གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Ladaina Fahrun Nada 2213053044

Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam jurnal pertama yang berjudul "PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SD NEGERI
LAMPEUNEURUT" dapat diketahui bahwa bangsa Indonesia saat ini telah mengalami kemerosotan moral, maka dari itu perlunya penanaman moral sejak dini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD negeri LAMPEUNEURUT bahwa perlunya pendidikan agama bukan hanya di sekolah tapi di luar sekolah, seperti pada agama Islam di TPA. Kemudian guru menanamkan nilai moral melalui mata pelajaran yang diajarkan baik berupa nasihat, teguran, atau dicontoh langsung oleh pendidik. Nilai moral yang biasa ditunjukkan seperti berdoa sebelum belajar, tidak membedakan peserta didik yang pintar atau tidak, menghargai dan menghormati perbedaan, mengajarkan pentingnya piker secara bergiliran. Jadi dapat disimpulkan dalam jurnal tersebut guru SD negeri LAMPEUNEURUT sudah menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik, seperti nilai religius (berdoa sebelum dan sesudah belajar, kejujuran), nilai mandiri (tugas menjadi tanggungjawab individu tanpa mencontek), nilai gender (tidak membedakan perilaku terhadap peserta didik laki-laki atau perempuan), menghargai pendapat, dan sikap berani serta suportif.
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam video kedua yang berjudul "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH DASAR" Dapat diketahui bahwa pendidikan moral yaitu usaha yang dilakukan secara terencana untuk memperbaiki sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sesuai nilai moral yang ada.
Tahap perkembangan moral yaitu, usia 6-12 bulan (orangtua agar disiplin untuk memandu dan melindungi), usia 12-18 bulan (memuat komitmen dan patuh mencerminkan perhatian), usia 18-30 bulan (menunjukkan perilaku menolong, malu, empati, agresif terhadap mainan), usia 30-36 bulan (agresif berkurang), usia 3-4 tahun (perilaku menolong agar mendapat pujian, penolakan), 4-6 tahun (penalaran moral fleksibel), 7-8 tahun (penalaran moral makin fleksibel),9-11 tahun (penanaman moral dari keadilan), 12-15 (penalaran moral menunjukkan rasa dalam terhadap keadilan), 16-20 (relatif terhadap penanaman moral), 20-40 (penanaman moral lebih rumit), dewasa tengah (lebih rumit).
Implikasi perkembangan sosial dan pribadi anak pada KBM di sekolah dasar sangat diperlukan dalam belajar, anak biasanya membutuhkan teman atau tidak membutuhkan untuk membantu proses belajar. Implikasi identitas gender dalam perkembangan moral di sekolah dasar sebagai pendidik harus mengarahkan mengenaj integritas gender agar sesuau dengan gendernya.
Permasalahan serta solusi perkembangan moral anak di sekolah dasar.
1. Hilangnya kejujuran, solusinya mengajak anak untuk percaya diri dan jangan memarahi saat jujur
2. Hilangnya rasa tanggung jawab, solusinya mengajarkan dan diberi sanksi.
3. Rendahnya disiplin, solusinya bersikap tegas terhadap peraturan.
4. Kurang bisa bekerjasama, solusinya membiasakan anak terus untuk bekerja sama
5. Mengambil hak orang lain, solusinya membiasakan anak untuk menerima apa yang dia miliki dan tidak boleh mengambil hak orang lain.
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam video pertama yang berjudul "PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL TANGGUNGJAWAB DIRI DALAM KELUARGA"
Dapat diketahui mengenai tanggung jawab sebagai anak yang harus mendengarkan , membantu, menemani, menjaga keselamatan antar anggota keluarga.
Tanggung jawab penting agar hubungan anatr keluarga semakin erat, harmonis, dan senang jika berada di sisi keluarga. Contoh dari tanggung jawab juga bisa diambil saat kita berkunjung dirumah nenek dan kakek atau kerabat kita, dimana kita dilarang bermalas-malasan tetapi harus membantu meringankan pekerjaan mereka misalnya membantu menyiapkan makanan, membantu pekerjaan rumah dan sebagainya.
Kemudian tanggungjawab keluarga juga perlu dilaksanakan agar hubungan harmonis, hubungan erat, serta anggota keluarga lain akan bangga. Jika sudah melaksanakan tanggung jawab pasti akan merasakan senang, bangga, dan puas hati.
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam jurnal yang berjudul "MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL" dapat dianalisis bahwa
Pemuda sebagai pemegang masa depan bangsa, maka dari itu harus meningkatkan kualitasnya. Banyak diantara kalangan millenial yang telah menunjuk kan degradasi moral seperti minimnya sopan santun (caraberbicara dan berpakaian), kenakalan remaja (sex bebas dan konsumsi obat-obat terlarang), jauh dari nilai-nilai agama. Maka dari itu harus dibekali wawasan keagamaan, meningkatkan keimanan dan ibadah, memberikan pemahaman dalam bersosial media.
 
Pada tahap pelaksanaan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya globalisasi memudahkan kita mengakses segala sesuatu dari mana saja, termasuk dari kiblat Barat yang tentu saja memiliki standar moral yang berbeda dengan Indonesia; sehingga saat kalangan millenial meniru gaya hidup tersebut dianggap telah melakukan degradasi moral; moral yang baik adalah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan standar Al-Qur’an dan hadits. Kemudian peserta didik harus diarahkan dan dibantu agar mempunyai softskill yang baik terutama pada peserta didik yang sedang mencari jati diri. Selain itu diharapkan PKM ini dapat menginspirasi berbagai pihak untuk terus mendukung berbagai kegiatan yang serupa.
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Pada jurnal yang berjudul "REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL" dapata dianalisis bahwa Pendidikan Nasional memiliki peranan yang signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari fenomena-fenomena kerusuhan yang mewarnai
negeri ini.

Tujuan pendidikan nasional peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. pendidikan adalah agen bagi reproduksi kultural (Piere Bourdieu). Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Sehingga disinilah peran sekolah untuk membongkar jurang pemisah antar kelas-kelas sosial yang berbeda melalui nilai-nilai akhlak di sekolah (Fauzi, 2015).
Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah
Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh
ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. idikan moral ada pada materi ajar PAI
misalnya berisi materi pokok meneladani sifat Rosulullah, hidup hemat dan derhana, menghindari judi dan pertengkaran. Sedangkan materi pada PKn diantaranya adalah pendidikan politik atau mengenai ketatanegaran yang berlandaskan Pancasila guna merajut manusia dalam masyarakat yang bersatu.

Tahapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi PAI dan PKn di Sekolah Tahap persiapan yang telah tersusun dalam perangkat pembelajaran SKL (Standard Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu. Tahap pelaksanaan pembelajaran, pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Tahap evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik selama proses pembelajaran.
Maka dari itu tantangan harus menjadi tanggungjawab semua Masyarakat bagi pendidikan yang dilakukan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan, kemudian dengan adanya materi pembelajaran Agama Islam dan Budi pekerti dapat menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, percaya diri, bersikap bijak, , menalar dan mandiri, semangat belajar dan nasionalisme tinggi, dan berwawasan.