Jelaskan model-model proses komunikasi?
Proses komunikasi melibatkan sejumlah model yang memberikan pandangan yang beragam tentang bagaimana pesan disampaikan dari pengirim ke penerima. Salah satu model yang umum dikenal adalah **Model Linear**, yang menggambarkan komunikasi sebagai proses sekuensial dari pengirim ke pesan, melalui saluran, kepada penerima. Meskipun sederhana, model ini tidak mempertimbangkan umpan balik atau interaksi antara pengirim dan penerima.
Sebaliknya, **Model Interaksional** melibatkan umpan balik dari penerima ke pengirim, menciptakan dialog dan interaksi antara keduanya. Proses ini mencakup pengirim, pesan, saluran, penerima, umpan balik, dan konteks, menjadikannya lebih kompleks dengan mempertimbangkan respon dan interaksi penerima.
**Model Transaksional** memandang komunikasi sebagai pertukaran dinamis dan kompleks antara pengirim dan penerima, di mana pesan saling mempengaruhi dan membangun makna bersama. Model ini memperhitungkan konteks sosial, budaya, dan psikologis dalam proses komunikasi.
Kemudian ada **Model Berbasis Media**, yang menitikberatkan pada komunikasi melalui media tertentu seperti teks, audio, atau video. Model ini mempertimbangkan bagaimana media memengaruhi cara pesan disampaikan dan diterima serta pengaruhnya terhadap interpretasi pesan.
Dalam konteks organisasi, terdapat **Model Komunikasi Organisasi** yang mencakup arus komunikasi vertikal dan horizontal, antara manajemen dan karyawan, serta antardepartemen. Model ini juga mempertimbangkan faktor budaya dan struktural yang memengaruhi komunikasi dalam lingkungan organisasi.
Terakhir, **Model Komunikasi Massa** berkaitan dengan komunikasi melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet. Model ini memeriksa bagaimana pesan disampaikan kepada audiens massal dan bagaimana media massa memengaruhi opini publik dan sikap.
Setiap model ini memberikan perspektif yang unik tentang proses komunikasi, dan memahami mereka dengan baik dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi dalam berbagai konteks, baik itu interpersonal, organisasi, maupun media massa.
Sebaliknya, **Model Interaksional** melibatkan umpan balik dari penerima ke pengirim, menciptakan dialog dan interaksi antara keduanya. Proses ini mencakup pengirim, pesan, saluran, penerima, umpan balik, dan konteks, menjadikannya lebih kompleks dengan mempertimbangkan respon dan interaksi penerima.
**Model Transaksional** memandang komunikasi sebagai pertukaran dinamis dan kompleks antara pengirim dan penerima, di mana pesan saling mempengaruhi dan membangun makna bersama. Model ini memperhitungkan konteks sosial, budaya, dan psikologis dalam proses komunikasi.
Kemudian ada **Model Berbasis Media**, yang menitikberatkan pada komunikasi melalui media tertentu seperti teks, audio, atau video. Model ini mempertimbangkan bagaimana media memengaruhi cara pesan disampaikan dan diterima serta pengaruhnya terhadap interpretasi pesan.
Dalam konteks organisasi, terdapat **Model Komunikasi Organisasi** yang mencakup arus komunikasi vertikal dan horizontal, antara manajemen dan karyawan, serta antardepartemen. Model ini juga mempertimbangkan faktor budaya dan struktural yang memengaruhi komunikasi dalam lingkungan organisasi.
Terakhir, **Model Komunikasi Massa** berkaitan dengan komunikasi melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet. Model ini memeriksa bagaimana pesan disampaikan kepada audiens massal dan bagaimana media massa memengaruhi opini publik dan sikap.
Setiap model ini memberikan perspektif yang unik tentang proses komunikasi, dan memahami mereka dengan baik dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi dalam berbagai konteks, baik itu interpersonal, organisasi, maupun media massa.
1.Gambaran model komunikasi paling sederhana,yaitu terjadi secara satu arah.Pesan yang disampaikan melalui arus secara langsung dari pengirim pesan dan penerima pesan.Dalam model komunikasi linier,menerima pesan bersifat pasif sehingga tidak dapat memberikan umpan balik (feedback) secara langsung.
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikatormenyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapatmenciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengankomunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakankomunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Berikut beberapa model-model proses komunikasi adalah
- Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematicalof Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagaiproses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon daningin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).
- Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
- Model Stimulus-Respont
Model ini merupakan model yang paling dasardalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.
- Model Shannon dan Weaver
model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
- Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka.
- Model Lasswell
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota –anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Berikut beberapa model-model proses komunikasi adalah
- Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematicalof Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagaiproses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon daningin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).
- Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
- Model Stimulus-Respont
Model ini merupakan model yang paling dasardalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.
- Model Shannon dan Weaver
model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
- Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka.
- Model Lasswell
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota –anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Model - Model Komunikasi
a. Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang
paling dasar dalam ilmu komunikasi.
Model ini menunjukan komunikasi sebagai
sebuah proses aksi reaksi.
b.Model Aristoteles
Model ini merupakan model
yang paling klasik dalam ilmu komunikasi.
Bisa juga disebut sebagai model retorikal.
Model ini membuat rumusan tentang
model komunikasi verbal yang petama.
c. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi
dalam ungkapan who, says what, in
which channel, to whom, with what
effect atau dalam bahasa Indonesia adalah,
siapa, mengatakan apa, dengan medium
apa, kepada siapa,pengaruh apa? Model ini
menjelaskan tentang proses komunikasi
dan fungsinya terhadap masyarakat.
d. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah
dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini mengandaikan
sebuah sumber daya informasi (source
information) yang menciptakan sebuah
pesan (message)dan mengirimnya dengan
suatu saluran (channel) kepada
penerima (receiver) yang kemudian
membuat ulang (recreate) pesan tersebut.
e. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai
model komunikasi, dimulai dengan model
komunikasi manusia yang sederhana
(1954), lalu model yang lebih rumit yang
memperhitungkan pengalaman dua
individu yang mencoba berkomunikasi,
hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu
f. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat
komunikasi dari pandangan sosial
psokologi. Model ini juga dikenal dengan
nama model ABX.
g. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan
perbedaan yang paling penting diantara
komunikasi interpersonal dan massa
adalah pada umpan balik (feedback).
h. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari
model komunikasi milik Lasswell, terdiri
dari model verbal dan model diagramatik.
i. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses
komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari
empat komponen yaitu sumber (Source),
pesan (Message), saluran (Channel), dan
penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.
j. Model Defleur
Model ini merupakan model
komunikasi massa. Dengan
menyisipkan perangkat media massa (mass
medium device) dan perangkat umpan
balik (feedback device).
k. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver
pada tahun 1949 dalam buku The
Mathematical of Communication.
l. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh
Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua
arah di antara para komunikator.
a. Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang
paling dasar dalam ilmu komunikasi.
Model ini menunjukan komunikasi sebagai
sebuah proses aksi reaksi.
b.Model Aristoteles
Model ini merupakan model
yang paling klasik dalam ilmu komunikasi.
Bisa juga disebut sebagai model retorikal.
Model ini membuat rumusan tentang
model komunikasi verbal yang petama.
c. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi
dalam ungkapan who, says what, in
which channel, to whom, with what
effect atau dalam bahasa Indonesia adalah,
siapa, mengatakan apa, dengan medium
apa, kepada siapa,pengaruh apa? Model ini
menjelaskan tentang proses komunikasi
dan fungsinya terhadap masyarakat.
d. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah
dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini mengandaikan
sebuah sumber daya informasi (source
information) yang menciptakan sebuah
pesan (message)dan mengirimnya dengan
suatu saluran (channel) kepada
penerima (receiver) yang kemudian
membuat ulang (recreate) pesan tersebut.
e. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai
model komunikasi, dimulai dengan model
komunikasi manusia yang sederhana
(1954), lalu model yang lebih rumit yang
memperhitungkan pengalaman dua
individu yang mencoba berkomunikasi,
hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu
f. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat
komunikasi dari pandangan sosial
psokologi. Model ini juga dikenal dengan
nama model ABX.
g. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan
perbedaan yang paling penting diantara
komunikasi interpersonal dan massa
adalah pada umpan balik (feedback).
h. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari
model komunikasi milik Lasswell, terdiri
dari model verbal dan model diagramatik.
i. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses
komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari
empat komponen yaitu sumber (Source),
pesan (Message), saluran (Channel), dan
penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.
j. Model Defleur
Model ini merupakan model
komunikasi massa. Dengan
menyisipkan perangkat media massa (mass
medium device) dan perangkat umpan
balik (feedback device).
k. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver
pada tahun 1949 dalam buku The
Mathematical of Communication.
l. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh
Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua
arah di antara para komunikator.
Proses komunikasi adalah interaksi yang melibatkan pengiriman pesan dari satu pihak kepada pihak lain, yang kemudian diterima dan diinterpretasikan oleh pihak yang menerima. Terdapat beberapa model atau teori yang digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi. Beberapa model komunikasi yang umum digunakan meliputi:
Model Komunikasi Linier:
Model ini adalah model komunikasi yang paling sederhana. Prosesnya terdiri dari pengirim, pesan, saluran, dan penerima. Pesan dikirim oleh pengirim melalui saluran komunikasi kepada penerima. Penerima menerima dan memahami pesan tersebut. Model ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor konteks atau gangguan yang mungkin mempengaruhi komunikasi.
Model Komunikasi Interaktif:
Model ini lebih kompleks daripada model linier. Selain elemen-elemen yang ada dalam model linier, model ini mempertimbangkan umpan balik (feedback) dari penerima kepada pengirim. Penerima memberikan tanggapan atau reaksi terhadap pesan yang diterimanya, dan ini dapat mempengaruhi pesan selanjutnya yang dikirim oleh pengirim.
Model Komunikasi Berbentuk Dua Arah (Two-Way Communication):
Model ini menggambarkan bahwa komunikasi adalah proses saling berbagi pesan antara pengirim dan penerima. Pesan dapat bergerak bolak-balik antara keduanya, dan umpan balik memainkan peran penting dalam proses komunikasi ini. Model ini lebih realistis dalam menggambarkan komunikasi dalam situasi dunia nyata.
Model Komunikasi Interpersonal:
Model ini menekankan pentingnya aspek-aspek psikologis dalam komunikasi antarindividu. Faktor seperti persepsi, sikap, nilai-nilai, dan latar belakang individu memainkan peran dalam bagaimana pesan dikirim dan diterima dalam komunikasi interpersonal.
Model Komunikasi Transaksional:
Model ini menganggap komunikasi sebagai proses timbal balik yang kompleks di mana pengirim dan penerima saling berdampak satu sama lain. Dalam model ini, komunikasi dipahami sebagai pertukaran pesan di mana kedua pihak berkontribusi pada pembentukan pesan dan makna.
Model Komunikasi Berbasis Teknologi (Media):
Model ini menitikberatkan pada peran teknologi dan media dalam komunikasi. Komunikasi modern sering kali melibatkan penggunaan media seperti internet, sosial media, televisi, dan telepon. Model ini mempertimbangkan bagaimana teknologi memengaruhi cara pesan disampaikan dan diterima.
Setiap model komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri dan dapat digunakan untuk memahami berbagai aspek komunikasi. Pemahaman tentang model-model ini dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks, baik dalam hubungan pribadi, bisnis, maupun media massa.
Model Komunikasi Linier:
Model ini adalah model komunikasi yang paling sederhana. Prosesnya terdiri dari pengirim, pesan, saluran, dan penerima. Pesan dikirim oleh pengirim melalui saluran komunikasi kepada penerima. Penerima menerima dan memahami pesan tersebut. Model ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor konteks atau gangguan yang mungkin mempengaruhi komunikasi.
Model Komunikasi Interaktif:
Model ini lebih kompleks daripada model linier. Selain elemen-elemen yang ada dalam model linier, model ini mempertimbangkan umpan balik (feedback) dari penerima kepada pengirim. Penerima memberikan tanggapan atau reaksi terhadap pesan yang diterimanya, dan ini dapat mempengaruhi pesan selanjutnya yang dikirim oleh pengirim.
Model Komunikasi Berbentuk Dua Arah (Two-Way Communication):
Model ini menggambarkan bahwa komunikasi adalah proses saling berbagi pesan antara pengirim dan penerima. Pesan dapat bergerak bolak-balik antara keduanya, dan umpan balik memainkan peran penting dalam proses komunikasi ini. Model ini lebih realistis dalam menggambarkan komunikasi dalam situasi dunia nyata.
Model Komunikasi Interpersonal:
Model ini menekankan pentingnya aspek-aspek psikologis dalam komunikasi antarindividu. Faktor seperti persepsi, sikap, nilai-nilai, dan latar belakang individu memainkan peran dalam bagaimana pesan dikirim dan diterima dalam komunikasi interpersonal.
Model Komunikasi Transaksional:
Model ini menganggap komunikasi sebagai proses timbal balik yang kompleks di mana pengirim dan penerima saling berdampak satu sama lain. Dalam model ini, komunikasi dipahami sebagai pertukaran pesan di mana kedua pihak berkontribusi pada pembentukan pesan dan makna.
Model Komunikasi Berbasis Teknologi (Media):
Model ini menitikberatkan pada peran teknologi dan media dalam komunikasi. Komunikasi modern sering kali melibatkan penggunaan media seperti internet, sosial media, televisi, dan telepon. Model ini mempertimbangkan bagaimana teknologi memengaruhi cara pesan disampaikan dan diterima.
Setiap model komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri dan dapat digunakan untuk memahami berbagai aspek komunikasi. Pemahaman tentang model-model ini dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks, baik dalam hubungan pribadi, bisnis, maupun media massa.
1. Model komunikasi linier
Gambaran model komunikasi paling sederhana yaitu terjadi secara satu arah. Pesan yang disampaikan melalui arus secara langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan.
2.Model komunikasi transaksional Model komunikasi yang mementingkan peran dari pengirim pesan dan penerima pesan yang berlangsung secara dua arah.
3. Model komunikasi interaksi Seperti model komunikasi transaksional, model komunikasi interaksi juga berlangsung secara dua arah. Umumnya model komunikasi ini berlangsung pada media baru. Dimana dari pengirim dan penerima pesan dapat saling memberikan umpan balik secara langsung.
Gambaran model komunikasi paling sederhana yaitu terjadi secara satu arah. Pesan yang disampaikan melalui arus secara langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan.
2.Model komunikasi transaksional Model komunikasi yang mementingkan peran dari pengirim pesan dan penerima pesan yang berlangsung secara dua arah.
3. Model komunikasi interaksi Seperti model komunikasi transaksional, model komunikasi interaksi juga berlangsung secara dua arah. Umumnya model komunikasi ini berlangsung pada media baru. Dimana dari pengirim dan penerima pesan dapat saling memberikan umpan balik secara langsung.
Proses komunikasi dapat dijelaskan melalui berbagai model komunikasi yang memberikan pandangan tentang bagaimana pesan atau informasi dikirim dan diterima antara pengirim dan penerima. Berikut beberapa model umum dari proses komunikasi:
1. Model Linear (Model Shannon-Weaver):
Model ini menekankan aliran satu arah dari pengirim ke penerima.
Komponen utama meliputi pengirim, pesan, media, dan penerima.
Tidak memperhatikan banyak faktor seperti feedback atau konteks.
2. Model Interaksional (Model Schramm):
Lebih menekankan saling pengaruh antara pengirim dan penerima.
Menyertakan faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan umpan balik dari penerima.
3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
Mengakui bahwa komunikasi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Menganggap bahwa komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang saling berbagi.
4. Model Berorientasi Penerima (Model Berlo):
Menekankan peran penerima dalam proses komunikasi.
Memperhatikan faktor-faktor psikologis dan sosial penerima yang mempengaruhi pemahaman pesan.
5. Model Berorientasi Konteks (Model Dance):
Mengakui pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.
Konteks dapat mencakup budaya, latar belakang sosial, dan situasi komunikasi.
6. Model Komunikasi Organisasi (Model Lasswell):
Menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti "Siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?"
Digunakan khususnya dalam konteks komunikasi dalam organisasi.
Setiap model memiliki pendekatan dan fokusnya sendiri dalam menjelaskan proses komunikasi. Penting untuk memilih model yang paling sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang ingin dicapai. Model-model ini membantu kita memahami bagaimana pesan dikomunikasikan dan diterima, serta bagaimana faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan konteks memengaruhi proses komunikasi.
1. Model Linear (Model Shannon-Weaver):
Model ini menekankan aliran satu arah dari pengirim ke penerima.
Komponen utama meliputi pengirim, pesan, media, dan penerima.
Tidak memperhatikan banyak faktor seperti feedback atau konteks.
2. Model Interaksional (Model Schramm):
Lebih menekankan saling pengaruh antara pengirim dan penerima.
Menyertakan faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan umpan balik dari penerima.
3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
Mengakui bahwa komunikasi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Menganggap bahwa komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang saling berbagi.
4. Model Berorientasi Penerima (Model Berlo):
Menekankan peran penerima dalam proses komunikasi.
Memperhatikan faktor-faktor psikologis dan sosial penerima yang mempengaruhi pemahaman pesan.
5. Model Berorientasi Konteks (Model Dance):
Mengakui pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.
Konteks dapat mencakup budaya, latar belakang sosial, dan situasi komunikasi.
6. Model Komunikasi Organisasi (Model Lasswell):
Menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti "Siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?"
Digunakan khususnya dalam konteks komunikasi dalam organisasi.
Setiap model memiliki pendekatan dan fokusnya sendiri dalam menjelaskan proses komunikasi. Penting untuk memilih model yang paling sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang ingin dicapai. Model-model ini membantu kita memahami bagaimana pesan dikomunikasikan dan diterima, serta bagaimana faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan konteks memengaruhi proses komunikasi.
Model proses komunikasi adalah gambaran atau konsep yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana pesan atau informasi disampaikan dari pengirim ke penerima. Berikut adalah beberapa jenis model proses komunikasi:
1. Model komunikasi linier: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses satu arah dari pengirim ke penerima. Penerima pesan bersifat pasif dan tidak memberikan umpan balik secara langsung. Contoh model ini adalah model Aristoteles, model Lasswell, model SMCR Berlo, dan model Shannon dan Weaver.
2. Model komunikasi transaksional: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses dua arah yang melibatkan interaksi antara pengirim dan penerima pesan. Penerima pesan bersifat aktif dan memberikan umpan balik secara langsung. Contoh model ini adalah model Schramm dan model Newcomb.
3. Model komunikasi interaksi: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh model ini adalah model Westley dan MacLean.
Unsur-unsur dalam model proses komunikasi meliputi pengirim, penerima, pesan atau informasi, media atau sarana komunikasi, dan umpan balik. Fungsi-fungsi komunikasi meliputi menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan antar individu maupun dalam konteks organisasi atau masyarakat.
1. Model komunikasi linier: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses satu arah dari pengirim ke penerima. Penerima pesan bersifat pasif dan tidak memberikan umpan balik secara langsung. Contoh model ini adalah model Aristoteles, model Lasswell, model SMCR Berlo, dan model Shannon dan Weaver.
2. Model komunikasi transaksional: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses dua arah yang melibatkan interaksi antara pengirim dan penerima pesan. Penerima pesan bersifat aktif dan memberikan umpan balik secara langsung. Contoh model ini adalah model Schramm dan model Newcomb.
3. Model komunikasi interaksi: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh model ini adalah model Westley dan MacLean.
Unsur-unsur dalam model proses komunikasi meliputi pengirim, penerima, pesan atau informasi, media atau sarana komunikasi, dan umpan balik. Fungsi-fungsi komunikasi meliputi menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan antar individu maupun dalam konteks organisasi atau masyarakat.
1. Model komunikasi S-R (Stimulus-Response)
Model komunikasi S-R (Stimulus-Response) adalah salah satu model komunikasi yang mendasar dan sederhana. Dalam model ini, komunikasi dijelaskan sebagai suatu proses di mana pengirim (stimulus) mengirimkan pesan atau stimulus kepada penerima (response) melalui saluran komunikasi tanpa terlalu banyak interaksi atau pemahaman yang mendalam. Model ini menciptakan gambaran komunikasi sebagai aliran linier yang hanya menyoroti aspek pengiriman pesan tanpa mempertimbangkan pemahaman atau interpretasi penerima. Dalam konteks model ini, penerima dianggap sebagai objek pasif yang hanya merespons stimulus yang diterima. Namun, model ini terlalu sederhana dan tidak mencakup unsur-unsur kompleksitas komunikasi seperti pemahaman, umpan balik, dan interaksi timbal balik antara pengirim dan penerima. Oleh karena itu, model S-R kurang relevan dalam menjelaskan komunikasi dalam situasi yang lebih kompleks dan realistis di mana interaksi dan pemahaman lebih penting.
2. Model komunikasi Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles, juga dikenal sebagai model komunikasi retorika, didasarkan pada gagasan dan prinsip yang diajarkan oleh filsuf Yunani kuno, Aristoteles. Model ini menekankan retorika sebagai seni berbicara dan meyakinkan audiens. Model komunikasi Aristoteles terdiri dari tiga elemen penting: ethos, logos, dan pathos.
-Ethos: Ethos merujuk pada etos atau karakter pembicara. Dalam konteks komunikasi, ini mencakup bagaimana pembicara membangun kredibilitas dan kepercayaan audiens. Aristoteles percaya bahwa untuk meyakinkan orang lain, seorang pembicara harus memiliki etos yang baik, yang mencakup kecerdasan, integritas, dan otoritas dalam topik yang dibahas. Penggunaan etos dalam komunikasi bertujuan untuk membuat audiens percaya bahwa pembicara adalah seseorang yang kompeten dan dapat diandalkan.
-Logos: Logos mengacu pada logika atau argumentasi yang digunakan dalam pesan. Ini berkaitan dengan kemampuan pembicara untuk menyampaikan argumen yang kuat, terorganisir, dan berbasis pada bukti-bukti yang meyakinkan. Aristoteles menganggap logos sebagai komponen yang penting dalam persuasi. Argumentasi yang rasional dan terstruktur memiliki potensi untuk memengaruhi audiens dengan cara yang lebih kuat.
-Pathos: Pathos adalah elemen yang mengacu pada perasaan dan emosi audiens. Aristoteles percaya bahwa untuk memengaruhi audiens, pembicara harus mampu membangkitkan emosi dan simpati dalam diri audiens. Penggunaan cerita, analogi, atau elemen emosional dalam komunikasi dapat membantu audiens merasa terhubung secara emosional dan lebih menerima pesan yang disampaikan.
Model komunikasi Aristoteles adalah model yang berfokus pada seni berbicara dan persuasi. Aristoteles mengajarkan bahwa untuk berhasil dalam komunikasi, seseorang harus mempertimbangkan etos, logos, dan pathos secara seimbang. Memahami audiens, membangun kredibilitas, menyajikan argumen yang kuat, dan menggerakkan emosi audiens adalah kunci dalam penggunaan model komunikasi Aristoteles. Model ini telah memengaruhi sejarah retorika dan komunikasi, dan konsep-konsep yang diperkenalkan oleh Aristoteles masih relevan dalam berbagai aspek komunikasi, termasuk pidato publik, iklan, dan pemasaran. Dalam konteks komunikasi kontemporer, penekanan pada etos, logos, dan pathos tetap penting dalam merancang pesan yang kuat dan efektif.
3. Model komunikasi Laswell
Model komunikasi Laswell, yang dikembangkan oleh Harold D. Lasswell, adalah salah satu model komunikasi yang cukup sederhana dan terkenal dalam bidang ilmu komunikasi. Model ini menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci yang perlu dijawab dalam memahami komunikasi. Model komunikasi Laswell terdiri dari lima elemen utama, yang sering disajikan dalam bentuk pertanyaan, yaitu "Who," "Says What," "In Which Channel," "To Whom," dan "With What Effect."
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap elemen dalam model komunikasi Laswell:
-Who (Siapa): Ini adalah pertanyaan tentang pengirim atau sumber komunikasi. Siapa yang mengirim pesan atau informasi kepada audiens? Dalam konteks komunikasi, ini melibatkan identifikasi siapa yang memiliki pesan atau informasi yang ingin disampaikan. Pengirim bisa menjadi individu, kelompok, organisasi, atau entitas lain.
-Says What (Mengatakan Apa): Ini berfokus pada pesan atau konten yang ingin disampaikan. Apa isi atau informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada audiens? Ini mencakup gagasan, pesan, atau pesan yang harus dikomunikasikan kepada audiens.
-In Which Channel (Melalui Saluran Apa): Ini mengacu pada saluran komunikasi atau media yang digunakan untuk mengirim pesan. Bagaimana pesan itu disampaikan kepada audiens? Saluran komunikasi bisa berupa komunikasi lisan, komunikasi tertulis, media cetak, media elektronik, atau berbagai bentuk media lainnya.
-To Whom (Kepada Siapa): Ini adalah pertanyaan tentang audiens atau penerima pesan. Siapa yang menjadi target atau penerima pesan? Pemahaman audiens sangat penting dalam merancang pesan yang sesuai dan efektif.
-With What Effect (Dengan Efek Apa): Ini menanyakan dampak atau hasil yang diharapkan dari pesan yang disampaikan. Apa yang diharapkan pengirim mencapai melalui komunikasi ini? Dampak bisa berupa pemahaman, perubahan sikap, tindakan, atau hasil lain yang diinginkan.
Model komunikasi Laswell memberikan kerangka kerja yang sederhana namun efektif untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi. Model ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan unsur-unsur penting dalam komunikasi dan memberikan pandangan yang jelas tentang aspek-aspek utama yang harus dipertimbangkan dalam merancang atau menganalisis pesan komunikasi.
4. Model komunikasi Berlo
Model komunikasi David K. Berlo adalah model yang menggambarkan proses komunikasi antara pengirim (komunikator) dan penerima (audiens) serta faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi. Model ini sering disebut sebagai "SMCR Model," yang merupakan singkatan dari Source, Message, Channel, dan Receiver. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap elemen dalam model komunikasi Berlo:
-Source (Sumber): Ini adalah komunikator atau pengirim pesan. Sumber memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada penerima. Pengirim adalah individu atau entitas yang memulai proses komunikasi, dan karakteristik pribadi mereka, seperti latar belakang, kredibilitas, sikap, dan gaya komunikasi, memengaruhi cara pesan disampaikan.
-Message (Pesan): Ini adalah informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan ini dapat berupa kata-kata, gambar, data, atau konten komunikasi lainnya. Pengirim merumuskan pesan untuk disampaikan kepada audiens.
-Channel (Saluran): Channel merujuk pada media atau cara komunikasi yang digunakan untuk mengirim pesan dari pengirim ke penerima. Saluran bisa berupa komunikasi lisan, tertulis, visual, atau elektronik. Pemilihan saluran yang tepat penting dalam proses komunikasi.
-Receiver (Penerima): Penerima adalah audiens atau individu yang menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim. Penerima memiliki peran penting dalam memproses pesan dan meresponsnya. Penerima mempengaruhi efektivitas komunikasi melalui pemahaman, interpretasi, dan respon mereka terhadap pesan.
Model komunikasi Berlo menyoroti pentingnya pemahaman yang baik antara pengirim dan penerima dalam komunikasi. Pengirim harus memperhatikan karakteristik audiens mereka dan cara pesan disampaikan. Penerima harus mampu menguraikan pesan dengan benar dan memberikan respons yang sesuai. Model ini memandang komunikasi sebagai proses interaktif dan menekankan peran penting audiens dalam keseluruhan proses komunikasi. Dengan memahami elemen-elemen model ini, praktisi komunikasi dapat merancang pesan yang lebih efektif dan memastikan komunikasi yang lebih baik dengan audiens mereka.
Model komunikasi S-R (Stimulus-Response) adalah salah satu model komunikasi yang mendasar dan sederhana. Dalam model ini, komunikasi dijelaskan sebagai suatu proses di mana pengirim (stimulus) mengirimkan pesan atau stimulus kepada penerima (response) melalui saluran komunikasi tanpa terlalu banyak interaksi atau pemahaman yang mendalam. Model ini menciptakan gambaran komunikasi sebagai aliran linier yang hanya menyoroti aspek pengiriman pesan tanpa mempertimbangkan pemahaman atau interpretasi penerima. Dalam konteks model ini, penerima dianggap sebagai objek pasif yang hanya merespons stimulus yang diterima. Namun, model ini terlalu sederhana dan tidak mencakup unsur-unsur kompleksitas komunikasi seperti pemahaman, umpan balik, dan interaksi timbal balik antara pengirim dan penerima. Oleh karena itu, model S-R kurang relevan dalam menjelaskan komunikasi dalam situasi yang lebih kompleks dan realistis di mana interaksi dan pemahaman lebih penting.
2. Model komunikasi Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles, juga dikenal sebagai model komunikasi retorika, didasarkan pada gagasan dan prinsip yang diajarkan oleh filsuf Yunani kuno, Aristoteles. Model ini menekankan retorika sebagai seni berbicara dan meyakinkan audiens. Model komunikasi Aristoteles terdiri dari tiga elemen penting: ethos, logos, dan pathos.
-Ethos: Ethos merujuk pada etos atau karakter pembicara. Dalam konteks komunikasi, ini mencakup bagaimana pembicara membangun kredibilitas dan kepercayaan audiens. Aristoteles percaya bahwa untuk meyakinkan orang lain, seorang pembicara harus memiliki etos yang baik, yang mencakup kecerdasan, integritas, dan otoritas dalam topik yang dibahas. Penggunaan etos dalam komunikasi bertujuan untuk membuat audiens percaya bahwa pembicara adalah seseorang yang kompeten dan dapat diandalkan.
-Logos: Logos mengacu pada logika atau argumentasi yang digunakan dalam pesan. Ini berkaitan dengan kemampuan pembicara untuk menyampaikan argumen yang kuat, terorganisir, dan berbasis pada bukti-bukti yang meyakinkan. Aristoteles menganggap logos sebagai komponen yang penting dalam persuasi. Argumentasi yang rasional dan terstruktur memiliki potensi untuk memengaruhi audiens dengan cara yang lebih kuat.
-Pathos: Pathos adalah elemen yang mengacu pada perasaan dan emosi audiens. Aristoteles percaya bahwa untuk memengaruhi audiens, pembicara harus mampu membangkitkan emosi dan simpati dalam diri audiens. Penggunaan cerita, analogi, atau elemen emosional dalam komunikasi dapat membantu audiens merasa terhubung secara emosional dan lebih menerima pesan yang disampaikan.
Model komunikasi Aristoteles adalah model yang berfokus pada seni berbicara dan persuasi. Aristoteles mengajarkan bahwa untuk berhasil dalam komunikasi, seseorang harus mempertimbangkan etos, logos, dan pathos secara seimbang. Memahami audiens, membangun kredibilitas, menyajikan argumen yang kuat, dan menggerakkan emosi audiens adalah kunci dalam penggunaan model komunikasi Aristoteles. Model ini telah memengaruhi sejarah retorika dan komunikasi, dan konsep-konsep yang diperkenalkan oleh Aristoteles masih relevan dalam berbagai aspek komunikasi, termasuk pidato publik, iklan, dan pemasaran. Dalam konteks komunikasi kontemporer, penekanan pada etos, logos, dan pathos tetap penting dalam merancang pesan yang kuat dan efektif.
3. Model komunikasi Laswell
Model komunikasi Laswell, yang dikembangkan oleh Harold D. Lasswell, adalah salah satu model komunikasi yang cukup sederhana dan terkenal dalam bidang ilmu komunikasi. Model ini menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci yang perlu dijawab dalam memahami komunikasi. Model komunikasi Laswell terdiri dari lima elemen utama, yang sering disajikan dalam bentuk pertanyaan, yaitu "Who," "Says What," "In Which Channel," "To Whom," dan "With What Effect."
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap elemen dalam model komunikasi Laswell:
-Who (Siapa): Ini adalah pertanyaan tentang pengirim atau sumber komunikasi. Siapa yang mengirim pesan atau informasi kepada audiens? Dalam konteks komunikasi, ini melibatkan identifikasi siapa yang memiliki pesan atau informasi yang ingin disampaikan. Pengirim bisa menjadi individu, kelompok, organisasi, atau entitas lain.
-Says What (Mengatakan Apa): Ini berfokus pada pesan atau konten yang ingin disampaikan. Apa isi atau informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada audiens? Ini mencakup gagasan, pesan, atau pesan yang harus dikomunikasikan kepada audiens.
-In Which Channel (Melalui Saluran Apa): Ini mengacu pada saluran komunikasi atau media yang digunakan untuk mengirim pesan. Bagaimana pesan itu disampaikan kepada audiens? Saluran komunikasi bisa berupa komunikasi lisan, komunikasi tertulis, media cetak, media elektronik, atau berbagai bentuk media lainnya.
-To Whom (Kepada Siapa): Ini adalah pertanyaan tentang audiens atau penerima pesan. Siapa yang menjadi target atau penerima pesan? Pemahaman audiens sangat penting dalam merancang pesan yang sesuai dan efektif.
-With What Effect (Dengan Efek Apa): Ini menanyakan dampak atau hasil yang diharapkan dari pesan yang disampaikan. Apa yang diharapkan pengirim mencapai melalui komunikasi ini? Dampak bisa berupa pemahaman, perubahan sikap, tindakan, atau hasil lain yang diinginkan.
Model komunikasi Laswell memberikan kerangka kerja yang sederhana namun efektif untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi. Model ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan unsur-unsur penting dalam komunikasi dan memberikan pandangan yang jelas tentang aspek-aspek utama yang harus dipertimbangkan dalam merancang atau menganalisis pesan komunikasi.
4. Model komunikasi Berlo
Model komunikasi David K. Berlo adalah model yang menggambarkan proses komunikasi antara pengirim (komunikator) dan penerima (audiens) serta faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi. Model ini sering disebut sebagai "SMCR Model," yang merupakan singkatan dari Source, Message, Channel, dan Receiver. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap elemen dalam model komunikasi Berlo:
-Source (Sumber): Ini adalah komunikator atau pengirim pesan. Sumber memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada penerima. Pengirim adalah individu atau entitas yang memulai proses komunikasi, dan karakteristik pribadi mereka, seperti latar belakang, kredibilitas, sikap, dan gaya komunikasi, memengaruhi cara pesan disampaikan.
-Message (Pesan): Ini adalah informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan ini dapat berupa kata-kata, gambar, data, atau konten komunikasi lainnya. Pengirim merumuskan pesan untuk disampaikan kepada audiens.
-Channel (Saluran): Channel merujuk pada media atau cara komunikasi yang digunakan untuk mengirim pesan dari pengirim ke penerima. Saluran bisa berupa komunikasi lisan, tertulis, visual, atau elektronik. Pemilihan saluran yang tepat penting dalam proses komunikasi.
-Receiver (Penerima): Penerima adalah audiens atau individu yang menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim. Penerima memiliki peran penting dalam memproses pesan dan meresponsnya. Penerima mempengaruhi efektivitas komunikasi melalui pemahaman, interpretasi, dan respon mereka terhadap pesan.
Model komunikasi Berlo menyoroti pentingnya pemahaman yang baik antara pengirim dan penerima dalam komunikasi. Pengirim harus memperhatikan karakteristik audiens mereka dan cara pesan disampaikan. Penerima harus mampu menguraikan pesan dengan benar dan memberikan respons yang sesuai. Model ini memandang komunikasi sebagai proses interaktif dan menekankan peran penting audiens dalam keseluruhan proses komunikasi. Dengan memahami elemen-elemen model ini, praktisi komunikasi dapat merancang pesan yang lebih efektif dan memastikan komunikasi yang lebih baik dengan audiens mereka.
A. Model Komunikasi Linier
Pandangan Linear Komunikasi dianggap sebagai model komunikasi yang paling pertama muncul seiring dengan kemunculan komunikasi itu sendiri. Dalam model komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan. Beberapa model Komunikasi Linier diantaranya:
1. Model Komunikasi Aristoteles
Tokoh yang dianggap menjadi pencetus model ini adalah Aristoteles. Tiga elemen yang menjadi bagian dari model komunikasi linier ini adalah pembicara, pesan dan pendengar. Fokusnya adalah pada pembicara dan pesan, dengan penerima sebagai pendengarnya pasif. Model ini penting sebagai langkah pertama dalam pemodelan proses komunikasi, tetapi tidak memiliki banyak dimensi kritis dari proses itu.
2. Model Komunikasi Laswell
Harold Lasswell (1927) mengusulkan model di mana ciri-ciri komunikator, yaitu pesan, media, dan audiens dikombinasikan untuk menciptakan dampak pada penonton. Model Lasswell mengakui bahwa audiens tidak homogen dan bisa dicapai melalui berbagai saluran, dengan derajat kesuksesan yang berbeda-beda.
3. Model Komunikasi SMCR Berlo
Pada tahun 1960, David Berlo mengusulkan SMCR (sumber,model pesan, saluran, penerima) yang berangkat dari model linier dan menggambarkan komunikasi sebagai sistem siklus dimana pengirim menerima umpan balik dari penerima.
4. Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengusulkan model linier yang mirip dengan model Aristoteles. Model komunikasi ini terkait dengan masalah teknis penyandian dan pengompresan informasi. Unsur- unsur dalam model ini meliputi sebuah sumber informasi, pemancar, noise di sistem, penerima yang menerjemahkan (menafsirkan) pesan, dan tujuan akhir. Ditambahkannya noise dalam model ini sebagai ukuran kesuksesan pemberian informasi mengacu pada gangguan perangkat yang digunakan baik ekternal maupun internal. Model Shanon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori informasi adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya.
5. Model Komunikasi Schramm
Saat mengirim pesan, penting untuk mengenali bagaimana pengalaman bidang sendiri, atau pandangan dunia, mempengaruhi bagaimana seseorang mengkodekan makna dalam pesan, dan juga, pandangan dunia penerima memengaruhi bagaimana sebuah pesan dipahami.
6. Model Komunikasi Jakobsen's
Pada tahun 1958, Roman Jakobsen memberikan penjelasan model komunikasi yang menyertakan efek dari kontak koneksi fisik dan psikologis), konteks (apa pesan merujuk), dan kode (berbagi makna) yang mengurangi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Model Jakobsen mengakui pentingnya berbagi konteks dan koneksi antara dua orang yang memiliki pemahaman yang sama makna untuk komunikasi yang efektif.
B. Model Komunikasi Transaksional
Model komunikasi transaksional (transactional model of Communication) (Barnuld,1970) menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Baik pengirim maupun penerima memiliki tanggung jawab yang sama terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.
1. Model Komunikasi Barnlund's
Terakhir, kecenderungan dalam melihat komunikasi sebagai sistem timbal balik di mana peserta atau komunikator berinteraksi dan mempengaruhi seseorang, dilanjutkan oleh Dean Barnlund's dengan model transaksional simultan dan interaksi kumulatif sebuah petunjuk atau isyarat.
2. Model Komunikasi Dance's Helical Mode
Menurut Model Heliks Dance, komunikasi dipandang sebagai proses melingkar yang semakin kompleks seiring kemajuan komunikasi. Itulah mengapa itu diwakili oleh spiral heliks.
C. Model Komunikasi Interaktif
Sebagai model yang lebih dinamis, model komunikasi interaktif mengacu pada komunikasi dua arah dengan umpan balik. Namun, umpan balik tidak simultan, melainkan lambat dan tidak langsung. Model interaktif digunakan dalam komunikasi berbasis internet dan termediasi (percakapan telepon, surat, dll.).
1. Model Komunikasi Ossgood and Schramm
Model awal Wilbur Schramm pada dasarnya linier, tetapi Schramm mengembangkannya di atas karya Charles E. Osgood, yakni teori makna untuk menghasilkan model siklus. Model ini berguna untuk menggambarkan komunikasi interpersonal yang sinkron, tetapi kurang cocok untuk kasus dengan sedikit atau tanpa umpan balik.
2. Model Komunikasi Westley and Maclean
Bruce Westley dan Malcom MacLean (1957) memberikan model yang lebih rinci tentang bagaimana pengaruh lingkungan dan umpan balik akan terjadi antara jurnalis media dan publik yang mempertahankan hubungan linier antara pengirim dan penerima, tetapi menambahkan peran Gatekeeper (orang yang memenuhi fungsi editorial), dengan pengalaman indrawi (medium), bidang pengalaman yang dibawa oleh pengirim dan penerima komunikasi, dan umpan balik dari penerima ke penjaga gerbang dan pengirim.
3. Model Komunikasi Riley and Riley
John Riley dan Matilda Riley (1959) memberikan sebuah interaktif, model timbal balik pengirim-penerima pesan, pesan dalam jaringan sosial yang dekat (teman atau rekan kerja) mempengaruhi pengirim dan penerima dalam pengaturan sosial yang lebih besar, tidak hanya itu, tindakan komunikasi juga mengubah pengirim dan penerima pesan secara timbal balik.
Pandangan Linear Komunikasi dianggap sebagai model komunikasi yang paling pertama muncul seiring dengan kemunculan komunikasi itu sendiri. Dalam model komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan. Beberapa model Komunikasi Linier diantaranya:
1. Model Komunikasi Aristoteles
Tokoh yang dianggap menjadi pencetus model ini adalah Aristoteles. Tiga elemen yang menjadi bagian dari model komunikasi linier ini adalah pembicara, pesan dan pendengar. Fokusnya adalah pada pembicara dan pesan, dengan penerima sebagai pendengarnya pasif. Model ini penting sebagai langkah pertama dalam pemodelan proses komunikasi, tetapi tidak memiliki banyak dimensi kritis dari proses itu.
2. Model Komunikasi Laswell
Harold Lasswell (1927) mengusulkan model di mana ciri-ciri komunikator, yaitu pesan, media, dan audiens dikombinasikan untuk menciptakan dampak pada penonton. Model Lasswell mengakui bahwa audiens tidak homogen dan bisa dicapai melalui berbagai saluran, dengan derajat kesuksesan yang berbeda-beda.
3. Model Komunikasi SMCR Berlo
Pada tahun 1960, David Berlo mengusulkan SMCR (sumber,model pesan, saluran, penerima) yang berangkat dari model linier dan menggambarkan komunikasi sebagai sistem siklus dimana pengirim menerima umpan balik dari penerima.
4. Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengusulkan model linier yang mirip dengan model Aristoteles. Model komunikasi ini terkait dengan masalah teknis penyandian dan pengompresan informasi. Unsur- unsur dalam model ini meliputi sebuah sumber informasi, pemancar, noise di sistem, penerima yang menerjemahkan (menafsirkan) pesan, dan tujuan akhir. Ditambahkannya noise dalam model ini sebagai ukuran kesuksesan pemberian informasi mengacu pada gangguan perangkat yang digunakan baik ekternal maupun internal. Model Shanon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori informasi adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya.
5. Model Komunikasi Schramm
Saat mengirim pesan, penting untuk mengenali bagaimana pengalaman bidang sendiri, atau pandangan dunia, mempengaruhi bagaimana seseorang mengkodekan makna dalam pesan, dan juga, pandangan dunia penerima memengaruhi bagaimana sebuah pesan dipahami.
6. Model Komunikasi Jakobsen's
Pada tahun 1958, Roman Jakobsen memberikan penjelasan model komunikasi yang menyertakan efek dari kontak koneksi fisik dan psikologis), konteks (apa pesan merujuk), dan kode (berbagi makna) yang mengurangi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Model Jakobsen mengakui pentingnya berbagi konteks dan koneksi antara dua orang yang memiliki pemahaman yang sama makna untuk komunikasi yang efektif.
B. Model Komunikasi Transaksional
Model komunikasi transaksional (transactional model of Communication) (Barnuld,1970) menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Baik pengirim maupun penerima memiliki tanggung jawab yang sama terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.
1. Model Komunikasi Barnlund's
Terakhir, kecenderungan dalam melihat komunikasi sebagai sistem timbal balik di mana peserta atau komunikator berinteraksi dan mempengaruhi seseorang, dilanjutkan oleh Dean Barnlund's dengan model transaksional simultan dan interaksi kumulatif sebuah petunjuk atau isyarat.
2. Model Komunikasi Dance's Helical Mode
Menurut Model Heliks Dance, komunikasi dipandang sebagai proses melingkar yang semakin kompleks seiring kemajuan komunikasi. Itulah mengapa itu diwakili oleh spiral heliks.
C. Model Komunikasi Interaktif
Sebagai model yang lebih dinamis, model komunikasi interaktif mengacu pada komunikasi dua arah dengan umpan balik. Namun, umpan balik tidak simultan, melainkan lambat dan tidak langsung. Model interaktif digunakan dalam komunikasi berbasis internet dan termediasi (percakapan telepon, surat, dll.).
1. Model Komunikasi Ossgood and Schramm
Model awal Wilbur Schramm pada dasarnya linier, tetapi Schramm mengembangkannya di atas karya Charles E. Osgood, yakni teori makna untuk menghasilkan model siklus. Model ini berguna untuk menggambarkan komunikasi interpersonal yang sinkron, tetapi kurang cocok untuk kasus dengan sedikit atau tanpa umpan balik.
2. Model Komunikasi Westley and Maclean
Bruce Westley dan Malcom MacLean (1957) memberikan model yang lebih rinci tentang bagaimana pengaruh lingkungan dan umpan balik akan terjadi antara jurnalis media dan publik yang mempertahankan hubungan linier antara pengirim dan penerima, tetapi menambahkan peran Gatekeeper (orang yang memenuhi fungsi editorial), dengan pengalaman indrawi (medium), bidang pengalaman yang dibawa oleh pengirim dan penerima komunikasi, dan umpan balik dari penerima ke penjaga gerbang dan pengirim.
3. Model Komunikasi Riley and Riley
John Riley dan Matilda Riley (1959) memberikan sebuah interaktif, model timbal balik pengirim-penerima pesan, pesan dalam jaringan sosial yang dekat (teman atau rekan kerja) mempengaruhi pengirim dan penerima dalam pengaturan sosial yang lebih besar, tidak hanya itu, tindakan komunikasi juga mengubah pengirim dan penerima pesan secara timbal balik.
1. Model S - R, secara implisit ada asumsi bahwa perilaku (respon) manusia dapat diramalkan sedangkan sebagai statis menganggap manusia selalu berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus) bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya.
2. Model Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa (etos-kepercayaan), argument (logos-logika dalam pendapat) dan memainkan emosi khalayak (photos-emosi khalayak)
3. Model Lasswell, merupakan ungkapan verbal yakni who (siapa), say what (apa yang dikatakan), in which channel (saluran pembicara pesan pendengar komunikasi), to whom (kepada siapa), with what effect? (unsur pengaruh).
4. Model Newcomb, mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun mungkin ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa perubahan dalam bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
5. Model Westley dan Maclean, komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai integral dari proses komunikasi.
6. Model Garbner, menunjukkan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver) dalam transmisi sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSEE begi saluran (destination).
7. Model Berlo, terdiri dari 4 proses utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 proses sekunder, yaitu feedback, efek, dan lingkungan.
8. Model DeFleur, komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme (isomorphism) di antara respons internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Isomorfisme makna merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasikan antara pengirim dan khalayak.
9. Model Tubbs, konsep komunikasi sebagai transaksi, yang mengasumsikan kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan sekaligus juga penerima pesan.
10. Model Gudykunts dan Kim, komunikasi antar budaya yaitu antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.
11. Model Interaksional, menganggap manusia lebih aktif.
2. Model Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa (etos-kepercayaan), argument (logos-logika dalam pendapat) dan memainkan emosi khalayak (photos-emosi khalayak)
3. Model Lasswell, merupakan ungkapan verbal yakni who (siapa), say what (apa yang dikatakan), in which channel (saluran pembicara pesan pendengar komunikasi), to whom (kepada siapa), with what effect? (unsur pengaruh).
4. Model Newcomb, mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun mungkin ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa perubahan dalam bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
5. Model Westley dan Maclean, komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai integral dari proses komunikasi.
6. Model Garbner, menunjukkan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver) dalam transmisi sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSEE begi saluran (destination).
7. Model Berlo, terdiri dari 4 proses utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 proses sekunder, yaitu feedback, efek, dan lingkungan.
8. Model DeFleur, komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme (isomorphism) di antara respons internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Isomorfisme makna merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasikan antara pengirim dan khalayak.
9. Model Tubbs, konsep komunikasi sebagai transaksi, yang mengasumsikan kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan sekaligus juga penerima pesan.
10. Model Gudykunts dan Kim, komunikasi antar budaya yaitu antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.
11. Model Interaksional, menganggap manusia lebih aktif.
- Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata, meskipun bentuknya sangat sederhana. Model verbal sangat berguna terutama untuk menyatakan hipotesis atau menyajikan hasil penelitian. Model verbal ini sering dibantu dengan grafik, diagram, atau gambar.
- Model fisik secara garis besar terbagi dua, yakni model ikonik yang penampilan umumnya (rupa, bentuk, tanda) menyampaikan objek yang dimodelkan. Seperti model pesawat terbang, maket sebuah gedung atau kompleks. Sebagan model ikonik, selain menyerupai objek aslinya juga menunjukan sebagian fungsi penting objek yang dimodelkan.
-Perkembangan model simbolik, khususnya model matematik penting dalam profesi ilmuwan. Pembuatan model adalah upaya penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kuantitas model yang dihasilkannya menandai kematangan ilmiah disiplin tersebut.
Berdasarkan model-model komunikasi Lasswell, Shannon dan Weaver serta Schramm, yang linier namun terkenal itu misalnya, muncul model-model yang sirkuler. Dilihat dari jumlah unsur yang mengidentifikasi dalam fenomena komunikasi, model-model lebih mutahir menambahkan unsur-unsur baru yang dalam model lama tidak disebut. Misalnya lingkungan fisik, seperti dalam model Gudykunst dan Kim. dan konteks waktu dalam model Tubbs.
- Model Gerbner merupakan perluasan dari model Lasswell, model Westley dan MacLean dari model Newcomb dan model DeFleur dari model Shannon dan Weaver. Schramm yang mengemukakan teori peluru komunikasi (the bullet theory of communication) sebagai model verbal mengenai efel komunikasi pada tahun 1950-an harus merevisi modelnya tersebut dalam dekade berikutnya.
- Model fisik secara garis besar terbagi dua, yakni model ikonik yang penampilan umumnya (rupa, bentuk, tanda) menyampaikan objek yang dimodelkan. Seperti model pesawat terbang, maket sebuah gedung atau kompleks. Sebagan model ikonik, selain menyerupai objek aslinya juga menunjukan sebagian fungsi penting objek yang dimodelkan.
-Perkembangan model simbolik, khususnya model matematik penting dalam profesi ilmuwan. Pembuatan model adalah upaya penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kuantitas model yang dihasilkannya menandai kematangan ilmiah disiplin tersebut.
Berdasarkan model-model komunikasi Lasswell, Shannon dan Weaver serta Schramm, yang linier namun terkenal itu misalnya, muncul model-model yang sirkuler. Dilihat dari jumlah unsur yang mengidentifikasi dalam fenomena komunikasi, model-model lebih mutahir menambahkan unsur-unsur baru yang dalam model lama tidak disebut. Misalnya lingkungan fisik, seperti dalam model Gudykunst dan Kim. dan konteks waktu dalam model Tubbs.
- Model Gerbner merupakan perluasan dari model Lasswell, model Westley dan MacLean dari model Newcomb dan model DeFleur dari model Shannon dan Weaver. Schramm yang mengemukakan teori peluru komunikasi (the bullet theory of communication) sebagai model verbal mengenai efel komunikasi pada tahun 1950-an harus merevisi modelnya tersebut dalam dekade berikutnya.
Model-model proses komunikasi antara lain :
1. Model Stimulus dan Respont.
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.
2. Model Aristoteles.
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka.
3. Model Lasswell.
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat.Lasswell berpendapat bahwa didalam komunikasi terdapat tiga fungsi.Yang pertama pengawasan lingkungan,yang mengingatkan anggota–anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan.Ketiga adalah trans misi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
4. Model Shannon dan Weaver.
Model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
5. Model Schramm.
Wilbur schramm membuat serangkai model komunikasi dimulai dengan komunikasi manusia yang sederhana(1954),lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
6. Model Newcomb.
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari
pandangan sosial psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX.
Model ini menggambarkan bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain (B) tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ke B
atau ke X tergantung dari mereka masing-masing.
7. Model Wastley dan Maclean.
Mode lini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan perbedaan yang paling penting diantara
komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung
cepat dan langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat.
8. Model Gerbner.
Model ini merupakan
perluasan dari model
komunikasi milik
Lasswell, terdiri dari
model verbal dan model diagramatik.
9. Model Berlo.
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.
10. Model Defleur.
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat
media massa (massmedium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter),
penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai fase yang
terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase–fase yang digambarkan Schramm. Fungsi dari penerima dalam
model Defleur adalah menerima informasi dan menyandikannya.
11. Model Komunikasi Linear.
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical
of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai
proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication
model).
12. Model Insteraksional.
Model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
13. Model Transaksional.
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi
pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi
bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas
komunikasi yang terjadi.
1. Model Stimulus dan Respont.
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.
2. Model Aristoteles.
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka.
3. Model Lasswell.
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat.Lasswell berpendapat bahwa didalam komunikasi terdapat tiga fungsi.Yang pertama pengawasan lingkungan,yang mengingatkan anggota–anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan.Ketiga adalah trans misi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
4. Model Shannon dan Weaver.
Model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
5. Model Schramm.
Wilbur schramm membuat serangkai model komunikasi dimulai dengan komunikasi manusia yang sederhana(1954),lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
6. Model Newcomb.
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari
pandangan sosial psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX.
Model ini menggambarkan bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain (B) tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ke B
atau ke X tergantung dari mereka masing-masing.
7. Model Wastley dan Maclean.
Mode lini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan perbedaan yang paling penting diantara
komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung
cepat dan langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat.
8. Model Gerbner.
Model ini merupakan
perluasan dari model
komunikasi milik
Lasswell, terdiri dari
model verbal dan model diagramatik.
9. Model Berlo.
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.
10. Model Defleur.
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat
media massa (massmedium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter),
penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai fase yang
terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase–fase yang digambarkan Schramm. Fungsi dari penerima dalam
model Defleur adalah menerima informasi dan menyandikannya.
11. Model Komunikasi Linear.
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical
of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai
proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication
model).
12. Model Insteraksional.
Model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
13. Model Transaksional.
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi
pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi
bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas
komunikasi yang terjadi.
Model - Model Komunikasi
a. Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang
paling dasar dalam ilmu komunikasi.
Model ini menunjukan komunikasi sebagai
sebuah proses aksi reaksi.
b.Model Aristoteles
Model ini merupakan model
yang paling klasik dalam ilmu komunikasi.
Bisa juga disebut sebagai model retorikal.
Model ini membuat rumusan tentang
model komunikasi verbal yang petama.
c. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi
dalam ungkapan who, says what, in
which channel, to whom, with what
effect atau dalam bahasa Indonesia adalah,
siapa, mengatakan apa, dengan medium
apa, kepada siapa,pengaruh apa? Model ini
menjelaskan tentang proses komunikasi
dan fungsinya terhadap masyarakat.
d. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah
dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini mengandaikan
sebuah sumber daya informasi (source
information) yang menciptakan sebuah
pesan (message)dan mengirimnya dengan
suatu saluran (channel) kepada
penerima (receiver) yang kemudian
membuat ulang (recreate) pesan tersebut.
e. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai
model komunikasi, dimulai dengan model
komunikasi manusia yang sederhana
(1954), lalu model yang lebih rumit yang
memperhitungkan pengalaman dua
individu yang mencoba berkomunikasi,
hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu
f. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat
komunikasi dari pandangan sosial
psokologi. Model ini juga dikenal dengan
nama model ABX.
g. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan
perbedaan yang paling penting diantara
komunikasi interpersonal dan massa
adalah pada umpan balik (feedback).
h. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari
model komunikasi milik Lasswell, terdiri
dari model verbal dan model diagramatik.
i. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses
komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari
empat komponen yaitu sumber (Source),
pesan (Message), saluran (Channel), dan
penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.
j. Model Defleur
Model ini merupakan model
komunikasi massa. Dengan
menyisipkan perangkat media massa (mass
medium device) dan perangkat umpan
balik (feedback device).
k. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver
pada tahun 1949 dalam buku The
Mathematical of Communication.
l. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh
Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua
arah di antara para komunikator.
a. Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang
paling dasar dalam ilmu komunikasi.
Model ini menunjukan komunikasi sebagai
sebuah proses aksi reaksi.
b.Model Aristoteles
Model ini merupakan model
yang paling klasik dalam ilmu komunikasi.
Bisa juga disebut sebagai model retorikal.
Model ini membuat rumusan tentang
model komunikasi verbal yang petama.
c. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi
dalam ungkapan who, says what, in
which channel, to whom, with what
effect atau dalam bahasa Indonesia adalah,
siapa, mengatakan apa, dengan medium
apa, kepada siapa,pengaruh apa? Model ini
menjelaskan tentang proses komunikasi
dan fungsinya terhadap masyarakat.
d. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah
dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini mengandaikan
sebuah sumber daya informasi (source
information) yang menciptakan sebuah
pesan (message)dan mengirimnya dengan
suatu saluran (channel) kepada
penerima (receiver) yang kemudian
membuat ulang (recreate) pesan tersebut.
e. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai
model komunikasi, dimulai dengan model
komunikasi manusia yang sederhana
(1954), lalu model yang lebih rumit yang
memperhitungkan pengalaman dua
individu yang mencoba berkomunikasi,
hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu
f. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat
komunikasi dari pandangan sosial
psokologi. Model ini juga dikenal dengan
nama model ABX.
g. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan
perbedaan yang paling penting diantara
komunikasi interpersonal dan massa
adalah pada umpan balik (feedback).
h. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari
model komunikasi milik Lasswell, terdiri
dari model verbal dan model diagramatik.
i. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses
komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari
empat komponen yaitu sumber (Source),
pesan (Message), saluran (Channel), dan
penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.
j. Model Defleur
Model ini merupakan model
komunikasi massa. Dengan
menyisipkan perangkat media massa (mass
medium device) dan perangkat umpan
balik (feedback device).
k. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver
pada tahun 1949 dalam buku The
Mathematical of Communication.
l. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh
Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua
arah di antara para komunikator.
Model komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya beberapa model proses komunikasi yang sering digunakan:
1. Model Stimulus-Response: Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu
2. Model Aristoteles: Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang pertama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka
3. Model Lasswell: Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya
4.Model Shannon dan Weaver: Model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Model ini menjelaskan bahwa pesan dikirim dari sumber ke penerima melalui saluran komunikasi. Model ini juga memperhitungkan gangguan atau noise yang dapat mempengaruhi proses komunikasi
5. Model Schramm: Model ini merupakan model pertama yang menganggap komunikasi sebagai interaksi kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Ada proses yang berkelanjutan dalam memberikan umpan balik atau berbagi informasi. Ada tiga unsur komunikasi menurut Schramm, yaitu sumber, pesan, dan sasaran
6. Model Berlo: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan lima elemen, yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Model ini menekankan pentingnya pemilihan saluran yang tepat untuk mengirimkan pesan agar pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima
7. Model Gudykunst dan Kim: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga unsur, yaitu penyandian pesan, penyandian balik pesan, dan interpretasi pesan. Model ini juga memperhitungkan perbedaan budaya yang dapat mempengaruhi proses komunikasi.
1. Model Stimulus-Response: Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu
2. Model Aristoteles: Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang pertama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka
3. Model Lasswell: Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya
4.Model Shannon dan Weaver: Model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Model ini menjelaskan bahwa pesan dikirim dari sumber ke penerima melalui saluran komunikasi. Model ini juga memperhitungkan gangguan atau noise yang dapat mempengaruhi proses komunikasi
5. Model Schramm: Model ini merupakan model pertama yang menganggap komunikasi sebagai interaksi kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Ada proses yang berkelanjutan dalam memberikan umpan balik atau berbagi informasi. Ada tiga unsur komunikasi menurut Schramm, yaitu sumber, pesan, dan sasaran
6. Model Berlo: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan lima elemen, yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Model ini menekankan pentingnya pemilihan saluran yang tepat untuk mengirimkan pesan agar pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima
7. Model Gudykunst dan Kim: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga unsur, yaitu penyandian pesan, penyandian balik pesan, dan interpretasi pesan. Model ini juga memperhitungkan perbedaan budaya yang dapat mempengaruhi proses komunikasi.
1. Model Linear (Model Shannon-Weaver):
Model ini menekankan aliran satu arah dari pengirim ke penerima.
Komponen utama meliputi pengirim, pesan, media, dan penerima.
Tidak memperhatikan banyak faktor seperti feedback atau konteks.
2. Model Interaksional (Model Schramm):
Lebih menekankan saling pengaruh antara pengirim dan penerima.
Menyertakan faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan umpan balik dari penerima.
3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
Mengakui bahwa komunikasi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Menganggap bahwa komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang saling berbagi.
4. Model Berorientasi Penerima (Model Berlo):
Menekankan peran penerima dalam proses komunikasi.
Memperhatikan faktor-faktor psikologis dan sosial penerima yang mempengaruhi pemahaman pesan.
5. Model Berorientasi Konteks (Model Dance):
Mengakui pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.
Konteks dapat mencakup budaya, latar belakang sosial, dan situasi komunikasi.
6. Model Komunikasi Organisasi (Model Lasswell):
Menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti "Siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?"
Digunakan khususnya dalam konteks komunikasi dalam organisasi.
Model ini menekankan aliran satu arah dari pengirim ke penerima.
Komponen utama meliputi pengirim, pesan, media, dan penerima.
Tidak memperhatikan banyak faktor seperti feedback atau konteks.
2. Model Interaksional (Model Schramm):
Lebih menekankan saling pengaruh antara pengirim dan penerima.
Menyertakan faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan umpan balik dari penerima.
3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
Mengakui bahwa komunikasi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Menganggap bahwa komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang saling berbagi.
4. Model Berorientasi Penerima (Model Berlo):
Menekankan peran penerima dalam proses komunikasi.
Memperhatikan faktor-faktor psikologis dan sosial penerima yang mempengaruhi pemahaman pesan.
5. Model Berorientasi Konteks (Model Dance):
Mengakui pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.
Konteks dapat mencakup budaya, latar belakang sosial, dan situasi komunikasi.
6. Model Komunikasi Organisasi (Model Lasswell):
Menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti "Siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?"
Digunakan khususnya dalam konteks komunikasi dalam organisasi.
Model - model proses komunikasi yaitu:
1.Perspektif Linear
Dalam pandangan linear, komunikasi adalah proses satu arah yang di mana speaker (penyampai pesan) berbicara dan listener (penerima pesan ) mendengarkan. Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun1949 dalam buku themathematical of communication.
2.Perspektif Interaktional speaker dan listener berbicara bergantian, di mana speaker berbicara listener mendengarkan, kemudian bergantian listener berbicara,speaker mendengarkan.
3. Perspektif Transaksional Seseorang speaker di waktu yang sama juga menjadi listener, dan seorang listener di waktu yang sama juga menjadi speaker.
1.Perspektif Linear
Dalam pandangan linear, komunikasi adalah proses satu arah yang di mana speaker (penyampai pesan) berbicara dan listener (penerima pesan ) mendengarkan. Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun1949 dalam buku themathematical of communication.
2.Perspektif Interaktional speaker dan listener berbicara bergantian, di mana speaker berbicara listener mendengarkan, kemudian bergantian listener berbicara,speaker mendengarkan.
3. Perspektif Transaksional Seseorang speaker di waktu yang sama juga menjadi listener, dan seorang listener di waktu yang sama juga menjadi speaker.
Proses komunikasi dapat dijelaskan melalui berbagai model komunikasi yang memberikan pandangan tentang bagaimana pesan atau informasi dikirim dan diterima antara pengirim dan penerima. Berikut beberapa model umum dari proses komunikasi:
1. Model Linear (Model Shannon-Weaver):
Model ini menekankan aliran satu arah dari pengirim ke penerima.
Komponen utama meliputi pengirim, pesan, media, dan penerima.
Tidak memperhatikan banyak faktor seperti feedback atau konteks.
2. Model Interaksional (Model Schramm):
Lebih menekankan saling pengaruh antara pengirim dan penerima.
Menyertakan faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan umpan balik dari penerima.
3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
Mengakui bahwa komunikasi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Menganggap bahwa komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang saling berbagi.
4. Model Berorientasi Penerima (Model Berlo):
Menekankan peran penerima dalam proses komunikasi.
Memperhatikan faktor-faktor psikologis dan sosial penerima yang mempengaruhi pemahaman pesan.
5. Model Berorientasi Konteks (Model Dance):
Mengakui pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.
Konteks dapat mencakup budaya, latar belakang sosial, dan situasi komunikasi.
6. Model Komunikasi Organisasi (Model Lasswell):
Menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti "Siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?"
Digunakan khususnya dalam konteks komunikasi dalam organisasi.
Setiap model memiliki pendekatan dan fokusnya sendiri dalam menjelaskan proses komunikasi. Penting untuk memilih model yang paling sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang ingin dicapai. Model-model ini membantu kita memahami bagaimana pesan dikomunikasikan dan diterima, serta bagaimana faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan konteks memengaruhi proses komunikasi.
1. Model Linear (Model Shannon-Weaver):
Model ini menekankan aliran satu arah dari pengirim ke penerima.
Komponen utama meliputi pengirim, pesan, media, dan penerima.
Tidak memperhatikan banyak faktor seperti feedback atau konteks.
2. Model Interaksional (Model Schramm):
Lebih menekankan saling pengaruh antara pengirim dan penerima.
Menyertakan faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan umpan balik dari penerima.
3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
Mengakui bahwa komunikasi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Menganggap bahwa komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang saling berbagi.
4. Model Berorientasi Penerima (Model Berlo):
Menekankan peran penerima dalam proses komunikasi.
Memperhatikan faktor-faktor psikologis dan sosial penerima yang mempengaruhi pemahaman pesan.
5. Model Berorientasi Konteks (Model Dance):
Mengakui pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.
Konteks dapat mencakup budaya, latar belakang sosial, dan situasi komunikasi.
6. Model Komunikasi Organisasi (Model Lasswell):
Menekankan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti "Siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?"
Digunakan khususnya dalam konteks komunikasi dalam organisasi.
Setiap model memiliki pendekatan dan fokusnya sendiri dalam menjelaskan proses komunikasi. Penting untuk memilih model yang paling sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang ingin dicapai. Model-model ini membantu kita memahami bagaimana pesan dikomunikasikan dan diterima, serta bagaimana faktor-faktor seperti feedback, interpretasi, dan konteks memengaruhi proses komunikasi.
Model - Model Komunikasi
a. Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi.
b.Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama.
c. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what effect atau dalam bahasa Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa,pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi
dan fungsinya terhadap masyarakat.
d. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message)dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut.
e. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu
f. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari pandangan sosial psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX.
g. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,komunikasi interperonal dan massa Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback).
h. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik Lasswell, terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
i. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan.
j. Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device).
k. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.
l. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator.
a. Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi.
b.Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama.
c. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what effect atau dalam bahasa Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa,pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi
dan fungsinya terhadap masyarakat.
d. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message)dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut.
e. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu
f. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari pandangan sosial psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX.
g. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,komunikasi interperonal dan massa Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback).
h. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik Lasswell, terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
i. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan.
j. Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device).
k. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.
l. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator.
Model Komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya.
Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan
penerapan teori untuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita
mengorganisasikan data-data sehingga dapat tersusun kerangka
konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau ditulis. Kerap kali
model-model teoritis, termasuk ilmu komunikasi, digunakan untuk
mengekpresikan definisi komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses
transmisi dan resepsi informasi antara manusia melalui aktivitas encoder
yang dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang dilakukan
oleh penerima.
Model komunikasi memberikan bentuk konseptual dari metode yang digunakan dalam komunikasi manusia serta memberikan gambaran proses komunikasi dalam simbol-simbol. Model komunikasi membentuk suatu pandangan dengan menyederhanakan komunikasi yang kompleks tanpa menghilangkan unsur-unsur yang ada di dalamnya.
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya.
Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan
penerapan teori untuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita
mengorganisasikan data-data sehingga dapat tersusun kerangka
konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau ditulis. Kerap kali
model-model teoritis, termasuk ilmu komunikasi, digunakan untuk
mengekpresikan definisi komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses
transmisi dan resepsi informasi antara manusia melalui aktivitas encoder
yang dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang dilakukan
oleh penerima.
Model komunikasi memberikan bentuk konseptual dari metode yang digunakan dalam komunikasi manusia serta memberikan gambaran proses komunikasi dalam simbol-simbol. Model komunikasi membentuk suatu pandangan dengan menyederhanakan komunikasi yang kompleks tanpa menghilangkan unsur-unsur yang ada di dalamnya.