Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.
Forum Analisis Jurnal -2
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300
Jurnal ini berjudul "Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus" yang ditulis oleh Ahmad Nawawi. INSANIA Vol. Vol 16 No. ,2, Mei - Agustus 2011
Jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus bangsa. Penulis mengungkapkan bahwa pendidikan nilai moral di Indonesia masih diabaikan dan belum diberikan perhatian yang serius . Hal ini terbukti dari jumlah jam belajar yang memiliki nuansa pendidikan agama dan moral yang minim, hanya 2 hingga 4 jam per minggu dibandingkan dengan 34 hingga 42 jam per minggu .
Pendidikan nilai moral sangat penting bagi generasi penerus, karena mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan nilai moral bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang seimbang, serta mampu menerapkan nilai-nilai moral dan agama dalam kehidupan sehari-hari .
Dalam jurnal ini, penulis juga mengutip teori perkembangan sosial dan moral dari Albert Bandura dan Lawrence Kohlberg . Bandura menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh orang lain dan kondisi stimulus, sedangkan Kohlberg mengemukakan bahwa perkembangan moral manusia terjadi dalam tiga tingkatan besar .
Kondisi faktual di lapangan yang menunjukkan bahwa generasi penerus terlibat dalam perilaku amoral yang sangat mengkhawatirkan, seperti tawuran dan kelompok motor yang meresahkan masyarakat . Penulis berpendapat bahwa hal ini bisa menjadi akibat dari pengabaian pendidikan nilai moral di Indonesia .
Pendidikan nilai moral harus dilakukan sepanjang hayat dan dapat ditetapkan dalam usia-usia tertentu. Nilai-nilai moral bersifat nisbi secara budaya, namun tahapan perkembangan nilai moral bersifat universal .
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan nilai moral dan dampak negatif dari kelalaian pendidikan moral di Indonesia. Jurnal ini juga menyoroti perlunya kolaborasi antara pembuat kebijakan, pendidik, psikolog, dan pemimpin agama dalam mengintegrasikan pendidikan moral ke dalam sistem pendidikan nasional. Jurnal ini memberikan pemikiran yang kuat tentang bagaimana pendidikan moral dapat membentuk generasi yang memiliki moral yang baik dan bertanggung jawab.
NPM : 2213053064
Hasil analisis jurnal yang saya dapatkan yaitu artikel ini menjelaskan tentang pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi penerus di Indonesia. Artikel ini memaparkan bahwa pendidikan nilai dan moral tidak hanya penting untuk membentuk karakter yang baik, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan lingkungan masyarakat yang lebih baik.
Artikel ini juga mengidentifikasi hambatan dalam menegakkan nilai dan moral kepada para generasi muda, seperti dampak negatif media masa dan teknologi, minimnya perhatian dan pendidikan nilai dan moral dalam lingkungan keluarga, kurangnya peran serta pemerintah dan lembaga pendidikan, pengaruh lingkungan sekitar yang negatif, dan tidak adanya kesadaran dan tanggung jawab individu.
Artikel ini juga memberikan solusi untuk mengatasi hambatan dalam menegakkan nilai dan moral, yaitu dengan menerapkan pendidikan nilai dan moral sejak dini serta melibatkan berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, pemerintah, dan lembaga pendidikan. Tidak hanya itu artikel ini juga menekankan pentingnya integrasi pendidikan nilai dan moral ke dalam sistem pendidikan nasional.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Dan artikel ini juga mengidentifikasi hambatan yang perlu diwaspadai dan diatasi serta memberikan beberapa solusi yang dapat dilakukan guna meningkatkan pendidikan nilai dan moral di Indonesia.
NPM: 2213053227
Hasil analisis saya mengenai jurnal tersebut yaitu:
Terdapat beberapa poin penting dapat diidentifikasi:
Perilaku kekerasan kolektif dan kerusuhan sosial seringkali didorong oleh irasionalitas, emosionalisme, dan peniruan individu.
Peran remaja sebagai generasi penerus bangsa sangatlah penting bagi kemajuan suatu bangsa. Potensi mereka dalam hal dinamisme, energi, patriotisme, dan idealisme hendaknya dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana dan terprogram.Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran yang didalamnya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Nilai merupakan konsep atau gagasan tentang sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan. Kajian nilai dibagi menjadi bidang estetika dan etika.Perkembangan nilai-nilai moral dalam pendidikan didukung oleh teori-teori seperti teori perkembangan sosial dan moral oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.Teori perkembangan moral Kohlberg terdiri dari tiga tingkatan besar: moralitas pra-konvensional, moralitas konvensional, dan moralitas pasca-konvensional, yang masing-masing memiliki dua tahap perkembangan.Teori Bandura menekankan peran pengkondisian dan pemodelan dalam perolehan moralitas,Perbandingan antara teori Bandura dan Kohlberg menunjukkan perbedaan penekanan dasar, mekanisme perolehan moral, usia perolehan, dan relativitas budaya moralitas.
Teori Kohlberg mengidentifikasi dua tahap perkembangan moral pada anak dan remaja: perhatian untuk menjadi “anak yang baik” dan perhatian terhadap hukum dan peraturan.Perolehan pembelajaran moral merupakan proses seumur hidup, dan mungkin terdapat perbedaan pada usia perolehannya.Relativitas budaya moralitas menunjukkan bahwa nilai-nilai moral dalam berbagai tahap perkembangan bersifat universal,Meskipun ada kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat belum tentu menjadi lebih baik atau lebih sejahtera. Terdapat tantangan seperti korupsi, krisis, dan rasa ketidakberdayaan yang menghambat kemajuan .Tahap keenam perkembangan moral Kohlberg melibatkan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip-prinsip moral pribadi yang selaras dengan hukum universal dan kebaikan bersama.
Imam B. Pasojo, “Perilaku Amoral, Tawuran Kolektif, dan Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus,” INSANIA, Vol.
Npm: 2213053269
izin mengumpulkan tugas menganalisis artikel.
Apabila kita melihat dari sudut pandang psikologi perkembangan, dunia nampak semakin tua, manusia semakin cerdas, pengetahuan semakin dewasa, dan teknologi pun semakin canggih. Mungkin tidak, bahkan sebaliknya. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan terpuruk, reformasi kita kebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan merajalela, krisis multidimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami keadaan yang demikian.
di Era ini menyaksikan sosok bangsa ini yang lunglai, terkapar dalam ketidakberdayaan akibat berbagai krisis yang dialaminya. Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi, tetapi juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya martabat bangsa.
Kalau kita telaah mungkin akan muncul sederetan faktor penyebab. Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita. Ini jelas Islam mengajarkan dan menyuruh kepada pemeluknya untuk berotak, "Jerman-berhati Mekah", demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia ini dan akhirat nanti, barangkali hanya mendapatkan kulitnya saja, dan tidak tau isinya.inilah gambaran generasi penerus kita. SMP sudah mulai tawuran, menginjak SMA mendapatkan julukan SMA tawuran, dan ketika mereka menduduki bangku kuliah, apa yang terjadi? Kalau mereka menjadi mahasiswa? Mungkin akan menjadi mahasiswa yang agresif, pemberani, pendemo dan tukang tawuran. Kalau kelak mereka menjadi pejabat, mungkin tidak jujur dan korupsi.
Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya suatu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral kemungkinan besar suatu bangsa bisa hancur, dan carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona di era ini yang mencerminkan kegusaran bangsa akan terjadinya krisis moral bangsa dan kehidupan sosial yang carut marut. Dan tanggungjawab itu dipikul oleh kita semua.
Dalam TINJAUAN TEORITIS
Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah .
Sedangkan "nilai"merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan.
Studi tentang nilai biasanya terbagi ke dalam area estetik dan etik. Estetik berhubungan erat dengan studi dan justifikasi terhadap sesuatu yang dianggap indah oleh manusia, apa yang mereka nikmati. Dasar dari studi etik adalah pertanyaan mengenai moral yang merupakan suatu refleksi pertimbangan mengenai sesuatu yang dianggap benar atau salah.
Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Selain itu perbuatan baik dan buruk dinilai berdasarkan tujuannya. Jadi, ada perkembangan kesadaran terhadap perlunya aturan.
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura juga meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan dan contoh perilaku. Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning dan imitation . Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standard terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insane film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
Npm: 2213053145
Analisis jurnal "PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL
BAGI GENERASI PENERUS"
Ahmad Nawawi,
Jurusan PLB FIP UPI Bandung.
jurnal ini menggambarkan isu yang cukup mendalam, yaitu krisis moral yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini tercermin dalam tawuran remaja, kekerasan, ketidakjujuran, dan perilaku amoral lainnya. Penurunan nilai moral di masyarakat menjadi perhatian utama dalam konteks ini.
jurnal menyoroti solusi yang diusulkan untuk mengatasi krisis moral ini, yaitu pendidikan nilai moral dan agama. Pendidikan nilai moral dipandang sebagai cara yang efektif untuk membangun akhlak yang baik, kejujuran, dan budi pekerti yang luhur pada generasi penerus.
Dalam mendukung argumen tersebut, jurnal merujuk pada teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg dan teori belajar sosial dan moral oleh Albert Bandura. Ini menunjukkan bahwa pendidikan moral dapat didasarkan pada dasar-dasar teori psikologi perkembangan yang terbukti.
Peran model dalam pembentukan perilaku moral menjadi sorotan dalam jurnal ini. Model ini bisa berasal dari orang tua, guru, teman sebaya, atau karakter dalam media. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sosial dan budaya memiliki dampak signifikan pada perkembangan moral individu.
Selanjutnya, jurnal menekankan pentingnya mengintegrasikan pendidikan nilai moral dan agama ke dalam sistem pendidikan formal dengan jumlah jam pelajaran yang memadai. Hal ini diyakini dapat membantu membangun generasi yang lebih baik secara moral.
Selain itu, jurnal menyimpulkan bahwa pendidikan nilai moral adalah kunci untuk mengatasi krisis moral dalam masyarakat. Saran yang diberikan adalah perlunya perencanaan yang matang dalam penerapan pendidikan nilai moral, serta peran aktif orang tua, guru, dan model positif dalam membentuk perilaku moral generasi penerus.
Jurnal juga menyoroti pentingnya konteks budaya dalam pendidikan nilai moral. Nilai moral dapat berbeda-beda di berbagai budaya, dan pendidikan nilai moral harus menghormati nilai-nilai budaya yang ada sambil tetap mengajarkan prinsip-prinsip moral yang universal.
Selain itu, penting juga untuk memiliki cara yang efektif untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan nilai moral. Bagaimana kita akan mengukur perubahan perilaku dan sikap generasi penerus setelah menerima pendidikan ini? Ini adalah pertanyaan penting yang perlu dijawab dalam merancang program pendidikan moral yang berhasil.
Dengan demikian, jurnal ini memberikan pandangan komprehensif tentang perlunya pendidikan nilai moral dan agama dalam menghadapi krisis moral di masyarakat, serta berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merancang dan menerapkan pendidikan ini.
NPM : 2213053207
HASIL ANALISIS JURNAL
"Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus"
Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan
dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan
membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak
segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pen-
didikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan
kehilangan generasi penerus.
- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan indi-
vidu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi
kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan
mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge-
tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada
dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral
versi Kohlberg atau Bandura.
- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi:
ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar-
salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,
keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan
percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,
toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima
kasih dan tanggungjawab.
- Orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/
sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan
mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral
yang baik.
NPM : 2213053123
PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Hasil dari analisis jurnal yaitu
Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera. Penyebab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus.
Penulis menjabarkan bahwa Pendidikan nilai dan moral sangat penting untuk kehidupan bangsa jika tidak ada Pendidikan moral yang ditanamkan kepada anak maka akan hancur moral dan etika bangsa.
Penulis juga memberikan contoh serta dampaknya pada jurnal, dan mecarikan solusi pada permasalahan menegakkan Pendidikan moral dan harus ada peranan penting dari keluarga, teman, lingkungan sekolah maupun tempat tinggal.Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang danprogram yang berkualitas.
Jadi,pendidikan nilai moral antara lain meliputi ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani, keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima kasih dan tanggungjawab.
NPM : 2213053011
Jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi penerus di Indonesia. Seperti dikatakan oleh Pam Schiller dan
Tamera Bryant (2002: viii), bahwa jika kita meninggalkan pelajaran
tentang nilai moral yang kebanyakan sudah berubah, kita, sebagai suatu
Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita.
Pendidikan nilai moral sangat penting bagi generasi muda Pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus
Dengan tersosialisasikan pendidikan moral diharapkan generasi penerus dapat memahami, menganalisis, menjawab masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dan dapat membangun kehidupan moral bangsa secara berkesinambungan, konsisten yang bersumber pada nilai-nilai moral bangsa sehingga cita-cita bangsa dan tujuan nasional bisa terwujudkan.
Perkembangan nilai-nilai moral dalam pendidikan didukung oleh teori-teori seperti teori perkembangan sosial dan moral oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.Teori perkembangan moral Kohlberg terdiri dari tiga tingkatan besar: moralitas pra-konvensional, moralitas konvensional, dan moralitas pasca-konvensional, yang masing-masing memiliki dua tahap perkembangan.
Anak" mempelajari respon-respon baru dengan
cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang
menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane
film yang setiap saat muncul di tayangan televise.
NPM: 2213053287
Analisis Jurnal
Identitas Jurnal
Nama Jurnal: INSANIA
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Nama penulis : Ahmad Nawawi
Judul: Jurnal ini berjudul “ Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus”. Judul berjumlah 7 kata dan judul tersebut sudah sesuai dengan isi jurnal yang ditulis karena membahas mengenai Pendidikan nilai dan moral yang diselengarakan di provinsi Aceh.
Penulis : Jurnal ini ditulis oleh Ahmad Nawawi . penulisan nama jurnal sudah benar karena nama penulis ditulis tanpa gelar.
Abstrak: Dalam jurnal ini abstrak ditulis dengan menggunakan Bahasa Inggris saja. Dalam abstrak ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi dari jurnal. Penulisan abstrak sudah menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Kata kunci: Dalam jurnal ini kata kunci ditulis menggunakan Bahasa Inggris saja. Kata kunci terdiri dari 2 kata yaitu “Moral Values Education / Religion, next generation.” Istilah yang digunakan pada kata kunci ini mengacu pada bidang Pendidikan nilai dan moral untuk generasi penerus. Menurut pendapat saya kata kunci yang digunakan ini sudah benar dan sesuai dengan isi jurnal.
Pendahuluan: Membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral dan agama bagi generasi muda di Indonesia. Penulis berpendapat bahwa pendidikan nilai sangat penting bagi masa depan bangsa karena dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan keamanan dan kenyamanan, serta meningkatkan kesejahteraan. Artikel ini juga menyoroti kondisi pendidikan nilai di Indonesia saat ini dan perlunya pendekatan pendidikan nilai yang lebih komprehensif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan perilaku.
Tinjauan Teoritis: Tinjauan teoritis adalah sebuah penelitian yang berguna sebagai dasar teori yang digunakan dalam penelitian tersebut. Pada bagian ini dijelaskan mengenai teori pendidikan nilai moral untuk menambah pengetahuan dalam penelitian. Terdapat pula pengetian nilai dan pengertian moral yang dikeukakan oleh para ahli. Pendidikan nilai moral adalah usaha untuk memberikan ilmu kepada peserta didik yang meliputi nilai etika, nilai baik dan buruk, benar atau salah, akhlak mulia, budi pekerti agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Pembahasan: Pada bagian ini juga memuat teori-teori pendidikan nilai moral dianataranya adalah teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg yang membahas tentang tingkatan perkembangan remaja yaitu remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Kemudian ada pula teori belajar sosial dan moral Albert bandura, teori ini membahas tentang proses belajar sosial dan moral. Selain itu pada bagian ini juga membahas tentang fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin meningkat. Padahal remaja adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran dan posisi yang sangat penting untuk bangsa. Untuk mengatasi permasalahan ini pada jurnal dibahas mengenai cara untuk menangani masalah itu, yaitu dengan menetapkan jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, Teknik dan pendekatan proses belajar yang sesuai dan fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik maka generasi penerus akan memiliki moral yang baik , berakhlak mulia, berbudi luhur, berempati dan bertanggungjawab.
Kesimpulan: pada jurnal ini kesimpulan ditulis dengan uraian paragraf dan menurut saya penulisan ini lebih terstruktur dan mudah dipahami. Pendidikan nilai moral telah lama ada dan didukung oleh teori para ahli. Pendidikan di sekolah maupun dirumah hendaknya menjadi contoh tauladan yang baik dan mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai moral yang baik.
NPM: 2213053296
Kelas: 3J
Tugas Analisis Jurnal
Jurnal ini berjudul "Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus" yang ditulis oleh Ahmad Nawawi.
Jurnal ini mengulas signifikansi pendidikan nilai dan moral bagi generasi muda yang akan memimpin Indonesia ke depan. Jurnal tersebut menjelaskan bahwa pendidikan nilai dan moral bukan hanya berperan dalam membentuk karakter yang positif, melainkan juga dalam meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik. Terlebih lagi, pendidikan ini menjadi sangat penting karena generasi muda memiliki peran penting dalam memastikan kelangsungan negara. Tujuan utama pendidikan nilai moral adalah menciptakan generasi yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan dan kepribadian, serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai moral dan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, artikel ini juga memberikan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satunya adalah dengan menerapkan pendidikan nilai dan moral sejak dini dan melibatkan berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, pemerintah, dan lembaga pendidikan dalam upaya ini. Artikel ini juga menekankan pentingnya mengintegrasikan pendidikan nilai dan moral ke dalam sistem pendidikan nasional.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi mendatang di Indonesia. Selain itu, artikel ini juga mengidentifikasi hambatan yang perlu diatasi dan menawarkan beberapa solusi untuk meningkatkan pendidikan nilai dan moral di negara ini.
Artikel ini juga mencatat tantangan dalam upaya menanamkan nilai dan moral pada generasi muda, termasuk dampak negatif dari media massa dan teknologi, kurangnya perhatian dan pendidikan nilai dan moral di lingkungan keluarga, keterbatasan partisipasi pemerintah dan lembaga pendidikan, pengaruh negatif dari lingkungan sekitar, dan kurangnya kesadaran serta tanggung jawab individu.
Npm : 2213053043
Jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus. Penulis menyampaikan bahwa di era globalisasi saat ini, pendidikan hanya fokus pada aspek akademik dan teknologi, sedangkan pendidikan nilai moral sering diabaikan. Padahal, pendidikan nilai moral sangat penting untuk membentuk karakter dan meningkatkan kesadaran pada nilai yang baik.
Penulis juga membahas peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan pendidikan nilai moral. Keluarga menjadi pengantar utama dalam memberikan nilai moral sejak dini, sedangkan sekolah dan masyarakat dapat memberikan pelajaran dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis juga mengemukakan bahwa pendidikan nilai moral juga bisa dilakukan melalui media massa, seperti televisi dan internet, dengan menghadirkan program atau konten yang mengandung nilai moral positif.
Dalam kesimpulan, penulis menekankan bahwa upaya dalam memberikan pendidikan nilai moral perlu terus dilakukan agar generasi penerus dapat memiliki karakter yang baik, berintegritas, dan peduli pada lingkungan sekitar.
Identitas Jurnal
Nama Jurnal: INSANIA
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Nama penulis : Ahmad Nawawi
PENDAHULUAN
satu penyebab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi
generasi penerus. Betapa tidak, ajaran agama mengatakan: “Carilah untuk kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan carilah akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”. Allah pun berfirman dalam al Qur’an: “Barang siapa menginginkan dunia maka raihlah dunia itu dengan ilmu, dan barangsiapa menginginkan akhirat maka raihlah dengan ilmu pula”.
TINJAUAN TEORITIS
Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Adapun ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain
meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab,
dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.
TEORI PENDIDIKAN NILAI MORAL
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga secara keseluruhan perkembangan moral manusia terjadi dalam enam tahap.
- Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane
film yang setiap saat muncul di tayangan televise.
Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan
membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak
segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus.
Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara pengetahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi.
NPM: 2213053078
Nama Jurnal: INSANIA
Volume: 16
Nomor: 2
Halaman: 119-133
Judul jurnal: Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Penulis: Ahmad Nawawi
Abstrak
pendidikan nilai moral di Indonesia sejak tahun 1968 sampai saat ini masih terbengkalai belum ditanggulangi secara terencana dan serius. pendeta ini dibuat untuk mencoba mengeksplorasi berdasarkan literatur meninjau dan menganalisis kondisi yang nyata di lapangan untuk mendapatkan solusi apa yang bisa diterapkan untuk membangun nilai dan moral di negara Indonesia.
Hasil analisis jurnal yang saya baca adalah artikel jurnal ini mengkaji tentang bagaimana pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi penerus bangsa. Perkembangan teknologi semakin cepat arus globalisasi semakin berkembang dan pengetahuan semakin dewasa sehingga penerapan pendidikan nilai dan moral terabaikan. Pendidikan nilai dan moral di negara kita sangat tidak diutamakan dan dianggap tidak serius sehingga generasi muda sekarang ini banyak sekali yang tidak memiliki moral yang baik. padahal pendidikan nilai moral atau agama sangat penting bagi tegaknya suatu bangsa, tanpa pendidikan nilai dan moral kemungkinan suatu bangsa itu akan tidak maju dan hancur. pendidikan harus diterapkan atau ditanamkan sekarang juga karena akan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat untuk bangsa yang akan datang.
pendidikan nilai moral didukung oleh beberapa teori perkembangan antara lain yaitu perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence kohlberg dan Albert bandura.menurut Lawrence kohlbert pemikiran sebagai perilaku kualitatif dalam perkembangan titik berlangsung pada tahap-tahap yang teratur dan berkaitan dengan perkembangan kognitif moralitas. Proses belajar berkesinambungan sampai masa dewasa, dan juga dapat ditetapkan dalam usia-usia tertentu. sedangkan menurut Albert banduram perilaku bergantung pada orang lain dan kondisi stimulus hasil dari kondisioning dan modeling belajar berlangsung sepanjang hayat dan ada perbedaan usia perolehan.
padahal seharusnya kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus yaitu memiliki peran dan posisi yang strategis mereka merupakan harapan bangsa dan masa depan. remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemampuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual selain itu juga memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa dan kecerdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka pada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.
dengan memperhatikan fenomena dan kondisi adalah remaja sebagai generasi penerus maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius dilaksanakan dengan perencanaan matang dan program yang berkualitas. seharusnya orang tua guru, teman sebaya yang menjadi idola atau para aktor sinetron atau film hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral yang baik.
Npm : 2253053028
Dari hasil analisis yang saya dapatkan adalah pentingnya nilai moral bagi generasi muda. Pendidikan nilai dan moral sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
Kondisi faktual pendidikan nilai moral diindonesia masi terabaikan hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti minim, yaitu hanya 2 sampai 4 jam perminggu dari jumlah jam 34 sampai 42 jam perminggu. kalau hal ini tidak segera di tangani secara serius dan terencana kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi muda. Pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada dan telah didukung oleh teori yang sudah handal.
Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain: ke-tuhanan, budi pekerti luhur , akhlak mulia , baik buruk, benar-salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri danpercaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima kasih dan tanggungjawab.
NPM : 2213053257
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Insania
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119-133
Tahun Terbit : Mei - Agustus 2011
Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Nama Penulis : Ahmad Nahwawi
Analisis Jurnal
1. Judul
Jurnal ini berjudul " Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus " Judul tersebut sudah sesuai dengan isi jurnal.
2. Penulis
Jurnal ini ditulis oleh satu orang yang bernama " Ahmad Nawawi "
Penulisan nama sudah benar karena ditulis tanpa gelar.
3. Korespondensi
Dalam jurnal ini nama dari penulis dilengkapi dengan Lembaga pendidikan dan program studi yaitu Jurusan PLB FIP UPI Bandung .
4. Abstrak
Dalam jurnal ini, abstrak ditulis menggunakan bahasa Inggris saja.
5. Kata Kunci
Dalam jurnal ini kata kunci yang ditulis hanya menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Inggris Kata kunci terdiri dari
Moral Values Education / Religion, next generation.
6. Pendahuluan
Membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral dan agama bagi generasi muda di Indonesia.
Penulis berpendapat bahwa pendidikan nilai sangat penting bagi masa depan bangsa karena dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan keamanan dan kenyamanan, serta meningkatkan kesejahteraan. Jurnal
ini juga menyoroti kondisi pendidikan nilai di Indonesia saat ini dan perlunya pendekatan pendidikan nilai yang lebih komprehensif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan perilaku.
7. Tinjauan Teoritis
Pendidikan dalam arti yang luas
meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat me-
me nuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda
Poerbakawaca dan Harahap, H.A.H., 1981: 257).
Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain
meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian
dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri,
loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab,
dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan,
penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.
8. Pembahasan
Pada bagian ini juga memuat teori-teori pendidikan nilai moral dianataranya adalah teori Perkembangan, Pertimbangan Moral Kohlberg yang membahas tentang tingkatan perkembangan remaja yaitu remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Kemudian ada pula teori belajar sosial dan moral Albert bandura, teori ini membahas tentang proses belajar sosial dan moral. Selain itu pada bagian ini juga membahas tentang fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin meningkat. Padahal remaja adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran dan posisi yang sangat penting untuk bangsa. Untuk mengatasi permasalahan ini pada jurnal dibahas mengenai cara untuk menangani masalah itu, yaitu dengan menetapkan jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, Teknik dan pendekatan proses belajar yang sesuai dan fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik maka generasi penerus akan memiliki moral yang baik , berakhlak mulia, berbudi luhur, berempati dan bertanggungjawab.
9. Kesimpulan
Pada jurnal ini kesimpulan ditulis dengan uraian paragraf dan menurut saya penulisan ini lebih terstruktur dan mudah dipahami.
Pendidikan nilai moral telah lama ada dan didukung oleh teori para ahli. Pendidikan di sekolah maupun dirumah hendaknya menjadi contoh tauladan yang baik dan mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai moral yang baik.
10.Daftar Pustaka
Pada bagian daftar Pustaka sudah di cantumkan dengan jelas.
NPM : 2213053045
Nama Jurnal: INSANIA
Volume: 16
Nomor: 2
Halaman: 119-133
Judul jurnal: Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Penulis: Ahmad Nawawi
Didalam jurnal penulis menggambarkan kondisi ideal generasi muda penerus bangsa, sebagai individu yang
sedang berkembang, oleh karena itu perlu diberikan kesempatan untuk berkembang
secara proporsional, terarah, dan optimal serta mendapatkan pendidikan yang seimbang pelayanan antara ilmu pengetahuan dan pendidikan moral atau agama.
Penulis juga menyebutkan ciri-ciri yang
menunjukkan adanya pendidikan moral yaitu : (1) cukup memperhatikan instink
dan dorongan-dorongan spontan dan konstruktif; (2) cukup membuka
kondisi untuk membentuk pndapat yang baik; (3) cukup memperhatikan
perlunya ada kepekaan untuk menerima dan sikap responsif; (4) pendidikan
moral memungkinkan memilih secara bijaksana mana yang benar, mana
yang tidak.
Pendidikan nilai moral atau agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera.
orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film atau
sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan
mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral
yang baik.
NPM: 2213053081
Kelas : 3 J
Analisis Jurnal
A.Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Insania
2. Volume : 16
3. Nomor : 2
4. Halaman : 119 - 133
5. Tahun Terbit : 2011
6. Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Moral Bangsa
7. Nama Penulis : Ahmad Nawawi
Analisis Jurnal :
Penulis menjelaskan tentang krisinya nilai moral yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Salah satu penyebab krisisnya nilai moral adalah terbengkalainya “Pendidikan Moral”. pendidikan moral” (dalampengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagigenerasi penerus. Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya sauatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemung kinan besar suatu bangsa bisa hancur., dan tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan.
penulis mengemukakan bahwa pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang telah dilakukan oleh manusia (orang dewasa) dan terencana agar memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) untuk menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Maka dari itu penulis memaparkan bahwa Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta Sejahtera. Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisiyang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju
atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka. Apabila nilai dan moral mereka rusak maka bangsa ini akan ikut rusak.
Pembelajaran pendidikan nilai moral bisa dilakukan melalui media massa, seperti televisi dan internet, dengan menghadirkan program atau konten yang mengandung nilai moral positif.
Penulis berharap kepada pembuat kebijakan (pemerintah), agar pendidikan
nilai moral/pendidikan agama ini segera mendapat perhatian, segera ditata kembali agar berfungsi secara proporsional dan dila kukan secara professional, terencana, terprogram, dan terarah
Re: Forum Analisis Jurnal -2
NPM 2213053005
ANALISIS JURNAL
IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Insania
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASU PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi
Abstrak : Moral/ Religion Values Education in Indonesia from 1968 to nowadays are still neglected, it has not been addressed in a planned and serious. This is proved by the number of hours learning that has nuances of religious and moral education in minimal, it is only 2 to 4 hours per week than the hours from 34 to 42 hours per week. Moral/ Religion Values Education is very important for youth as the future generation, that lifted the nation’s dignity, increasing quality of life, life for the better, safe and comfortable and prosperous. Education is to form the next generation who has German brains and has Mecca heart that reflects a balance between knowledge and practice of the moral / religious values.
Ideal conditions of the next generation youth, as an individual who is growing, and therefore need to be given the opportunity to grow in proportion, directed, and optimal and get a balanced education services between knowledge and moral / religion education. But the factual conditions in the field as it appears in print and electronic media, in fact as the next generation, youths caught up in immoral behavior that is very worrying and fearing even disturbing the public, such as the emergence of biker gangs, fights .Albert Bandura and Kohlberg expected a solution to encourage the implementation of Moral/ Religion Values Education in Indonesia.
Pendahuluan : Apabila kita melihat dari sudut pandang psikologi perkembangan, dunia nampak semakin tua, manusia semakin cerdas, pengetahuan semakin dewasa, dan teknologi pun semakin canggih. Mungkin tidak, bahkan sebaliknya. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan terpuruk, reformasi kita gebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan merajalela, krisis multi dimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami keadaan yang demikian. Era ini menyaksikan sosok bangsa ini yang lunglai, terkapar dalam ketidak berdayaan akibat berbagai krisis yang dialaminya. Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi, tetapi juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya martabat bangsa. Kalau kita telaah mungkin akan muncul sederetan faktor penyebab. Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita. SMP sudah mulai tawuran, menginjak SMA mendapatkan julukan SMA tawuran, dan ketika mereka menduduki bangku kuliah, apa yang terjadi.
Kalau mereka menjadi mahasiswa, mungkin akan menjadi mahasiswa yang agresif, pemberani, pendemo dan tukang tawuran. Kalau kelak mereka menjadi pejabat, mungkin tidak jujur dan korup. Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral kemungkinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini mencerminkan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan ke hidupan sosial yang carut marut. Tanggung jawab itu dipikul oleh kita semua.
Tinjauan Teoretis: Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Sedangkan nilai merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan. Studi tentang nilai biasanya terbagi ke dalam area estetik dan etik. Estetik berhubungan erat dengan studi dan justifikasi terhadap sesuatu yang dianggap indah oleh manusia, apa yang mereka nikmati. Dasar dari studi etik adalah pertanyaan mengenai moral - yang merupakan suatu refleksi pertimbangan mengenai sesuatu yang dianggap benar atau salah.
Teori pendidikan nilai moral: Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Pebuatan baik dan buruk dinilai berdasarkan tujuannya. Jadi, ada perkembangan kesadaran terhadap perlunya aturan. Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan dan contoh perilaku . Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televise. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning dan imitation. Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insane film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
Pendidikan Nilai Moral : Pendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik dan jiwa diri mereka dan orang lain. Seperti yang kita saksikan di TV dan Koran hampir setiap hari terjadi demo dan bentrokan mahasiswa dengan aparat Negara. Perilaku amoral, tawuran kolektif, menurut Gustve le Bon dalam bukunya The Crowd, identik dengan irasionalitas, emosionalitas, dan peniruan individu. Perilaku seperti ini berawal dari sharing nilai atau penyebaran isu, kemudian kumpulan individu tersebut frustasi dan akhirnya melakukan tindakan anarkis. Faktor-faktor ini bisa menjadi penyebab terjadinya konflik yang dapat menimbulkan kerusuhan sosial « ujar Imam B. Pasojo, sosiolog dari UI. Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka. Kalau mereka maju maka majulah Negara, tetapi kalau meraka bobrok, mundur, dan loyo, maka mundurlah Negara. Sudut pandang psikologi para remaja sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme telah dibuktikan ketika zaman pergerakan nasional, pemuda pelajar telah banyak memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu bisa terwujud apabila semua potensi mereka dikembangkan dan salah satunya adalah potensi moral.
Pendidikan nilai moral dan implikasinya: Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggungjawab. Sadar atau tidak kita sebenarnya telah melakukan kesalahan yang sangat merugikan anak. Misalnya ketika anak kita terbentur meja, kita katakana meja nakal, meja yang salah, sambil kita memukuli meja. Ini berarti anak telah kita ajari tidak jujur pada dirinya, dan selalu menyalahkan orang lain di luar dirinya, sehingga tertanam pada diri anak bahwa semua yang di luar dirinya adalah salah. Kalau itu terus berkembang, satu saat nanti ketika dia menjadi mahasiswa atau pejabat, dia akan menjadi manusia yang selalu menyalahkan orang lain, dan tidak pernah merasa dirinya yang bersalah dan harus meminta maaf.
Kesimpulan : Kalau hal ini tidak segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus. Mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Saran : Pendidikan Nasional, mengingat pendidikan nilai moral ini sangat penting bagi kelangsungan hidup para generasi penerus bangsa. Negara ini akan terus terpuruk dengan seribu satu permasalahan yang akan muncul. Pendidikan nilai moral perlu diperjuangkan di tingkat parlemen agar segera dapat terealisir.
NPM: 2213053089
Identitas Jurnal
Nama Jurnal: INSANIA
Volume: Vol. 16
Nomor: 2
Halaman: 119-133
Tahun Terbit: 2011
Judul: Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Nama Penulis: Ahmad Nawawi
Hasil analisis Jurnal yang saya dapatkan yaitu jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus di Indonesia. Jurnal ini memberikan pemahaman tentang teori perkembangan sosial dan moral oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura yang mendukung pentingnya pendidikan nilai moral. Kohlberg menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui remaja, yaitu prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional. Bandura menekankan pentingnya peniruan dan contoh perilaku dalam belajar sosial dan moral.
Jurnal ini juga mengungkapkan fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin meningkat dan mengancam keselamatan fisik dan jiwa. Hal ini menunjukkan perlunya pendidikan nilai moral yang ditanamkan sejak dini dan dikelola dengan serius untuk menciptakan generasi dengan moral yang baik.
Selain itu, jurnal ini juga menyoroti pengaruh negatif media terhadap perilaku anak-anak. Oleh karena itu, pendidikan nilai moral menjadi penting untuk melawan pengaruh negatif tersebut. Jurnal ini menekankan perlunya tindakan segera dalam memberikan pendidikan moral kepada anak-anak, karena perilaku sosial saat ini sering kali mempromosikan ketidakjujuran dan saling menyalahkan.
Jurnal ini juga menyimpulkan bahwa pendidikan nilai moral harus menjadi prioritas dan diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini membutuhkan keterlibatan para pembuat kebijakan, pendidik, psikolog, dan pemimpin agama.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus di Indonesia. Jurnal ini memberikan argumen yang kuat tentang perlunya pendidikan moral dalam menciptakan masyarakat yang kuat dan etis. Jurnal ini juga menyoroti tantangan dan pengaruh negatif yang perlu diatasi melalui pendidikan nilai moral.
Npm : 2213053090
Berdasarkan analisis jurnal yang dapat dikaji bahwa pendidikan moral sangat penting bagi penerus bangsa agar dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa, meningkatkan kualitas kehidupan, kehidupan ke arah yang lebih baik aman dan nyaman serta sejahtera. Pendidikan moral merupakan pendidikan agama budi pekerti, akhlak, nilai moral yang harus diajarkan sedari dini untuk menjadikan generasi penerus yang mempunyai moral yang baik. Karena dapat diketahui dalam pembahasan jurnal tersebut tidak adanya moral yang baik itu dapat menyebabkan krisis multidimensi termasuk krisis moral yang dapat menimpa bangsa kita.
Dalam jurnal ini penulis juga memberikan penjelasan mengenai pendidikan serta ciri-ciri yang menunjukkan adanya pendidikan moral yaitu (1) cukup memperhatikan insting dan dorongan-dorongan spontan dan konstruktif (2) cukup membuka kondisi untuk membentuk pendapat yang baik (3) cukup memperhatikan perlunya adanya kepekaan untuk menerima dan sikap responsif (4) pendidikan moral memungkinkan memilih secara bijaksana yang mana yang benar mana yang tidak. Dalam jurnal ini juga penulis sudah memaparkan tentang ruang lingkup pendidikan nilai moral serta teori-teori pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert bandura.
Serta dapat disimpulkan dari analisis jurnal ini bahwa pendidikan moral sangat penting bagi generasi muda saat ini juga mengangkat martabat bangsa dan kualitas hidup untuk menjadi lebih baik aman nyaman dan sejahtera. Karena perilaku seorang remaja yang memiliki perilaku amoral itu sangat mencemaskan bahkan telah mengganggu ketertiban umum yang membuat ketidaknyamanan di masyarakat oleh sebab itu pendidikan nilai moral sangatlah penting dan harus benar-benar diajarkan sedari dini.
NPM:2213053183
Judul:PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Ahmad NawawiJurusan PLB FIP UPI Bandung
Artikel ini berisi tentang penye bab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa indonesia adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” dalam artian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral bagi generasi penerus.
Juga berisi tentang pendidikan nilai moral/agama itu sangat penting bagi tegaknya satu
bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemung kinan besar suatu bangsa bisa hancur.
Pendidikan dalam arti yang luas
meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat meme nuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda Poerbakawaca dan Harahap, H.A.H., 1981: 257).Sedangkan “nilai” merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan.Moral menurut kamus Poerwadarminta (1989:592), adalah ajaran tertentu baik buruk yang diterima umum mengenaiperbuatan, sikap, kewajiban; akhlak, budi pekerti, susila. Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Dalam artikel ini juga dijelaskan dampak kurangnya pendidikan moral yang diajarkan kepada siswa menjadi buruknya kehidupan sosial mereka.Penyebabnya ada banyak antara lain media sosial yang terlalu bebas mereka akses seperti konten-konten yang tak pantas,dampak teknologi bagi mereka yang kurang pengawasan akan mengantarkan kepada keburukan perilaku mereka ,pergaulan bebas,tawuran kenakalan remaja ,bullying dll.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka.Oleh karena itu melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkannsejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas.
Artikel ini juga berisi ajakan kepada kita untuk sama-sama berperan dalam meningkatkan pendidikan moral kepada anak kita sejak dini .
Nama: Yuda Kristian Lumban Raja
Npm: 2213053260
Indentitas Jurnal
Nama Jurnal: INSANIA
Volume Jurnal: VOL 16
Nomor Jurnal: No. 2
Jumlah Halaman: 119-133
Tahun Terbit: 2011
Judul Jurnal: PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Penulis: Ahmad Nawawi
Abstrak Jurnal: Dengan jumlah jam pembelajaran yang dimiliki nuansa pendidikan agama dan moral minim, hanya 2 sampai 4 jam per minggu dibandingkan jam 34 hingga 42 jam per minggu. Sedangkan dengan KTSP sebenarnya lebih mudah dikelola, sehingga kebutuhan tersebut bisa tercukupi akomodasi dan dipenuhi.
Pendidikan Nilai Moral Agama sangat penting bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, yang mengangkat harkat dan martabat bangsa, meningkatkan kualitas kehidupan, kehidupan ke arah yang lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera. Pendidikan adalah membentuk generasi penerus yang berotak Jerman dan memiliki Mekkah hati yang mencerminkan keseimbangan antara ilmu dan amalan nilai moral/agama. Kondisi ideal generasi muda penerus, sebagai individu yang sedang berkembang, oleh karena itu perlu diberikan kesempatan untuk berkembang secara proporsional, terarah, dan optimal serta mendapatkan pendidikan yang seimbang pelayanan antara ilmu pengetahuan dan pendidikan moral/agama. Mereka mempunyai peranan dan kedudukan yang strategis dalam kelangsungan kehidupan bangsa. Namun kondisi faktual di lapangan seperti yang tertera di media cetak dan media elektronik, nyatanya sebagai generasi penerus, generasi muda pun ikut terjerumus perilaku asusila yang sangat mengkhawatirkan dan menakutkan bahkan meresahkan masyarakat, seperti munculnya geng motor, tawuran (pelajar, mahasiswa, bahkan antar desa yang melibatkan massa). Dia diprakirakan sebagai akibat dari terabaikannya Pendidikan Nilai Moral Di Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba mengeksplorasi berdasarkan literatur meninjau dan kondisi nyata di lapangan untuk mendapatkan solusi yang dapat diandalkan. Dibantu oleh teori Pembangunan Sosial dan Moral dari Albert Bandura dan Kohlberg mengharapkan solusi untuk mendorong hal tersebut pelaksanaan Pendidikan Nilai Moral/Agama di Indonesia.
Pendahuluan: Apabila kita melihat dari sudut pandang psikologi perkembangan, dunia nampak semakin tua, manusia semakin cerdas, pengetahuan semakin dewasa, dan teknologi pun semakin canggih. Namun di balik semua itu, apakah kehidupan kita menjadi semakin baik, semakin nyaman, dan semakin sejahtera baik secara lahiriah maupun badaniah? Mungkin tidak, bahkan sebaliknya. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan terpuruk, reformasi kita kebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan merajalela, krisis multi dimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami keadaan yang demikian. Seperti dikemukakan oleh Dedi Supriadi (Pikiran Rakyat, 12 Juni 2001: 8-9), bahwa orde baru berakhir, dan muncul era reformasi. Era ini menyaksikan sosok bangsa ini yang lunglai, terkapar dalam ketidakberdayaan akibat berbagai krisis yang dialaminya. Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi, tetapi juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya martabat bangsa. Apakah gerangan yang menyebabkan semua itu? Kalau kita telaah mungkin akan muncul sederetan faktor penyebab. Ada yang mengatakan karena pejabatnya tidak jujur, korup, penegak hukumnya tidak adil, rakyatnya tidak produktif, karyawan bawahannya tidak loyal, tidak bisa kerjasama, tidak empati, tidak mempunyai keteguhan hati dan komitmen, pelajar dan mahasiswanya tawuran, dan sebagainya.
Landasan Teori: Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda Perbaikan dan Harahap, H.A.H., 1981: 257).
Tujuan Jurnal: tulisan ini mencoba mengeksplorasi berdasarkan literatur meninjau dan kondisi nyata di lapangan untuk mendapatkan solusi yang dapat diandalkan. Dibantu oleh teori Pembangunan Sosial dan Moral dari Albert Bandura dan Kohlberg mengharapkan solusi untuk mendorong hal tersebut pelaksanaan Pendidikan Nilai Moral/Agama di Indonesia
Metode: dalamnya peneliti menyelidiki pola perilaku, bahasa, dan tindakan dari suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam jangka waktu yang cukup lama
Hasil dan pembahasan: Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.
Uraian tersebut menggambarkan betapa pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus bangsa yang tercinta ini. Permasalahannya adalah kapan hal ini bisa kita lakukan? Sekarang? Besok? Atau besok lagi? Kadangkala yang terjadi di masyarakat kita malah sebaliknya. Sejak dini anak sudah kita ajari dan kita didik tidak jujur, tidak percaya diri. Sadar atau tidak kita sebenarnya telah melakukan kesalahan yang sangat merugikan anak. Misalnya ketika anak kita terbentur meja, kita katakan meja nakal, meja yang salah, sambil kita memukuli meja. Ini berarti anak telah kita ajari tidak jujur pada dirinya, dan selalu menyalahkan orang lain luar dirinya, sehingga tertanam pada diri anak bahwa semua yang di luar dirinya adalah salah. Kalau itu terus berkembang, satu saat nanti ketika dia menjadi mahasiswa atau pejabat, dia akan menjadi manusia yang selalu menyalahkan orang lain, dan tidak pernah merasa dirinya yang bersalah dan harus meminta maaf. Bahkan yang terjadi adalah mencaci orang lain, menyalahkan orang lain walaupun kenyataannya orang lain lebih pintar dari dirinya. Pejabat pun mereka caci maki, bahkan presiden pun mereka caci maki.
Kesimpulan: Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
- Kondisi faktual pendidikan nilai moral/agama di Indonesia dari tahun 1968 sampai saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara terencana dan serius. Hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti sangat minim, yaitu hanya 2 sampai 4 jam perminggu dari jumlah jam 34 sampai 42 jam perminggu. Padahal dengan KTSP sebenarnya lebih bisa diatur, sehingga kebutuhan ini bisa terakomodasi dan terpenuhi.
Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus
Npm : 2253053022
Jurnal ini berjudul "Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus" yang ditulis oleh Ahmad Nawawi. INSANIA Vol. Vol 16 No. ,2, Mei - Agustus 2011
Dari analisis jurnal yang saya baca ini bahwa nilai moral itu sangat penting bukan hanya untuk pendidikan tetapi jg sangat penting bagi generasi penerus kehidupan serta lingkungan sekitar kita karna di Indonesia sendiri untuk nilai dan moral sangat amat minim untuk diterapkan.
Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan
ter puruk, reformasi kita gebablasan, korupsi semakin terang-terangan
dan merajalela, krisis multi dimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini
nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami keadaan yang demikian.is yang dialaminya.
Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi,
tetapi juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya
martabat bangsa.Seperti dikatakan oleh Pam Schiller dan
Tamera Bryant (2002: viii), bahwa jika kita meninggalkan pelajaran
tentang nilai moral yang kebanyakan sudah berubah, kita, sebagai suatu
Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita.Dalil tersebut di atas mengandung makna bahwa dalam studi ilmu
pengetahuan umum dan agama hendaklah seimbang, “fiddunya khasanah
wa fil akhirati khasanah ”. Ini jelas Islam mengajarkan dan menyuruh
kepada pemeluknya untuk berotak Jerman-berhati Mekah, demi mencapai
kesejahteraan hidup di dunia ini dan akhirat nanti. Dengan demikian,
kalaulah di SD, SMP, atau SMU terdapat 36 jam pelajaran perminggu,
setidaknya terdapat 18 jam untuk ilmu pengetahuan umum dan 18 jam
untuk agama (semua agama), atau paling tidak 20 jam pelajaran untuk
pengetahuan umum dan 16 jam untuk agama (pendidikan nilai moral).
Sedangkan yang ada dari dulu sampai sekarang komposisinya adalah 34
jam pelajaran untuk pengetahuan umum dan 2 jam atau paling banyak 4
jam untuk pendidikan agama, dari TK sampai Perguruan Tinggi.Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu
bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemung kinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini men cer min kan
kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan ke hidupan
sosial yang carut marut.Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Kesimpulan:
- Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera
NPM : 2253053032
PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL
BAGI GENERASI PENERUS"
Ahmad Nawawi,
Jurusan PLB FIP UPI Bandung
dari analisis jurnal yang saya baca generasi bangsa itu perlu di terapkan nilai dan moral sebab generasi bangsa sekarang minim akan nilai dan moral bahkan nilai dan moral sendiri merupakan bagian sangat penting untuk kehidupan serta lingkungan mereka.
faktor penyebab utamanya adalah masalah nilai moral, sekali lagi nilai moral. Mungkinkah nilai moral
sudah hilang di Negara kita? Mungkinkah nilai moral sudah tidak dimiliki
oleh generasi penerus bangsa? Seperti dikatakan oleh Pam Schiller dan
Tamera Bryant (2002: viii), bahwa jika kita meninggalkan pelajaran
tentang nilai moral yang kebanyakan sudah berubah, kita, sebagai suatu
Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita.
Timbullah pertanyaan, apakah pelajaran tentang nilai moral di Negara
kita selama ini telah diabaikan? Menurut Dedi Supriadi, pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama pada saat itu (1968-1980-an) dapat
dikatakan ‘terpinggirkan’ oleh haru-biru semangat Pendidikan Moral
Pancasila. Bagaimana pada tahun 1990-2000-an sampai sekarang? Apakah
pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama masih juga terabaikan?dasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa satu
penye bab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa
bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam
pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi
generasi penerus. Betapa tidak, ajaran agama mengatakan: “Carilah untuk
kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan carilah
akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”. Allah pun berfirman
dalam al Qur’an: “Barang siapa menginginkan dunia maka raihlah dunia
itu dengan ilmu, dan barangsiapa menginginkan akhirat maka raihlah
dengan ilmu pula”.
Dalil tersebut di atas mengandung makna bahwa dalam studi ilmu
pengetahuan umum dan agama hendaklah seimbang, “fiddunya khasanah
wa fil akhirati khasanah ”. Ini jelas Islam mengajarkan dan menyuruh
kepada pemeluknya untuk berotak Jerman-berhati Mekah, demi mencapai
kesejahteraan hidup di dunia ini dan akhirat nanti. Dengan demikian,
kalaulah di SD, SMP, atau SMU terdapat 36 jam pelajaran perminggu,
setidaknya terdapat 18 jam untuk ilmu pengetahuan umum dan 18 jam
untuk agama (semua agama), atau paling tidak 20 jam pelajaran untuk
pengetahuan umum dan 16 jam untuk agama (pendidikan nilai moral).
Sedangkan yang ada dari dulu sampai sekarang komposisinya adalah 34
jam pelajaran untuk pengetahuan umum dan 2 jam atau paling banyak 4
jam untuk pendidikan agama, dari TK sampai Perguruan Tinggi.
Jadi, dengan hanya 4 jam pelajaran perminggu anak sebagai
generasi penerus mendapatkan apa? Iman yang kuat? Agama yang kokoh?
Moral yang tinggi? Akhlak mulia? Dapat dipastikan tidak! Barangkali
hanya mendapatkan kulitnya saja, dan tidak tau isinya. Akhirnya agama
hanya dibibir, belum menjadi penghayatan dan pengamalan. Orang yang
mengaku beragama tetapi tidak pernah mengamalkannya, ia bagaikan
memiliki garam satu truk tetapi tidak pernah tahu rasa asinnya, punya gula
satu peti kemas tetapi tidak pernah tau rasa manisnya.
Inilah gambaran generasi penerus kita. Tak ayal lagi nilai-nilai moral/
agama tidak tertanam dan tidak dimilikinya oleh anak didik kita, kecuali
hanya sangat sedikit. Apa akibatnya? Ketika mereka menginjak bangku
SMP sudah mulai tawuran, menginjak SMA mendapatkan julukan SMA
tawuran, dan ketika mereka menduduki bangku kuliah, apa yang terjadi.Pam Schiller dan Tamera Bryant (2001: vii) mengemukakan inilah
waktunya untuk menentukan apakah nilai-nilai moral penting bagi masa
depan anak-anak kita dan keluarga kita, dan kemudian mendukung dan
mendorong mereka mempraktikkan nilai-nilai moral tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengajarkan
nilai-nilai moral ini pada anak-anak kita? Tanggung jawab itu dipikul oleh
kita semua. Apakah kita menyadari atau tidak, kita selalu mengajarkan
nilai moral, tetapi kita harus lebih berusaha keras untuk mengajarnya.
Nilai-nilai moral yang kita tanamkan sekarang, sadar atau tidak sadar,
akan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada masyarakat yang akan
datang.Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemapuan potensial
yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki
potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan
seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa
mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.Uraian tersebut menggambarkan betapa pentingnya pendidikan nilai
moral bagi generasi penerus bangsa yang tercinta ini. Permasalahannya
adalah kapan hal ini bisa kita lakukan? Sekarang? Besok? Atau besok
lagi? Kadangkala yang terjadi di masyarakat kita malah sebaliknya. Sejak
dini anak sudah kita ajari dan kita didik tidak jujur, tidak percaya diri.
Sadar atau tidak kita sebenarnya telah melakukan kesalahan yang sangat
merugikan anak.
Kesimpulannya adalah Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada
dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral
versi Kohlberg atau Bandura.Orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/
sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan
mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral
yang baik.
NPM: 2213053217
PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama penulis: Ahmad Nawawi
Tahun terbit: 2011
Nama Jurnal: INSANIA Vol. 16, No. 2
Pendidikan Nilai Moral/Agama di Indonesia sejak tahun 1968 s/d saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara terencana dan serius. Hal ini dibuktikan dengan jumlah jam pembelajaran yang memiliki nuansa pendidikan agama dan moral minim, hanya 2 sampai 4 jam per minggu dibandingkan jam 34 hingga 42 jam per minggu. Sedangkan dengan KTSP sebenarnya lebih mudah dikelola, sehingga kebutuhan tersebut bisa tercukupi diakomodasi dan dipenuhi.
Pendidikan Nilai Moral/Agama sangat penting bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, yang mengangkat harkat dan martabat bangsa, meningkatkan kualitas kehidupan, kehidupan ke arah yang lebih baik, aman dan nyaman, serta sejahtera. Pendidikan bertujuan membentuk generasi penerus yang berotak Jerman dan memiliki hati Mekkah, hati yang mencerminkan keseimbangan antara ilmu dan amalan nilai moral/agama.
Generasi muda adalah sebagai individu yang sedang berkembang, oleh karena itu perlu diberikan kesempatan untuk berkembang secara proporsional, terarah, dan optimal serta mendapatkan pendidikan yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan pendidikan moral/agama. Mereka mempunyai peranan dan kedudukan yang strategis dalam kelangsungan kehidupan bangsa.
Namun kondisi faktual di lapangan seperti yang tertera di media cetak dan media elektronik, nyatanya sebagai generasi penerus, generasi muda pun ikut terjerumus
perilaku asusila yang sangat mengkhawatirkan dan menakutkan bahkan meresahkan masyarakat. Dan diprakirakan sebagai akibat dari terabaikannya Pendidikan Nilai Moral di Indonesia.
Oleh karena itu, jurnal ini mencoba mengeksplorasi berdasarkan tinjauan literatur dan kondisi nyata di lapangan untuk mendapatkan solusi. Dibantu oleh teori Perkembangan Sosial dan Moral Siswa yang dikembangkan Albert Bandura dan Kohlberg, dan penulis berharap solusinya dapat membantu untuk mendorong hal pelaksanaan Pendidikan Nilai Moral di Indonesia.
NPM: 2213053181
Analisis Jurnal
A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal: INSANIA
2. Volume: 16
3. Nomor: 2
4. Halaman: 119-133
5. Tahun Terbit: 2011
6. Judul Jurnal: PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL
BAGI GENERASI PENERUS
7. Nama Penulis : Ahmad Nawawi
B. Abstrak Jurnal
1. Jumlah Paragraf: 3 paragraf
2. Uraian Abstrak: Abstrak hanya disajikan dalam bahasa Inggris
3. Keyword Jurnal: Moral Values Education / Religion, next generation.
C. Pendahuluan Jurnal
Dalam pendahuluan dituliskan bahwa Kehidupan tampak semakin mundur dan terpuruk, reformasi yang gebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan merajalela, serta krisis multi dimensi yang juga tak kunjung selesai. Di mana penulis menarik kesimpulan bahwa hal tersebut disebabkan oleh terabaikannya “pendidikan moral”
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penulis membahas mengenai pendidikan nilai moral yang dilandasi oleh berbagai teori ahli dimana pendidikan nilai moral merupakan sesuatu yang penting bagi generasi penerus suatu bangsa dan akan berdampak buruk apabila pendidikan nilai moral tidak tertanam dengan baik.
E. Kelebihan dan Kekurangan
-Kelebihan
1. Menggunakan abstrak dengan format Bahasa Inggris. Hal ini berpotensi untuk menjadikan jurnal ini sebagai rujukan secara internasional
-Kekurangan
1. Pada bagian abstrak hanya disajikan dalam format Bahasa Inggris saja, hal tersebut dapat menyebabkan pembaca yang tidak begitu mahir dalam bahasa Inggris kesulitan.
2. Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan kata.
F. Kesimpulan
Penulis memaparkan kesimpulannya secara jelas sehingga mudah dipahami.
Npm : 2213053184
IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Insania
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi
Analisis jurnal :
Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan, Jurna ini membahas tentang Pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi generasi penerus.
Apakah pendidikan nilai moral itu? Pendidikan dalam arti yang luas
meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda
Poerbakawaca dan Harahap, H.A.H., 1981: 257).
Sedangkan “nilai” merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai
sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan. Ketika seseorang menilai
sesuatu, ia menganggap sesuatu tersebut berharga untuk dimiliki, berharga
untuk dikerjakan, atau berharga untuk dicoba maupun untuk diperoleh.
Studi tentang nilai biasanya terbagi ke dalam area estetik dan etik. Estetik
berhubungan erat dengan studi dan justifikasi terhadap sesuatu yang
dianggap indah oleh manusia, apa yang mereka nikmati. Etik merupakan
studi dan justifikasi dari tingkah laku
bagaimana orang berperilaku. Dasar
dari studi etik adalah pertanyaan mengenai
moral - yang merupakan suatu
refleksi pertimbangan mengenai sesuatu yang dianggap benar atau salah.
(Jack R. Fraenkel, 1977: 6). Moral menurut kamus Poerwadarminta (1989:
592), adalah ajaran tertentu baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban; akhlak, budi pekerti, susila.
Jurnal tersebut juga menyinggung tentang teori pendidikan nilai dan moral.
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang
dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja,
dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap
perkembangan, sehingga secara
keseluruhan perkembangan moral manusia terjadi dalam enam tahap.
-Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses
belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang
dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh
perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan
cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang
menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane
film yang setiap saat muncul di tayangan televise.
Jurnal ini juga membahas tentang pendidikan nilai dan moral dan implikasinya
Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja
sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan
sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah
jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan
proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini
bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang
baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab.
Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan
saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur
dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun
tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.
Npm : 2213053025
Npm : 2213053301
Kelas : 3J
ANALISIS JURNAL
Nama Jurnal : Insania
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi
Hasil analisis setelah membaca jurnal tersebut adalah pentingnya pendidikan moral untuk generasi bangsa. Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukan adanya penurunan moral pada anak remaja saat ini dibandingkan remaja jaman dahulu. Generasi milenial lebih sering arogan dan merasatidak memerlukan adanya pendidikan dari guru karena mereka berpikir bahwa semua ilmu dan pengetahuan bersumber dari internet, namun yang pastinya pemikiran ini tidaklah tepat karena sekolah bukan hanya merupakan tempat belajar namun juga tempat kedua bagi penanaman moral setelah keluarga.
Jurnal ini juga menjelaskan bahwa pendidikan moral sangat baik dilakukan bagi keberlangsungan hidup anak-anak. Jika sudah terbentuk akan moral dan karakter yang baik maka anak akan tumbuh sebagai manusia yang berakhlak, beretika, berbudi luhur dan memiliki karakter yang baik serta siap menjalani kehidupannya.
NPM: 2213053263
ANALISIS JURNAL
Identitas Jurnal
Nama Jurnal: INSANIA
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama penulis : Ahmad Nawawi
Abstrak: Pada bagian ini penulis menerangkan bahwa pendidikan nilai moral atau agama di Indonesia sejak tahun 1968 hingga saat ini masih terabaikan, belum dibenahi secara terencana dan serius. Hal ini dibuktikan dengan jumlah jam pembelajaran yang bernuansa pendidikan agama dan moral sangat minim, hanya 2 hingga 4 jam per minggu dibandingkan 34 hingga 42 jam per minggu. Padahal dengan KTSP sebenarnya lebih mudah dikelola, sehingga kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa terakomodasi dan terpenuhi. Pendidikan Nilai moral atau agama sangat penting bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, yang mengangkat harkat dan martabat bangsa, meningkatkan kualitas hidup, kehidupan yang lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
Pendahuluan: Penulis menerangkan bahwa hal yang termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus. Dengan demikian, kalaulah di SD, SMP, atau SMU terdapat 36 jam pelajaran perminggu, setidaknya terdapat 18 jam untuk ilmu pengetahuan umum dan 18 jam untuk agama (semua agama), atau paling tidak 20 jam pelajaran untuk pengetahuan umum dan 16 jam untuk agama (pendidikan nilai moral). Sedangkan yang ada dari dulu sampai sekarang komposisinya adalah 34 jam pelajaran untuk pengetahuan umum dan 2 jam atau paling banyak 4 jam untuk pendidikan agama, dari TK sampai Perguruan Tinggi. Apa akibatnya? Ketika mereka menginjak bangku SMP sudah mulai tawuran, menginjak SMA mendapatkan julukan SMA tawuran, dan ketika mereka menduduki bangku kuliah dan menjadi mahasiswa, mungkin akan menjadi mahasiswa yang agresif, pemberani, pendemo dan tukang tawuran. Kalau kelak mereka menjadi pejabat, mungkin tidak jujur dan korupsi. Penulis menerangkan tentang krisinya pendidikan moral di Indonesia yang seharusnya sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki nilai moral yang tinggi bukan malah sebaliknya.
Landasan Teori:
Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu: (a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial; (b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial; (c) tingkat moralitas pascakonvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun ke atas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.
Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model atau contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts (patokan-patokan moral) terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insane film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa (generasi penerus).
Tujuan Jurnal: Tujuan dari penulis menulis jurnal ini adalah untuk memberi tahu kepada pembaca bahwa pendidikan nilai moral itu sangat penting bagi bagi generasi penerus bangsa. Apabila tidak ingin bangsa ini hancur maka sadari dini harus ditanamkan pendidikan nilai dan moral kepada anak-anak penerus bangsa. Penulis juga menjelaskan bahwa krisis nya pendidikan moral yang saat ini sedang melanda bangsa kita, akan sangat berbahaya jika dibiarkan dan harus ada perubahan kebijakan terkait penanaman pendidikan nilai dan moral di sekolah.
Kesimpulan: Pada bagian kesimpulan penulis menuliskan kembali pentingnya pendidikan nilai dan moral agar generasi penerus bangsa bisa menjadi generasi yang ungul, kompeten, bertanggungjawab, dan bisa membawa bnagsa ini menjadi bangsa yang maju. Kita harus selalu menerapkan pendidikan nilai dan moral kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun.
Kelas : 3/J
NPM : 2253053020
Analisis jurnal
Pendidikan moral dan etika bagi generasi milenial perlu ditanamkan sedini mungkin agar nilai kemanusiaan tumbuh dalam diri generasi penerus bangsa. Kita harus terus menerus menanamkan pendidikan moral dan etika, agar kualitas sumber daya manusia Indonesia akan meningkat seiring berjalannya waktu, jika moral dan etika ditegakkan. Pendidikan moral dan etika dapat dimulai dari keluarga, sekolah, dan kemudian masyarakat.
Pendidikan merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan diri. Dalam hal ini, pendidikan berarti melatih seseorang dalam upaya menjadi manusia yang lebih baik. Tidak hanya pendidikan umum, tetapi pendidikan karakter juga memiliki peran yang penting dalam sistem pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan menerapkan pendidikan di lingkungan pondok pesantren. Pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang memiliki tujuan yang sama seperti lembaga pendidikan lainnya sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan generasi Islam yang berakhlak mulia.
Pentingnya moral bangsa bagi generasi Z ini bertujuan untuk menumbukan sikap saling menghargai sesama manusia. Namun seperti yang kita lihat pada zaman generasi Z sekarang banyak sekali anak generasi bangsa yang bermoral buruk, seperti mereka melakukan kekerasan. Kekerasan yang bisa kita lihat pada masa kini adalah banyaknya klitih yang terjadi di daerah Yogyakarta sendiri khususnya. Baru baru ini kasus klitih di jogja yang menjadi sorotan yaitu yang terjadi di Jalan Gedong Kuning dan yang menjadi korban adalah anak dari anggota DPRD Kebumen sehingga menyebabkan anak tersebut meninggal dunia. Hal ini terjadi tidak lain karena rendah atau buruknya moral anak yang melakukan kejahatan itu. Seperti ia tidak memiliki rasa empati dan juga kasih sayang kepada manusia lainnya. Etika yang dianggap kuno mulai luntur seperti norma norma kesopanan yang berkurang jika dibandingkan dengan zaman zaman yang lalu.
Pendidikan pertama dalam pengembangan pendidikan moral seorang anak berada di rumah atau di keluarganya sendiri. Sesungguhnya pendidikan keluarga ini sudah didapat juga oleh generasi sebelum generasi Z. Ayah, ibu dan siapapun yang ada di dalam keluarga merupakan pemeran dalam pemberian moral yang baik untuk anak. Peran seorang ayah dalam meberikan pendidikan moral untuk anaknya dapat dengan memberikan perilaku perilaku yang baik kepada anak, seperti ayah yang bekerja dengan jujur dapat dicontoh seorang anak sehingga anak tersebut dapat berperilaku jujur juga, tidak hanya jujur, seorang ayah biasanya juga mengajarkan sikap disiplin kepada anaknya, dan hal itu juga dapat di contoh anak sebagai sikap yang baik. Selanjutnya peran seorang ibu bisa seperti memberikan contoh dengan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur, hal itu memberikan ajaran kepada anak untuk bersikap rapi, dan juga terampil dalam menjalani tanggung jawabnya. Nah disini pendidikan moral yang ada dalam keluarga sesungguhnya dapat memperlihatkan moral anak juga ketika ia berada di luar rumah, karena ajaran ajaran yang dilakukan di rumah oleh setiap anggota keluarganya memberikan contoh untuk seorang anak lakukan ketika ia berada di luar rumah.
NPM : 2213053130
Kelas : 3/J
A. Identitas Jurnal
1.Nama Jurnal: INSANIA
2. Volume : 16
3. Nomor : 2
4. Halaman : 119 - 133
5.Tahun Terbit : 2011
6. Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
7. Nama penulis : Ahmad Nawawi
B. Analisis Jurnal
1. Judul : Judul ini telah sesuai, yang terdiri dari 7 kata , karna maksimal penulisan judul jurnal yaitu 15 kata. judul ini juga sudah sesuai dengan isi jurnal.
2. Penulis : penulisan nama penulis juga sudah sesuai karna tidak di tulis gelar.
3.Abstrak : Pada jurnal ini ditulis dalam bahasa inggris saja, penulisan abstrak sudah cukup jelas untuk dipahami.
4. Pendahuluan : Pada pendahuluan ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral dan agama bagi generasi muda di Indonesia, penulis juga berpendapat bahwa pendidikan nilai-nilai sangat penting bagi masa depan bangsa, bagian ini juga dijelaskan kondisi pendidikan nilai di Indonesia saat ini di perlukannya pendekatan pendidikan nilai yang lebih komprehensif yang mencakup 3 aspek penting, yaitu aspek kogniti, afektif dan perilaku. Bagian pendahuluan ini juga sudah cukup baik untuk dipahami karena menggunakan bahasa yang mudah di mengerti.
5. Landasan Teori : di dalam artikel ini juga sudah terdapat beberapa teori yang di cantumkan dalam penjelasan mengenai teori pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh para ahli.
6. Pembahasan : pada bagian pembahasan terapat beberapa teori-teori pendidikan nilai moral seperti teori perkembangan, pertimbangan moral kohlberg yang membahas mengenai tingkatan perkembangan remaja. yang dilanjut teori belajar sosial dan moral albert bandura, Selain itu pada bagian ini juga membahas tentang fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin meningkat. Padahal remaja adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran dan posisi yang sangat penting untuk bangsa. Untuk mengatasi permasalahan ini pada jurnal dibahas mengenai cara untuk menangani masalah itu, yaitu dengan menetapkan jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, Teknik dan pendekatan proses belajar yang sesuai dan fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik maka generasi penerus akan memiliki moral yang baik , berakhlak mulia, berbudi luhur, berempati serta bertanggungjawab.
7. Kesimpulan : Pada kesimpulan yang terdapat dari artikel ini ditulis menggunakan uraian paragraf yang lebih terstruktur dan mudah dipahami. Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera, pendidikan nilai moral ini sangat penting bagi kelangsungan hidup para generasi penerus bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral kemungkinan besar bangsa dan Negara ini akan terus terpuruk dengan seribu satu permasalahan yang akan muncul.
NPM : 2213053304
Kelas : 3/J
A. Identitas Jurnal
1.Nama Jurnal: INSANIA
2. Volume : 16
3. Nomor : 2
4. Halaman : 119 - 133
5.Tahun Terbit : 2011
6. Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
7. Nama penulis : Ahmad Nawawi
Berdasarkan hasil jurnal yang telah saya baca, jurnal ini menunjukkan bahwa pentingnya jiwa yang berkarakter, generasi calon penerus bangsa yang tentunya harus dipersiapkan sebaik mungkin agar nantinya dapat berpartisipasi secara baik dalam hal mencapai cita-cita luhur bangsa, maka dengan demikian memiliki jiwa yang berkarakter memang sangat mempengaruhi perkembangan masa remaja untuk kedepanya.
Permasalahan moral di Indonesia semakin hari semakin bertambah baik dari segi kualitas atau dari segi lainnya.Berbagai upaya yang telah dilakukan terus-menerus oleh pemerintah untuk memberantas atau mengurangi kasus-kasus moral yang terjadi di negara kita ini. Terus dibuatnya undang-undang yang mengatur masalah kehidupan manusia namun belum mendapatkan hasil yang mememuaskan. Adanya lembaga-lembaga negara yang menangani atau mengatur kasus-kasus tersebut ternyata belum bisa menjadi senjata yang mampu membinasakan kasus-kasus moral di negeri kita ini. Upaya lain yang bisa ditempuh diantaranya melakukan gerakan besar-besaran yang melibatkan banyak elemen masyarakat, banyak yang tergabung dalam partai-partai politik, organisasi massa, lembaga-lambaga masyarakat, atau perkumpulan-perkumpulan lainnya.
Untuk memberantas berbagai kasus moral yang tumbuh dan berkembang pesat dan menjadi ancaman yang menakutkan bagi negara kita ini dapat dilakukan dan digerakkan oleh kepemimpinan yang bersih dan berwibawa. Semangat dan jiwa yang bersih dapat menjadi pemicu dalm melakukan gerakan pemberantasan berbagai kasus-kasus moral tersebut. Alternatif lain yang dapat ditempuh yaitu melalui pendidikan baik secara formal, informal, atau nonformal. Misalnya dengan menerapkan pembelajaran moral dalam dunia pendidikan.
Npm : 2253053038
Kelas : 3J
Analisis jurnal
Identitas jurnal
Nama jurnal : insania
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119-113
Tahun : 2011
Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Nama penulis : Ahmad Nawawi
Hasil analisis setelah saya baca bahwa pendidikan nilai dan moral dalam bangsa ini telah terabaikan. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan terpuruk, reformasi kita gebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan merajalela, krisis multi dimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami keadaan yang demikian. Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi, tetapi juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya martabat bangsa. faktor penyebab utamanya adalah masalah nilai moral, sekali lagi nilai moral.
Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemungkinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini mencerminkan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan kehidupan sosial yang carut marut. (Dedi Supriadi, Pikiran Rakyat 12 Juni: 8-9).
Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yangmatang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.
Npm:2213053072
Jurnal ini berjudul "Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus" yang ditulis oleh Ahmad Nawawi. INSANIA Vol. Vol 16 No. ,2, Mei - Agustus 2011
PENDAHULUAN
Tanggung jawab dan akhlaq mulia akan dapat diwujudkan manakala, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai
keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini, agar kelak tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya tersebut maka pembinanaan generasi muda yang bertanggung jawab dan akhlaq mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belaka.
Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah.
realitas masyarakat Indonesia saat ini hubungan antar manusi yang yang ada belum berjalan optimal, sangat memprihatinkan. Misalnya, kemiskinan semakin meluas, pemerataan pendidikan belum optimal, pengangguran semakin besar jumlahnya, perampokan, pemerkosaan dan sejenisnya belum mendapat penanganan oleh segenap lapisan masyarakat secara bersinergi (pemerintah, swasta, dan masyarakat luas).
Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram,
direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185).
Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,
Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat).
Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Komunikatif dimaksudkan sebagai ..., sama makna” (Sofyan S., 2008, 55). Menciptakan suasana pendidikan yang kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Peranan Strategis Pendidikan
Agama dalam Pembentukan
Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Multikulturalisme tidak sejalan dengan monokulturalisme dan
asimilasi yang telah menjadi norma
dalam paradigma negara-bangsa
(nation state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki
adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang
belum terwujud (free existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.
NPM : 2213053124
Analisi Jurnal 2
Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Penulis : Ahmad Nawawi
Jurusan PLB FIP UPI Bandung
Tahun terbit : Agustus 2011
Pembahasan
Apakah pendidikan nilai moral itu? Pendidikan dalam arti yang luas
meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda
Poerbakawaca dan Harahap, H.A.H., 1981: 257).
Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke-
Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera.
Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi
kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan
mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge-
tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.