Posts made by Vivi Natasya 2213053089

Nama: Vivi Natasya
NPM: 2213053089

Identitas Jurnal
Nama Jurnal: Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri
Volume : 3
Nomor : 1
Hal: 79-84
Tahun Terbit: 2020
Judul: MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILENIAL
Nama Penulis: Ahmad Yani Nasution dan Moh Jazuli.

Analisis Jurnal
1. Judul
Jurnal ini berjudul “MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILENIAL” Judul ini sudah sesuai dengan isi pada jurnal.

2. Penulis
Jurnal ini ditulis oleh Ahmad Yani Nasution dan Moh Jazuli. Penulisan nama pada jurnal ini sudah benar karena ditulis tanpa gelar.

3. Abstrak
Pada bagian abstrak jurnal ini hanya ditulis dengan satu Bahasa saja yaitu Bahasa Indonesia. Bagian abstrak dalam jurnal ini membahas tentang masalah degradasi moral di kalangan milenial dalam era digital dan upaya untuk melawannya. Penulis melakukan program pelayanan masyarakat di sebuah sekolah untuk memberikan pelatihan dan panduan tentang pentingnya nilai-nilai moral dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Program ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman digital sambil tetap menjaga integritas moral mereka. Penulis menekankan pentingnya melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung program-program seperti ini dan mengajukan seruan untuk terus berupaya mengatasi degradasi moral di kalangan generasi muda.

4. Kata Kunci
Kata kunci pada jurnal ini ditulis dengan Bahasa Indonesia yaitu Degradasi moral, Era Digital dan Millenial.

5. Pendahuluan
Pendahuluan dalam jurnal ini menggambarkan adanya fenomena degradasi moral di kalangan milenial dalam era digital. Para dosen agama Islam Universitas Pamulang melihat bahwa banyak kalangan milenial yang mengalami kemerosotan dalam nilai-nilai moral, seperti kurangnya sopan santun, kenakalan remaja, dan jauh dari nilai-nilai agama

6. Pembahasan
Pada bagian pembahasan jurnal ini, penulis membahas hasil dari program pelayanan masyarakat yang dilakukan di sebuah sekolah untuk mengatasi degradasi moral di kalangan milenial dalam era digital. Penulis menyoroti pentingnya pendekatan yang holistik dalam mengatasi masalah ini, yang melibatkan aspek agama, pendidikan, dan teknologi. Penulis menjelaskan bahwa melalui program ini, siswa-siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai moral dan pentingnya menjaga integritas dalam penggunaan teknologi. Mereka juga dilatih untuk menggunakan media sosial dengan bertanggung jawab dan memahami dampak dari tindakan mereka di dunia maya.
Selain itu, penulis juga menyoroti pentingnya peran dosen dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung program-program seperti ini. Dosen memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada siswa, serta menjadi contoh teladan dalam menjaga moralitas mereka. Penulis juga menekankan perlunya melibatkan orang tua dan masyarakat dalam upaya mengatasi degradasi moral di kalangan milenial. Orang tua perlu terlibat aktif dalam mendidik anak-anak mereka tentang nilai-nilai moral dan memberikan pengawasan yang tepat terhadap penggunaan teknologi. Masyarakat juga perlu memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral generasi muda.
Selain itu, penulis juga mengajukan seruan untuk terus berupaya mengatasi degradasi moral di kalangan generasi muda. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan yang memperkuat nilai-nilai moral, pelatihan keterampilan sosial, dan pengembangan kepribadian yang baik.

7. Kesimpulan
kesimpulan jurnal ini, menyimpulkan bahwa program pelayanan masyarakat yang dilakukan di sekolah telah memberikan kontribusi positif dalam mengatasi degradasi moral di kalangan milenial dalam era digital. Melalui program ini, siswa-siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai moral dan pentingnya menjaga integritas dalam penggunaan teknologi.
Penulis juga menyoroti pentingnya peran dosen dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung program-program seperti ini. Dosen memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada siswa, serta menjadi contoh teladan dalam menjaga moralitas mereka. Selain itu, penulis menekankan pentingnya melibatkan orang tua dan masyarakat dalam upaya mengatasi degradasi moral di kalangan milenial. Orang tua perlu terlibat aktif dalam mendidik anak-anak mereka tentang nilai-nilai moral dan memberikan pengawasan yang tepat terhadap penggunaan teknologi. Masyarakat juga perlu memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral generasi muda.
Nama: Vivi Natasya
NPM: 2213053089

Identitas Jurnal
Nama Jurnal: Pedagogik
Nomor: 1
Vol: 5
Tahun: 2018
Judul jurnal: REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis: Ulil Hidayah

Analisis Jurnal
1. Judul
Jurnal ini berjudul REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Judul tersebut sesuai dengan isi pada jurnal ini.

2. Penulis
Jurnal ini ditulis oleh Ulil Hidayah, pada penulisan Namanya sudah benar karena ditulis tanpa gelar.

3. Pada jurnal ini abstrak ditulis hanya menggunakan satu Bahasa saja yaitu Bahasa inggris. Pada jurnal ini bagian abstrak membahas tentang rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Artikel ini menekankan pentingnya mengevaluasi tidak hanya hasil belajar kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor. Artikel ini juga menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. abstrak ini juga menyoroti pentingnya pandangan holistik terhadap pendidikan Islam, yang didasarkan pada nilai-nilai ilahi dan manusiawi. Artikel ini juga menekankan perubahan dalam kurikulum untuk pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan, serta peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran. abstrak ini membahas pentingnya mengevaluasi perilaku moral yang berakar pada kepribadian siswa.

4. Kata kunci
Kata kunci pada jurnal ini ditulis dengan Bahasa inggris saja yaitu Reconstruction, Evalution, Moral Education, Social Harmony.

5. Pendahuluan
Pendahuluan pada jurnal ini menggambarkan latar belakang dan konteks pentingnya evaluasi pendidikan moral dalam mencapai harmoni sosial. Penulis menjelaskan bahwa pendidikan moral saat ini masih belum efektif dalam menghasilkan individu yang berakhlak baik, yang tercermin dalam ketidakharmonisan sosial dalam masyarakat. Penulis juga menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. Mereka mengemukakan bahwa pendidikan moral harus mencakup aspek afektif dan psikomotor, bukan hanya aspek kognitif. Selanjutnya, penulis mengajukan perlunya pergeseran paradigma dalam evaluasi pendidikan moral untuk memastikan perkembangan individu yang dapat berkontribusi pada masyarakat yang harmonis. Mereka menekankan pentingnya pandangan holistik terhadap pendidikan Islam, yang didasarkan pada nilai-nilai ilahi dan manusiawi.

Pendahuluan juga menyoroti pentingnya perubahan dalam kurikulum untuk pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan, serta peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran. Penulis berpendapat bahwa evaluasi pendidikan moral harus melampaui metode tradisional dan fokus pada pengembangan karakter dan perilaku sehari-hari.
Secara keseluruhan, pendahuluan jurnal ini memberikan gambaran tentang pentingnya evaluasi pendidikan moral dalam mencapai harmoni sosial, serta menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik.

6. Pembahasan
Pembahasan pada jurnal ini menguraikan beberapa strategi untuk merekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Penulis menekankan pentingnya mengevaluasi tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor dalam pendidikan moral. Mereka berpendapat bahwa pendidikan moral harus mencakup pengembangan karakter dan perilaku sehari-hari, bukan hanya pengetahuan teoritis. Penulis juga menyoroti pentingnya pendidikan Islam (PAI) dan pendidikan kewarganegaraan (PKN) dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. Mereka mengusulkan perubahan dalam kurikulum untuk kedua mata pelajaran ini, dengan fokus pada pengembangan sikap toleransi, gotong royong, dan semangat belajar.
Pembahasan juga menyoroti peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran moral. Penulis berpendapat bahwa guru harus menjadi contoh teladan yang baik dan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan karakter siswa.

Secara keseluruhan, pembahasan jurnal ini menguraikan strategi untuk merekonstruksi evaluasi pendidikan moral, dengan penekanan pada pengembangan karakter dan perilaku sehari-hari, integrasi pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata, dan peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran moral.


7. Kesimpulan
Kesimpulan pada jurnal ini menyoroti pentingnya merekonstruksi evaluasi pendidikan moral untuk mencapai harmoni sosial. Penulis menekankan bahwa evaluasi pendidikan moral harus melampaui aspek kognitif dan mencakup aspek afektif dan psikomotor. Mereka juga menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. Penulis juga menekankan perlunya perubahan dalam kurikulum, pendekatan pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang lebih efektif.
Nama: Vivi Natasya
NPM: 2213053089

Degradasi moral pelajar di jaman modern berdasarkan vidio yang telah diamati, vidio tersebut membahas mengenai tragedy di dunia Pendidikan indonesia di mana seorang siswa dilaporkan telah menganiaya seorang gurunya. korban tersebut Bernama Ahmad Budi Cahyono, yang telah meninggalkan seorang istri yang kian sekarang sedang hamil 5 bulan. selain itu, terdapat juga vidio yang menunjukkan seorang murid SMA yang ingin mengajak ribut dengan kepala sekolahnya, ia menunjukkan sikap yang kurang pantas dan arogan seakan tidak takut kepada guru dan kepala sekolah yang ada.

Dalam melihat kejadian tersebut sangat lah miris sekali. Adanya hal atau kejadian tersebut dikarenakan kurangnya didikan sikap dan moral terhadap anak. maka dari itu perlu dilihat didikan atau pola pengasuhan dari rumah, dan bagaiman guru dikelas melakukan pengelolaan kelas terhadap peserta didiknya yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda beda. menurut Dr. Itje Chodidjah, M.A mengatakan didalam undang undang sudah terdapat seorang guru mempunyai 4 standar kompetensi pertama yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pendagogik. para guru harus memiliki 4 kompetensi tersebut karena harus berjalan beriringan.
Menurut Vero Adesla, anak bertumbuh ada level tingkat kognisi yaitu kemampuan untuk menalar dan berpikir apakah tindakan tersebut berlanjut pada konsekuensi tertentu. Tetapi jika pada kasus seorang anak tidak mampu mengelola emosi ketika marah akan muncul rangsangan yang mendorong anak tersebut bereaksi seketika disebut dengan reaktif, maka kemampuan emosional ini harus dilatih oleh anak-anak tersebut. Selanjutnya ada level terolasi terhadap stress atau frustasi semakin tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan pribadi untuk mengelola nya.
Nama: Vivi Natasya
NPM: 2213053089

Berdasarkan video yang telah diamati, colberg melakukan penelitian di Amerika yang kemudian menjadi fondasinya untuk merumuskan tahapan perkembnagn moral, menurutnya tahap perkembangan moral dibagi menjadi 3 level setiap level memiliki 2 tahap sehingga seluruhnya menjadi 6 tahap.
Level pertama pra konvensional yang terdiri dari tahap
- Menghindari Hukuman: di tahap ini seseorang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak akan sesuatu karena untuk menghindari hukuman contohnya adalah ketika seseorang tidak menerobos lampu merah di jalan Raya ia melakukannya semata-mata karena tidak ingin seorang polisi mengejar dan menilangnya.

- keuntungan dan minat pribadi: tahap ini tindakan dilakukan dengan memperhitungkan apa yang akan didapatkan olehnya seperti apa untungnya bagiku aku akan membantunya karena suatu hari dia akan balas membantuku tahap ketiga menjaga sikap orang baik seseorang mungkin menghindari pertengkaran karena ia memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya ia tidak bertengkar karena itu tidak baik dan orang baik tidak melakukannya.

Level konvensional yang terdiri dari tahap
- Menjaga sikap orang baik seseorang mungkin menghindari pertengkaran karena ia memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya ia tidak bertengkar karena itu tidak baik dan orang baik tidak melakukannya.

- Memelihara peraturan seorang ketua kelas mengenai kedua temannya yang bertengkar karena ia berpikir peraturan harus ditegakkan dan jika tidak ada yang mematuhinya maka keadaan akan menjadi kacau karenanya peraturan harus selalu dipatuhi untuk memberikan kenyamanan bagi semua orang.



Level Pasca Konvensional
- Orientasi kontrak sosial dalam tahap ini seseorang menyadari bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan situasi berbeda ia berpikir bahwa tidak ada yang absolut atau pasti ketika melihat sebuah kasus hak-hak individu harus dilihat bersamaan dengan hukum yang ada.

- Prinsip internal seseorang ia melakukan hal yang dianggap benar walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.


Dalam mendorong perkembangan moral pada individu, Kohlberg menggunakan cerita dilema dalam melakukan penelitian tersebut, tentang Heinz yang kebingungan tentang bagaimana untuk dapat menyelamatkan istrinya, karena ia yang tidak memiliki banyak uang untuk memebeli obat.
Jadi hal apa yang harus dilakukan Heinz?

Ada 6 tahap berdasarkan teori perkembangan moral Kohlberg yang dapat dilakukan Heinz yaitu:
1. Tahap satu, Heinz tidak akan mencuri obat itu untuk menghindari hukuman yang akan diterimanya.
2. Langkah kedua: Heinz mencoba mencuri obat tersebut karena demi kepentingan terbaik istrinya untuk sembuh.
3. Langkah ketiga: Heinz tidak mencuri obat karena dia tidak ingin menimbulkan masalah dengan apoteker dan menjadi orang jahat.
4. Langkah Keempat: Heinz tidak mencuri obat karena dia mengikuti aturan untuk tidak mencuri sesuatu yang bukan milik kita.
5. Langkah Kelima, Heinz mungkin mencuri obat tersebut karena dia sangat membutuhkannya untuk kesembuhan istrinya, karena biaya dan kondisi ekonomi yang buruk menyebabkan Heinz mencuri obat tersebut.
6. Langkah keenam, Heinz mungkin akan mencuri obat tersebut karena ia tidak mampu dalam membayarnya, dan karena seorang apoteker yang tidak ingin memberikan suatu keringanan kepada Heinz atas pembayaran yang akan dilunasi dikemudian hari, membuat heinz akan mencuri obat tersebut walaupun hal tersebut bertentangan dengan hukum.