Posts made by AZZAHRA FADHILLA AMELIA

Nama : Azzahra Fadhilla Amelia
NPM : 2258011043

ANALISIS JURNAL
Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup asal-usulnya dari falsafah hidup. Pancasila dalam pengertian ini, isinya berupa nilai-nilai. Nilai (value) merupakan pengertian filsafat, artinya tolok ukur untuk menimbang-nimbang dan memutuskan apakah sesuatu benar atau salah, baik atau buruk. Notonagoro menjelaskan mengenai nilai-nilai Pancasila, dengan membaginya ke dalam 3 kategori, yaitu :
1. nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia,
2. nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas,
3. nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai-nilai Pancasila sudah sejak dahulu tertanam secara spontan dalam masyarakat Indonesia yang berpadu dengan adat-istiadat, kebudayaan, dan agama. Pengamalan nilai-nilai Pancasila sudah dimulai sejak zaman sebelum Indonesia merdeka sebagai pandangan hidup sehingga berujung pada diraihnya kemerdekaan. Pada masa kini, tinggal bagaimana, kita memahami nilai-nilai Pancasila dan menerjemahkannya ke dalam pemikiran, sikap dan perilaku sehari-hari sebagai pribadi maupun makhluk sosial.

Tinjauan Umum Mengenai Media Massa
1. Perkembangan Media Massa di Indonesia
Dari pengertian media massa dan pers di atas maka jelas bahwa media massa merupakan bagian dari pers, dimana media massa merupakan perantara bagi pers dalam penyiaran berita dengan beberapa bentuk. Media massa merupakan sarana masyarakat memperoleh informasi, media massa memiliki fungsi atau peranan yang besar dalam membagikan informasi kepada audiensnya, yaitu sebuah sebutan untuk konsumen media.
2. Peran Media Massa dalam Kontrol Sosial
Berdasarkan perumusan fungsi pers atau media massa dalam Undang-Undang Pers di atas dapat diketahui bahwa fungsi dari pers atau media massa adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Pemanfaatan media massa dalam penanggulangan tindak pidana korupsi contohnya, fungsi media massa di sini terutama sebagai media informasi dan kontrol sosial.

Media massa berdasarkan tinjauan pustaka oleh penulis, hanya memberikan pemuas informasi kepada masyarakat, artinya masyarakat hanya terpuaskan keingintahuannya saja mengenai berita hukum melalui sajian gambar maupun suara tanpa terdorong pembentukan kepribadiannya. Media massa di Indonesia belum sampai pada keadaan yang dapat membuat masyarakat mengubah moral untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, hal demikian tercermin pada pudarnya jiwa patriotik, berkembangnya manusia individual-liberalistik, masih tertanamnya kepentingan pribadi atau golongan di atas kepentingan bangsa dan negara.
Nama : Azzahra Fadhilla Amelia
NPM : 2258011043

Analisis Soal 1

A. Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan!
Jawab : menurut saya pendidikan di tengah pandemi covid-19 memiliki nilai positif dan negatifnya masing masing. Nilai positifnya adalah dapat mengatur waktu sebaik mungkin. Dengan pembelajaran di rumah kita dapat fleksibel mengatur waktu, seperti kapan mengerjakan tugas sekolah, membantu orang tua, istirahat, beribadah, dan lain-lain. Sedangkan, nilai negatifnya adalah keterbatasan rarana pendukung..
Selain faktor kemalasan, masalah teknis lain yang menyebabkan anak kesulitan mengikuti PJJ adalah bantuan kuota pulsa yang diberikan Kemendikbud, dianggap belum maksimal menutup permasalahan dalam PJJ. Hal ini disebabkan karena banyak anak didik di daerah terluar dan tertinggal yang tidak memiliki gawai, susah sinyal untuk akses internet dan lain-lain.

B. Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?
Jawab: Melalui panduan pembelajaran jarak jauh interaktif yang dirancang oleh guru,
memuat di dalamnya materi pelajaran dan juga aktivitas atau langkah-langkah
pembelajaran, yang mengarahkan pada impelementasi nilai-nilai pancasila melalui
penguatan pendidikan karakter, sehingga orang tua dapat mengoptimalkan perannya dalam mendampingi peserta didik belajar di rumah. Sehingga hal ini berdampak dengan sikap dan perubahan tingkah laku peserta didik pada capaian nilai-nilai utama karakter yaitu religius, gotong royong, integritas, kemandirian dan nasionalis.

C. Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut!
Jawab:
• Jujur : Berbicara atau menyampaikan hal yang benar.
• Disiplin : Berseragam sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan.
• Tanggung Jawab : Mempunyai keberanian menanggung risiko atas tindakan dan ucapannya
• Peduli : Mengenalkan konsep reduce, reuse, dan recycle penting untuk dikenalkan pada anak dengan contoh nyata saat mengajarkan mereka soal menjaga lingkungan.
• Santun : Tidak melakukan sesuatu yang melanggar norma-norma, seperti menyakiti ataupun menghina orang lain.
• Ramah Lingkungan : Mengurangin penggunaan plastik dengan cara mulai membawa tas belanja berbahan dasar kain agar tidak perlu membungkus barang belanjaan dengan plastik.
• Gotong Royong : Berdiskusi bersama teman untuk memecahkan suatu masalah.
• Cinta Damai : Mempererat tali persaudaraan dan menjaga persatuan dan kesatuan.

D. Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?
Jawab: Peranan Pancasila dalam era reformasi harus nampak sebagai paradigm ketatanegaraan, artinya Pancasila menjadi kerangka pikir atau pola pikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia haru selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat, maupun dari pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum yang jelas. Jadi hukum yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Nama : Azzahra Fadhilla Amelia
NPM : 2258011043

Analisis Jurnal

Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila, yaitu :
a. Kausa Materialis, artinya Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, artinya Pancasila yang
ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
c. Kausa Efisiensi, artinya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, artinya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:
a. ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;
b. kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;
c. kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;
d. kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong; dan
e. keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan.
Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu sebagai berikut :
a. Empirisme, yaitu hasil pendidikan dan perkembangan itu bergantung pada pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidupnya.
b. Nativisme, teori yang dianut oleh Schopenhauer yang berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan pembawaan yang buruk.
c. Naturalisme, dipelopori oleh J.J Rousseau, ia berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak seorang anak pun lahir dengan pembawaan buruk.
d. Konvergensi, dipelopori oleh William Stern, yang berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. Hasil pendidikan itu bergantung dari pembawaan dan lingkungan.

Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis dan religius.
Nama : Azzahra Fadhilla Amelia
NPM : 2258011043

A. Spirit Moderasi Beragama oleh Dr. Mohammad Bahrudin, M.A

1. Konferensi WCRP, Kyoto, 1970 :
- no peace among the nations without peace among the religions
- no peace among the religions without dialogue among the religions
- no dialogue among the religions without a consensus on shared ethical values, a global ethic
- no new world order without a global ethic.
2. Moderasi beragama merupakan jiwa kerukunan umat bergama dan kerukunan umat bergama merupakan pilar kerukunan nasional.
3. Pilar moderasi beragama
Moderasi sering dijabarkan melalui 3 pilar yaitu pemikiran, gerakan, dan perbuatan.
4. Moderasi beragama dalam berbagai bidang :
-moderasi dalam keyakinan
- terbukanya pintu keringanan
- rutin menjalankan ajaran agama
- moderat dalam perilaku
- moderat dalam membelanjakan harta
5. Hambatan dan solusi pada global ethic
-Eksklusivisme = bind obedience, intolerance, racism
- inklusifisme

B. Penguatan Karakter Religius oleh Prof. Dr. Ainul Gani, S.Ag., SH., M.Ag.

Data komisi perlindungan anak indonesia (KPAI) ada 17 kasus kekerasan yang melibatkan peserta didik dan guru tahun 2021 yang tersebar di 11 provinsi dan 20 kabupaten/kota. Hal ini didukung pula dari data yang dirilis polres kota Bogor terjadi peningkatan jumlah tawuran pelajar meski sedang pandemi covid 19.
Pelaksana tugas kepala badan kependudukan dan keluarga berencana nasional di Jakarta, menjelaskan selain narkoba dan HIV/AIDS, seks bebas kini menjadi masalah utama remaja di Indonesia dan jumlah remaja tergolong besar. 26,7 persen dari total penduduk.

- Mahasiswa sukses adalah mereka yang bisa mengelola waktu dengan baik.
- Mahasiswa sukses adalah orang yang bisa mengajak orang lain suskes
- Orang yang paling cerdas adalah mereka yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkannya
- Oang yang paling bahagia adalah mereka yang bisa membuat orang lain bahagia.

C. Penguatan Karakter Kebangsaan oleh Dr. Sairul Basri, M.pd.

Negarawan adalah seseorang yang ahli menjalankan pemerintahan atau negara yang mampu membawa negara yang beribawa. Kita perlu memiliki sikap kebangsaan karena negara layaknya seperti mahluk hidup maka perlu dilindungi dari HTAG. Alat pemersatu sebagai ideologi berbangsa = pancasila, UUD 1945, bhineka tunggal ika.

Ideologi terancam apabila warga negara
- bertindak sendiri tanpa dengan kearifan lokal (karena pancasila diambil dari KL)
- tidak ditanamkan sejak dini kepada seluruh warga negara
- pancasila hanya sebagai slogan saja, teori, dan tidak menjadi pandangan hidup berbangsa
- berpikir dan berupaya untuk mengganti ideologi bangsa
- melemahkan kebhinekaanbagaimana kondisi