Posts made by Wafa Badriyahtul Munawaroh

•Anak usia dini memiliki karakteristik seperti unik, egosentris, aktif dan energik, rasa ingin yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, eksploratif dan berjiwa petualang, spontan, senang dan kaya akan fantasi, masih mudah frustasi, masih kurang mempertimbangkan dalam melakukan sesuatu, daya perhatian pendek, bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman dan semakin menunjukkan minat terhadap teman
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Anak sebagai pembelajar yang aktif, belajar melalui sensori dan panca indra, sedang berada dalam masa peka, dan memiliki variabilitas perkembangan otak dan intelektual mencapai 80%. Proses belajar anak dipengaruhi oleh kematangan dan lingkungan.
•Ciri-ciri
Perubahan Fisik: Anak usia dini mengalami perubahan fisik yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti perubahan berat badan, tinggi badan, dan proporsi tubuh.
Perkembangan Kognitif: Anak usia dini mulai mengembangkan kemampuan kognitifnya, seperti kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan mengingat.
Perkembangan Psikososial: Anak usia dini mulai mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya, seperti kemampuan merespon lingkungan dan mengontrol emosi.
Perkembangan Motorik: Anak usia dini mulai mengembangkan kemampuan motoriknya, seperti kemampuan menggerakkan tubuh dan mengontrol gerakan.
Perkembangan Bahasa: Anak usia dini mulai mengembangkan kemampuan bahasa dan komunikasinya.
•Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini adalah panduan yang menggambarkan bagaimana anak-anak usia dini tumbuh dan berkembang.
Anak adalah pembelajar aktif. Perkembangan dan belajar merupakan hasil dari interaksi kematangan biologis dan lingkungan, yang mencakup baik lingkungan fisik maupun sosial tempat anak tinggal. Bermain merupakan suatu sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak, dan juga merefleksikan perkembangan anak. Anak berkembang dan belajar terbaik dalam suatu konteks komunitas yang merasa aman dan menghargai, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan dirasa aman secara psikologis
•Aspek-aspek
Perkembangan Fisik dan Motorik: Aspek ini meliputi perkembangan fisik dan kemampuan motorik kasar dan halus. Contohnya adalah kemampuan berjalan, merangkak, dan menggenggam benda.
Perkembangan Kognitif: Aspek ini meliputi kemampuan anak untuk memahami dan memproses informasi. Contohnya adalah kemampuan mengenali warna, bentuk, dan ukuran.
Perkembangan Bahasa: Aspek ini meliputi kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Contohnya adalah kemampuan untuk mengucapkan kata-kata dan memahami arti kata.
Perkembangan Sosial-Emosional: Aspek ini meliputi kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatur emosinya. Contohnya adalah kemampuan untuk berbagi mainan dan mengontrol emosi ketika marah atau sedih.
Perkembangan Nilai Agama dan Moral: Aspek ini meliputi pengenalan anak pada nilai-nilai agama dan moral. Contohnya adalah pengenalan pada nilai kejujuran, kebaikan, dan kasih sayang. Perkembangan Seni: Aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mengekspresikan diri secara kreatif. Contohnya adalah kemampuan untuk menggambar, bernyanyi, dan menari.
•Faktor-faktor
Faktor genetik: Faktor keturunan atau genetik berperan paling besar dalam memengaruhi tumbuh kembang anak. Genetik dapat mempengaruhi tinggi badan, berat badan, warna mata, tekstur rambut, kecerdasan, dan bakat anak
Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Lingkungan terdiri dari berbagai peristiwa, situasi, dan kondisi di luar individu yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tumbuh kembang anak atau perkembangan individu. Lingkungan ini terdiri atas sumber air dan bahan makanan yang tercemar zat-zat kimia, polusi, dan lingkungan rumah yang bermasalah
Pola asuh orang tua: Pola asuh orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dari segi mental, fisik, sampai kecerdasan intelegensi. Anak-anak yang mengalami salah pola asuh akan mengalami berbagai macam masalah psikologi seperti takut bertemu orang lain, tidak percaya diri, mudah merasa takut, dan khawatir serta berbagai masalah lainnya
Nutrisi dan gizi: Nutrisi dan gizi yang diberikan juga mempengaruhi tumbuh kembang anak, asupan nutrisi yang cukup dan seimbang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak
Stimulasi: Stimulasi yang diberikan pada anak juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Stimulasi yang tepat dapat membantu meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara, berpikir, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar
•Bimbingan konseling adalah serangkaian aktivitas yang berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli dalam konseling secara tatap muka, yang ditujukan untuk peserta didik, baik itu individu ataupun kelompok, agar mereka bisa mandiri dan tetap berkembang secara optimal.
•Tujuan dari bimbingan konseling adalah:
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, dan juga kehidupan peserta didik di masa depan.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan juga masyarakat.
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas hidup
•Fungsi bimbingan konseling adalah:
Preventif: mencegah terjadinya masalah yang lebih besar di masa depan.
Kuratif: membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi
•Beberapa prinsip bimbingan konseling yang umum meliputi:
Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya
Bimbingan merupakan proses dalam membantu individu supaya mereka bisa menyelesaikan masalah yang harus dihadapi
Bimbingan harus luwes, identifikasi kebutuhan harus benar-benar dirasakan oleh individu yang dibimbing
Bimbingan konseling hanya bagi semua konselor, bimbingan tersebut bisa untuk bimbingan bermasalah atau tidak bermasalah, sehingga ada pendekatan bimbingan yang sifatnya preventif juga pengembangan penyembuhan
Bimbingan bukan sekedar tugas atau tanggung jawab para konselor, tetapi juga untuk para tenaga pendidik, termasuk kepala sekolah, guru sesuai peran
Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan
Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling
•Ruang lingkup bimbingan konseling menurut beberapa sumber:
Segi Pelayanan: Pelayanan bimbingan konseling di sekolah mencakup bimbingan konseling di sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas seperti perusahaan, industri, kantor-kantor, lembaga kerja lainnya, serta organisasi masyarakat seperti panti jompo, rumah yatim piatu, dan lain-lain
Segi Sasaran: Bimbingan konseling memiliki dua sasaran yaitu individu dan kelompok. Dalam hal individu, ranah yang dijalankan oleh bimbingan konseling biasanya yaitu meliputi pengembangan potensi dan kemampuan seorang individu. Dalam bidang pendidikan, yaitu mengembangkan minat dan bakat siswa
•Pahami siapa komunikannya: Sebelum menyampaikan pesan, komunikator harus memahami siapa komunikannya karena komunikan terdiri dari orang-orang yang hidup, bekerja, dan belajar di lingkungan yang berbeda-beda
•Tentukan pesan utama: Tentukan terlebih dahulu pesan utama yang ingin disampaikan. Pesan utama harus jelas dan mudah dipahami oleh komunikasi
•Organisasi pesan: Pesan dapat disampaikan dalam bentuk satu sisi atau dua sisi. Pesan satu sisi hanya menyampaikan pesan-pesan yang mendukung tujuan komunikasi saja, sedangkan pesan dua sisi disampaikan dengan menyertakan counter argument, sehingga komunikan diharapkan menganalisis sendiri atas pesan tersebut
•Susun pesan secara sistematis: Susun pesan secara sistematis agar mudah dipahami oleh komunikan. Pesan harus disusun dengan struktur yang jelas dan teratur
•Gunakan bahasa yang mudah dipahami: Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh komunikan. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu teknis atau sulit dipahami
•Berikan umpan balik: Berikan umpan balik setelah menerima pesan untuk menunjukkan bahwa pesan telah diterima dan dipahami dengan baik
Untuk dapat menyampaikan dan mendengarkan pesan secara lisan dengan lancar, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, antara lain:
•Berbicara efektif: Berbicara dengan cepat, tepat, lugas, dan mudah dimengerti oleh lawan bicara
•Mendengarkan dengan aktif: Mendengarkan dengan fokus pada apa yang dibicarakan dan tidak memikirkan hal-hal lainnya
•Menghargai, mendengarkan, memperhatikan, dan menanggapi apa yang dibicarakan lawan bicara dengan baik
•Menerapkan keterbukaan dan kejujuran
•Tidak fokus dengan pembicara diri sendiri
•Menjadikan komunikasi yang hangat dan menyenangkan
•Menghindari interupsi saat orang lain berbicara
•Memperluas jaringan untuk berinteraksi dengan berbagai jenis orang dan pandangan, yang akan meningkatkan kemampuan komunikasi
Model komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya beberapa model proses komunikasi yang sering digunakan:
1. Model Stimulus-Response: Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu
2. Model Aristoteles: Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang pertama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka
3. Model Lasswell: Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya
4.Model Shannon dan Weaver: Model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Model ini menjelaskan bahwa pesan dikirim dari sumber ke penerima melalui saluran komunikasi. Model ini juga memperhitungkan gangguan atau noise yang dapat mempengaruhi proses komunikasi
5. Model Schramm: Model ini merupakan model pertama yang menganggap komunikasi sebagai interaksi kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Ada proses yang berkelanjutan dalam memberikan umpan balik atau berbagi informasi. Ada tiga unsur komunikasi menurut Schramm, yaitu sumber, pesan, dan sasaran
6. Model Berlo: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan lima elemen, yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Model ini menekankan pentingnya pemilihan saluran yang tepat untuk mengirimkan pesan agar pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima
7. Model Gudykunst dan Kim: Model ini menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga unsur, yaitu penyandian pesan, penyandian balik pesan, dan interpretasi pesan. Model ini juga memperhitungkan perbedaan budaya yang dapat mempengaruhi proses komunikasi.