Posts made by Karenina Melinda Putri

PSPS_SLTL_Kelas A_Ganjil_2023/2024 -> Forum Diskusi

by Karenina Melinda Putri -
Teknik wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara pewawancara dan narasumber.

Tahapan Wawancara: Proses wawancara terbagi atas tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan wawancara.
-Tahap persiapan meliputi : pemilihan narasumber, penyusunan daftar pertanyaan dan penentuan teknik wawancara yang akan digunakan.
-Tahap pelaksanaan meliputi pengenalan diri, pengajuan pertanyaan, dan mendengarkan tanggapan narasumber.
-Tahap penyusunan wawancara meliputi penulisan laporan hasil wawancara

Pemilihan teknik wawancara yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik narasumber sangat penting dalam mengumpulkan data yang berkualitas. Pewawancara perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti keahlian narasumber, konteks penelitian, dan jenis data yang ingin dikumpulkan

PSPS_SLTL_Kelas A_Ganjil_2023/2024 -> Forum Diskusi

by Karenina Melinda Putri -
Wawancara sejarah lisan merupakan metode pengumpulan data sejarah yang didasarkan pada sumber lisan, bukan tertulis.

Jenis-jenis wawancara dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu, seperti cara pelaksanaan, jumlah narasumber, dan keterbukaan informasi

Berdasarkan Cara Pelaksanaan:
Wawancara Terstruktur/Terpimpin: Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan akan sesuai dengan urutan, sehingga wawancara lebih lancar dan tidak ada informasi yang terlewatkan.
Wawancara Bebas: Pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden atau narasumber, namun pertanyaan harus berhubungan dengan data yang diinginkan.

Berdasarkan Jumlah Narasumber:
Wawancara Individu: Dilakukan oleh seseorang pewawancara dengan responden tunggal.
Wawancara Kelompok: Dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.
Wawancara Konferensi: Dilakukan oleh sejumlah pewawancara kepada narasumber dan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan.

Berdasarkan Keterbukaan Informasi:
Wawancara Tertutup: Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan jawaban responden terbatas.
Wawancara Terbuka: Pewawancara tidak memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan responden bebas memberikan jawaban.
Dengan pemahaman yang baik mengenai jenis-jenis wawancara, seseorang dapat memilih jenis wawancara yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses wawancara

- Teknik wawancara yang baik sangat penting dalam mengumpulkan sumber sejarah lisan yang berkualitas.
Pemahaman yang Mendalam: Pewawancara perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konteks sejarah yang ingin diteliti. Hal ini akan membantu dalam merumuskan pertanyaan yang relevan dan memahami tanggapan narasumber dengan lebih baik

Pertanyaan Terbuka: Mengajukan pertanyaan terbuka akan memberikan kesempatan bagi narasumber untuk memberikan informasi secara bebas. Hal ini dapat menghasilkan cerita yang lebih kaya dan mendalam

Empati dan Keterbukaan: Pewawancara perlu menunjukkan empati dan keterbukaan terhadap narasumber. Hal ini akan membantu narasumber merasa nyaman dan lebih terbuka dalam berbagi informasi

Menghindari Bias: Pewawancara perlu berhati-hati untuk menghindari bias dalam pertanyaan dan interpretasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan akurat dan tidak terdistorsi

Rekam Wawancara: Merekam wawancara dengan izin narasumber dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Rekaman juga dapat menjadi referensi yang berguna dalam analisis data

PSPS_SLTL_Kelas A_Ganjil_2023/2024 -> Forum Diskusi

by Karenina Melinda Putri -
Sejarah lisan adalah sejarah yang datanya didapat dari sumber lisan atau bisa juga dari sumber tidak tertulis. Salah satu fungsi dari sumber lisan dalam penelitian sejarah adalah menjadi bukti atau penguat dokumen tertulis. kemudian, sejarah lisan bisa menganalisis dan mengevaluasi sifat dari proses memori sejarah. Kelebihannya termasuk dapat merekonstruksi sejarah Indonesia kontemporer, sejarah lisan adalah usaha mengingat pengalaman yang dialami dan disaksikan oleh pencerita, melalui wawancara yang direncanakan lebih dahulu. Penggunaan sejarah lisan di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, terutama dalam historiografi tradisional.