Nama : Intan Puspitasari
NPM : 2217011170
Kelas : A
Video ini menjelaskan pada masa revolusi kemerdekaan, praktik demokrasi di Indonesia masih sangat terbatas. Namun demikian, media seperti majalah tempo menjadi salah satu kekuatan yang mendorong semangat perjuangan, memberikan inspirasi penting bagi rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Periode demokrasi parlementer antara tahun 1945-1959 sering disebut sebagai masa kejayaan demokrasi di Indonesia karena hampir semua unsur demokrasi hadir dalam kehidupan politik. Meskipun demikian, sistem ini akhirnya gagal. Penyebab utamanya adalah dominasi politik aliran yang menimbulkan konflik antara berbagai partai, seperti partai Islam, nasionalis, dan non-Islam. Ditambah lagi, kondisi sosial dan ekonomi saat itu belum memadai, serta adanya kesamaan kepentingan antara Presiden Soekarno dan pihak militer yang merasa tidak puas terhadap jalannya proses politik.
Demokrasi terpimpin yang berlangsung dari tahun 1959-1965 ditandai oleh pertarungan pengaruh yang kuat antara tiga kekuatan besar, yaitu ABRI, Presiden Soekarno, dan PKI. Ketegangan di antara ketiga pihak ini sangat mempengaruhi arah dan bentuk demokrasi pada masa tersebut, menjadikannya lebih terpusat pada kekuasaan individu dan kelompok tertentu. Pada masa Orde Baru, demokrasi yang dijalankan dikenal dengan istilah Demokrasi Pancasila. Di awal masa pemerintahannya, tampak seolah-olah kekuasaan akan diberikan kepada masyarakat. Namun, setelah tiga tahun, militer mulai memainkan peran dominan. Proses pengambilan keputusan menjadi tersentralisasi dan birokratis, peran partai politik dibatasi, serta terjadi intervensi pemerintah dalam kegiatan partai dan masyarakat. Situasi ini diperparah dengan adanya pemaksaan ideologi negara serta penyatuan lembaga-lembaga non-pemerintah ke dalam struktur kekuasaan.
Sejak era reformasi dimulai pada tahun 1998, Indonesia kembali menerapkan demokrasi Pancasila, namun dengan pendekatan yang berbeda dari masa Orde Baru dan cenderung mirip dengan sistem parlementer tahun 1950-an. Gerakan reformasi dimulai dengan mundurnya Presiden Soeharto akibat tekanan kuat dari masyarakat. Ciri khas demokrasi di era ini mencakup pelaksanaan pemilu yang lebih terbuka dan adil sejak 1999-2004, adanya pergantian kekuasaan secara berkala dari tingkat pusat hingga desa, proses rekrutmen jabatan politik yang lebih transparan, serta penghormatan terhadap hak-hak dasar warga negara seperti kebebasan berpendapat. Meskipun demokrasi era reformasi masih dalam proses mencari bentuk idealnya, ada optimisme bahwa suatu hari nanti sistem ini akan menemukan jati dirinya.