Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247
Identitas Jurnal:
1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Gnerasi Penerus
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi
Pembahasan
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke-Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Menurut Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002 Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, toleransi, serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori perkembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia terjadi
dalam tiga tingkatan besar yaitu:
(a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial;
(b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial;
(c) tingkat moralitas pasca konvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun keatas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.
-Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi.
NPM : 2213053247
Identitas Jurnal:
1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Gnerasi Penerus
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi
Pembahasan
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke-Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Menurut Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002 Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, toleransi, serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori perkembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia terjadi
dalam tiga tingkatan besar yaitu:
(a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial;
(b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial;
(c) tingkat moralitas pasca konvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun keatas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.
-Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi.