1. Karakteristik perkembangan aud
Anak usia dini memiliki karakter unik . Pemberian stimulasi bagi setiap anak tidak bisa disamakan dan dipukul secara rata. Berikut beberapa karakteristik anak usia dini.
1. Anak sebagai pembelajar yang aktif.
Anak membangun pengetahuan melalui pengalaman konkrit, interaksi sosail, dan refleksi. Mereka akan terus berusaha mengkonstruksi pemahaman atas pengalaman yang dihadapinya dengan kemampuan kognitif dan indera,
2. Anak belajar melalui sensori dan penca indera.
Menurut Montessori (Yuliani Nurani Sudjiono, 2011:92), panca indera merupakan pintu gerbang masuknya masuknya berbagai pengetahuan ke dalam otak anak. Oleh karena itu seluruh panca indera harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai fungsinya.
3. Anak sedang berada dalam masa peka.
Perkembangan fisik, motoric, sensoris, intelektual social emosional, dan seni sangat pesat di usia dini. Oleh karena itu mereka membutuhkan stimulasi yang tepat. Pemberian stimulus tersebut tidak hanya dilakukan oleh orangtua, tetapi juga lingkungan dimana anak mulai belajar bersosialisasi seperti di lembaga prasekolah (TK,RA,KB, dsb). Anak akan memperoleh berbagai kegiatan sudah terencana sesuai dengan tahapan perkembangan yang dilakukan melalui aktivitas yang paling disukai anak yaitu bermain.
4. Memiliki momentum emas.
Anak di usia dini merupakan momentum emas yang menjadi landasan tumbuh kembang anak. Pada periode ini, anak akan melalui serangkaian tugas perkembangan. Jika terlewatkan, maka anak tidak akan dapat mengulanginya lagi.
5. Proses belajar anak dipengaruhi oleh kematangan dan lingkungan anak.
Belajar dan perkembangan adalah dua aspek yang saling mempengaruhi. Proses belajar akan mempengaruhi perkembangan anak, dan perkembangan akan mempengaruhi proses belajar anak. Proses ini berlangsung melalui interkasi dengan lingkungan.
2. Ciri perkembangan anak usia dini
terdapat ciri- ciri perkembangan anak usia dini secara umum, antara lain:
1) Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan tinggi dan berat badan serta organ- organ tubuh lainnya). Perubahan aspek psikis (semakin bertambahnya kosa kata dan kematangan dalam hal kognitif, mengingat dan imajinasnya).
2). Perubahan pada proporsi aspek fisik. Yaitu proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangan dan pada usia remaja tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Pada aspek psikis (perubahan imajinasi ke realistis dan perubahan perhatian dari yang egosentris perlahan- lahan kepada kelompok teman sebaya).
3) Hilangnya tanda- tanda pada aspek fisik (hilangnya kelenjar thymus yang ada pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut- rambut halus dan gigi susu). Sedangkan pada aspek psikis (hilangnya masa- masa mengoceh, merangkak, dan perilaku impulsive yaitu dorongan untuk bertindak sebelum berpikir).
4) Didapatkannya tanda- tanda baru pada aspek fisik yakni pergantian gigi dan ciri- ciri seks pada usia remaja. Primer (menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada lelaki). Sekunder (perubahan pada anggota tubuh pinggul dan buah dada pada wanita sedangkan tumbuh kumis, jakun dan suara pada pria). Tanda- tanda baru pada aspek psikis meliputi keingintahuan yang besar yang berkaitan dengan seks, ilmu pengetahuan, dan nilai agama moral.
3. Prinsip perkembangan anak usia dini
prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (1997), yaitu sebagai berikut.
1) Perkembangan Aspek/Ranah Fisik, Sosial, Emosional, dan Kognitif Anak Saling Berkaitan DAN Saling Mempengaruhi Satu Sama Lain.
2) Perkembangan Fisik/Motorik, Emosi, Sosial, Bahasa dan Kognitif Anak Terjadi dalam Suatu Urutan Tertentu yang Relatif Dapat Diramalkan.
3) Perkembangan Berlangsung dalam Rentang yang Bervariasi Antar Anak dan Antar bidang Pengembangan dari Masing-masing Fungsi.
4) Pengalaman Awal Anak Memiliki Pengaruh Kumulatif dan Tertunda terhadap Perkembangan Anak
5) Perkembangan Anak Berlangsung ke Arah yang Makin Kompleks, Khusus, Terorganisasi, dan Terinternalisasi.
6) Perkembangan dan Cara Belajar Anak Terjadi dan Dipengaruhi oleh Konteks Sosial Budaya yang Majemuk.
7) Anak adalah Pembelajar Aktif, yang Berusaha Membangun Pemahamannya tentang Lingkungan Sekitar dari Pengalaman Fisik, Sosial, dan Pengetahuan yang Diperolehnya.
8) Perkembangan dan Belajar Merupakan Interaksi Kematangan Biologis dan Lingkungan, Baik Lingkungan Fisik maupun Lingkungan Sosial.
9) Bermain merupakan Sarana Penting bagi Perkembangan Sosial, Emosional, Kognitif Anak, dan Menggambarkan Perkembangan Anak.
10) Perkembangan akan Mengalami Percepatan apabila Anak Berkesempatan untuk Mempraktikkan Berbagai Keterampilan yang Diperoleh dan Mengalami Tantangan Setingkat Lebih Tinggi dari Hal-hal yang Telah Dikuasainya.
4. Aspek-aspek perkembangan
Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :
1. Aspek Perkembangan Kognitif
2. Aspek Perkembangan Fisik Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998).
3. Aspek Perkembangan Bahasa Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672.
4. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Perkembangan anak dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang kompleks. Beberapa faktor utama yang memengaruhi perkembangan anak termasuk:
Faktor Genetik: Warisan genetik dari orang tua memainkan peran penting dalam menentukan ciri fisik dan sifat-sifat anak.
Faktor Lingkungan: Lingkungan tempat anak tinggal, belajar, dan berinteraksi memiliki dampak signifikan pada perkembangan mereka.
Nutrisi: Gizi yang baik sangat penting untuk perkembangan fisik dan kognitif anak.
Stimulasi Kognitif: Interaksi dengan lingkungan, seperti bermain, membaca, dan belajar, berperan dalam perkembangan kognitif anak.
Kesehatan dan Akses Ke Perawatan Kesehatan: Kesehatan fisik anak serta akses ke perawatan kesehatan yang baik memengaruhi perkembangan mereka.
Interaksi Sosial: Hubungan dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan orang dewasa lainnya memainkan peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak.
Faktor Psikologis: Faktor seperti temperamen, motivasi, dan emosi anak juga mempengaruhi perkembangan mereka.
Pendidikan: Kualitas pendidikan yang diterima anak memengaruhi perkembangan intelektual dan keterampilan mereka.