Posts made by Iftah Farida Reza Nur 2213053184

Nama : Iftah Farida Reza Nur
Npm : 2213053184

Jika kita menganalisis video tersebut kita menemukan banyak pertanyaan khususnya Apakah mengorbankan yang sedikit demi yang lebih banyak adalah pilihan yang baik?

Apakah hanya karena kita merasa itu tidak di lakukan oleh tangan kita sendiri lantas kita boleh menyetujuinya atau membiarkan itu terjadi?
Dalam konteks berfikir mengorbankan sedikit demi yang lebih banyak mungkin itu jadi pilihan yang lebih bermoral, tapi jika kita berada di posisi yang berbeda, apakah kita masih bisa berfikir bahwa itu jadi pilihan yang bermoral?
Dari sini kita di beritahu bahwa moralitas terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang menguntungkan atau yg memiliki keuntungan. Sebab pada akhirnya moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Iftah Farida Reza Nur
Npm : 2213053184

Identitas Jurnal
Nama jurnal: jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Judul Jurnal: MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Nama penulis: H. Wanto Rivaie
Tahun terbit: April 2010
Vol: 1
No: 1

Dari hasil analisis yang saya dapatkan:

Abstrak
Membahas tentang upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia.

Kata Kunci:
Nilai Moral, Sosial Budaya, Indonesia.

Pendahuluan
Penulis juga membahas tentang pembentukan nilai moral sosial budaya di kalangan remaja dapat dilakukan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah melalui pendidikan di keluarga, di mana nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan ditanamkan sejak dini . Selain itu, pendidikan formal dan non formal juga memiliki peran penting dalam membentuk nilai-nilai moral sosial budaya di kalangan remaja.
Pentingnya sinergi antara ketiga lingkungan pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan ini perlu ditingkatkan agar tercipta pembentukan nilai moral sosial budaya yang optimal. Selain itu, penulis juga menyoroti pentingnya pengajaran nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, baik di lingkungan keluarga maupun di lembaga pendidikan formal dan non formal.

Kesimpulan

Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh
Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik
Indonesia.
Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan
pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.
Nama : Iftah Farida Reza Nur
Npm : 2213053184

Identitas Jurnal
Nama jurnal: JURNAL PEMIMPIN - PENGABDIAN MASYARAKAT ILMU PENDIDIKAN
Penulis: Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu,
Vebiyanti P Leo
Vol: 2
No: 1
Tahun Terbit: januari 2022
Judul Jurnal: PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH.

Dari hasil analisis yang saya dapatkan:

ABSTRAK
Dalam abstrak penulis menjelaskan tentang pentingnya pendidikan moral Pancasila.
Dengan adanya metode sosialisasi yang diterapkan bagi anak sekolah dasar diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai moral pancasila yang ditanam sejak dini. Denganmenanamkan nilai moral sejak dini dapat mencengah ajakan/dorongan negatif
untuk melalukan korupsi sejak dini.
Penanaman nilai moral pancasila kepada
peserta didik dapat membangun dan
membekali peserta didik sebagai generasi
emas dalam mewujudkan budaya anti
korupsi sejak dini.

PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini penulis membahas tentang nilai nilai dalam setiap sila Pancasila

Pendidikan Moral Pancasila merupakan pendidikan yang berupaya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pengajarannya menitik beratkan pada penghayatan dan pengalaman butir-butir Pancasila (36 butir Pancasila).
Sebagaimana termuat dalam Tap MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya. Butir pancasila merupaan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengalaman Pancasila yakni ( yang terdapat dalam setiap sila Pancasila.

METODE ABDIMAS
Metode yang digunakan adalah sosialisasi kepada siswa kelas III-V di SD Negeri Osiloa, tentang menanamkan sikap dan nilai kejujuran, nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab serta nilai keadilan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari Penerapan Nilai Moral Pancasila Sejak Dini Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah ialah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dengan jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan, menembangkan pendidikan nasional yang meletakan pendidikan moral Pancasila sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan keterlibatan publik yang di lakukan melalui
pendidikan jalur formal, nonformal dan informal, merevitalisasi dan memperkuat potensi pendidik, tenaga pendidikan, peserta didik ,masyarakat dan lingkungan keluarga. Nilai moral dan hukum mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali. Nilai dianggap penting oleh manusia itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Moralitas identik dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk(etika) yang mana cara pengukurannya adalah melalui nilai- nilai yang terkandung dalam perbuatan tersebut. Pada dasarnya nilai, moral, dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia.
Nama : Iftah Farida Reza Nur
Npm : 2213053184

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memiliki lima nilai pokok, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Nilai ini mengajarkan pentingnya keberagaman agama dan kepercayaan serta penghormatan terhadap keyakinan masing-masing. Untuk menerapkannya, penting untuk menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain serta menjalankan keyakinan dengan penuh tanggung jawab.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Ini mengandung nilai-nilai seperti keadilan sosial, persamaan hak, dan kemanusiaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkannya dengan berperilaku adil, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menghindari diskriminasi.

3. Persatuan Indonesia: Menekankan pentingnya persatuan dalam keragaman. Dalam era modern, kita bisa menerapkannya dengan menghargai perbedaan budaya, suku, dan agama serta berusaha membangun dialog yang konstruktif.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Nilai ini menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Kita dapat menerapkannya dengan berpartisipasi dalam pemilihan umum, menyuarakan pendapat, dan menghormati pendapat mayoritas.

4. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Menggarisbawahi perlunya pembagian kekayaan yang adil dan peningkatan kesejahteraan sosial. Kita dapat membantu menerapkan nilai ini dengan berkontribusi pada kegiatan sosial, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, dan mendukung program-program keadilan sosial.

Untuk memelihara nilai-nilai Pancasila di era modern, penting untuk:

• Mendidik Generasi Muda: Memastikan bahwa generasi muda memahami dan menghargai nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan pembinaan karakter.

• Contoh yang Baik: Menjadi contoh yang baik dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang lain dapat terinspirasi.

• Keterlibatan Sosial: Terlibat dalam kegiatan sosial, masyarakat, atau politik yang mendukung nilai-nilai Pancasila.

• Dialog dan Toleransi: Mendorong dialog antar kelompok masyarakat dan menghargai perbedaan pendapat.

• Mengawasi dan Mengkritik: Melakukan pengawasan terhadap pemerintah dan institusi untuk memastikan pelaksanaan Pancasila yang benar.
Nama : Iftah Farida Reza Nur
Npm : 2213053184

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Insania
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Analisis jurnal :
Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan, Jurna ini membahas tentang Pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi penerus.
Apakah pendidikan nilai moral itu? Pendidikan dalam arti yang luas
meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda
Poerbakawaca dan Harahap, H.A.H., 1981: 257).
Sedangkan “nilai” merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai
sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan. Ketika seseorang menilai
sesuatu, ia menganggap sesuatu tersebut berharga untuk dimiliki, berharga
untuk dikerjakan, atau berharga untuk dicoba maupun untuk diperoleh.
Studi tentang nilai biasanya terbagi ke dalam area estetik dan etik. Estetik
berhubungan erat dengan studi dan justifikasi terhadap sesuatu yang
dianggap indah oleh manusia, apa yang mereka nikmati. Etik merupakan
studi dan justifikasi dari tingkah laku
bagaimana orang berperilaku. Dasar
dari studi etik adalah pertanyaan mengenai
moral - yang merupakan suatu
refleksi pertimbangan mengenai sesuatu yang dianggap benar atau salah.
(Jack R. Fraenkel, 1977: 6). Moral menurut kamus Poerwadarminta (1989:
592), adalah ajaran tertentu baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban; akhlak, budi pekerti, susila.

Jurnal tersebut juga menyinggung tentang teori pendidikan nilai dan moral.
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang
dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.

- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg

Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja,
dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap
perkembangan, sehingga secara
keseluruhan perkembangan moral manusia terjadi dalam enam tahap.

-Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses
belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang
dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh
perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan
cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang
menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane
film yang setiap saat muncul di tayangan televise.

Jurnal ini juga membahas tentang pendidikan nilai dan moral dan implikasinya

Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja
sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan
sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah
jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan
proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini
bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang
baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab.
Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan
saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur
dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun
tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.