Kiriman dibuat oleh Fischa Anggraini

Gambar dari Group B
Izin miss, Menanggapi tanggapan dari yustia
Lagu ciptaan Band sukatani dalam liriknya sangat tegas untuk mengkritik oknum kepolisian dan band sukatani menurut saya tidak lah salah karena pemerintah indonesia terbuka bagi siapa saja yang ingin menyampaikan gagasan dalam hal ini mengkritik lembaga pemerintahan.
Tetapi kita (masyarakat) tidak bisa juga untuk menutup mata bahwa banyak masyarakat yang malah menyari kesempatan. Contohnya membuat SIM di kepolisian, kepolisian hanya menyediakan dan membuka jalan mudah kepada masyarakat. Tetapi banyak pilihan masyarakat yang menerima dan melalui jalan pintas membayar polisi untuk jalur lebih cepat mendapatkan SIM.
Berarti disini bukan hanya polisi yang harus di "perbaiki" tetapi warga masyarakat pun harus di sosialisasi secara menyeluruh.

Sejarah tari A -> TUGAS DISKUSI -> Topik DIskusi -> Re: Topik DIskusi

oleh Fischa Anggraini -
Nama : Fischa Anggraini
NPM : 2213043035
Kelas A Semester 1
Prodi Pendidikan Tari


TARI CANGET (PEPADUN)
Sejarah awal acara cangget agung bermula adat dari Sekala Berak dari datuk Nan empat diturunkan sebagai petunjuk kehidupan bermasyarakat, dimulai dari cepala kemudian adat pengakuk, setelah itu menyusul adat kebumian. Setiba di canguk Ratcak yang tadinya lima bersaudara kelak akan menjadi kesembilan marga ( yang akan bergabung kedalam siwo mego) membagi hak adat. Setelah berhasil membawa kemenangan dalam pertarungan melawan raja di lawek. Mereka mengadakan pesta kemenangan Pesta Cangget Agung dengan Tari Tigel digelarkan sebagai puncak kemenangan. Disinilah bermula dilaksanakan Gawi ( mecak Wirang ) dalam pelaksanaan Gawi tersebut digelarlah Cangget Agung ( Tari Malam Gembira/ tari Cangget ) Bagi masyarakat pepadun yang ingin mengambil gelar Sutan arus melaksanakan serangkaian acara begawi. Begawia dalah pesta adat besar naik tahta ke-punyimbangan dengan mendapat gelar nama yang tinggi (Hadikusuma, 1989 : 149). Pesta adat begawi dilaksanakan bersamaan dengan acara pernikahan. Pernikahan untuk masyarakat Lampung adalah untuk mendapatkan pemimpin baru untuk keluarganya dengan gelar baru yang didapatkan melalui proses begawi.Begawi dilakukan dengan segala rangkaian panjang, dimulai dari merwatin atau musyawarah adat hingga mepadun, acara pemberian gelar secara simbolis. Salah satu rangkaian dari begawi adalah acara cangget. Cangget agung dalah acara puncak yang dilaksanakan pada malam hari sebelum dilaksanakan mepadun. Secara sempit, cangget diartikan sebagai tari yang dilakukan oleh wanita, namun secara luas Cangget adalah begawi cakak pepadun itu sendiri (Martiara, 2012: 176). cangget merupakan bentuk pertunjukan tari adat yang menjadi sarana bertemunya muli mekhanai (bujang gadis) di sesat (rumah adat masyarakat Lampung).Cangget dilakukan bersamaan dengan acara pernikahan, maka dapat dikatakan bahwa Cangget jugamerupakan malam bujang gadis sesaat sebelum calon mempelai pria dan wanita melepas masa lajangnya. Menurut masyarakat Lampung,cangget adalah identitas atau jati diri. Cangget dan perkawinan adalah wujud dari penegasan akan identitas kultural orang Lampung sekaligus merupakan simbolisasi proses pelestarian, penguatan, dan penegasan kembali identitas tersebut. Dipentaskannya cangget merupakan proses simbolisasi dari kembalinya nilai ke-Lampung-an (Sayuti, 1982: 12). Sebagai sebuah kebutuhan, cangget sangat penting dilestarikan oleh masyarakat Pepadun. Cangget adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat yang senantiasa hidup, baik sebagai ekspresi pribadi maupun ekspresi bersama kelompok masyarakat. Cangget Agung merupakan sebuah Upacara Lampung Pepadun yang di anggap sakral atau di Sakralkan dapat juga di artikan sebagai upacara agung, dalam penyelenggaraan tari agung atau tari kemuliaan. Sebagai dimaksudkan sebuah penyelenggaraan panggug tari yang memiliki syarat syarat, yang menggambarkan keagungan suku persyaratan yang harus dipenuhi dalam Cangget Agung ini adalah sebuah keniscayaan yang harus terselenggara secara pas, kelebihan dan kekurangan baik kualitas maupun kuantitas di sepakati untuk di pahami akan mengurangi, bahkan merusak keagungan acara ini, sehingga upacara ini disebut agung atau cangget agung atau pula tari agung, dikarnakan dalam upacara ini terdapat dalam tari tari yang dilakukan oleh peserta upacara.

Upacara ini oleh masyarakat Lampung Pepadun biasa nya digunakan pada saatt acara begawi adat Lampung atau pengambilan gelar raja diman acara tersebut biasanya berdampingan denga peristiwa perkawinan dengan kata lain secara luas cangget agung adalah Begawi Cakak Pepadun atau pengambilan gelar raja. Keagungan dalam upacara ini nampak lebih mengkristal ketika di tinjau dari persyaratan status peserta upacara, peralatan harus dilengkapi, kaidah kaidah dan tata krama dalam upacra agung ini. Adapun pelanggaran terhadap persyaratan serta keniscayaan lainnya akan menjadi aib bagi pelaku maupun keluarganya, sebab itu setiap peserta sangat menghindari pelanggaran atas kaidah kaidah dalam penyelanggaraan upacara agung ini. Keagungan upacara ini terdapat dalam tari tari yang di laukan oleh peserta upacara.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam menyelenggarakan dan mengikuti acara ini, dia antara nya adanya sebuah pancaran : kejujuran, ketaatan, ketekunan, ketepatan dan kerapihan Hal tersebut adalah merupakan layak tidaknya seseorang untuk berpartisipasi dalam pergaulan di masyarakat, itu pula lah inti dari penyelenggaraan Cangget Agung. Upacara ini memiliki fungsi sebagai upaya aktualisasi nilai nilai budaya daerah Lampung sebagai proses terjadinya pernyataan dan perwujudan yang semula nilai nilai tersebut yang masih dalam bentuk abstrak agar terjadi kongkritasi nilai dalam kehidupan sehari hari, yang semula hanya filosofis konsepsional menjadi definitif operasional. Melalui upacra Cangget Agung maka Nilai nilai yang terkandung dalam Piil Pesenggiri serta menguat sikap dasar seperti kejujuran, ketaatan, ketekunan, ketepatan dan kerapihan dan di pahami nya maksud dari penyelenggaraan acara tersebut di atas maka perwujudan Piil Pesenggiri yang Berisikan tentang : Nemui Nyimah, Nengah Nyappur, Sakai Sambaian,Juluk Adek. terdapat dalam tari tari yang di laukan oleh peserta upacara.

Makna :
Tari ini juga dikenal sebagai tari Cangget Pepaduan. Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun

Fungsi :
Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun.



TARI NYAMBAI (SAI BATIN)

Tari Nyambai adalah tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh. Sebagai tarian adat pada masyarakat saibatin (pesisir), kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian upacara perkawinan yang disebut dengan upacara Nayuh/Penayuhan. Nyambai adalah acara pertemuan khusus yang diselenggarakan untuk Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silathmi, berkenalan, dengan menunjukkan kemampuan dalam menari.
Tari Nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan. Nama Nyambai sendiri diambil dari kata Cambai dalam Bahasa Lampung berarti Sirih. Sirih merupakan simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya.
Dilain pihak, kehadiran Tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai. Selain itu, Tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat kekerabatan adat Saibatin.Upacara Nayuh/Penayuhan adalah upacara perkawinan adat besar-besaran yang diadakan oleh masyarakat Lampung yang beradat Saibatin/pesisir. Metode analisisis bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan teori fungsi dan teori sosio-budaya.

Ada tiga kategori fungsi dalam kebudayaan yakni:
1. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi.
2. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan, dan
3. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian.

Dalam sosiologi budaya ada tiga komponen pokok, yaitu:
1. Institution atau lembaga budaya yang menanyakan: siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan.
2. Isi budaya menanyakan produk atau simbol apa yang dihasilkan, dan
3. Efek budaya menanyakan apa yang diusahakan.

Tari Nyambai dan upacara Nayuh pada masyarakat Saibatin di Pesisir Barat Lampung mencerminkan adanya keharmoinisan komunikasi masyarakat dan bentuk peneguhan upacara pernikahan sebagai kebijakan adat yang harus dipatuhi seluruh warga pesisir Barat, Lampung sebagai basis sosialnya. Namun pada perkembangannya, Tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun balai adat. Perubahan ini menjadikan Tari Nyambai tetap eksis ditengah-tengah masyarakat

Makna :
tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh.

Fungsi :
Fungsi Tari Nyambai Pada Upacara Perkawinan Adat Nayuh Pada Masyarakat Saibatin Di Pesisir Barat Lampung