Posts made by Erwi Saulina Venezia Siboro_2218011115

Nama : Erwi Saulina Venezia Siboro
NPM : 2218011115

Analisis Jurnal berjudul “Penamaan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Kontrol Sosial Oleh Media Massa Untuk Menekan Kejahatan Di Indonesia”

Masyarakat selalu mengalami perkembangan, karenanya juga mengalami perubahan-perubahan, termasuk tata nilai yang ada. Akibat perkembangan teknologi yang sedemikian, segala bentuk telekomunikasi dapat terjadi tanpa mengenal waktu, sehingga aliran dalam filsafat, ideologi, dan kebudayaan pada umumnya mudah dikenal oleh berbagai jenis kelompok masyarakat dan mempengaruhi tata nilai yang mereka miliki. Definisi dari media massa apabila ditelusuri dari kata “media” sendiri berarti alat, corong, instrumen, jalan, medium, penghubung, perangkat, perantara, peranti, saluran, sarana, wahana. Sedangkan kata “massa” berarti agregat, jasad, kawula, komposit, konglomerat, korpus, pengikut, publik, substansi. Sementara pengertian “media massa” sendiri adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Pemanfaatan media massa pada umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.

Pancasila dalam pengertian ini, isinya berupa nilai-nilai. Nilai (value) merupakan pengertian filsafat, artinya tolok ukur untuk menimbang-nimbang dan memutuskan apakah sesuatu benar atau salah, baik atau buruk. Notonagoro menjelaskan mengenai nilai-nilai Pancasila, dengan membaginya ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu :
1. nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia,
2. nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas,
3. nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Media massa berdasarkan tinjauan pustaka oleh penulis, hanya memberikan pemuas informasi kepada masyarakat, artinya, masyarakat hanya terpuaskan keingintahuannya saja mengenai berita hukum melalui sajian gambar maupun suara tanpa terdorong pembentukan kepribadiannya. Media massa di Indonesia belum sampai pada keadaan yang dapat membuat masyarakat mengubah moral untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, hal demikian tercermin pada pudarnya jiwa patriotik, berkembangnya manusia individual-liberalistik, masih tertanamnya kepentingan pribadi atau golongan di atas kepentingan bangsa dan negara.
Nama : Erwi Saulina Venezia Siboro
NPM : 2218011115

Analisis Jurnal berjudul “Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter”

Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya. Cara atau mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat tersebut. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.

Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam system filsafat yang kredibel. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang menurut (Jumali dkk, 2004), perlu dipertimbangkan dalam menetukan landasan filosofis dalam pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia. Kedua, Pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis dan reigius.

Nama : Erwi Saulina Venezia Siboro

NPM : 2218011115

 Analisis Soal

A. Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan!

Proses Pendidikan di tengah pandemi covid-19 merupakan sebuah tantangan besar bagi semua orang dan seluruh dunia. Proses Pendidikan yang sudah terbiasa secara tatap muka tiba-tiba harus berganti secara online karena mencegah penyebaran covid-19. Tentu banyak hambatan dan adaptasi baru yang menjadi tantangan bagi guru dan siswa. Saat saya melaluinya tentu saja saya merasa pembelajaran online ini masih banyak memiliki kekurangan dan tidak efektif. Terlihat banyak siswa yang tidak serius saat belarjar bahkan tidak ikut kelas sama sekali. Saya pikir tantangan bagi murid dan guru cukup banyak terutama dari ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran online yang tidak terbilang murah. Hal ini banyak memberatkan orang tua siswa.

B. Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?

Untuk memaksimalkan Pendidikan di tengah covid-19 agar berkolerasi dengan implementasi nilai Pancasila maka harus ada kemauan dan keinginan dari dalam diri murid maupun guru untuk memberikan yang terbaik. Para guru diharapkan dapat mengajar dengan baik meskipun dalam keadaan terbatas dan siswa juga harus menghargai guru yang sedang mengajar dan belajar dengan baik sebagai salah satu implementasi Pancasila. Siswa juga harus menerapkan sikap yang jujur saat mengerjakan tugas, ujian dan sebagainya karena pada keadaan online cenderung siswa lebih mudah menyontek karena tidak diawasi secara langsung oleh guru.

 C. Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut!

Banyak hal yang terjadi dan dapat dipelajari dari lingkungan sekitar terutama karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai. Contoh kasusnya yaitu saat tetangga sedang mengadakan ibadah bersama di rumahnya maka saya akan menghargainya dengan tidak berisik dan juga terkadang berbagi makanan. Contoh lain saat melihat keluarga yang terkena covid dan perlu isolasi di rumah, saya bersama orang tua juga mmebantu memberikan sembako kepada mereka.

D. Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?

Hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang ada didalamnya merupakan penerapan dari nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat. Pancasila menjadi sebuah dasar perilaku dan berkegiatan di tengah masyarakat karena nilai nilai dalam Pancasila mencakup banyak kebaikan baik berpikir, bersikap maupun berperilaku di tengah masyarakat.


Nama : Erwi Saulina Venezia Siboro
NPM : 2218011115

STUDIUM GENERALE
MATA KULIAH UMUM UNIVERSITAS LAMPUNG

A. Pemateri pertama bertema “Spirit Moderasi beragama”
Dr. Muhammad Bahrudin, M.A. (Ketua FKUB Bandar Lampung)
Hasil konferensi WCRP, KYOTO 1970 :
“No peace among of the nations without peace among-the religions."
“No peace among the relipons without dialogue among the religions.”
"No dialogue among the religions without a consensus on shared ethical values, a global ethic."
“No new world erder without a global ethic."

Kita harus rukun dalam kemajemukan/keberagaman merupakan hukum allah. Tidak ada jalan lain kita semua harus rukun dengan semua warna Indonesia apapun suku, agama dll. Moderasi beragama meruapakan soul/roh kerukunan umat beragama dan kerukunan umat beragama adalah pilar kerukunan nasional. Kerukunan tercipta dengan menghargai dan menghormati lainnya.
Ada 3 Pilar moderasi yaitu moderasi pemikiran, gerakan dan perbuatan. Moderasi beragama dalam berbagai bidang seperti moderasi dalam berkeyakinan, berlaku, dalam membelanjakan harta, menjalankan ajaran agama dsb. Hambatan dan solusi pada global ethic yaitu Eksklusivisme (blind obidience, racism, intolerance) menuju inklusifisme. Indikator moderasi : acknowledge,celebrate, value, learn, respect.

B. Pemateri kedua bertema “penguatan karakter melalui pendidikan spiritual”
Prof. Dr. H. A. Gani, S. Ag, S. H., M. Ag
Pelaksanaan tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Jakarta, menjelaskan selain narkoba dan HIV AIDS seks bebas. Ini menjadi salah utama remaja di Indonesia. Ini merupakan masalah serius karena jumlah remaja tergolong besar : 26,7% dari total penduduk. 4 perkara yang akan ditanyakan di hari akhir yaitu umur, ilmu, harta dan tubuh. Mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang mampu mengatur waktu dan membawa orang lain sukses.

C. Pemateri tiga bertema “membangun karakter kebangsaan”
Dr. Sairul Basri, S. Ag, M. Pd
Negarawan adalah seseorang yang ahli menjalankan pemerintahan atau negara yang mampu membawa yang berwibawa yang taat menyusun arah negara kedepan untuk kemajuan bangsa. Tujuannya adalah segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan negara dari berbagai ancaman.
Ancaman negara: ekonomi, ideologi, politik, bencana alam, legislasi, radikalisme dan terorisme, narkoba, pornografi dan teknologi. Negara seperti mahluk hidup sehingga perlu dilindungi dari HTAG(hambatan tantangan ancaman dan gangguan) . Alat pemersatu bangsa yaitu pancasila, uud 1945 dan bhineka tunggal ika.