Nama : M. Zainul Ihsan
Npm : 2217011120
Kelas : A
Dalam vidio ini membahas perkembangandemokrasi di indonesia. Perkembangan demokrasi di Indonesia menunjukkan dinamika yang naik-turun seiring perubahan rezim dan kondisi sosial-politik. Pada masa Revolusi Kemerdekaan (1945–1949), demokrasi belum menjadi prioritas karena fokus utama bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan. Sistem pemerintahan saat itu lebih bersifat darurat, dengan semangat kolektif perjuangan melawan penjajahan. Setelahnya, Indonesia memasuki era Demokrasi Parlementer (1945–1959), yang dikenal sebagai masa kejayaan demokrasi. Sistem multipartai berkembang dan parlemen berfungsi aktif, namun praktik demokrasi ini tidak berjalan stabil. Politik aliran yang tajam, lemahnya basis sosial ekonomi, serta konflik kepentingan antara Presiden Soekarno dan militer menyebabkan sistem ini rapuh dan penuh instabilitas. Ketidakmampuan sistem parlementer untuk menciptakan stabilitas akhirnya membuka jalan bagi Demokrasi Terpimpin (1959–1965), sebuah sistem otoriter di mana Presiden Soekarno mengonsolidasikan kekuasaan. Peran partai politik dibatasi, pers dibungkam, dan pengaruh militer serta PKI semakin menguat, menciptakan ketegangan yang berujung pada tragedi politik tahun 1965.
Pasca peristiwa 1965, Indonesia memasuki era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto (1966–1998). Demokrasi Pancasila dijadikan landasan formal, namun pelaksanaannya sangat otoriter. Kekuasaan tersentralisasi pada Presiden, sementara ABRI dan Golkar mendominasi kehidupan politik. Meskipun stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi menjadi pencapaian utama rezim ini, kebebasan sipil sangat dibatasi dan proses demokratis hanya menjadi formalitas belaka. Reformasi tahun 1998 menjadi titik balik penting. Runtuhnya Orde Baru membuka jalan bagi transisi menuju demokrasi yang lebih terbuka. Di era Reformasi, pemilu diselenggarakan secara langsung dan lebih demokratis, kekuasaan menjadi lebih tersebar melalui desentralisasi, dan kebebasan pers serta hak-hak sipil mulai dijamin. Meskipun demikian, demokrasi Indonesia saat ini masih dalam proses konsolidasi. Masalah seperti korupsi, politik uang, dan dominasi oligarki partai menunjukkan bahwa meskipun secara prosedural demokrasi telah berkembang, secara substansi masih terdapat tantangan besar yang perlu dihadapi. Demokrasi Indonesia hari ini bukanlah titik akhir, melainkan medan perjuangan yang terus berkembang.
Npm : 2217011120
Kelas : A
Dalam vidio ini membahas perkembangandemokrasi di indonesia. Perkembangan demokrasi di Indonesia menunjukkan dinamika yang naik-turun seiring perubahan rezim dan kondisi sosial-politik. Pada masa Revolusi Kemerdekaan (1945–1949), demokrasi belum menjadi prioritas karena fokus utama bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan. Sistem pemerintahan saat itu lebih bersifat darurat, dengan semangat kolektif perjuangan melawan penjajahan. Setelahnya, Indonesia memasuki era Demokrasi Parlementer (1945–1959), yang dikenal sebagai masa kejayaan demokrasi. Sistem multipartai berkembang dan parlemen berfungsi aktif, namun praktik demokrasi ini tidak berjalan stabil. Politik aliran yang tajam, lemahnya basis sosial ekonomi, serta konflik kepentingan antara Presiden Soekarno dan militer menyebabkan sistem ini rapuh dan penuh instabilitas. Ketidakmampuan sistem parlementer untuk menciptakan stabilitas akhirnya membuka jalan bagi Demokrasi Terpimpin (1959–1965), sebuah sistem otoriter di mana Presiden Soekarno mengonsolidasikan kekuasaan. Peran partai politik dibatasi, pers dibungkam, dan pengaruh militer serta PKI semakin menguat, menciptakan ketegangan yang berujung pada tragedi politik tahun 1965.
Pasca peristiwa 1965, Indonesia memasuki era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto (1966–1998). Demokrasi Pancasila dijadikan landasan formal, namun pelaksanaannya sangat otoriter. Kekuasaan tersentralisasi pada Presiden, sementara ABRI dan Golkar mendominasi kehidupan politik. Meskipun stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi menjadi pencapaian utama rezim ini, kebebasan sipil sangat dibatasi dan proses demokratis hanya menjadi formalitas belaka. Reformasi tahun 1998 menjadi titik balik penting. Runtuhnya Orde Baru membuka jalan bagi transisi menuju demokrasi yang lebih terbuka. Di era Reformasi, pemilu diselenggarakan secara langsung dan lebih demokratis, kekuasaan menjadi lebih tersebar melalui desentralisasi, dan kebebasan pers serta hak-hak sipil mulai dijamin. Meskipun demikian, demokrasi Indonesia saat ini masih dalam proses konsolidasi. Masalah seperti korupsi, politik uang, dan dominasi oligarki partai menunjukkan bahwa meskipun secara prosedural demokrasi telah berkembang, secara substansi masih terdapat tantangan besar yang perlu dihadapi. Demokrasi Indonesia hari ini bukanlah titik akhir, melainkan medan perjuangan yang terus berkembang.