Posts made by Andria Laras Ramadhania

Nama : Andria Laras Ramadhania
NPM : 2217051016

Rangkuman PPT
Kalimat dikatakan efektif apabila memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis.
Ciri-ciri kalimat efektif :
1) Kelogisan
Kalimat dikatakan logis jika logika mendukung wujud kalimat itu. Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, ejaannya, kata atau frasenya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa.
2) Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu dalam kalimat antara kata atau kelompok kata sehingga memiliki kesatuan pikiran dan koherensi yang baik. Ciri kepaduan dalam kalimat terlihat pada adanya keterkaitan makna antardata dalam kalimat. Kepaduan atau koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi (Keraf, 1997: 38).
3) Kesejajaran Bentuk dan Kesejajaran Makna
• Kesejajaran bentuk adalah kesejajaran atau paralelisme bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama.
• Kesejajaran bentuk mengacu pada kesejajaran unsur-unsur dalam kalimat. Kesejajaran unsur-unsur kalimat itu akan memudahkan pemahaman pengungkapan pikiran.
4) Kehematan
Kehematan adalah pemakaian kata yang cermat dan menghindari penggunaan kata mubazir. Terdiri dari :
• Penghilangan subjek berulang
• Penghematan penggunaan kata
• Penghilangan bentuk ganda
5) Kevariasian
Keraf (2001: 44) menegaskan bahwa variasi tidak lain daripada menganekaragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang. Kalimat yang bervariasi akan tampak jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lainnya. Terdiri dari :
• Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata pada hakikatnya tidak merubah isi atau amanat yang akan disampaikan. Variasi ini rata-rata digunakan penulis untuk menarik minat dan perhatian pembaca. Perhatikan contoh kalimat berikut.
• Variasi panjang pendek kalimat
Penggunaan panjang pendeknya struktur kalimat dapat mencerminkan pikiran pengarang. Seorang pengarang akan menggunakan rangkaian kalimat panjang dan memberikan penekanan pada bagian yang diinginkan.
• Variasi aktif pasif
Variasi kalimat dapat diciptakan dengan penggunaan kalimat aktif dan pasif. Kalimat aktif ditandai dengan awalan me- dan kalimat pasif ditandai dengan awalan di-.
• Variasi jenis kalimat
Dalam bahasa Indonesia ada tiga jenis kalimat, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Contohnya, untuk menyatakan sesuatu, penulis akan menyatakan dalam kalimat berita. Namun, hal ini bukan berarti untuk memberikan informasi tidak dapat menggunakan kalimat tanya atau kalimat perintah. Justru keefektifan kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan variasi jenis kalimat.
• Variasi pola kalimat
Adanya variasi pada pola kalimat dapat menghindari kebosanan. Posisi subjek yang ada di awal kalimat dapat diubah menjadi di akhir kalimat, misalkan pola kalimat Subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi Objek – Predikat– Subjek, atau yang lainnya.
6) Kefokusan
Kefokusan adalah pemusatan perhatian pada bagian kalimat tertentu. Sebuah kata yang biasanya diletakkan pada awal kalimat adalah kata yang dipentingkan. Kefokusan kalimat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu :
• Pengedepanan
Pengedepanan kalimat dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang difokuskan atau ditonjolkan pada awal kalimat. Unsur yang ditonjolkan dapat berupa subjek, predikat, atau pun keterangan.
• Pengulangan
Unsur yang akan difokuskan dapat ditempuh melalui pengulangan bagian yang difokuskan. Kata atau frase yang diulang biasanya kata atau frase yang dianggap penting dalam sebuah kalimat.
• Pertentangan
Fokus suatu gagasan dapat pula dilakukan melalui pertentangan. Kata yang ingin difokuskan ditempatkan dalam suatu posisi pertentangan.



Rangkuman video
Kalimat efektif merupakan kalimat yang memliki tingkat akurasi yang tinggi dalam hal penyampaian pesan, pikiran atau perasaan kepada pembaca atau pendengar. Aspek-aspek untuk membangun sebuah kalimat yaitu :
1) Keutuhan
Kesepadanan struktur dan makna dalam kalimat. Setiap unsur kalimat harus memliki kesatuan. Dalam membangun sebuah kalimat efektif khusunya aspek keutuhan sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan preposisi didepan kalimat. Dalam keutuhan kalimat diusahakan ketika subjek itu sama, subjeknya itu hanya muncul sekali.
Contoh :
- Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu.
- Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah.
2) Kesejajaran
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam sebuah kalimat.
Contoh : Polisi menangkap pencuri itu karena telah diketahui keberadaanya. (Ada verba aktif menangkap dan verba pasif diketahui).
Kalimat yang benar yaitu :
- Polisi menangkap pencuri itu karena telah mengetahui keberadaannya.
- Pencuri itu ditangkap polisi karena keberadaannya telah diketahui.
3) Kefokusan
Penegasan atau penekanan kepada ide pokok kalimat.
Contoh :
- Saya sudah lihat, makanan itu sudah busuk.
- Makanan itu busuk, saya sudah lihat.
4) Kehematan
Penanggalan kata-kata mubazir dalam kalimat.
Contoh :
- Rapat akan diadakan pada hari Rabu, tanggal 20 bulan September tahun 2017.
5) Kecermatan
Kecermatan berarti kalimat tidak bersifat ambigu.
Contoh :
- Guru baru pergi ke ruang guru.
- Guru, baru pergi ke ruang guru.
- Guru baru, pergi ke ruang guru.
6) Kevarasian
Variasi dapat dilakukan dengan mengubah struktur kalimat, diksi atau gaya bahasa.
Contoh :
- Pemerintah melakukan penghematan APBN.
- Penghematan APBN dilakukan pemerintah.
7) Kelogisan
Kelogisan berarti kalimat dapat diterima oleh akal.
Contoh :
- Kepada bapak, waktu dan tempat dipersilahkan.
- Disilakan kepada bapak untuk membawakan sambutan di depan.
Nama : Andria Laras Ramadhania
NPM : 2217051016
Kelas : A

Pendidikan Kewarganegaraan tidak lepas dari realitas bangsa Indonesia saat ini yang masih awam tentang demokrasi. Lebih dari sekedar pendidikan kewarganegaraan yang umumnya dikenal sebagai Pendidikan Demokrasi. Transisi Indonesia menaiki demokrasi menimbulkan banyak kecemasan dimana pada saat yang sama masyarakat masih cenderung melakukan penyelesaian konflik melalui cara-cara yang tidak demokratis, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, dan praktik money politics sebagai cermin dari perilaku dan sikap yang bertolak belakang dengan demokrasi yang diperjuangkan oleh kalangan reformasi selama ini.

Di dalam mewujudkan demokrasi yang berkeadaban maka peranan pendidikan kewarganegaraan (Civics Education) dirasa sangat urgen dan mendesak sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga negara yang cerdas dan baik serta mampu mendukung keberlangsungan bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun karakter (Character Building) bangsa Indonesia yang antara lain:
a) membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
b) menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis dan demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa;
c) mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban yaitu kebebasan, persamaan, toleransi dan tanggungjawab.
Nama : Andria Laras Ramadhania
NPM : 2217051016
Kelas : A

Pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa pada perguruan tinggi adalah untuk menciptakan mahasiswa yang dapat berfikir secara kritis, analitis, memiliki sikap integritas yang tinggi yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran, serta demokratis dengan berlandaskan Pancasila. Serta berdasarkan landasan ideal dan landasan hukum pendidikan kewarganegaraan yang berisi sebagai berikut :
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945
3. Batang Tubuh UUD 1945
4. UU Nomor 20 Tahun 1982
5. UU Nomor 20 Tahun 2003
6. SK Dirjen DIKTI Nomor 43 Tahun 2006
Serta juga sosiologis yang diperlukan oleh masyarakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi bangsa-bangsa