Posts made by Nadia tri utami 2213053300

Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Video tersebut mendalam membahas pentingnya nilai moral Pancasila di lingkungan kampus, menekankan bahwa nilai-nilai tersebut tidak hanya perlu dipahami tetapi juga dihayati oleh mahasiswa. Analisis lebih lanjut menyoroti berbagai masalah moral yang masih terjadi di lingkungan kampus.

Vandalisme dan kekerasan, mencuri, mencontek, ketidakhormatan dari pejabat publik, bullying, intoleransi, perkataan kasar, pelecehan seksual, ketidakbertanggungjawaban, dan perilaku merusak diri seperti narkoba dan miras merupakan sejumlah permasalahan moral yang masih menjadi sorotan di lingkungan kampus.

Pentingnya menerapkan nilai-nilai moral Pancasila di dalam kampus diakui sebagai solusi untuk memperbaiki karakter mahasiswa. Mahasiswa diingatkan untuk menyadari dan menerapkan perilaku yang baik, menanamkan jiwa kemanusiaan dan moral yang baik sebagai bagian integral dari identitas mereka. Kesadaran diri tentang perilaku yang baik dan buruk dianggap sebagai tanggung jawab yang harus diemban oleh mahasiswa sebagai bagian dari pembentukan karakter mereka.

Pesan ini diperkuat dengan ajakan untuk menjauhi perilaku buruk demi menciptakan generasi bangsa yang cerdas, unggul, dan memiliki moral yang baik. Penerapan nilai-nilai moral Pancasila dianggap sebagai pondasi untuk membentuk mahasiswa tidak hanya sebagai akademisi yang pintar, tetapi juga sebagai individu yang memiliki karakter moral yang kuat.

Secara keseluruhan, video ini memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan moral di lingkungan kampus dan menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai moral Pancasila sebagai panduan untuk membangun karakter mahasiswa yang berintegritas.
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Dalam monolog komedinya, Arie Kriting membuka dengan pengalaman pribadinya mengenai Pendidikan Tinggi Swasta versus Negeri di Indonesia. Ia menggambarkan awalnya merasa kecewa tidak bisa masuk kampus negeri, namun kemudian menyadari bahwa kampus swasta tempatnya berkuliah memiliki fasilitas yang lebih canggih dan berkualitas. Detail ceritanya menciptakan gambaran perjalanan pribadi yang menghibur.

Arie kemudian mengalihkan fokusnya ke Pendidikan Moral di Indonesia. Ia mengkritik perubahan nama dan pendekatan mata pelajaran dari PMP ke PPKN, dan kemudian menjadi PKN. Kritiknya terfokus pada ketidaksesuaian antara aspek moral yang diajarkan dengan nilai-nilai seharusnya, khususnya dalam konteks menyeberangkan nenek-nenek. Gaya komedinya mencerahkan suasana dengan lelucon mengenai kriteria anak baik yang mencakup tindakan tersebut, mengakui dengan jujur kegagalannya sebagai "anak baik" karena tidak pernah melakukannya.

Topik berikutnya yang disentuh oleh Arie adalah kesulitan membuat tugas kuliah, terutama saat berkelompok dengan mahasiswa yang lebih muda. Dengan humor, ia menggambarkan kemudahan menyalin tugas dari internet sebagai bentuk realitas yang sering dihadapi oleh mahasiswa. Ini tidak hanya menyentuh aspek pendidikan, tetapi juga memberikan sudut pandang yang lucu terhadap tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa.

Video ini mencapai puncaknya dengan Arie menyampaikan harapannya agar anak-anak Indonesia menjadi lebih baik di masa depan. Meskipun disampaikan secara lucu, pesannya tetap serius, mengajak penonton untuk berkontribusi pada kebaikan, bahkan melalui tindakan kecil seperti berdiri di pinggir jalan meminta sumbangan. Secara keseluruhan, video ini memadukan humor dengan kritik konstruktif, menyajikan sudut pandang yang tereduksi namun bermakna tentang pendidikan dan moral di Indonesia.
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Dalam video tersebut, menggali secara mendalam tentang kompleksitas masalah lingkungan dari perspektif etika dan moral. Pertama-tama, ia menyoroti urgensi untuk peduli terhadap lingkungan, mengajak pendengar untuk merenungkan kondisi lingkungan saat ini sebagai panggilan untuk bertindak.

Kemudian, membahas kesadaran rendah terhadap lingkungan, menyoroti pandangan yang masih meremehkan dampak negatif dari pemanfaatan alam untuk kebutuhan manusia. Analogi dengan perilaku pecandu digunakan untuk menjelaskan paradoks dimana meskipun manusia menyadari dampak buruk, mereka tetap melakukan tindakan yang merugikan lingkungan demi kesenangan pribadi.

Aspek etika dan moral menjadi fokus utama, dengan penekanan pada perilaku manusia terhadap lingkungan sebagai masalah yang melibatkan pertimbangan moral dan etika. Kajian mencakup aspek seperti penyusutan sumber daya alam, polusi, tanggung jawab bisnis, dan perlunya konservasi sumber daya alam.

juga menyentuh regulasi terkait pengelolaan lingkungan di Indonesia, membahas peraturan tentang penataan ruang, pertambangan, dan konservasi sebagai upaya untuk menciptakan pandangan yang lebih bertanggung jawab terhadap alam.

Dengan menyebutkan dampak negatif seperti bencana kekeringan, erosi, dan krisis ekologi global, pembicara menegaskan bahwa masalah lingkungan bukan hanya fisik tetapi juga menjadi krisis moral global. Inisiatif pendidikan sepanjang usia (lifelong education) ditekankan sebagai solusi, di mana penanaman nilai moral terhadap lingkungan menjadi bagian integral dari proses pendidikan seumur hidup.

Kesimpulan bahwa perubahan perilaku manusia dan pandangan terhadap lingkungan adalah kunci untuk mencapai keberlanjutan dan keseimbangan. Video ini bukan hanya memandang lingkungan sebagai tantangan fisik, tetapi juga sebagai panggilan moral yang memerlukan transformasi nilai-nilai dan etika untuk mewujudkan hubungan yang seimbang dengan alam.
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Video ini membahas bagaimana lingkungan memiliki peran krusial dalam membentuk pendidikan moral. Moral sendiri mencakup aturan tentang baik dan buruk, nilai yang diajarkan oleh agama, orang tua, dan lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu faktor penyebab krisis pendidikan moral adalah kurangnya penanaman nilai moral di lingkungan keluarga. Ketidakcukupan pendidikan moral pada tingkat keluarga bisa membuat anak sulit memahami perbedaan antara perilaku yang benar dan salah.

Pengaruh globalisasi juga menjadi faktor yang memengaruhi pendidikan moral. Adanya arus informasi dan nilai-nilai dari berbagai budaya dapat membingungkan anak-anak dalam memahami standar moral yang diterapkan dalam lingkungan mereka.

Peran agama juga diakui sebagai faktor penentu. Jika agama tidak memainkan peran yang cukup dalam membentuk nilai dan moral individu serta lingkungan, maka hal ini dapat menyebabkan krisis moral.

Kesimpulannya, video menekankan bahwa lingkungan memegang peranan utama dalam membentuk pendidikan moral anak-anak. Lingkungan yang mendukung dan kaya akan nilai moral cenderung menghasilkan individu yang memiliki kepekaan moral yang kuat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung bisa menyebabkan krisis nilai moral pada anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian khusus pada pendidikan moral di lingkungan keluarga, memahami dampak globalisasi, dan mengakui peran penting agama dalam membentuk nilai-nilai moral yang kokoh.
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Dalam video Angeline Riesma, kita melihat seorang pemuda yang sederhana tapi penuh kebaikan. Misalnya, dia dengan ikhlas memindahkan tanaman ke aliran air, membantu nenek mendorong gerobak, dan memberi makan anjing. Tindakan-tindakan seperti ini nggak hanya mencerminkan sikap rendah hati tapi juga kepekaannya terhadap kebutuhan orang lain.

Saat memberikan uang kepada pengemis atau memberikan bangku kepada wanita di bus, pemuda ini menunjukkan empati yang tulus terhadap sesama. Video juga menyoroti tanggung jawabnya terhadap lingkungan dengan memberi makanan kepada tetangga. Semua ini menciptakan gambaran bahwa nilai-nilai seperti empati, kepedulian, dan tanggung jawab terhadap lingkungan adalah bagian penting dari karakternya.

Tindakan-tindakan positif ini tak hanya memberikan manfaat langsung kepada penerima kebaikan, tapi juga menciptakan dampak positif yang lebih besar pada masyarakat secara keseluruhan. Karena ketika orang melihat pemuda ini berbuat baik, mereka juga terinspirasi untuk melakukan hal serupa.

Video ini jelas menjadi sarana edukasi yang kuat. Pesan yang disampaikan bahwa apa yang kita tanam akan kita tuai, baik itu dalam bentuk kebaikan atau keburukan, memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya tindakan kita terhadap orang lain. Ini adalah panggilan untuk kita semua untuk menanam nilai-nilai positif dalam interaksi sehari-hari, karena itu akan membawa dampak positif tidak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.