Posts made by ELINA NOVITA SARI 2213054083

1 Karakteristik perkembangan AUD
Perkembangan anak usia dini adalah periode penting dalam kehidupan seseorang, yang mencakup anak-anak dari lahir hingga usia 6 tahun. Selama periode ini, terjadi berbagai karakteristik perkembangan yang mencakup pertumbuhan fisik yang pesat, pengembangan kemampuan bahasa, kemampuan kognitif yang berkembang, proses sosialisasi, perkembangan keterampilan motorik, identifikasi gender, dorongan kemandirian, pengungkapan emosi, kemampuan bermain, dan tantangan dalam pengendalian diri. Meskipun setiap anak unik, pemahaman terhadap karakteristik perkembangan ini membantu orang tua, pengasuh, dan pendidik dalam memberikan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal selama masa penting ini.

2 Ciri perkembangan AUD
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan tinggi dan berat badan serta organ- organ tubuh lainnya). Perubahan aspek psikis (semakin bertambahnya kosa kata dan kematangan dalam hal kognitif, mengingat dan imajinasnya).
Perubahan pada proporsi aspek fisik. Yaitu proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangan dan pada usia remaja tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Pada aspek psikis (perubahan imajinasi ke realistis dan perubahan perhatian dari yang egosentris perlahan- lahan kepada kelompok teman sebaya).
Hilangnya tanda- tanda pada aspek fisik (hilangnya kelenjar thymus yang ada pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut- rambut halus dan gigi susu). Sedangkan pada aspek psikis (hilangnya masa- masa mengoceh, merangkak, dan perilaku impulsive yaitu dorongan untuk bertindak sebelum berpikir).
Didapatkannya tanda- tanda baru pada aspek fisik yakni pergantian gigi dan ciri- ciri seks pada usia remaja. Primer (menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada lelaki). Sekunder (perubahan pada anggota tubuh pinggul dan buah dada pada wanita sedangkan tumbuh kumis, jakun dan suara pada pria). Tanda- tanda baru pada aspek psikis meliputi keingintahuan yang besar yang berkaitan dengan seks, ilmu pengetahuan, dan nilai agama moral.
Pranatal – Dimulai dari pembuahan sampai lahir
Bayi – Lahir sampai usia 24 bulan
Kanak- Kanak – Usia 2 tahun sampai 10 tahun
Remaja – Usia 10 tahun sampai 20 tahun
Dewasa Awal- Usia 20 tahun sampai 40 tahun
Dewasa Pertengahan – Usia 40 tahun sampai 60 tahun
Lanjut Usia – Usia tahap akhir Usia 60 tahun ke atas

3 Prinsip perkembangan AUD
1. Aspek-aspek perkembangan anak seperti fisik, sosial,
emosional, dan kognitif satu sama lain saling terkait
secara erat.
2. Perkembangan terjadi dalam suatu urutan.
3. Perkembangan berlangsung dengan rentang yang
bervariasi antar anak dan juga antar bidang
perkembangan dari masing-masing fungsi.
4. Pengalaman pertama anak memiliki pengaruh
kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.
5. Perkembangan berlangsung kea rah kompleksitas,
organisasi, dan internalisasi yang lebih meningkat.
6. Perkembangan dan belajar terjadi dipengaruhi oleh
konteks sosial dan cultural yang majemuk.

4 Aspek-aspek perkembangan AUD
Perkembangan anak usia dini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks. Faktor-faktor ini berinteraksi satu sama lain dan memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut mencakup genetika yang memainkan peran dalam menentukan karakteristik fisik dan kemampuan kognitif anak. Lingkungan keluarga juga memegang peran besar, dengan kualitas interaksi, perawatan, dan dukungan emosional yang diberikan oleh orang tua berperan penting. Faktor-faktor seperti nutrisi yang cukup, akses ke perawatan kesehatan yang baik, serta stimulasi kognitif melalui mainan dan buku juga berkontribusi pada perkembangan anak. Interaksi dengan teman sebaya, lingkungan sekolah yang mendukung, model peran orang tua, budaya, nilai-nilai keluarga, stres, dan faktor ekonomi dan sosial juga memainkan peran kunci dalam perkembangan anak. Selain itu, layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan penyesuaian terhadap perubahan dalam lingkungan juga berdampak pada perkembangan anak. Kesemua faktor ini saling berinteraksi dan berperan dalam membentuk perkembangan holistik anak usia dini, sehingga penting bagi orang tua, pengasuh, dan pendidik untuk memahami dan merespons kebutuhan anak serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan AUD
1. Perkembangan Nilai Agama dan Moral
Aspek perkembangan pertama dan yang paling utama untuk diajarkan kepada Si Kecil adalah nilai agama dan moral. Hal ini berfokus dalam menanamkan nilai-nilai dasar, norma-norma yang berlaku hingga kesadaran. Si Kecil perlu mengenal agama dan menjalankan ibadah agar lebih memahami arah hingga tujuan mereka dengan baik sejak dini.
Tidak hanya itu, belajar agama dan moral banyak manfaat serta menanamkan sikap-sikap baik pada Si Kecil seperti menolong sesama, bersikap jujur, sopan, menghormati orang yang lebih tua, hingga toleransi dengan penganut agama yang berbeda. Harapannya, Si Kecil akan tumbuh dengan persepsi yang tepat dan benar. Oleh karena itulah, orang tua memiliki peran penting dalam memulainya sedari dini.

2. Perkembangan Fisik-Motorik
Sesuai dengan namanya, aspek fisik motorik ini merupakan segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan perkembangan tubuh di kecil. Apa saja?
Perkembangan fisik dan perilaku keselamatan. Hal ini meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala yang sesuai dengan ukuran anak seumuran. Selain itu, perilaku keselamatan ini meliputi kemampuan hidup Si Kecil yakni bersih dan juga sehat untuk keselamatan diri sendiri. Si Kecil juga memiliki motorik halus baik yang meliputi kemampuan mereka dalam menggunakan alat untuk ekspresi diri dan juga eksplorasi. Contohnya yaitu menggunakan pensil, bermain dengan boneka dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Si Kecil juga perlu memiliki motorik kasar yang baik. Hal ini meliputi kemampuan tubuh dalam berkoordinasi antar anggota tubuh. Contohnya yaitu menjaga keseimbangan, lincah, dan juga lentur sesuai peraturan. Bunda dapat melatih motorik kasar Si Kecil dengan mengajak mereka berolahraga.

3. Perkembangan Kognitif
Aspek perkembangan kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran sehingga jangan heran jika pertumbuhan pada area ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Banyak pelajaran penting yang akan didapatkan oleh Si Kecil, beberapa diantaranya: mampu berpikir logis dengan mengenal perbedaan, klasifikasi, perencanaan, pola, sebab akibat dan inisiatif. Si Kecil dapat menyebutkan, mengenal, dan juga menggunakan lambang-lambang seperti abjad dan angka. Tidak hanya itu, tahap ini juga akan membantu Si Kecil untuk menggambarkan ulang banyak hal yang pernah mereka lihat. Pembelajaran yang paling penting adalah Si Kecil dapat belajar memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan fleksibel, praktis, dan juga diterima secara sosial. Si Kecil juga dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan baik di sekolah maupun rumah.

4. Perkembangan Bahasa
Bahasa menjadi aspek perkembangan anak yang bisa Bunda amati dan latih sejak dini. Si Kecil dapat mengerti berbagai hal yang dimaksud oleh orang tua seperti cerita, aturan, perintah dan juga menghargai bacaan. Tidak sampai di situ, bahasa juga meliputi bagaimana cara Si Kecil berbahasa dengan baik seperti tanya jawab, memahami bentuk dan juga bunyi dari masing-masing huruf juga angka.

5. Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan emosi anak usia pada usia dini menjadi hal yang perlu diperhatikan karena berperan penting dan terkait erat dengan pengenalan diri Si Kecil juga orang sekitar. Berbagai macam hal yang masuk dalam aspek ini adalah sebagai berikut: Si Kecil akan lebih senang jika bermain dengan teman sebayanya, memahami perasaan, merespon pembicaraan, berbagai mainan dengannya, mendengarkan ucapannya, hingga belajar menghargai hak dan pendapat orang lain sehingga Si Kecil akan tetap berlaku sopan. Tidak hanya itu, aspek ini juga mengajarkan Si Kecil arti dari tanggung jawab, hak-hak, hingga aturan bagi mereka dan orang lain. Selain hubungan dengan orang lain maupun teman sebayanya, hal ini akan membantu Si Kecil untuk memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan mereka, mengendalikan diri, hingga menyesuaikan diri untuk berinteraksi dengan orang lain.

6. Perkembangan Seni
Aspek terakhir pada perkembangan anak adalah seni. Setiap anak yang terlahir bersifat imajinatif dan memiliki sisi seni mereka sendiri. Si Kecil akan tertarik untuk mengekspresikan diri dan juga mulai mengeksplorasi diri dalam banyak hal dari sisi kesenian. Contohnya yaitu musik, lukisan, kerajinan, drama dan masih banyak lagi yang lainnya.
1. Pengertian
Bimbingan dan konseling adalah dua proses yang berfokus pada membantu individu dalam mengatasi masalah, mengembangkan potensi diri, dan mencapai tujuan pribadi mereka. Meskipun sering digunakan secara bersamaan, keduanya memiliki perbedaan yang penting. Bimbingan melibatkan proses di mana seorang profesional, seperti seorang konselor atau psikolog, bekerja dengan individu atau kelompok untuk membantu mereka mengatasi masalah emosional, psikologis, atau interpersonal. Bimbingan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan, pemikiran, dan perilaku seseorang, serta membantu individu mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah spesifik seperti kecemasan, depresi, atau konflik interpersonal. Di sisi lain, konseling lebih fokus pada memberikan panduan dan informasi kepada individu untuk membantu mereka membuat keputusan yang tepat dalam hal pendidikan, karir, dan pengembangan pribadi. Konselor pendidikan atau karir membantu individu merencanakan jalur pendidikan atau karir mereka, mengevaluasi pilihan yang tersedia, dan memberikan saran untuk mencapai tujuan pendidikan atau karir. Secara umum, baik bimbingan maupun konseling bertujuan untuk membantu individu mengatasi hambatan dan masalah, meningkatkan pemahaman diri, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pribadi, sosial, pendidikan, atau karir mereka. Profesional yang bekerja dalam bidang ini memiliki latihan khusus dalam memberikan dukungan dan panduan kepada individu yang membutuhkan.

2. Tujuan
Tujuan utama dari bimbingan dan konseling adalah membantu individu atau kelompok dalam mencapai berbagai tujuan yang berkaitan dengan perkembangan pribadi, emosional, pendidikan, sosial, atau karir mereka. Ini mencakup upaya untuk memperkuat pemahaman diri, mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan, mendukung pengambilan keputusan yang tepat, serta mendorong pengembangan potensi dan peningkatan kualitas hidup. Tujuan lainnya mencakup perbaikan hubungan sosial, kesejahteraan emosional dan mental yang lebih baik, pencapaian tujuan pendidikan atau karir, pengembangan kemandirian, dan meningkatkan kebahagiaan serta kepuasan hidup. Profesional bimbingan dan konseling bekerja sama dengan individu untuk merancang tujuan spesifik dan mengembangkan rencana tindakan yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi unik individu tersebut.

3. fungsi
Bimbingan dan konseling memiliki beragam fungsi yang mendukung perkembangan individu dalam konteks pendidikan, sosial, dan pribadi. Ini mencakup membantu individu memahami diri mereka sendiri, mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan, serta memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Fungsi-fungsi lainnya termasuk pengembangan potensi, perbaikan hubungan sosial, peningkatan kesejahteraan emosional dan mental, pencapaian tujuan pendidikan atau karir, mengembangkan kemandirian, dan meningkatkan kualitas hidup. Profesional bimbingan dan konseling bekerja bersama individu untuk merancang tujuan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan situasi unik mereka.

4. Prinsip
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pilar utama yang mengarahkan praktik dalam bidang ini. Mereka adalah pedoman etis dan filosofis yang membimbing perilaku konselor dan memastikan bahwa bimbingan dan konseling dilakukan dengan tingkat etika dan profesionalisme yang tinggi. Prinsip-prinsip ini memiliki sasaran yang kuat dalam memberikan manfaat maksimal bagi individu yang mencari bantuan dalam rangka mencapai pemahaman diri yang lebih dalam, mengatasi masalah, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan. Mereka mencakup prinsip ketidakdiskriminasi, menjaga kerahasiaan informasi, pemahaman terhadap klien, pendekatan yang sesuai secara individu, kompetensi profesional, empati dan pemahaman, penegakan batasan yang jelas, komitmen terhadap perubahan positif, keterbukaan dan kejujuran, serta upaya terus-menerus dalam mengevaluasi dan meningkatkan praktik konselor. Prinsip-prinsip ini membentuk kerangka kerja yang membantu konselor memberikan pelayanan yang aman, bermanfaat, dan etis kepada klien mereka.

5. Ruang lingkup
Ruang lingkup bimbingan dan konseling sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan individu dalam konteks pendidikan, sosial, dan pribadi. Ini melibatkan bimbingan dalam pemilihan jurusan, rencana pendidikan, peningkatan keterampilan akademik, serta konseling karir untuk membantu individu memahami opsi pekerjaan dan karir mereka. Selain itu, bimbingan dan konseling juga mencakup aspek perkembangan pribadi, membantu individu mengatasi masalah emosional, sosial, dan psikologis, serta pengembangan keterampilan pribadi dan pemahaman diri. Dalam konteks sosial, ruang lingkup mencakup bimbingan sosial untuk membina hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, dan komunitas. Bimbingan juga diperluas ke gaya hidup dan kesehatan, dengan fokus pada kesehatan mental, manajemen stres, dan perubahan gaya hidup yang sehat. Konseling keluarga membantu mengatasi konflik dan memahami dinamika keluarga, sementara konseling keuangan membantu mengelola keuangan dan perencanaan finansial. Ruang lingkup juga mencakup penanganan trauma dan situasi krisis, serta bimbingan dalam hubungan antarpribadi, keberagaman budaya, dan kesejahteraan mental. Profesional bimbingan dan konseling bekerja untuk membantu individu mencapai tujuan pribadi mereka, mengatasi hambatan, dan meningkatkan berbagai aspek kehidupan mereka sesuai dengan kebutuhan dan konteks yang berbeda.
komunikasi non verbal berupa Postur dan ekspresi wajah (perilaku mata dan kontak mata)

Komunikasi antar individu merupakan komunikasi
yang melibatkan 2 orang dalam kegiatan menyampaikan
informasi/pesan yang dilakukan secara verbal dan non verbal
secara langsung (face to face). Komunikasi kelompok adalah
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik
secara verbal maupun non verbal yang berlangsung dalam satu
kelompok yang memiliki tujuan sama, melakukan interaksi
antar satu dengan yang lain dalam rangka menggapai tujuan
bersama, saling mengenal satu sama lain, serta menempatkan
mereka sebagai salah satu bagian dari kelompok. Komunikasi
verbal merupakan jenis komunikasi yang dalam proses
penyampaian informasinya disampaikan melalui cara tertulis
ataupun lisan untuk mempermudah seseorang dalam
menyampaikan maksud dari pemikiran, ide dan juga
keputusan. Komunikasi verbal ini meliputi berbicara dan
menulis serta mendengarkan dan membaca. Komunikasi non
verbal adalah jenis komunikasi yang disajikan tanpa kata-kata
dalam proses penyampaian informasinya seperti kontak mata,
ekspresi wajah, gerak tubuh, kedekatan jarak, suara yang
bukan kata atau pribahasa, sentuhan, dan cara berpakaian.
Postur tubuh. Cara seseorang berdiri, bergerak, berjalan dapat
menjelaskan ekspresi dirinya. Postur tubuh ini dapat merefleksikan konsep diri,
emosi bahkan tingkat kesehatannya.
Wajah dan kontak mata. Wajah adalah sumber yang kaya dengan
komunikasi dikarenakan ekspresi dari wajah merupakan cerminan dari suasana hati
seseorang. Sedangkan kontak mata akan menimbulkan signal alami dalam
melaksanakan komunikasi. Kontak mata selama terjadinya komunikasi
menandakan bahwa orang tersebut terlibat serta menghargai lawannya disertai
keinginan untuk memperhatikan, tidak hanya sebatas mendengarkan.30
Gerak Isyarat. Gerak isyarat (gesture) ialah sumber informasi yang baik
dalam komunikasi non verbal.31 Gerak isyarat bisa digunakan untuk mempertegas
pembicaraan seperti menghentakkan kaki menggerak-gerakkan tangan selama
berbicara dalam sebuah pelatihan tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut
dalam keadaan bingung ataupun stres ataupun sebagai salah satu cara yang
dilakukan dalam rangka menepis dan menghilangkan rasa bingung dan stres
tersebut.

Komunikasi non-verbal, seperti postur tubuh dan ekspresi wajah, memainkan peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini terutama berlaku di lingkungan pendidikan, di mana komunikasi verbal saja seringkali tidak cukup untuk memfasilitasi pemahaman dan interaksi yang efektif. Berikut adalah beberapa peran penting dari komunikasi non-verbal, khususnya postur dan ekspresi wajah, dalam pembelajaran:

1. Ekspresi wajah adalah cara yang kuat untuk mengekspresikan emosi. Ketika seorang guru atau pengajar mengekspresikan antusiasme atau kebahagiaan saat mengajar, ini dapat membantu menciptakan atmosfer yang positif dan merangsang minat belajar siswa.

2. Kontak mata yang tepat dengan siswa adalah cara untuk membangun koneksi personal yang kuat. Ini membantu siswa merasa didengar, dilihat, dan dihargai, yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.

3. Sebuah postur yang tegap dan penuh percaya diri dari seorang guru dapat menunjukkan otoritas dan disiplin dalam kelas. Ini bisa membantu menjaga kelas tetap teratur dan fokus.

4. Postur dan ekspresi wajah yang menunjukkan minat dan keterlibatan dalam topik pembelajaran dapat memengaruhi siswa. Mereka mungkin lebih cenderung terlibat dan memahami materi jika mereka melihat bahwa pengajar juga sangat tertarik.

5. Terkadang, pesan atau instruksi dapat disampaikan melalui komunikasi non-verbal. Misalnya, dengan mengangguk, menggelengkan kepala, atau menunjuk ke objek tertentu. Ini dapat membantu siswa memahami instruksi dengan lebih baik.

6. Komunikasi non-verbal guru, seperti ekspresi wajah dan kontak mata, dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang sejauh mana mereka memahami materi. Guru dapat melihat ekspresi wajah siswa dan merespon dengan lebih baik jika mereka perlu menjelaskan lebih lanjut atau mengubah pendekatan pembelajaran.

7. Guru dapat menggunakan kontak mata dan ekspresi wajah untuk menilai sejauh mana siswa terlibat dalam kelas. Ini bisa membantu dalam mengelola diskusi kelas dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi.

8.Postur dan ekspresi wajah yang menunjukkan perhatian, empati, dan dukungan kepada siswa dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman. Ini mendorong siswa untuk merasa lebih percaya diri dan termotivasi.

Penting untuk diingat bahwa komunikasi non-verbal yang autentik dan konsisten dengan komunikasi verbal adalah kunci untuk memaksimalkan dampaknya dalam pembelajaran. Dengan memahami dan menggunakan komunikasi non-verbal secara efektif, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif.

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Re: TOPIK DISKUSI

by ELINA NOVITA SARI 2213054083 -
Blocher (1971: 7) membantu individu untuk memiliki kesadaran secara penuh tentang diri
dan berbagai cara merespon terhadap lingkungan yang mempengaruhi. Penghargaan
terhadap kebebasan manusia dalam mengaktulisasikan potensi, merupakan filosofi dasar dan
bertujuan mendorong individu untuk menjadi manusia yang berperilaku efektif. Bimbingan
dan konseling perkembangan menurut Muro dan Kottman (1995: 150-53) adalah program
bimbingan yang didasarkan atas beberapa prinsip sebagai berikut. Bimbingan konseling
dibutuhkan oleh semua anak dalam proses perkembangan, terfokus pada bagaimana
anak belajar dan pada proses mendorong perkembangan, konselor dan guru berperan
membantu siswa untuk belajar dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan
konseling perkembangan. Program dikembangkan dari kebutuhan khusus anak sebagai
identifikasi awal. Mempedulikan penerimaan, pemahaman dan peningkatan/pengayaan diri
anak, dirancang secara berkesinambungan serta fleksibel sesuai tingkat perkembangan anak.
Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dari
bimbingan.
Bimbingan dan konseling perkembangan mengakui pengembangan yang terarah
ketimbang akhir perkembangan yang definitif, sehingga konselor dituntut untuk memahami
proses perkembangan. Menuntut pelayanan yang dilakukan oleh konselor yang terdidik atau
konselor profesional, peduli dengan penerapan psikologi, memiliki kerangka kerja serta
teori psikologi anak, psikologi perkembangan dan belajar, serta mempunyai sifat
mengikuti urutan dan lentur.
Tujuan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar menurut Muro dan
Kottman (1995: 54) adalah memperoleh pengalaman perasaan yang positif dari interaksi
dengan teman sebaya, guru, keluarga, dan orang dewasa lain. Memperoleh makna pribadi dari
kegiatan belajar. Mengembangkan dan menggunakan perasaan positif tentang diri, nilai-nilai
individualitas dan memahami perasaan. Memiliki kesadaran tentang esensi nilai dan
mengembangkan nilai-nilai konsisten yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengembangkan dan memiliki keterampilan akademik dari kemampuan maksimum.
Mempelajari keterampilan coping yang penting sehingga dapat berkembang normal dan
mampu menyelesaikan permasalahan. Mengembangkan tujuan yang tepat serta perencanaan
dan keterampilan menyelesaikan rnasalah. Mengembangkan sikap positif dalam kehidupan.
Realistis dalam bertanggungjawab terhadap perilaku yang ditampilkan. Bekerjasama dengan
keluarga dalam berbagai perencanaan program untuk membantu mengembangkan sikap
dan keterampilan orang tua dalam meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan
sosial anak. Bekerja sama dengan guru kelas untuk mengembangkan aktivitas belajar.
Pada tingkat pendidikan sekolah dasar, pembelajaran dan bimbingan merupakan
dua kegiatan esensial yang terkait erat. Pembelajaran terfokus pada upaya guru dalam
membimbing dan membantu siswa belajar dalam sentuhan perhatian dan kasih sayang.
Dengan kata lain, pada hakekatnya proses pembelajaran adalah bimbingan. Proses bimbingan
dan konseling di sekolah dasar membantu siswa secara individual tumbuh dan berkembang,
menyesuaikan diri secara efektif, memiliki orientasi terhadap tujuan dan lingkungan,
memperoleh pengalaman pendidikan yang positif, belajar dan memiliki keterampilan
melakukan hubungan sosial, merencanakan karir serta melakukan antisipasi, intervensi
maupun pencegahan terhadap perkembangan pemasalahan yang dialami siswa.
Pada proses pembelajaran di dalam kelas anak tidak hanya berperan sebagai diri
sendiri tetapi juga sebagai anggota kelompok kelas. Interaksi sosial yang sehat dengan teman
sebaya membantu anak belajar, memperoleh rasa aman dan kemampuan membangun
pengetahuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan anak agar dapat melakukan interaksi
sosial dan diterima sebagai anggota kelompok (Kemple, 1991). Penerimaan kelompok
terhadap anak dapat diprediksi dari tampilan kerjasama dan perilaku agresi anak. Berkenaan
dengan layanan bimbingan guru mempelajari dan menelaah siswa untuk menemukan
kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapi. Memberikan konseling kepada
siswa yang mengalami kesulitan, terutama kesulitan yang berhubungan dengan bidang studi
yang diajarkan.
Berdasarkan uraian kajian teoritis, diasumsikan bahwa siswa kelas rendah sekolah
dasar memperoleh pengalaman belajar yang bermakna bilamana proses pembelajaran yang
dialami memberikan sentuhan psikologis. Perhatian terhadap perkembangan dan
menggunakan implementasi aktivitas bermain sesuai karakteristik kegiatan anak merupakan
cara yang dapat ditempuh guru. Proses pembelajaran tersebut dimaknai sebagai proses
pembelajaran bernuansa bimbingan.

Komunikasi non verbal  terkait Kinesik dan  Gesture

Komunikasi nonverbal (nonverbal communicarion) menempati porsi

penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya

tidak menggunakan komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu bersamaan.

Melalui komunikasi nonverbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan

mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa

senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya

dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk

lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi

komunikan saat menerima pesan.


Bentuk komunikasi nonverbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat,

ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.

Beberapa contoh komunikasi nonverbal:

a. Sentuhan, Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,

berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.

b. Gerakan Tubuh, Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh

meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh

biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya

mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan

sesuatu; menunjukkan perasaan.

c. Vokalik, Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu

ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras

atau lemah- nya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-

lain.

d. Kronemik, Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu

dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal

meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas

yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan

waktu (punctuality).

Gesture adalah salah satu komunikasi yang masuk ke dalam komunikasi kinesik, atau komunikasi yang meliputi gerakan tangan dan tubuh. Gerakan tangan atau tubuh ini diartikan sebagai pengganti, atau dilakukan bersama dengan pengucapan. Ekspresi wajah juga termasuk ke dalam gesture.

Klasifikasi Pesan Nonverbal

Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai

berikut:


1. Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang ber-

arti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan


postural.

2. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling


sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kema-

rahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.


Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai

berikut: a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan


taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek peneli-

tiannya baik atau buruk; b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak ber-

minat pada orang lain atau lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan inten-

sitas keterlibatan dalam situasi situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat


pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali

mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

3. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan

tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

4. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang

dapat disampaikan adalah: 

a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak

sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak

bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif; 

b. Power mengungkapkan

status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur