Kiriman dibuat oleh Nawang Lutfia Sani 2213053287

Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Menurut saya perbedaan kriteria nilai hardskill dan kriteria softskill adalah
Pada kriteria Hardskill berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan teknis yang dapat diukur secara konkret. Biasanya diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, atau pengalaman kerja. Contoh hardskill meliputi kemampuan bahasa asing, pemrograman komputer, matematika, dan keahlian teknis lainnya.

Kemudian kriteria Softskill berkaitan dengan karakteristik kepribadian dan keterampilan interpersonal yang tidak selalu dapat diukur secara konkret. Softskill melibatkan kemampuan seperti komunikasi, kepemimpinan, kreativitas, kerja sama tim, dan kecerdasan emosional.

Hardskill memberikan dasar yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara teknis, sementara softskill memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan rekan kerja, memecahkan masalah, dan berkontribusi pada budaya perusahaan. Keseimbangan antara hardskill dan softskill sering kali menjadi faktor penting dalam karier seseorang.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

Artikel ini membahas mengenai pentingnya penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar dapat mengembangkan karakter anak sejak usia dini. Sehingga artikel ini sangat cocok digunakan sebagai bahan acuan untuk mendidik anak usia dini.

Pendahuluan dari artikel ini menjelaskan bahwa pendidikan moral diberikan di berbagai lembaga pendidikan, termasuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD merupakan basis pembentukan karakter moral manusia, sehingga penting untuk melakukan penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak dapat berkembang dengan potensi dan kemampuan yang optimal. Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada pengembangan kemampuan intelektual, tetapi juga pengembangan karakter, sikap, dan perilaku peserta didik.

Pembahasan pada artikel ini adalah tentang penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini. Artikel ini menjelaskan bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk warga negara yang berkepribadian tinggi dan berakhlak mulia. Penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti metode bermain yang dapat mengajarkan anak untuk bersosialisasi dan bekerjasama dengan teman. Nilai moral diartikan sebagai isi mengenai keseluruhan tatanan yang mengatur perbuatan, tingkah laku, sikap, dan kebiasaan manusia dalam masyarakat. Moral juga merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta ajaran tentang perbuatan dan kelakuan. Penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal, seperti melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan keluarga.

Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini sangat penting dalam pembentukan karakter dan perilaku anak. Pendidikan moral di PAUD memiliki peran yang signifikan dalam membentuk warga negara yang berkepribadian tinggi dan berakhlak mulia. Penanaman nilai-nilai moral dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal, serta melalui metode bermain yang dapat mengajarkan anak untuk bersosialisasi dan bekerjasama dengan teman. Dalam penanaman nilai-nilai moral, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki peran yang penting. Dengan penanaman nilai-nilai moral yang baik pada anak usia dini, diharapkan karakter dan perilaku anak dapat berkembang dengan baik dan menjadi warga negara yang berakhlak mulia.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Analisis Jurnal
Identitas Jurnal:
Nama Jurnal: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah.
Volume: 01
Nomor: 01
Halaman: 68-77
Tahun Terbit: 2016
Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Siswa di SD Negeri Lampeuneurut.
Nama Penulis: Ruslan, Rosma Elly, & Nurul Aini.

-Judul: Jurnal ini berjudul " Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Siswa di SD Negeri Lampeuneurut.". Judul ini berjumlah 10 kata dan judul tersebut sudah sesuai dengan isi jurnal yang ditulis karena membahas mengenai bentuk-bentuk penanaman nilai moral pada siswa SD.
-Penulis: Jurnal ini ditulis oleh 3 orang yakni Ruslan, Rosma Elly, & Nurul Aini. Penulisan nama penulis sudah benar karena nama ditulis tanpa gelar.
-Abstrak: Dalam jurnal ini abstrak ditulis hanya menggunakan Bahasa Indonesia. Dalam abstrak berisi penjelasan singkat mengenai isi jurnal.
-Kata Kunci: Dalam jurnal ini kata kunci hanya ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Kata kunci terdiri dari 2 istilah yaitu "Penanaman, nilai-nilai moral". Istilah yang digunakan mengacu pada pemahaman tentang penanaman nilai-nilai moral pada anak sekolah dasar.

Pendahuluan:
Pendahuluan artikel memberikan latar belakang dan dasar pemikiran yang jelas mengenai topik penelitian. Disebutkan bahwa ada beberapa faktor yang turut menyebabkan merosotnya nilai-nilai moral di kalangan anak, seperti penyalahgunaan ajaran moral, pengaruh budaya Barat, kemajuan teknologi, dan lemahnya mental generasi muda. Artikel tersebut juga menyebutkan kurangnya materi penerapan nilai moral dalam kurikulum. Informasi ini membantu untuk menetapkan pentingnya penelitian dan kebutuhan untuk menyelidiki metode penanaman nilai-nilai moral di sekolah.

Metode penelitian:
Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap 10 orang guru kelas, dan datanya dicatat dengan menggunakan alat tulis dan media elektronik seperti telepon genggam. Observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipan, dimana peneliti berperan sebagai pengamat penuh tanpa ikut serta dalam nilai-nilai moral yang ditanamkan kepada siswa. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi reduksi data, pemodelan data, penarikan kesimpulan/verifikasi, dan perhitungan persentase.

Hasil:
Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru tidak hanya mengajarkan agama di sekolah tetapi juga mendorong siswa untuk memperdalam ilmu agama melalui kegiatan seperti kelompok pengajian dan pesantren. Hal ini menandakan bahwa guru mempunyai peran yang cukup besar dalam memasyarakatkan nilai-nilai moral di kalangan siswa. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa guru memasukkan 10 nilai moral ke dalam seluruh mata pelajaran yang diajarkan, antara lain nilai religius, nilai sosialitas, nilai gender, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggung jawab, dan nilai penghargaan terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai moral diintegrasikan ke dalam kurikulum dan tidak terbatas pada mata pelajaran agama saja.

Secara keseluruhan, temuan penelitian menjelaskan pentingnya guru dalam mempromosikan nilai-nilai moral di kalangan siswa dan mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam berbagai mata pelajaran. Penelitian tersebut memberikan wawasan tentang metode yang digunakan guru untuk menanamkan nilai-nilai moral dan dampaknya terhadap perilaku dan hubungan siswa.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Pendidikan Moral di Sekolah Dasar

Pada video dijelaskan bahwa pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap, perilaku, tindakan, kelakuan, yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sesuai dengan nilai dan moral masyarakat setempat.
Tahap-tahap perkembangan moral:
1. Usia 6-12 bulan, orang tua akan menggunakan disiplin untuk membantu mengendalikan dan melindungi bayi.
2. Usia12- 18 bulan, membuat lomtemen dan patuh sesuai dengan keadaan merupakan awal tanda hati nurani.
3. Usia 18-30 bulan, anak menunjukkan perilaku menolong, memiliki rasa bersalah,malu, dan empati ini akan mendorong perkembangan moral.
4. Usia 30-36 bulan, agresi fisik berkurang, lebih banyak verbal.
5. Usia 3-4 tahun, akruisme dan perilaku menolong yang lain jadi lebih lazim agar mendapatkan pujian.
6. Usia 4-6 tahun, penalaran moral makin fleksibel.
7. Usia 7-8 tahun, penalaran moral makin fleksibel, empati dan perilaku pro-sosial meningkat jenis permusuhan berkurang.
8. Usia 9-11 tahun, penalaran moral makin dipandu oleh rasa keadilan.
9. Usia 12-15 tahun, penalaran moral mencerminkan peningkatan kesadaran akan keadilan dan pembuat aturan yang kooperatif.
10. Usia 16-20 tahun, relativisme memainkan peran penting dalam penalaran moral.
11. Dewasa muda 20-40 tahun, penilaian moral menjadi lebih rumit.
12. Dewasa tengah 40-65 tahun, penilaian moral bisa menjadi lebih rumit.
13. Dewasa tua usia 65, penilaian moral akan menjadi lebih rumit.

Pada video dijelaskan Implikasi perkembangan sosial dan pribadi anak dalam KBM di Sekolah Dasar. Perkembangan pribadi dan sosial sangat diperlukan dalam belajar, anak kadang memerlukan teman untuk membantu proses belajar tapi anak bisa melakukan nya sendiri.

Dijelaskan pada video mengenai Implikasi identitas Gender dalam perkembangan Moral anak Sekolah Dasar. Guru sebaiknya mengajarkan mengenai identitas gender supaya perilaku mereka sesuai dengan gendernya. Bukan hanya guru, tetapi orang tua dirumah pun m penting memiliki peranan yang sangat penting.

Dalam video dijelaskan tentang adanya permasalahan serta solusi perkembangan moral anak sekolah dasar yaitu:
1. Hilangnya kejujuran.
Solusinya yaitu dengan mengajak anak untuk lebih percaya diri dan mengajarkan anak untuk bersikap jujur.
2. Hilangnya rasa tanggung jawab.
Solusinya yaitu mengajarkan anak untuk bersikap tanggung jawab. Guru dapat memberikan konsekuensi terhadap siswa yang tidak mengerjakan tugas. Agar kedepannya siswa akan lebih bertanggung jawab.
3. Rendahnya disiplin.
Solusinya yaitu guru bersikap tegas agar siswa akan menjadi jera dan kedepannya akan menjadi disiplin.
4. Kurang bisa bekerja sama.
Solusinya yaitu membiasakan anak untuk terlibat dalam kerja sama.
5. Mengambil hak orang lain.
Solusinya yaitu membiasakan anak untuk menerima apa yang dia miliki dan tidak boleh mengambil hak milik orang lain.

Materi yang disajikan dalam video sangat bermanfaat untuk menumbuhkan sikap patuh terhadap aturan dan nilai moral yang berlaku. Hal ini akan sangat menimbulkan efek yang berarti dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Video ini menyajikan contoh-contoh tanggung jawab dalam keluarga.

Penyaji video menjelaskan arti tanggung jawab dan bentuk-bentuk tanggung jawab seperti mendengar nasihat ayah,menemani kakak, menjaga adik, dan membantu ibu.
Sebagai anak kita harus mempunyai tanggung jawab untuk saling membantu keluarga. Tanggung jawab adalah bentuk patuh dan taat terhadap perintah atau menjalani hal-hal baik sesuai dengan yang diperintahkan.

Penyaji menjelaskan kepentingan tanggung jawab dalam keluarga yaitu hubungan keluarga menjadi erat contohnya pergi kerumah nenek, keselamatan keluarga terjamin contohnya seorang kakak memberitahu adiknya untuk selalu mengunci pagar, meringankan tugas keluarga contohnya membantu pekerjaan rumah dalam keluarga, membanggakan keluarga contohnya belajar dengan rajin.

Penyaji video menjelaskan apabila kita melaksanakan tanggung jawab terhadap keluarga maka keluarga akan merasa bangga dan hubungan antar keluarga akan erat. Selain itu apabila kita melaksanakan tanggung jawab dengan baik maka Ibu Bapak dan keluarga akan sayang kepada kita.

Video ini sangat cocok disajikan untuk anak-anak karena pembelajarannya yang asik akan membuat anak lebih memahami arti tanggung jawab yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sebagai orang tua juga harus selalu mencontohkan perilaku yang berkaitan dengan nilai dan moral dan juga mengenai tanggung jawab dirumah maupun dimasyarakat.