Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100
Sistem pendidikan antara Indonesia dan Jepang berbeda. Sistem pendidikan di Indonesia dan di Jepang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saat ini sistem pendidikan di Indonesia perlu mendapat perhatian lebih karena menduduki peringkat 72 dari 77 negara. Di Indonesia telah banyak lahir pakar ilmu pendidikan yang mampu membawa sistem pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah satu cara untuk membawa sistem pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik adalah dengan membandingkannya dengan negara yang sistem pendidikannya baik seperti Jepang. Di Jepang, sejak usia 0-3 tahun, anak lebih ditanamkan nilai moral, sopan santun, disiplin, dan sopan santun. Ketika anak-anak di Jepang sudah memasuki kelas 4 SD, barulah anak-anak tersebut mengikuti ujian yang tidak terlalu memberatkan siswa di sekolah. Indonesia bisa belajar banyak dengan sistem pendidikan di Jepang.Jepang mempunyai sistem pendidikan yang baik di dunia, dikarenakan Jepang sudah memiliki banyak
fasilitas yang mendukung dan juga SDM yang mumpuni. Negara Jepang dijadikan patokan oleh negara
berkembang sebagai kiblat untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Johan 2018). Saat ini Indonesia
merupakan negara negara yang memiliki kualitas pendidikan yang kurang baik, menurut PISA Negara
berkembang yaitu negara Indonesia saat ini berada pada daftar ke 72 dari daftar 77 negara, ini disebabkan
Kompetensi guru dan sistem pendidikan yang masih rendah di Indonesia (Sulfemi 2019).
Sistem pendidikan di Indonesia harus banyak belajar dari negara Jepang. Negara Jepang dari dulu
hingga saat ini unggul dari bidang teknologi dan juga dari bidang pendidikannya, hal ini disebabkan negara Jepang
merupakan negara maju yang memiliki kualitas yang unggul (Johan 2018). Di Negara Jepang juga yang di
dibuka di sekolah itu bukan hanya tentang materi pelajaran, tetapi juga tentang norma-norma yang berlaku,
seperti sopan santun, jujur, empati dan simpati (Connie Chairunnisa, Istayatiningtias dkk. 2019). Di
Jepang anak-anak sekolah dasar tidak akan mendapatkan ujian hingga sampai di kelas empat (Soetantyo
2013).
Di negara Jepang ujian yang akan dilaksankan sebelum anak mencapai kelas 4 Sekolah Dasar adalah
ujian-ujian yang tidak berat, ujian yang sederhana yang tidak terlalu membebani anak-anak (Zarman 2017).
Untuk usia dari 0-3 tahunun pertama anak-anak di Jepang lebih diajarkan tentang tata krama, sopan
santun, membangun kepribadian yang baik dan mrngikuti nilai serta norma yang ada (Johan 2018). Di Negara
Kepribadian Jepang yang baik, disiplin, taat dengan peraturan tidak kalah penting dengan kepintaran yang di
buka di di kelas (Zarman 2017).
Di negara Indonesia masih banyaknya orang tua dan guru menuntu peserta didik dari segi akademis saja
dan terkadang mengenyampingkan proses yang seharusnya juga dicapai dengan jalan yang baik. Di Indonesia
lebih baik nilai tinggi dari kejujuran, contohnya banyak sekali guru yang membantu peserta didik untuk
lulus Ujian Nasional (UN) dengan cara membagikan kunci jawaban agar akreditasi dari sekolah tidak turun,
Hal inilah yang membuat kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun (Zarman 2017).
Sejatinya yang harus dikembangkan dari diri seorang peserta didik tidak hanya ranah kognitifnya
saja, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik (Asriati 2012). Pendidikan di Indonesia diyakini masih sangat
Konservatif, kurang terbaharui, dan masih jauh dari kata inovatif. Sangat penting adanya penigkatan yang
signifikan bagi negara Indonesia dari segi sistem pendidikan baik dari kurikulum, kompetensi guru dan juga
fasilitas yang merata yang ada di Indonesia (Connie Chairunnisa, Istayatiningtias dkk. 2019).
Jepang bisa menjadi negara contoh dalam tawarandan pendidikan, karena keunggulannya-keunggulan
yang dimiliki. Indonesia sebagai negara berkembang juga tidak salah belajar lebih banyak dengan negara
Jepang bagaimana untuk menjadi lebih baik lagi dari sistem pendidikan yang ada (Sahban dan SE 2018).
Sistem Pendidikan di Jepang
Pendidikan di Jepang ada yang formal yaitu pendidikan di Sekolah, selanjutnya ada juga
pendidikan yang berbasis moral yaitu merupakan sistem pendidikan yang bangun dari rumah dan yang
ketiga sekaligus yang terakhir adalah pendidikan yang muncul dari masyarakat itu sendiri
biasanya juga disebut pendidikan seumur hidup/ pembelajar seumur hidup (Sahban dan SE 2018). Di Jepang
wajib belajar mulai dari usia 6 tahun hingga usia 15 tahun. Setiap keluarga yang memiliki anak pada
rentang usia 6-15 tahun akan diberikan pemberitahuan untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah
(Fittryati 2020).
Di Jepang juga ada sekolah negeri yang biasanya disebut koritsu gakko. Sekolah negeri itu
dikepalai atau diselenggarakan oleh pemerintah kota atau yang disebur prefektur. Tetapi ada beberapa
juga sekolah yang dikelola oleh prefektur dan pemerintah pusat. Untuk sekolah swasta disebut juga
dengan shiritsu gakko yang diselenggarakan oleh badan hukum (Novi Handayani 2017).
Di sekolah negeri biasanya siswa mulai masuk mulai dari hari senin hingga hari jumat,
sedangkan sekolah swasta hingga hari sabtu. Di sekolah Jepang biasanya membagi setahun ajaran
menjadi tiga caturwulan dan bagian atas tiga musim, yaitu musim gugur/ jatuh, musim/salju salju serta
musim panas/ musim panas yang waktunya cenderung lama dan panjang. Di Jepang juga ada Taman
Kanak-kanak-kanak yang biasanya disebut dengan kamuchien, ada juga sekolah hoikuen. Perbedaan antara
kamuchien dengan hoikuen adalah jika kamuchien yaM sekolahnya mulai pukul 08.50-13.30,
sedangkan kamuchien mulai dari pukul 07.00-19.00 waktunya lebih lama dan lebih panjang, kamuchien
diperuntukkan untuk anak-anak yang orangtuanya bekerja. Untuk anak-anak-anak yang ingin dimasukkan
ke kamuchien harus ada surat
Sistem pendidikan yang ada di negara Indonesia saat ini yaitu sistem pendidikan nasional. pendidikan nasional. Sistem
ini adalah memberikan siswa pengetahuan yang bersifat akademis, mengasah keterampilan kognitif,
serta membina sikap positif kepada peserta didik sejak kecil (Asriati 2012). Sistem pendidikan
Indonesia juga berfokus pada nilai, sejak sekolah dasar peserta didik diberi pengajaran tentang
kejujuran, kedispilinan dan rasa tenggang rasa. Negatifnyara Indonesia juga menganut sistem pendidikan
terbuka, disini maksudnya adalah siswa diminta untuk saling berkompetensi, mengembangkan
kreatifitas yang dimiliki secara luas-luasnya serta melakukan sesuatu yang lebih inovatif (Zarman 2017).
Sistem pendidikan di Indonesia beragam, beragam disini maksudnya adalah peserta didik
merupakan siswa yang berasal dari latar belakang suku, bahasa, budaya dan keyakinan (Baidhawy
2005). Di Negara Indonesia juga ada pendidikan formal dan non formal. Sistem pendidikan di
Indonesia juga disesuaikan dengan perubahan zaman, pendidikan di Indonesia sebaiknya mengikuti
perubahan era dan perubahan yang lebih inovatif dari waktu ke waktu karena itu putaran di
Indonesia sering berubah-rubah disebabkan zaman yang berubah, seperti saat ini Indonesia sudah
menggunakan K13 (Sudarsana 2016).
Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia dimulai dari jenjang yang paling awal yaitu Pendidikan
Anak Usia Dini PAUD, pendidikan PAUD ini diperuntukkan untuk anak-anak mulai dari usia 0-6
tahun, pendidikan PAUD diperuntukkan untuk anak-anak lebih berkembang, menumbuhkan dengan baik
dari segi jasmani dan rohani anak. Selanjutnya setelah PAUD akan dilanjutkan dengan pendidiksebuah
dasar ini jenjangnya dari kelas satu hingga kelas enam, sehingga total waktunya adalah enam tahun
dan dilanjutkan dengan tiga tahun pada sekolah menengah pertama. Selanjutnya dilanjutkan dengan
sekolah pendidikan menengah ini dikenal atau disebut SMA selama 3 tahun waktu yang ditempuh.
Pendidikan tinggi ini lebih luas, karena didalamnya terdapat D3, S1, S2, S3, dan spesialis (Suryaningrum,
Ingarianti dkk. 2016).