Forum Analisis Jurnal -2

Forum Analisis Jurnal -2

Forum Analisis Jurnal -2

Number of replies: 32

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM. 

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Lutpi mawar jerlika 2213053100 -
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100

Di era modern seperti sekarang ini, kerusakan moral sudah sampai pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada berbagai usia, baik itu anak-anak, remaja hingga orang dewasa telah terkena penyakit ini.Permasalahan moral di Indonesia semakin hari semakin bertambah baik dari segi kualitas atau dari segi lainnya.Berbagai upaya yang telah dilakukan terus-menerus oleh pemerintah untuk memberantas atau mengurangi kasus-kasus moral yang terjadi di negara kita ini. Terus dibuatnya undang-undang yang mengatur masalah kehidupan manusia namun belum mendapatkan hasil yang mememuaskan. Adanya lembaga-lembaga negara yang menangani atau mengatur kasus-kasus tersebut ternyata belum bisa menjadi senjata yang mampu membinasakan kasus-kasus moral di negeri kita ini. Upaya lain yang bisa ditempuh diantaranya melakukan gerakan besar-besaran yang melibatkan banyak elemen masyarakat, banyak yang tergabung dalam partai-partai politik, organisasi massa, lembaga-lambaga masyarakat, atau perkumpulan-perkumpulan lainnya.Untuk memberantas berbagai kasus moral yang tumbuh dan berkembang pesat dan menjadi ancaman yang menakutkan bagi negara kita ini dapat dilakukan dan digerakkan oleh kepemimpinan yang bersih dan berwibawa. Semangat dan jiwa yang bersih dapat menjadi pemicu dalm melakukan gerakan pemberantasan berbagai kasus-kasus moral tersebut. Alternatif lain yang dapat ditempuh yaitu melalui pendidikan baik secara formal, informal, atau nonformal. Misalnya dengan menerapkan pembelajaran moral dalam dunia pendidikan. Dengan upaya inilah barangkali berbagai kasus moral yang terjadi di negara kita ini dapat diminimalisis meski membutuhkan waktu yang panjang.Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas bahwa alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai kasus moral sekarang ini, maka pembelajaran moral dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting untuk menata kepribadian diri seseorang melalui nilai-nilai moral yang diajarkan dalam pembelajaran moral di dunia pendidikan agar tidak melakukan hal yang dapat merusak moral dari diri seseorang sehingga menjadi pribadi yang baik
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Mesri Rahayu 2213053250 -

NAMA: MESRI RAHAYU

NPM: 2213053250

PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS

Pendidikan nilai dan moral dapat dikatakan sebagai tiang atau pondasi agar suatu bangsa tidak melenceng dari aturan yang ada, dan dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Pendidikan nilai dan moral amat sangat penting diajarkan kepada anak-anak, agar mereka dapat menetapkan nya dala kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai dan moral dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanakan nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Pendidikan nilai dan moral berlandaskan pada 2 teori, yaitu:

1. Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg

Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi

dalam tiga tingkatan besar yaitu: a) Tingkat moralitas prakonvensional, b) Tingkat moralitas konvensional dan, c) Tingkat moralitas pasca konvensional.

2. Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak cenderung mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, dan teman sebaya.

Remaja merupakan generasi muda penerus bangsa yang harus memiliki peran dan posisi yang fleksibel. Maju nya suatu bangsa berdasarkan sikap remajanya, apabila mereka maju, maka akan maju pula bangsa dan negaranya. Namun sebaliknya, apabila mereka mundur dan loyo maka akan mundur jugalah bangsa dan negaranya. Maka dari itu, pentingnya penanaman nilai dan moral kepada remaja, agar mereka tidak terpengaruh hal-hal yang buruk dari luar, dan mengancam kemunduran bangsa dan negara. Selain itu, keuntungan yang diperoleh adalah kualitas hidup yang meningkat, dan kesejahteraan serta kenyamanan pun bisa di dapat.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by INTAN SARI 2213053002 -
NAMA : INTAN SARI
NPM : 22130523002


Pada zaman era digital saat ini Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemung kinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini mencermin kan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan ke hidupan sosial yang carut marut. (Dedi Supriadi, Pikiran Rakyat 12 Juni: 8-9). Pam Schiller dan Tamera Bryant (2001: vii) mengemukakan inilah waktunya untuk menentukan apakah nilai-nilai moral penting bagi masamdepan anak-anak kita dan keluarga kita, dan kemudian mendukung dan
mendorong mereka mempraktikkan nilai-nilai moral tersebut dalam kehidupan sehari-hari. sebab Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat meme nuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Soegarda Poerbakawaca dan Harahap, H.A.H., 1981: 257). Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 ayat (1): “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiri tual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”Sedangkan “nilai” merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan. Ketika seseorang menilai sesuatu, ia menganggap sesuatu tersebut berharga untuk dimiliki, berharga untuk dikerjakan, atau berharga untuk dicoba maupun untuk diperoleh. Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by RANI SELVIA -
Nama : Rani Selvia
Kelas : 3H
NPM : 2213053209
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nomor : 2
Tahun : 2011
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

PEMBAHASAN
Dampak positif :
Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemung kinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini mencermin kan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan ke hidupan sosial yang carut marut.
Tinjauan Teoretis
Menurut Soegarda P. dan Harahap, H.A.H. (1981: 434), ciri-ciri yang me nunjukkan adanya pendidikan moral: (1) cukup memperhatikan instink dan dorongan-dorongan spontan dan konstruktif; (2) cukup membuka kon disi untuk membentuk pndapat yang baik; (3) cukup memperhatikan perlunya ada kepekaan untuk menerima dan sikap responsif; (4) pendidikan moral memungkinkan memilih secara bijaksana mana yang benar, mana yang tidak.
Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Teori Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain :
a. Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu: (a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial; (b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial; (c) tingkat moralitas pascakonvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun ke atas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.
b. Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televise.


Dampak negatif :
1. Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja
Pendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik dan jiwa diri mereka dan orang lain. dari saling mengejek dan mencaci, saling lempar batu, saling memukul, dan bahkan menggunakan senjata tajam sehinggs seringkali terjadi saling bunuh, sehingga pada jenjang ini mereka mendapatkan julukan “SMA tawuran”.

hambatan atau tantangan dalam menegakkan nilai dan moral tersebut dikalangan generasi muda yaitu : jumlah jam pelajaran yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti serta moral sangat minim, hanya beberapa jam perminggunya

Pendidikan Nilai Moral dan Implikasinya
Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Septa Anggraeni -
Nama : Septa Anggraeni
NPM : 2213053241
Kelas : 3H

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL
BAGI GENERASI PENERUS
Volume : 16
Nomor : 2
Penulis : Ahmad Nawawi
Tahun Terbit : 2011

B. Analisis Jurnal

Latar Belakang Masalah: penye bab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa
bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam
pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi
generasi penerus.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengertian nilai dan moral, mengetahui pentingnya pendidikan nilai dan moral dan mengetahui perilaku remaja yang terjadi saat ini.

Objek Penelitian: Remaja

Hasil Penelitian: Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se-
bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera.
- Kondisi faktual pendidikan nilai moral/agama di Indonesia dari
tahun 1968 sampai saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara
terencana dan serius. Hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran
yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti sangat minim,
yaitu hanya 2 sampai 4 jam perminggu dari jumlah jam 34 sampai
42 jam perminggu. Padahal dengan KTSP sebenarnya lebih bisa
diatur, sehingga kebutuhan ini bisa terakomodasi dan terpenuhi.

Kelebihan Penelitian: Penelitian ini menggunaan bahasa yang baik dan jelas serta memiliki penjelasan yang rinci.
Kekurangan Penelitian: -
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Mita Yogi Handayani 2213053107 -
Nama : Mita Yogi Handayani
NPM : 2213053107
Kelas : 3/H

ANALISIS JURNAL

-Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal INSANIA
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119-133
Tahun Terbit : 2011
Judul : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL
BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

PEMBAHASAN
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.

Pendidikan nilai moral
1. Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja
Fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari semakin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti:
membohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati
peraturan, mélanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang
paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan
masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, keten traman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti:
mencuri, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tin dak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasi.

2. Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi
yang strategis. Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemapuan potensial
yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki
potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan
seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.

Pendidikan Nilai Moral dan Implikasinya
Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja
sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yangmatang danprogram yangberkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang
baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Refiana Sari 2213053261 -
Nama : Refiana sari
NPM : 2213053261


Identitas Jurnal:
1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Tinjauan Teoritis:
pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Teori Pendidikan nilai dan moral:
Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan nilai moral/agama dapat mengacu pada
• Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
• Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandur

Pendidikan nilai dan moral:
Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus. Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara pengetahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kelebihan : Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Kekurangan : -
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Meldayanti putri 2213053088 -
Nama : Meldayanti Putri
NPM : 2213053088

- Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera.
- Kondisi faktual pendidikan nilai moral/agama di Indonesia dari
tahun 1968 sampai saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara
terencana dan serius. Hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran
yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti sangat minim,
yaitu hanya 2 sampai 4 jam perminggu dari jumlah jam 34 sampai
42 jam perminggu. Padahal dengan KTSP sebenarnya lebih bisa
diatur, sehingga kebutuhan ini bisa terakomodasi dan terpenuhi.
- Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan
dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan
membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak
segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan
kehilangan generasi penerus.
- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi
kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan
mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara pengetahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada
dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral
versi Kohlberg atau Bandura.
- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi:
ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benarsalah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,
keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan
percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,
toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima
kasih dan tanggungjawab.
- Orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/
sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan
mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral
yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Mutiara Putri 2213053247 -
Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247

Identitas Jurnal:

1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Gnerasi Penerus
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Pembahasan
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke-Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Menurut Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002 Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, toleransi, serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.

Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori perkembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia terjadi
dalam tiga tingkatan besar yaitu:
(a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial;
(b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial;
(c) tingkat moralitas pasca konvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun keatas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.

-Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Shinta Dwi Kartika 2213053127 -
Nama : Shinta Dwi Kartika
NPM : 2213053127
Kelas : 3H

Analisis jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Gnerasi Penerus
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Pembahasan
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ketuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Adapun ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain
meliputi: ketuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian
dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri,
loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab,
dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan,
penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.
Menurut Soegarda P. dan Harahap, H.A.H. (1981: 434), ciri-ciri yang menunjukkan adanya pendidikan moral: (1) cukup memperhatikan instink
dan dorongan-dorongan spontan dan konstruktif; (2) cukup membuka
kondisi untuk membentuk pndapat yang baik; (3) cukup memperhatikan
perlunya ada kepekaan untuk menerima dan sikap responsif; (4) pendidikan
moral memungkinkan memilih secara bijaksana mana yang benar, mana
yang tidak.

Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.
Pendidikan Nilai Moral
- Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja
fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari semakin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti:
membohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati peraturan, melanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum.
- Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus
Sudut pandang psikologi para remaja
sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme harus dikembangkan melalui
pendidikan dan pelatihan yang terrencana dan terprogram.
Contoh pendidikan nilai moral yang perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara dapat dilakukan dengan jumlah
jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, maka generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Adelina Kusumawati 2213053234 -
Nama : Adelina Kusumawati
NPM : 2213053234

Identitas jurnal
Nama jurnal : INSANIA
Judul : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nomor : 3
Halaman : 119-133
Tahun terbit : 2011
Nama penulis: Ahmad Nawawi

Pembahasan
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab. Adapun ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih. Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemungkinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Tanpa pendidikan nilai moral kemungkinan besar bangsa dan Negara ini akan terus terpuruk dengan seribu satu permasalahan yang akan muncul. Kurangnya penerapan pendidikan nilai dan moral menyebabkan krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus.

Perilaku amoral, tawuran kolektif, menurut Gustve le Bon dalam bukunya The Crowd, identik dengan irasionalitas, emosionalitas, dan peniruan individu. Perilaku seperti ini berawal dari sharing nilai atau penyebaran isu, kemudian kumpulan individu tersebut frustasi dan akhirnya melakukan tindakan anarkis. Faktor-faktor ini bisa menjadi penyebab terjadinya konflik yang dapat menimbulkan kerusuhan sosial “ ujar Imam B. Pasojo, sosiolog dari UI. Kurangnya penerapan pendidikan nilai moral/agama bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa akan memicu tindak amoral dan kekerasan di kalangan anak-anak dan remaja. Seperti dikatakan oleh Bandura, “bahwa dalam kehidupan sehari-hari individu menghadapi berbagai jenis stimulus model, yakni model hidup (seperti: bintang film, guru, orang tua, dan teman sebaya) dan model lambing adalah perwujudan tingkah laku dalam gambar, seperti: film, TV, dan media cetak lainnya.

Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Sudut pandang psikologi para remaja sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terrencana dan terprogram. Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemapuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan. Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi moral yang positif sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara

Kondisi faktual pendidikan nilai moral/agama di Indonesia dari tahun 1968 sampai saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara terencana dan serius. Hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti sangat minim, yaitu hanya 2 sampai 4 jam perminggu dari jumlah jam 34 sampai 42 jam perminggu. Padahal dengan KTSP sebenarnya lebih bisa diatur, sehingga kebutuhan ini bisa terakomodasi dan terpenuhi. Orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/ sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Devana Okta Mahdalena 2253053034 -
Nama : Devana Okta Mahdalena
Npm : 2253053034
Kelas : 3/H

Pertemuan 3
PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS

Teori pendidikan nilai moral
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga secara keseluruhan perkembangan moral manusia mterjadi dalam enam tahap.
1. Tingkat 1 ( Moralitas Prakonvesional (usia 4-10 tahun ))
Tahap 1 ( memperhatikan ketaatan dan hukum )
Tahap 2 ( memperhatikan pemuasan kebutuhan )

2. Tingkat 2 ( Moralitas konvensional (usia 10-13 tahun))
Tahap 3 ( memperhatikan citra “anak baik “
Tahap 4 ( memperhatikan hukum dan peraturan )

3. Tingkat 3 ( Moralitas pascajonvensional (usia 13 tahun keatas ))
Tahap 5 ( memperhatikan hak perseorangan )
Tahap 6 ( memperhatikan prinsip-prinsip etik )

- Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling)Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televise.
Aspek :
Tekanan dasar , mekanisme perolehan moralitas , usia perolehan , kenisbian kebudayaan , pelaku sosialisasi , implikasi untuk pendidikan .
Pendidikan nilai moral
- Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja

Kita seringkali menyaksikan di banyak mass media elektronik dan cetak, fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari se- makin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti: membohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati peraturan, mélanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, ke- tentraman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti: mencuri, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tindak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasiPendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik dan jiwa diri mereka dan orang lain.

- Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka. Kalau mereka maju maka majulah Negara, tetapi kalau meraka bobrok, mundur, dan loyo, maka mundurlah Negara. Sudut pandang psikologi para remaja sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimalPotensi mereka yang prospektif, dinamis, energikpenuh vitalitas, patriotisme dan idealisme harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terrencana dan terprogram.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by RELLYS PRATIWI -
Nama : Rellys Pratiwi
NPM : 2213053070

Nama : Rani Selvia
Kelas : 3H
NPM : 2213053209
J1. udul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
2. Nomor : 2
3. Tahun : 2011
4. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Saat ini kita memasuki era globalisasi dimana kehiupan dan teknologi yang berkembang sangat pesat. Tentunya ini membawa dampak yang sangat besar, baik dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak yang paling besar ialah dampak negatif yang ditimbulkan yaitu krisisnya nilai moral generasi penerus. Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemun kinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini mencerminkan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan kehidupan
sosial yang carut marut. (Dedi Supriadi, Pikiran Rakyat 12 Juni: 8-9).
Pendidikan moral merupakan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Ada 2 teori pendidikan nilai dan moral, yaitu :
1.T eori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi
dalam tiga tingkatan besar yaitu: a. tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja
awal, b.tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, c.tingkat moralitas pascakonvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja usia 13 tahun keatas.
2. Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by febe ririn ariyani 2213053277 -
Nama: Febe Ririn Ariyani
NPM : 2213053277

PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS

penye bab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 ayat (1): “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiri tual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Sedangkan “nilai” merupakan suatu ide - sebuah konsep - mengenai
sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan. Ketika seseorang menilai sesuatu, ia menganggap sesuatu tersebut berharga untuk dimiliki, berharga
untuk dikerjakan, atau berharga untuk dicoba maupun untuk diperoleh.
Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Adapun ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain
meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian
dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri,
loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab,
dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan,
penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.

Teori Pendidikan Nilai Moral
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu: 
  1.  tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial
  2.  tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial
  3.  tingkat moralitas pascakonvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun ke atas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.
Pendidikan Nilai Moral

  1. fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja Perilaku seperti ini berawal dari sharing nilai atau penyebaran isu, kemudian kumpulan individu tersebut frustasi dan akhirnya melakukan tindakan anarkis. Faktor-faktor ini bisa menjadi penyebab terjadinya konflik yang dapat menimbulkan kerusuhan sosial
  2. kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemapuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan. Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi moral yang positif sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara yang penuh dengan kejujuran, tidak korup, semangat yang tinggi dan bertanggungjawab. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme telah dibuktikan ketika zaman pergerakan nasional, pemuda pelajar telah banyak memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Pendidikan Nilai Moral dan Implikasinya

orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/ sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral yang baik.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Diva Azzahra -
Nama :Diva Soraya azzahra
Npm :2253053035
Kelas :3H
Mata kuliah: pendidikan nilai dan moral

ANALISIS JURNAL

Identitas Jurnal:
Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
Nomor : 3
Halaman : 119-133
Tahun Terbit : 2011
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Pembahasan:

pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.Kondisi faktual pendidikan nilai moral/agama di Indonesia dari tahun 1968 sampai saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara terencana dan serius. Hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti sangat minim, yaitu hanya 2 sampai 4 jam perminggu dari jumlah jam 34 sampai 42 jam perminggu. Padahal dengan KTSP sebenarnya lebih bisa Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pen- didikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus.
Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan indi- vidu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge- tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral versi Kohlberg atau Bandura.
Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar- salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani, keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima kasih dan tanggungjawab.Orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/ sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by CHEZA MELVINOSA 2213053251 -
ANALISIS JURNAL
Oleh : Cheza Melvinosa (2213053251)

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan
2. Volume : Vol. 16
3. Nomor : No. 2
4. Halaman : 119 - 133
5. Tahun Terbit : 2011
6. Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
7. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

B. ISI JURNAL
1) Masalah Penelitian : Hilangnya nilai dan moral bagi generasi bangsa Indonesia.
2) Lokasi Penelitian : -
3) Metode Penelitian : Deskriptif analitik
4) Tinjauan Teoritis : Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
5) Hasil Penelitian : Pendidikan Nilai Moral/Agama di Indonesia sejak tahun 1968 s/d saat ini masih terbengkalai, belum ditanggulangi secara terencana dan serius. Hal ini dibuktikan dengan jumlah jam pembelajaran yang dimiliki nuansa pendidikan agama dan moral minim, hanya 2 sampai 4 jam per minggu dibandingkan jam 34 hingga 42 jam per minggu. Sedangkan dengan KTSP sebenarnya lebih mudah dikelola, sehingga kebutuhan tersebut bisa tercukupi diakomodasi dan dipenuhi.
Pendidikan Nilai Moral/Agama sangat penting bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, yang mengangkat harkat dan martabat bangsa, meningkatkan kualitas kehidupan, kehidupan ke arah yang lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera. Pendidikan adalah membentuk generasi penerus yang berotak Jerman dan memiliki Mekkah hati yang mencerminkan keseimbangan antara ilmu dan amalan nilai moral/agama. Kondisi ideal generasi muda penerus, sebagai individu yang
sedang berkembang, oleh karena itu perlu diberikan kesempatan untuk berkembang secara proporsional, terarah, dan optimal serta mendapatkan pendidikan yang seimbang pelayanan antara ilmu pengetahuan dan pendidikan moral/agama. Mereka mempunyai peranan dan kedudukan yang strategis dalam kelangsungan kehidupan bangsa. Namun kondisi faktual di lapangan seperti yang tampak di media cetak dan media elektronik, nyatanya sebagai generasi penerus, generasi muda pun ikut terjerumus perilaku asusila yang sangat mengkhawatirkan dan menakutkan bahkan meresahkan masyarakat, seperti munculnya geng motor, tawuran (pelajar, mahasiswa, bahkan antar desa yang melibatkan massa). Dia diprakirakan sebagai akibat dari terabaikannya Pendidikan Nilai Moral di Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba mengeksplorasi berdasarkan literatur meninjau dan kondisi nyata di lapangan untuk mendapatkan solusi yang dapat diandalkan. Dibantu oleh teori Pembangunan Sosial dan Moral dari Albert Bandura dan Kohlberg mengharapkan solusi untuk mendorong hal tersebut pelaksanaan Pendidikan Nilai Moral/Agama di Indonesia.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1) Kelebihan : Menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta kesimpulan dan saran yang mudah dimengerti.
2) Kekurangan : -
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Deasy Adelia Syahrani 2213053091 -
Nama : Deasy Adelia Syahrani
Npm : 2213053091

Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nomor : 2
Tahun : 2011
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori perkembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.
1) Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga secara keseluruhan perkembangan moral manusia terjadi dalam enam tahap
2) Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televise.

A.Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja
Fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari sema kin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti: mem bohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati peraturan, melanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, keten traman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti: men curi, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tin dak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasi. Pendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik dan jiwa diri mereka dan orang lain.
Perilaku amoral, tawuran kolektif, menurut Gustve le Bon dalam bukunya The Crowd, identik dengan irasionalitas, emosionalitas, dan peniruan individu
B. Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. . Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terrencana dan terprogram.

C. Pendidikan Nilai Moral dan Implikasinya
Berdasarkan Nilai Moral dan Implikasinya Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yangmatang danprogram yangberkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Nisa Az Zukhrufi -
Nama : Nisa Az Zukhrufi
Npm : 2213053142

Nama jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
Nomor : 2
Halaman : 119-133
Tahun terbit : 2011
Nama penulis : ahmad nawai
Judul jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS

PEMBAHASAN :

Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban, akhlak mulia, budi pekerti luhur untuk mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral meliputi ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.

Pendidikan nilai moral didukung :
1. Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
2. Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Remaja sebagai generasi penerus memiliki kemampuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.

Pendidikan nilai moral dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by PUTRI ZAFIKA AQWINTARI -
Nama : Putri Zafika AqwinTari
Npm : 2213053285
Kelas : 3/H

Pertemuan 3
PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS

Teori pendidikan nilai moral
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja.
1. Tingkat 1 ( Moralitas Profesional (usia 4-10 tahun ))
Tahap 1 ( memperhatikan ketaatan dan hukum )
Tahap 2 ( memperhatikan pemuasan kebutuhan )

2. Tingkat 2 ( Moralitas konvensional (usia 10-13 tahun))
Tahap 3 ( memperhatikan citra “anak baik “
Tahap 4 ( memperhatikan hukum dan peraturan )

3. Tingkat 3 ( Moralitas pasca konvensional (usia 13 tahun keatas ))
Tahap 5 ( memperhatikan hak perseorangan )
Tahap 6 ( memperhatikan prinsip-prinsip etik )

- Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling)Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi.

Aspek :
Tekanan dasar , mekanisme perolehan moralitas , usia perolehan , kenisbian kebudayaan , pelaku sosialisasi , implikasi untuk pendidikan .

Pendidikan nilai moral
- Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja

Kita seringkali menyaksikan di banyak mass media elektronik dan cetak, fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari semakin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti: pembohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati peraturan, melanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, ke ketentraman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti:
mencuri, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tindak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasi Pendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik dan jiwa diri mereka dan orang lain.

- Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka. Kalau mereka maju maka majulah Negara, tetapi kalau meraka bobrok, mundur, dan loyo, maka mundur lah Negara. Sudut pandang psikologi para remaja sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energi penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana dan terprogram.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka -
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

• IDENTITAS JURNAL
-Judul Jurnal : “PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS”
-Volume : 16
-Nomor : 2
-Penulis : Ahmad Nawawi
-Halaman : 119 - 133
-Tahun Terbit : 2011

ANALISIS JURNAL

pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Pendidikan nilai moral:
1. Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja
Fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari semakin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti:
membohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati peraturan, mélanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, keten traman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti:
mencuri, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tin dak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasi.
2. Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemapuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan. Seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.
3. Pendidikan Nilai Moral dan Implikasinya
Berdasarkan Nilai Moral dan Implikasinya Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yangmatang danprogram yangberkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by YUANI TRI ASTUTI 2213053046 -
Nama : Yuani Tri Astuti
Npm : 2213053046

Jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus. Penulis menyampaikan bahwa di era globalisasi saat ini, pendidikan hanya fokus pada aspek akademik dan teknologi, sedangkan pendidikan nilai moral sering diabaikan. Padahal, pendidikan nilai moral sangat penting untuk membentuk karakter dan meningkatkan kesadaran pada nilai yang baik.

Penulis juga membahas peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan pendidikan nilai moral. Keluarga menjadi pengantar utama dalam memberikan nilai moral sejak dini, sedangkan sekolah dan masyarakat dapat memberikan pelajaran dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis juga mengemukakan bahwa pendidikan nilai moral juga bisa dilakukan melalui media massa, seperti televisi dan internet, dengan menghadirkan program atau konten yang mengandung nilai moral positif.

Dalam kesimpulan, penulis menekankan bahwa upaya dalam memberikan pendidikan nilai moral perlu terus dilakukan agar generasi penerus dapat memiliki karakter yang baik, berintegritas, dan peduli pada lingkungan sekitar.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Mera Dwi Pratiwi Mera -
Nama: Mera Dwi Pratiwi
NPM: 2253053040
Kelas: 3H

A. IDENTITAS JURNAL

1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Gnerasi Penerus
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

B. PEMBAHASAN

Apabila kita melihat dari sudut pandang psikologi perkembangan,
dunia nampak semakin tua, manusia semakin cerdas, pengetahuan se makin dewasa, dan teknologi pun semakin canggih. Namun di balik semua
itu, apakah kehidupan kita menjadi semakin baik, semakin nyaman, dan
semakin sejahtera baik secara lahiriah maupun bathiniah? Mungkin tidak,
bah kan sebaliknya. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan
ter puruk, reformasi kita gebablasan, korupsi semakin terang-terangan
dan merajalela, krisis multi dimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini
nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami keadaan yang demikian. Seperti dikemukakan oleh Dedi Supriadi (Pikiran
Rakyat, 12 Juni 2001: 8-9), bahwa orde baru berakhir, dan muncul era
reformasi. Era ini menyaksikan sosok bangsa ini yang lunglai, terkapar
dalam ketidak berdayaan akibat berbagai krisis yang dialaminya.
Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi,
tetapi juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya
martabat bangsa. Apakah gerangan yang menyebabkan semua itu? Kalau
kita telaah mungkin akan muncul sederetan faktor penyebab. Ada yang
mengatakan karena pejabatnya tidak jujur, korup, penegak hukumnya
tidak adil, rakyatnya tidak produktif, karyawan bawahannya tidak loyal,
tidak bisa kerjasama, tidak empati, tidak mempunyai keteguhan hati dan
komitmen, pelajar dan mahasiswanya tawuran, dan sebagainya.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan: Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan jelas untuk dimengerti.

Kekurangan: , -
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Sherli Marsela 2213053233 -
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

Identitas Jurnal:
1. Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
2. Nomor : 3
3. Halaman : 119-133
4. Tahun Terbit : 2011
5. Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
6. Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Teori Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.

Pendidikan Nilai Moral
Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja 
Kita seringkali menyaksikan di banyak mass media elektronik dan cetak, fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari sema kin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti: mem bohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati pe r a turan, mélanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, keten traman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti: men curi, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tin dak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasi. Pendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik dan jiwa diri mereka dan orang lain.

Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus 
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka. Kalau mereka maju maka majulah Negara, tetapi kalau meraka bobrok, mundur, dan loyo, maka mundurlah Negara. Sudut pandang psikologi para remaja sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terrencana dan terprogram.

Pendidikan Nilai Moral dan Implikasinya
Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja se bagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yangmatang danprogram yangberkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga yang kita saksikan bukan lagi kekerasan dan tawuran, melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggungjawab. Jangankan memukul atau membunuh, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor dan menghina teman pun tidak boleh karena dinilai sebagai melanggar nilai-nilai moral.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Asty Yulia Pratiwi 2213053255 -

Nama : Asty Yulia Pratiwi

NPM : 2213053255

Analisis jurnal

Identitas Jurnal:

Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan

Nomor : 3

Halaman : 119-133

Tahun Terbit : 2011

Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS

Nama Penulis : Ahmad Nawawi


Pembahasan 

Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemungkinan besar suatu bangsa akan hancur dan berantakan. Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekertiluhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab. Terdapat tiga tingkatan dalam perkembangan moral yang dilalui para remaja yaitu masa remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Pendidikan nilai dan moral sangat penting dilakukan akibat dari munculnya fenomena amoral tingkah laku remaja seperti menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati peraturan, mélanggar norma, mencaci maki, mencuri, menodong/merampok, menjambret, memukul hingga membunuh. Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemampuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi moral yang positif sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara yang penuh dengan kejujuran, tidak korup, semangat yang tinggi dan bertanggung jawab. Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, maka pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius sehingga dapat menciptakan generasi bangsa yang berjiwa bebas korupsi, kolusi, nepotisme dan kekerasan.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Annisa Rintiara 2213053050 -
ANNISA RINTIARA (2213053050)

Pendidikan nilai dan moral dapat dikatakan sebagai tiang atau pondasi agar suatu bangsa tidak melenceng dari aturan yang ada, dan dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Pendidikan nilai dan moral amat sangat penting diajarkan kepada anak-anak, agar mereka dapat menetapkan nya dala kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai dan moral dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanakan nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Teori Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral ini didukung oleh beberapa teori per kembangan, antara lain :
a. Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu: (a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial; (b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial
(c) tingkat moralitas pascakonvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun ke atas)
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Shella Priscillia 2253053054 -
Nama : Shella Priscillia
Npm : 2253053054

A. IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan
Volume : Vol. 16
Nomor : No. 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul Jurnal : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

Kondisi faktual pendidikan nilai moral/agama di Indonesia dari
tahun 1968 sampai saat ini masih terabaikan, belum ditangani secara
terencana dan serius. Hal ini terbukti adanya jumlah jam pelajaran
yang bernuansa pendidikan agama dan budi pekerti sangat minim,

Pendidikan nilai moral
1. Fenomena Tingkah Laku Amoral Remaja
Fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari semakin meningkat, dari tindakan amoral yang paling ringan, seperti:
membohong, menipu, perilaku menyontek di sekolah, tidak menaati
peraturan, mélanggar norma, mencaci maki, sampai pada tingkat yang
paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan orang tua dan
masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan, keten traman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti:
mencuri, menodong/merampok, menjambret, memukul, tawuran pelajar, tin dak kekerasan, kriminal, mabuk, dan bahkan sampai membunuh, serta mutilasi.

2. Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi
yang strategis. Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemapuan potensial
yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki
potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan
seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by SILMI NUR'AFIFAH 2213053129 -
Nama: Silmi Nur'Afifah
Npm: 2213053129

Dalam jurnal menjelaskan bahwa fenomena dan kondisi ideal remaja
sebagai generasi penerus bangsa pendidikan nilai moral perlu ditanamkan sejak dini dan harus dikelola secara serius. Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah jam pelajaran yang memadai, program yang jelas, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang handal serta fasilitas yang memadai dalam Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera. Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada
dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral
versi Kohlberg atau Bandura.
Dalam hal ini Orang tua, guru, teman sebaya yang menjadi idola, para actor film/sinetron hendaknya menjadi contoh teladan perilaku yang baik dan
mencerminkan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by INDAH APRILIA WINDIYANI -
Nama : Indah Aprilia Windiyani
NPM : 2213053033
Kelas : 3H

ANALISIS JURNAL

-Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal INSANIA
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119-133
Tahun Terbit : 2011
Judul : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL
BAGI GENERASI PENERUS
Nama Penulis : Ahmad Nawawi

PEMBAHASAN
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan keTuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak) kemung kinan besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Munculnya kembali pendidikan budi pekerti sebagai primadona dewasa ini mencerminkan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan kehidupan sosial yang carut marut. (Dedi Supriadi, Pikiran Rakyat 12 Juni: 8-9).

Adapun ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.

Teori Pendidikan Nilai Moral
- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu:
(a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi
sosial;
(b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial;
(c) tingkat moralitas pasca konvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13 tahun ke atas), yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.

- Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane film yang setiap saat muncul di tayangan televisi.

Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara ada di pundak mereka. Oleh karena itu, remaja sebagai generasi penerus harus diselamatkan melalui pendidikan nilai moral.
Sehingga harkat dan martabat bangsa bisa terangkat. Kualitas hidup meningkat, dan kesejahteraan serta kenyamanan pun bisa didapat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Alya Wahidah Assarifah -

Nama               : Alya Wahidah Assarifah

Kelas               : 3H

Npm                : 2213053290

Mata Kuliah    : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

 

ANALISIS

Nama Jurnal : Jurnal Insania

Volume : 16

Nomer : 2

Halaman : 119 – 133

Tahun terbit : 2011

Penulis : Ahmad Nawawi 

Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Dan Moral Bagi Generasi Penerus

 

Pembahasan

Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 pasal 1 ayat (1) : “pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,  bangsa dan  negara”.

Teori pendidikan nilai moral

Pendidikan nilai moral didukung oleh  beberapa teori perkembangan,  antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Koholberg dan Albert Bandura.

·       Teori  perkembangan pertimbangan Moral Kohlberg

Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu: (a) tingkatan moralitas prakonvensional; (b) tingkat moralitas konvensional, (c) tingkat moralitas pasca konvensional.

·       Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling).

Pendidikan Nilai dan Moral dan implikasinya

nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se[1]bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta Sejahtera. Bila  sudah  paham akan pendidikan nilai dan moral maka memiliki dampak  positif  seperti halnnya mereka memilliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjal  hal  yang positif sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara yang  penuh dengan kejujuran, memiliki semangat yang tinggi dan memiliki sikap tanggung  jawab yang besar. Dan seseorang yang sudah memiliki nilai dan moral  yang  baik maka  akan memiliki karakter yang baik pula.

           


In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal -2

by Aprita Fahria Zahra 2213053259 -
Nama: Aprita Fahria Zahra
NPM: 2213053259

Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Pada zaman era digital saat ini Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Menurut Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002 Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, toleransi, serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.

Pendidikan nilai moral didukung :
1. Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
2. Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Remaja sebagai generasi penerus memiliki kemampuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.

Pendidikan nilai moral dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab.