Posts made by Alya Wahidah Assarifah

Nama : Alya Wahidah Assarifah
NPM  : 2213053290
 
ANALISIS VIDEO 2
“Potret Pendidikan di Dusun terpencil”

Para siswa SD Negeri Glak Kabupaten Sikka, NTT membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Pasalnya, sekolah yang terletak di sebuah Dusun terpencil ini terpaksa harus melakukan kegiatan belajar mengajar di teras kelas. Teras dipakai sebagai ruang kelas lantaran ketiadaan ruang kelas. Sekolah yang terletak di kaki gunung api Egon ini hanya memiliki 6 ruangan yang dimana 5 ruangan dipakai untuk ruang kelas dan satu ruangan untuk ruang guru. Jangankan kelas, perpustakaan saja tak dimiliki di sekolah ini. Meski begitu, para siswa tetap bersemangat untuk bersekolah dan belajar setiap hari,  padahal mereka harus berjalan kaki hingga 2 km agar bisa belajar di sekolah. Di masa pandemi covid-19 ini, ketika pemerintah aktif mengkampanyekan belajar dari rumah, sekolah ini tak mampu melaksanakannya.
Di wilayah ini belum ada jaringan telekomunikasi sama sekali, karena itu pihak sekolah terpaksa tetap melakukan kegiatan belajar di sekolah.
Jika hujan anak-anak yang belajar di luar tidak bisa belajar karena hujan angin, pagi hari mereka juga harus berteduh di bawah pohon karena panas matahari tembus langsung ke anak-anak, jadi setelah panas matahari tidak ada baru mereka masuk.
Harapan pihak sekolah kepada pemerintah supaya pemerintah segera membangunkan satu ruang kelas supaya anak-anak aman belajar.

Pihak sekolah pun berharap pemerintah bisa buka mata melihat keadaan mereka dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.


Nama : Alya Wahidah  Assarifah
NPM : 2213053290
 
ANALISIS VIDEO 1
“Sepenggal  Cerita Pengajar Muda di Pelosok Kalimantan – Lentera Indonesiaa”

Pendidikan itu seperti cahaya sebenarnya jadi ketika kita tidak punya cahaya untuk melakukan perjalanan kita bisa tersesat tapi ketika kita punya cahaya kita tahu arah Kita akan kemana itu akan menuntun kita sampai ke tujuan yang kita mau.Ini lah anak - anak dayak Kalimatan Utara mereka satu dari sekian banyak keragaman dalam negara kesatuan kita Indonesia
Martencis Siregar pengajar muda dari Gerakan Indonesia Mengajar yang ditempatkan di Desa Tanjung Matol Nunukan Kalimantan Utara sebelum bergabung dengan Indonesia mengajar aku sempat menjadi relawan di gerakan peduli HIV AIDS di Jayapura Papua.

Martencis mengajar kelas 1 dan juga guru les bagi anak murid kelas 6, Tanjung Matol Nunukan Kalimantan Utara berjarak tempuh 7 jam dari kabupaten, dia belum pernah tinggal di pelosok seperti Tanjung Matol Nunukan Kalimantan Utara tak heran jika Mama dan Bapak masih selalu cemas.Anak anak dari Tanjung Matol masih sangat sedikit yang minat untuk melanjutkan pendidikan jenjang SD. orang tua di sini masih kurang sadar pentingnya pendidikan anak perempuan di desa penempatanku malah banyak yang menikah di usia dini sekitar umur 12 tahun atau lulus SD sudah ada yang melamar, beliau bertemu dengan satu anak perempuan yang sudah mau dilamar, sudah mau dibawa menikah sama orang yang usianya lebih dewasa.

Kapan perempuan disini akan maju kalau di kampung ini saja budaya seperti ini masih terus ada hingga bulan keenam di sini aku pribadi masih takut mencampuri urusan tradisi dan kebiasaan warga tak hanya soal pernikahan dini anak perempuan kurangnya perhatian orang tua pada pendidikan anak jadi persoalan.Martencis harus membuat para orang tua atau wali muridku sadar pentingnya pendidikan. Cita-citanya di sini sederhana membuat anak-anak Tanjung Matol mau pergi ke sekolah belajar dan bisa punya bekal yang lebih baik untuk masa depannya.Ia mengajar di SDN 11 Sembakung, Tk dan PAUD belum masuk ke Desa Tanjung Mato, jadi kelas 1 adalah awal dari Jalan Panjang menempuh pendidikan di sini biar mereka bisa mengikuti pelajaran dengan baik karena mereka juga kelas rendah jadi perlu metode-metode yang lebih kreatif supaya mereka tertarik jadi jangan heran dengan bentuk kelasnya yang seperti kelas TK tantangan selanjutnya adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan menggunakan metode belajar yang ampuh mengusir rasa jenuh pada anak muridku sekali lagi aku tekankan kepada mereka bahwa belajar itu bisa dari mana saja dan di mana saja.

Bapak kepala sekolah tahun ini mulai memberi hadiah untuk murid yang berprestasi hadiah yang di beri cukup unik bukan sebuah barang atau uang melainkan perjalanan keluar tanjung matol, alasan memberi hadiah seperti ini untuk memberi wawasan pada anak - anak terutama tentang cerita dunia luar.Ketika mengenal seorang gadis yang bernama Loly, gadis berusia 18 tahun yang memiliki ketertarikan pada bidang pendidikan di desa Tanjung Matol dan ialah yang juga membantu Martencis mengajar anak anak di Sekolah Dasar. Tidak hanya Loly, tetapi guru-guru yang penuh semangat bersama orang-orang hebat seperti mereka kelak masa depan anak-anak desa Tanjung Matol dapat terukir.


Nama : Alya Wahidah Assarifah
NPM : 2213053290
 
ANALISIS VIDEO  3
 
“ pantesan Negaranya Cepat Berkembang! Beginilah Perbedaan  Pendidikan Dasar Jepang dan Indonesia”
1.     Kebersihan Sejak Dini
Di dalam kurikulum pendidikan di indonesia tidak di ajarkan cara pengelolaan sampah yang baik. Bila di sekolah di Jepang kurikulumnya mengajarkan siswanya bertanggung jawab atas kebersihannya kelas mereka sendiri.
2.     Makan Bareng
Kegiatan makan bersama di Jepang dilakukan untuk membangun kegiatan positif antara siswa , dan siswa  dengan guru.
3.     Mata  Pelajaran Sedikit
Di Indonesia memiliki jumlah mata Pelajaran yang sangat banyak, dan di  ajarkan secara berulang dalam seminnggu. Kalau di Jepang hanya  mengajarkan mata pelajaran lebih sedikit, dan tidak berulang di setiap minggunya.
4.     Pendidikan Karakter
Di Indonesia lebih banyak melakukan ujian dalam sistem pembelajarannya, tetapi jika di jepang tidak melibatkan ujia dalam 3 tahun pertama. Yang dimana tujuannya agar lebih fokus dalam pendidikan karakter sopan santun, tolong menolong hal ini di lakukan karena pendidikan karakter menjadi dasar yang baik untuk siswa.
5.     Membaca dulu
Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Namun bila di jepang membiasakan siswanya untuk membaca di 10 menit pertama, oleh sebaab itu jepang memiliki minat  baca yang tinggi.
6.     Perlengkapan sekolah
Di jepang perlengkapan sekolah di samakan, hal  ini untuk menghindari dari minder karena berbeda dengan temannya.
7.      Seragam sekolah

Seragam sekolah yang terlalu banyak di gunakan di indonesia lebih terkesan ribet.  Bila di jepang hanya ada 1 macam, hal ini lebih mempermudah siswanya.  


Nama : Alya Wahidah Assarifah
NPM : 2213053290
 
ANALISIS VIDEO  4

“Film Pendek Korupsi – Pelajar Anti Korupsi
 
Di dalam film pendek  korupsi tersebut ada siswa yang bernama Hanavi, yang merupakan seorang pelajar dari SMK N 3 Wonosari. Suatu  ketika ia diminta untuk memfoto copy tugas yang  mneghabiskan uang sebesar 5 ribu, tetapi hanafi menulis di nota  sebesar 10 ribu. Jadi dari kejadian ini hanavi sudah mengkorupsi uang sebesar  5 ribu.  Menulis nota palsu merupakan kebiasaan hanavi.
Lalu saat sedang istirahat, Hanavi merasa badannya kuranng enak badan. Datanglah teman Hanavi yang bernama Bayu, disini ia datang  menannyakan kabar Hanafi yang terlihat sedang tidak enak badan.  Tetapi setelah itu ia membicarakan tentang  kasus korupsi yang masih marak di Indonesia, dia bilang  kata ustad nya bila mengkonsumsi makanan dari uang korupsi akan membuat  penyakit di dalam tubuh kita. Disinilah Hanavi menyadari kalau uang korupsi  yang di konsumsi itu hal yang salah. Akhirnya Hanavvi pun mengakui kesalahannya dan akan mengganti uang yang sudah ia korupsi.

 


Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
NPM : 2213053290
 
ANALISIS JURNAL  2

 
Identitas Jurnal
Nama : JURNAL RECHTEN : RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Volume : 03
Nomor : 03
Halaman  : 17-27
Tahun Terbit : 2021
Judul : Problematika Moral Bangsa Terhadap Etika Masyarakat
Nama Penulis : Kanesa Putri , Muhammad Eko Maryana
 
Salah satu penyebab terjadinya kehilangan etika dan moral khususnya pemuda pada era globalisasi ini dikarenakan tidak adanya pasal dan sanksi yang mengatur tentang etika dalam bermasyarakat, sehingga masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kampung Cijambe Girang sukaresmi, Kabupaten Sukabumi bebas untuk bergerak malakukan perbuatan sesuai apa yang diinginkan dan tidak ada acuan untuk tidak melakukan perbuatan yang melanggar etika dalam masyarakat.
Beberapa faktor yang menyababkan para individu zaman sekarang kurang dalam beretika. Pertama, kurangnya kepedulian orang tua terhadap pentingnya menanamkan serta mengajarkan etika (moral) terhadap anak. Kedua, berkembangnya teknologi yang sangat pesat membuat pola pikir di zaman sekarang menjadi serba instan dan tidak peduli akan lingkungan sekitarnya. Ketiga, lingkungan sekitar yang membentuk karakter dan membentuk kepribadian seorang pemuda masih kurang diperhatikan atau bahkan tidak diperhatikan sama sekali oleh masyarakat sekitar, terkhusus orangtuanya. Keempat, kurangnya penanaman jiwa religius didalam diri pemuda serta masih kurangnya pengetahuan tentang agama yang menjadikannya turntutan untuk selalu berperilaku etis. Banyaknya polemik yang terjadi sehingga membuat hilangnya bersikap etis dalam diri seseorang membuat Indonesia menjadi di ambang kekrisisan etika.
Seperti yang diketahui bahwasanya pemerintah juga membuat aturan tertulis Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik. Yang mengatur tentang kepastian hukum dalam hubungan antar masyarakat. Di dalamnya mengatur tentang pelayanan publik seperti pelayanan yang meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, tidak ada pelayanan yang mengatur tentang bagaimana harus beretika dalam bermasyakarat untuk menciptkan moral bangsa yang berintegritas.
Tentunya dalam penegakkan hukum terbadap etika dan moral masyarakat harus melihat dari beberapa hal. Yakni ada 3 unsur yang harus kita ketahui sebelum melakukan penegakkan Hukum yaitu:
a.     Kepastian Hukum (Rechtssicherheit): yang berarti bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku dan tidak boleh menyimpang, atau dalam pepatah meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan (fiat justitia et pereat mundus).
b.     Keadilan (gerechtigkeit) bahwa dalam pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus adil karena hukum bersifat umum dan berlaku bagi setiap orang dan bersifat menyamaratakan.
c.     Kemanfaatan (Zweckmassigkeit) karena hukum untuk manusia maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, jangan sampai justru karena hukumnya diterapkan menimbulkan keresahan Masyarakat.
 
Ada 3 upaya internal yang bisa di terapkan untuuk meningkatkan moral bangsa :
1.     Meningkatkan peran keluarga dalam membentuk moral
2.     Menciptakan lingkungan yang baik dalam masyarakat
3.     Membatasi teknologi yang ada
 
Upaya eksternalnya meliputi:
1.     Mengimplementasikan pendidikan karakter disekolah
2.     Seminar tentang kesadaran hukum
3.     Menegakkan HAM di masyarakat

4.     Pemerintah harus bertindah