tuhan, ditemukan dalam pernyataan-pernyataan seperti causa prima, sangkan paraning dhumashi, dzat yang mutlak dan mudah dipahami melalui sifat-sifat Tuhan. Hakekat yang kedua, yakni hakikat manusia. Hakikat manusia terbagi menjadi dua teori, yaitu teori monodualisme dan monopluralisme. Monodualisme mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang merupakan kesatuan, Monopluralisme mengajarkan bahwa manusia terdiri atas banyak asas yang merupakan kesatuan. Hakekat yang ketiga, yakni hakikat satu. Kata “satu” menunjukkan sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Hakekat yang keempat, yakni rakyat, berarti segenap penduduk suatu negara, anak buah, orang kebanyakan, atau orang biasa. Hakekat yang kelima, adalah hakikat adil, yakni tidak berat sebelah, tidak sewenang wenang, seimbang, atau perlakuan yang sama.
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama itu dapat diterima secara serentak dan sesaat. Secara umum, media massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Pemanfaatan media massa dalam penanggulangan tindak pidana korupsi contohnya, fungsi media massa di sini terutama sebagai media informasi dan kontrol sosial. Pers disebutkan bahwa Pers Nasional akan melaksanakan peranan sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong mewujudkan supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinekaan;
c. Mengembangkan pendapat umum yang berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar;
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan juga saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum;
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Dalam konteks pemberitaan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa media massa maka diperlukan penegakan aturan dan pemahaman etika yang lebih tegas, tanggung jawab sosial pers dalam meliput berita hukum yaitu :
a. Dalam peliputan berita hukum, pers harus tetap berpedoman pada dua aspek, yaitu aspek idiil dan aspek komersial.
b. Di dalam menyajikan suatu informasi tidak diharapkan yang terlalu serius, dengan gaya yang memaksa pembaca selalu mengerutkan dahinya.
c. Selain memiliki integritas profesional yang tinggi, para wartawan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan baik lewat pendidikan atau retraining
Nama: Nayla Nasywa Rachmadi
NPM: 2218011135
ANALISIS SOAL 1

A. Proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 mengalami perubahan yang drastis dari mulai pelaksanaan pembelajaran yang tadinya tatap muka menjadi online, ini menjadi tantangan baru untuk para pengajar, murid, bahkan orang tua pun terdampak. Kita semua harus memaksa diri untuk bisa menyesuaikan dengan kebiasaan baru ini demi kelangsungan proses pembelajaran. Terdapat hal positif dan negatif yang dapat kita ambil dari proses pembelajaran secara online ini, contoh dampak positifnya adalah mengeratkan hubungan orangtua dan anak, kita bisa menyesuaikan dan mengatur waktu kita dengan lebih mudah, sedangkan dampak negatifnya adalah terkadang siswa dan mahasiswa menjadi kurang fokus dalam melaksanakan pembelajaran online, kurangnya pendisiplinan waktu, kurangnya sarana untuk berekspresi dan berkegiatan

B. proses pendidikan secara daring harus tetap berjalan walaupun di tengah pandemi covid-19 dan harus seefektif seperti ketika luring dengan caranya adalah mempunyai manajemen waktu yang baik dengan membuat jadwal kegiatan sehari-hari dapat membantu mengefektifkan dan memaksimalkan kegiatan selama daring, dengan tidak menunda pekerjaan seperti tugas dan belajar, memiliki ruang belajar yang nyaman agar proses pembelajaran tidak terganggu

C. contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan adalah tidak menyontek saat ulangan, disiplin dengan waktu, peraturan dan norma yang ada di lingkungan kita, membantu sesama teman, tetangga, saudara, keluarga yang membutuhkan bantuan atau sedang kesulitan, bertanggung jawab dengan diri sendiri seperti tugas-tugasnya, bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri, bertanggung jawab kepada lingkungan kita dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih, serta dengan tidak membuat kegaduhan. Menurut saya hal ini memang sudah seharusnya diterapkan sehari-hari dengan melakukan hal ini kita sudah mempunyai dasar karakter yang baik yang bisa ditingkatkan lagi

D. Pancasila sebagai paradigma artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi kerangka acuan setiap aspek pembangunan nasional di Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai pancasila. Pembangunan nasional adalah untuk manusia Indonesia, dimana manusia secara kodratnya memiliki kedudukan sebagai makhluk social. Dengan menanamkan nilai-nilai pancasila sejak dini, bangsa indonesia akan lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi masalah, oleh karena itu diperlukan penerapan pancasila dalam bermasyarakat untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi
Contohnya dengan menghargai budaya bahasa dan agama orang lain, bersikap secara adil dan tidak membeda bedakan, berpikir global namun berwawasan lokal
Nama: Nayla Nasywa Rachmadi
NPM: 2218011135
Analisis Jurnal
Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Hakikat manusia itu adalah semua kompleksitas makhluk hidup, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Menurut Titus (dalam Kaelan, 2007) terdapat tiga persoalan mendasar dalam epistemology, yaitu:
(1) tentang sumber pengetahuan manusia;
(2) tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; dan
(3) tentang watak pengetahuan manusia.
sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut: Kausa Materialis, Kausa Formalis, Kausa Efisiensi, dan Kausa Finalis.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:
1. ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;
2. kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;
3. kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;
4. kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong;
5. Keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya

Secara epistemological, bangsa Indonesia punya keyakinan bahwa nilai dan moral yang terpancar dari asas Pancasila ini sebagai suatu hasil sublimasi dan kristalisasi dari sistem nilai budaya bangsa dan agama yang kesemuanya bergerak vertikal dan horizontal serta dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan landasan filosofis dalam pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia. Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia sebagai: a. makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya; b. makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya; c. makhluk sosial dengan segala tanggung jawab hidup dalam masyarakat yang pluralistik.
Kedua, Pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri
Pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai individu dan sebagai warga masyarakat. Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu sebagai berikut : Empirisme, Nativisme, Naturalisme, dan Konvergensi.
Orientasi hidup kita adalah hidup kemanusiaan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri kemanusiaan yang kelihatan dari Pancasila ialah integral, etis, dan religius. Filsafat pendidikan Pancasila mengimplikasikan ciri-ciri tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Integral Kemanusiaan yang diajarkan oleh Pancasila adalah kemanusiaan yang integral,
b. Etis Pancasila merupakan kualifikasi etis.
c. Religius Sila pertama pancasila menegaskan bahwa religius melekat pada hakikat manusia, maka pandangan kemanusiaan Pancasila adalah paham kemanusiaan religius.
Nama : Nayla Nasywa Rachmadi
NPM : 2218011135

Stadium Generale
Penguatan Karakter Religius dan Kebangsaan

Pemateri 1: Spirit Moderasi Beragama
Dr. Mohammad Bahrudin, M.A

Konferensi WCRP, Kyoto 1970; Tidak akan ada kerukunan dalam bermasyarakat jika tidak ada kerukunan umat beragama
Moderasi beragama merupakan soul/ruh kerukunan umat beragama dan kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional.
Jalankan ajaran agama masing-masing dengan menghormati umat beragama lain dan tidak mencampur-campurkan ajaran agama satu dengan agama lain
Moderasi beragama dipahami sebagai pilihan untuk memiliki cara pandang, sikap dan perilaku di tengah-tengah, adil dan seimbang, termasuk seimbang antara pengalaman agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif).
3 pilar moderasi : pemikiran, gerakan, perbuatan
Moderasi beragama dalam berbagai bidang :
Moderasi dalam berkeyakinan
Terbukanya pintu rukhsah (keringanan)
Rutin menjalankan ajaran agama walaupun sedikit
Moderat dalam perilaku
Moderat dalam membelanjakan harta
Hambatan dan solusi pada global ethic : blind obedience, intolerance, racisme
Indikator moderat :
ACKNOWLEDGE : Menghormati kehadiran agama lain di negera kita,
CELEBRATE: Menikmati keberagaman yang disumbangkan setiap agama;
VALUE : Menjunjung tinogi nilal-nilai luhur universal agama-agama
LEARN : Balajar darl pengalaman dan sejarah masa lalu
RESPECT : Mengapresiasi kontribusi setiap kelompok agama
TOLERATE : memberikan hak yang sama kepada agama lain

Pemateri 2 : penguatan karakter melalui pendidikan spiritual
Prof. Dr. H. A. Gani, S. Ag., S.H., M.Ag
Akhlak seseorang bisa menentukan karakter setiap orang.
Pengamatan menunjukkan bahwa mereka yang sukses adalah mereka yang dapat memanage waktu, waktu tidak bisa diulang, waktu ibarat pedang, waktu adalah peluang.
Jangan hanya memikirkan dunia saja. Pikirkan juga di akhirat kelak, ada 4 perkara yang akan ditanya di hari akhir nanti, yaitu umur, ilmu, harta, dan tubuh.

Pemateri 3 : penguatan karakter bangsa
Dr. Sairul Basri, M.Pd.

Negarawan : seseorang yang ahli menjalankan pemerintahan atau negara yang mampu membawa negara yang berwibawa yang taat menyusun arah negara kedepan untuk kemajuan bangsa
Tujuan : segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan negara dari berbagai ancaman.
Ancaman /negara : pornografi, narkoba, bencana alam, politik, radikalisme dan terorisme
Ancaman legislasi, ideologi
Sikap lebangsaaan diperlukan karena negara layaknya seperti makhluk hidup, maka perlu dilindungi dari HTAG
Doktrin nilai nasionalisme yang berpancasila: mencintai tanah air, rela berkorban demi penetingan bangsa, yakin pancasila sebagai ideologi negara, sadar berbangsan dan bernegara